BAB 2 LANDASAN TEORI. mengetahui pola hubungan antara dua atau lebih variabel. Istilah regresi yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 LANDASAN TEORI. berarti ramalan atau taksiran pertama kali diperkenalkan Sir Francis Galton pada

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis regresi (regression analysis) merupakan suatu teknik untuk membangun

BAB 2 LANDASAN TEORI. Regresi linear ganda mempersoalkan hubungan liniear antara satu peubah tak

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis regresi merupakan bentuk analisis hubungan antara variabel prediktor

BAB 2 LANDASAN TEORI. 1. Analisis regresi linier sederhana 2. Analisis regresi linier berganda. Universitas Sumatera Utara

2.1 Pengertian Regresi

Statistik merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang paling banyak

BAB II LANDASAN TEORI. Analisis regresi (regressison analysis) merupakan suatu teknik untuk membangun persamaan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.9 Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. Istilah regresi pertama kali digunakan oleh Francis Galton. Dalam papernya yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Istilah regresi pertama kali diperkenalkan oleh Sir Francis Galton pada tahun

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. Perubahan nilai suatu variabel dapat disebabkan karena adanya perubahan pada

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. disebut dengan bermacam-macam istilah: variabel penjelas, variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. Regresi pertama kali dipergunakan sebagai konsep statistik pada tahun 1877 oleh Sir francis

BAB 2 LANDASAN TEORI. pengetahuan, terutama para peneliti yang dalam penelitiannya banyak

BAB 2 LANDASAN TEORI. satu variabel yang disebut variabel tak bebas (dependent variable), pada satu atau

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. berkenaan dengan studi ketergantungan dari suatu varibel yaitu variabel tak bebas (dependent

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. regresi adalah sebuah teknik statistik untuk membuat model dan menyelediki

BAB II METODE ANALISIS DATA. memerlukan lebih dari satu variabel dalam membentuk suatu model regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. digunakan sebagai konsep statistik pada tahun 1877 oleh Sir Francis Galton. Dia

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Regresi pertama kali digunakan sebagi konsep statistika pada tahun 1877 oleh sir Francis Galton.

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis Korelasi adalah metode statstika yang digunakan untuk menentukan tingkat

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. digunakan sebagai konsep statistik pada tahun 1877 oleh Sir Francis Galton. Dia

BAB 2 LANDASAN TEORI. Istilah regresi pertama kali diperkenalkan oleh Francis Galton. Menurut Galton,

BAB III LANDASAN TEORI

BAB 2. Istilah regresi pertama kali diperkenalkan oleh Francis Galton. Menurut Galton,

BAB 2 LANDASAN TEORI. pertama digunakan sebagai konsep statistik pada tahun 1877 oleh Sir Francis

BAB 2 LANDASAN TEORI. bermacam-macam istilah: variabel penjelas, variabel eksplanatorik, variabel

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. penjelasan tentang pola hubungan (model) antara dua variabel atau lebih.. Dalam

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. teknik yang umum digunakan untuk menganalisis. hubungan antara dua atau lebih variabel adalah analisis regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. disebut dengan bermacam-macam istilah: variabel penjelas, variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. disebut dengan bermacam-macam istilah: variabel penjelas, variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. pengetahuan, terutama para peneliti yang dalam penelitiannya banyak

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Deploment Index (HDI)

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis regresi (regression analysis) merupakan suatu teknik untuk membangun

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengertian kejahatan dapat dilihat dari beberapa segi pandang yaitu:

BAB 2 LANDASAN TEORI. dangkal, sehingga air mudah di gali (Ruslan H Prawiro, 1983).

