MATERI DAN METODE. Materi

dokumen-dokumen yang mirip
HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Peternakan Kelompok Tani Marga Rahayu Sri Murni (KTMRSM)

HUBUNGAN UKURAN-UKURAN TUBUH TERNAK KAMBING PERANAKAN ETAWAH BETINA TERHADAP PRODUKSI SUSU SKRIPSI YUDHI KRISMANTO

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan febuari 2013, yang berlokasi

BAB III MATERI DAN METODE. Kambing PE CV. Indonesia Multi Indah Farm Desa Sukoharjo Kecamatan

METODE. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Unit Pendidikan Penelitian Peternakan Jonggol (UP3J) mulai bulan Juli hingga November 2009.

MATERI DAN METODE. Materi

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Pendataan dan Identifikasi Domba Penelitian

III. MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilakukan pada bulan Mei sampai Juni 2013 di Kecamatan. Koto Tangah Kota Padang Sumatera Barat (Lampiran 1).

BAB III MATERI DAN METODE sampai 5 Januari Penelitian ini dilakukan dengan metode survei, meliputi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan kambing tipe dwiguna yaitu sebagai penghasil daging dan susu (tipe

MATERI DAN METODE. ) diukur dari lateral tuber humerus (tonjolan depan) sampai tuber ischii dengan menggunakan tongkat ukur dalam satuan cm.

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai hubungan antara ukuran-ukuran tubuh dengan bobot

MATERI DAN METODE. Tabel 1. Jumlah Kuda Delman Lokal Berdasarkan Lokasi Pengamatan. Kuda Jantan Lokal (ekor) Minahasa

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penetapan Lokasi Penentuan Umur Domba

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian ini adalah kerbau lokal betina

III.METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan, pada bulan Mei-Juli 2013 di

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kawasan Usaha Peternakan (KUNAK) Sapi Perah berada di Kecamatan

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak percobaan dalam penelitian ini adalah sapi perah bangsa Fries

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan sapi perah FH laktasi dengan total 100 ekor yaitu

MATERI DAN METODE. Tabel 2. Jumlah Kambing Peranakan Etawah yang Diamati Kondisi Gigi. Jantan Betina Jantan Betina

STUDI PERFORMANS EKSTERIOR INDUK KAMBING JAWARANDU BERDASARKAN PARITAS DAN UMUR DI DESA BANYURINGIN KECAMATANSINGOROJO KABUPATEN KENDAL

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Adapun alat-alat yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut: mengukur diameter lingkar dada domba

MATERI DAN METODE. Prosedur

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang hubungan antara paritas, lingkar dada dan umur

HASIL DAN PEMBAHASAN. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 113 Tahun 2009 tentang Ornagisasi dan

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi Peternakan Sri Murni

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan selama 1 bulan setiap pukul WIB,

MATERI DAN METODE P1U4 P1U1 P1U2 P1U3 P2U1 P2U2 P2U3 P2U4. Gambar 1. Kambing Peranaka n Etawah yang Diguna ka n dalam Penelitian

MATERI DAN METODE PENELITIAN

Relationship Between Body Weight and Body Size Some Quantitative Properties Goat Kacang in Bone regency Bolango.

MATERI DAN METODE. Jenis Kelamin Ciamis Tegal Blitar 45 ekor 20 ekor 38 ekor 56 ekor 89 ekor 80 ekor

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Objek yang digunakan untuk penelitian ini adalah kuda delman sebanyak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sejarah dan Perkembangan Sapi Perah Menurut Sudono et al. (2003), sapi Fries Holland (FH) berasal dari

HASIL DAN PEMBAHASAN. mengevaluasi performa dan produktivitas ternak. Ukuran-ukuran tubuh

BAHAN DAN METODE. Adapun bahan yang digunakan adalah kuda yang sudah dewasa kelamin

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. berumur 4 7 tahun sebanyak 33 ekor dari populasi yang mengikuti perlombaan

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA UKURAN-UKURAN TUBUH DENGAN BOBOT BADAN DOMBOS JANTAN. (Correlation of Body Measurements and Body Weight of Male Dombos)

BAHAN/OBJEK DAN METODE PENELITIAN. sebanyak 25 ekor, yang terdiri dari 5 ekor jantan dan 20 ekor betina dan berumur

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PRODUKSI DOMBA DAN KAMBING IDENTIFIKASI UMUR DAN PERFORMANS TUBUH (DOMBA)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Kacang, kambing Peranakan Etawa (PE) dan kambing Kejobong

METODE. Materi. Metode

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Gambar 3. Domba yang Digunakan Dalam Penelitian

METODE. Materi. Tabel 2. Distribusi Ayam Kampung yang Digunakan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian berlangsung mulai tanggal 23 Juli 2011 sampai dengan 23 Agustus

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. untuk penggemukan dan pembibitan sapi potong. Tahun 2003 Pusat Pembibitan dan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juni 2016 dengan tiga

TINJAUAN PUSTAKA. yang berasal dari pulau Bali. Asal usul sapi Bali ini adalah banteng ( Bos

MATERI DAN METODE. Tabel 3. Jumlah Kuda Delman yang Diamati pada Masing-masing Lokasi

TINJAUAN PUSTAKA. Populasi sapi bali di Kecamatan Benai sekitar ekor (Unit Pelaksana

TINJAUAN PUSTAKA Domba Lokal Domba Ekor Tipis

HASIL DAN PEMBAHASAN Produksi Susu

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur

BAB III MATERI DAN METODE. Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro, Semarang.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kambing Kacang dengan kambing Ettawa. Kambing Jawarandu merupakan hasil

SNI 7325:2008. Standar Nasional Indonesia. Bibit kambing peranakan Ettawa (PE)

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 07/Permentan/OT.140/1/2008 TANGGAL : 30 Januari 2008

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai Hubungan Konsumsi Bahan Kering dan Protein Pakan

Bibit kerbau Bagian 3 : Sumbawa

METODOLOGI PENELITIAN

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian adalah kuda kavaleri yang telah lulus program remonte di

MATERI DAN METODE. Materi

Bibit sapi potong Bagian 6: Pesisir

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada 4 Juli sampai dengan 21 Agustus 2016.

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 359/Kpts/PK.040/6/2015 TENTANG PENETAPAN RUMPUN KAMBING SABURAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. karena karakteristiknya, seperti tingkat pertumbuhan cepat dan kualitas daging cukup

METODOLOGI PENELITIAN. selama 2 bulan, yakni mulai dari Bulan Mei sampai dengan Bulan Juli 2013.

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah transaksi domba antara pengepul atau pembeli

BAB III MATERI DAN METODE. Persentase Hidup dan Abnormalitas Spermatozoa Entok (Cairina moschata), telah

MATERI DAN METODE PENELITIAN

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan April-Mei 2015 di Kecamatan

Gambar 3. Peta Satelit dan Denah Desa Tegalwaru Kecamatan Ciampea ( 5 Agustus 2011)

Lampiran 1. Prosedur Pemeliharaan Kelinci Lokal Koloni dan Individu. 1. Pembuatan kandang untuk 2 perlakuan, yaitu koloni dan individu.

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Ternak penelitian yang digunakan adalah Coturnix coturnix Japonica

MATERI DAN METODE. Metode

MATERI DAN METODE. Gambar 1. Kandang Penelitian

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan selama 2 bulan dari tanggal 5 Agustus

MATERI DAN METODE. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sapi Bali betina umur

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Bahan dan Alat Parameter yang Diukur Pengambilan Data

IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK DAN UKURAN TUBUH SAPI PERAH FRIES HOLLAND LAKTASI DI KAWASAN USAHA PETERNAKAN BOGOR

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan dan telah menjadi ternak yang terregistrasi

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. yang didapatkan dari puyuh Coturnix-cotunix japonica pada umur 15 minggu yang

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada tanggal 1 Januari 2016 sampai dengan 6

HUBUNGAN ANTARA LINGKAR DADA DAN PANJANG BADAN DENGAN BOBOT BADAN PADA KAMBING PERANAKAN ETAWAH(PE) DI KECAMATAN PUCANGLABAN KABUPATEN TULUNGAGUNG

MATERI DAN METODE. Gambar 1. Ternak Domba yang Digunakan

Tugas Mata Kuliah Agribisnis Ternak Potong (Peralatan Untuk Perawatan Ternak Potong, Pemotongan Kuku, Memilih Sapi Bibit Peranakan Ongole) Oleh

Karakteristik Kuantitatif Sapi Pasundan di Peternakan Rakyat... Dandy Dharma Nugraha KARAKTERISTIK KUANTITATIF SAPI PASUNDAN DI PETERNAKAN RAKYAT

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penyediaan Pakan Pemeliharaan Hewan Uji

A. I. Purwanti, M. Arifin dan A. Purnomoadi* Program Studi S-1 Peternakan Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro

BAHAN DAN METODE. Tabel 7 Karakteristik sapi dara No Kode ternak Umur (bulan) Lingkar dada (cm) Bobot Badan (kg) 1.

Gambar 2. Induk Babi Bunting yang Segera Akan Beranak

Evaluasi Indeks Kumulatif Salako Pada Domba Lokal Betina Dewasa Di Desa Neglasari Kecamatan Darangdan Kabupaten Purwakarta

HASIL DAN PEMBAHASAN. (BBPTU-HPT) Baturraden merupakan pusat pembibitan sapi perah nasional yang

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Domba yang digunakan untuk penelitian adalah Domba Garut jantan

Transkripsi:

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan dari bulan Februari 2011 sampai dengan Maret 2011. Penelitian dilakukan di lima lokasi peternakan rakyat yang memelihara kambing PE di wilayah Jawa Barat yaitu, UPTD Perbibitan Ternak Kambing PE Malaganti, Peternakan Bapak Aan, Kelompok Ternak Marga Rahayu Sri Murni (Langensari, Banjar), Kelompok Tani Karsa Menak (Gobras, Tasikmalaya) dan Kelompok Ternak Surya Medal (Sariwangi, Tasikmalaya). Materi Ternak Ternak yang digunakan untuk penelitian ini adalah kambing perah PE sebanyak 100 ekor betina, terdiri atas 20 ekor pada UPTD Perbibitan Ternak Kambing PE Malaganti, 20 ekor pada Peternakan Bapak Aan, 20 ekor pada Kelompok Ternak Marga Rahayu Sri Murni, 20 ekor pada Kelompok Tani Karsa Menak dan 20 ekor pada Kelompok Ternak Surya Medal. Ternak yang digunakan adalah kambing betina dewasa pada laktasi ke- 2. Pakan Pemberian pakan dan persentase penggunaan pakan yang dilakukan pada kelima peternakan adalah sama. Konsentrat yang digunakan sebanyak 20% berupa ampas tahu dan penggunaan hijauan 80% terdiri dari 48% dedaunan dan 32% berupa rumput gajah. Peralatan Peralatan yang digunakan adalah tongkat ukur, tali ukur dan timbangan skala 100 kg, yang digunakan untuk pengukuran bagian tubuh pada ternak yang menjadi parameter dalam penelitian ini. Produksi susu dan volume kelenjar susu diukur dengan menggunakan ember, gelas ukur 1000 ml dan milk can. Dokumentasi selama kegiatan penelitian menggunakan kamera. 12

Metode Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian berupa data primer dan data sekunder. Data primer didapat secara langsung di lapangan, dari wawancara langsung dengan pemilik ternak maupun dengan melakukan pengamatan di lapangan. Data sekunder didapat dari data yang ada di peternakan. Pengumpulan data di kelima peternakan dilakukan dengan bantuan teknisi dan anak kandang yang terdapat di masing-masing lokasi peternakan. Pengumpulan data dilakukan sebanyak empat kali untuk setiap ekor. Pengumpulan data dilakukan pada pukul 07.00-08.00 WIB setelah pemerahan. Selang waktu antara pengumpulan data pertama dengan pengumpulan data berikutnya adalah satu minggu. Ternak tidak diberi perlakuan khusus sebelum maupun sesudah pengambilan data. Peubah yang Diamati Peubah yang diamati meliputi lingkar dada, dalam dada, lebar dada, panjang telinga, tinggi badan, panjang badan, volume ambing, volume puting, volume ambing, dalam ambing, lingkar ambing, panjang puting, lingkar puting, bobot badan, lingkar metatarsus dan produksi susu induk betina. (1) Lingkar Dada (LiD) dalam cm, diukur dengan melingkarkan pita ukur sepanjang rongga dada atau dari tulang dada di belakang tulang bahu dan tulang belikat menggunakan tali ukur. Gambar 4. Pengukuran Lingkar Dada (2) Dalam Dada (DD) dalam cm, diukur dengan mengukur tegak lurus dari tulang punggung tegak lurus dengan tulang dada menggunakan tongkat ukur. 13

Gambar 5. Pengukuran Dalam Dada (3) Lebar Dada (LeD) dalam cm, diukur dengan mengukur jarak antara penonjolan bahu (tubersitas humeri) sebelah kiri sampai penonjolan bahu sebelah kanan menggunakan caliper. (4) Panjang Telinga (PT) dalam cm, diukur dengan pita ukur. Pengukuran dilakukan dari pangkal telinga hingga ke ujung telinga. Gambar 6. Pengukuran Panjang Telinga (5) Tinggi Badan (TB) dalam cm, diukur dengan tongkat ukur. Pengukuran tinggi badan dilakukan dari dasar tanah sampai tinggi pundak pada ruas punggung awal sebagai patokan tinggi badan kambing PE. Gambar 7. Pengukuran Tinggi Badan 14

(6) Panjang Badan (PB) dalam cm, diukur dengan tongkat ukur yang dilakukan membentuk garis miring dari penonjolan bahu (tubersitas humeri) sampai tulang duduk (tuber ischii). Gambar 8. Pengukuran Panjang Badan (7) Volume Kelenjar Susu (VKS) dalam ml, diukur meliputi keseluruhan volume kelenjar penghasil susu yang terdiri atas ambing dan puting. Pengukuran dilakukan dari pangkal kelenjar susu sampai ujung puting dengan cara mencelupkan kelenjar susu ke dalam wadah berisi air, kemudian air yang tumpah tersebut ditampung dan dianggap sebagai volume kelenjar susu. Gambar 9. Pengukuran Volume Kelenjar Susu (8) Volume Puting (VPtg) dalam ml, diukur dengan cara seperti melakukan pengukuran volume kelenjar susu akan tetapi batas kelenjar susu yang dicelupkan ke dalam wadah berisi air hanya sampai pada pangkal puting. Volume air yang tumpah kemudian ditampung dan dianggap sebagi volume puting. 15

Gambar 10. Pengukuran Volume Puting (9) Volume Ambing (VAm) dalam ml, diukur dari pangkal kelenjar susu sampai batas pangkal puting. Pengukuran dilakukan dengan cara mengurangi jumlah volume kelenjar susu dengan volume puting. Hasil pengurangan tersebut dianggap sebagai volume ambing. Gambar 11. Pengukuran Volume Ambing (10) Dalam Ambing (DAm) dalam ml, diukur dengan mengukur panjang dari pangkal ambing sampai ke pangkal puting menggunakan pita ukur. Gambar 12. Pengukuran Dalam Ambing 16

(11) Lingkar Ambing (LiAm) dalam ml, diukur dengan mengukur lingkar pangkal ambing menggunakan bantuan tali yang kemudian dikonversikan ke dalam pita ukur. Gambar 13. Pengukuran Lingkar Ambing (12) Panjang Puting (PPtg) dalam ml, diukur dari pangkal puting sampai ke ujung puting dengan menggunakan pita ukur. Gambar 14. Pengukuran Panjang Puting (13) Lingkar Puting (LiPtg) dalam cm, diukur dengan mengukur lingkar puting menggunakan bantuan tali yang kemudian dikonversikan ke dalam pita ukur. Gambar 15. Pengukuran Lingkar Puting 17

(14) Bobot Badan (BB) dalam kg, diukur dengan melakukan penimbangan ternak secara langsung pada saat pengamatan. (15) Lingkar Metatarsus (LiMtrs) dalam cm, diukur dengan cara pengukuran melingkari tepat di bagian atas tulang metatarsale dengan menggunakan bantuan tali yang kemudian dikonversikan ke dalam pita ukur. Gambar 16. Pengukuran Lingkar Metatarsus (16) Produksi Susu (PS) dalam ml, dilakukan dengan mengukur langsung produksi susu yang dihasilkan pada saat pengamatan dan juga data pencatatan yang dilakukan oleh peternak pada saat pengamatan belum dilakukan. Analisis Data Nilai keeratan ukuran-ukuran tubuh akan dianalisis dengan menggunakan persamaan matematika. Analisis yang digunakan adalah Regresi Linier Ganda dan Regresi Linier terhadap data ukuran tubuh yang diperoleh. Analisis dilakukan setelah dilakukan analisis korelasi antara ukuran-ukuran tubuh dengan produksi susu untuk mengetahui derajat hubungan antara keduanya. Model korelasi yang digunakan sebagai berikut : (x 1 x 1 ) (x 2 x 2 ) r x1x2 = (x 1 x 1 ) 2 (x 2 x 2 ) 2 r = koefisien korelasi x 1 = peubah bebas ke- 1 x 2 = peubah bebas ke- 2 x 1 = rataan peubah ke- 1 x 2 = rataan peubah ke- 2 18

Persamaan matematika regresi antara produksi susu dengan ukuran-ukuran tubuh seperti berikut : 1. Regresi Linier Model : y = β 0 + βx y x β 0 β x = Produksi susu = Peubah bebas = Intersep = Koefisien regresi produksi susu (y) terhadap ukuran tubuh (x) 2. Regresi Linear Ganda Model : y = β 0 + β 1 x 1 + β 2 x 2 + + β n x n (Steel dan Torrie, 1995) y = Produksi susu x = Peubah bebas β 0 = Intersep β 1 = Koefisien regresi produksi susu (y) terhadap ukuran tubuh 1 (x 1 ) β 2 = Koefisien regresi produksi susu (y) terhadap ukuran tubuh 2 (x 2 ) β n = Koefisien regresi produksi susu (y) terhadap ukuran tubuh n (x n ) (Steel dan Torrie, 1995) Pengolahan data tersebut (analisis korelasi dan regresi) dibantu dengan perangkat lunak statistika Minitab Release 13.20. 3. Analisis Pakan terhadap Kualitas Susu Efisiensi Pakan terhadap Susu : E P F = Efisiensi pakan = Nutrisi yang terkandung pada Produk (dalam hal ini susu) = Nutrisi yang terkandung pada Pakan Konversi Pakan menjadi Susu : K = Konversi E = Nilai efisiensi pakan 19