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. bebas X yang dihubungkan dengan satu peubah tak bebas Y.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I Pendahuluan. 1. Mengetahui pengertian penelitian metode regresi. 2. Mengetahui contoh pengolahan data menggunakan metode regresi.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB ΙΙ LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. Regional Bruto (PDRB) didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. 1. Analisis Korelasi adalah metode statstika yang digunakan untuk menentukan

BAB 2 LANDASAN TEORI

Regresi Linier Sederhana dan Korelasi. Pertemuan ke 4

SESI 13 STATISTIK BISNIS

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. 1. Analisis korelasi adalah metode statistika yang digunakan untuk menentukan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini daerah yang akan dijadikan lokasi penelitian adalah

Pertemuan keenam ANALISIS REGRESI

III. METODE PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. 2.1 Konsep Dasar Infeksi, Saluran Pernafasan, Infeksi Akut, dan Infeksi

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI

STATISTIKA 2 IT

BAB III METODE PENELITIAN. di peroleh dari Website Bank Muamlat dalam bentuk Time series tahun 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dunia teknologi berkembang sangat pesat di dalam kehidupan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Istilah regresi pertama kali diperkenalkan oleh Francis Galton. Menurut hasil

BAB 2 LANDASAN TEORI

Statistik Parametrik

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN. Statistik). Data yang diambil pada periode , yang dimana di dalamnya

Program Magister Manajemen dan Bisnis Institut Pertanian Bogor 2014

BAB II METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. Data merupakan bentuk jamak dari datum. Data merupakan sekumpulan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator penting

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dari penelitian ini adalah CV.Nusaena Konveksi yang beralamat di

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

Transkripsi:

8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Regresi Analisis regresi merupakan suatu model matematis yang dapat di gunakan untuk mengetahui pola hubungan antara dua atau lebih variabel. Istilah regresi yang berarti ramalan atau taksiran pertama kali di perkenalkan Sir Francis Galton pada tahun 1877, sehubungan dengan penelitiannya terhadap tinggi manusia, yaitu antara tinggi anak dan tinggi orang tuanya. Dalam penelitiannya, Galton menemukan bahwa tinggi anak dan orang tuanya cenderung meningkat atau menurun dari berat rata-rata populasi. Garis yang menunjukkan hubungan tersebut disebut garis regresi. Analisis regresi lebih akurat dalam melakukan analisis korelasi, karena pada analisis itu kesulitan dalam menunjukkan slop (tingkat perubahan suatu variabel terhadap variabel lainnya dapat ditentukan). Jadi dengan analisis regresi, peramalan atau perkiraan nilai variabel terikat pada nilai variabel bebas lebih akurat pula. Karena merupakan suatu prediksi, maka nilai prediksi tidak selalu tepat dangan nilai riilnya, semakin kecil tingkat penyimpangan antara nilai prediksi dengan nilai riilnya, maka semakin tepat persamaan regresi yang dibentuk. Dapat disimpulkan bahwa analisis regresi adalah metode statistika yang digunakan untuk menentukan kemungkinan bentuk hubungan antara variabel-

9 variabel, dengan tujuan pokok dalam penggunaan metode ini adalah untuk meramalkan atau memperkirakan nilai dari suatu variabel lain yang diketahui. 2.2 Persamaan Regresi Persamaan Regresi (regression equation) adalah suatu persamaan matematis yang mendefinisikan hubungan antara dua variabel. Persamaan regresi yang digunakan untuk membuat taksiran mengenai variabel dependen disebut persamaan regresi estimasi, yaitu suatu formula matematis yang menunjukkan hubungan keterkaitan antara satu atau beberapa variabel yang nilainya sudah diketahui dengan satu variabel yang nilainya belum diketahui. Sifat hubungan antar variabel dalam persamaan regresi merupakan hubungan sebab akibat (causal relationship). Oleh karena itu, sebelum menggunakan persamaan regresi dalam menjelaskan hubungan antara dua atau lebih variabel, maka perlu diyakini terlebih dahulu bahwa secara teoritis atau perkiraan sebelumnya, dua atau lebih variabel tersebut memiliki hubungan sebab akibat. Variabel yang nilainya akan mempengaruhi nilai variabel lain disebut dengan variabel bebas (independent variabel), sedangkan variabel yang nilainya dipengaruhi oleh nilai variabel lain disebut variabel terikat (dependent variabel). Ada dua jenis Persamaan Regresi Linier, yaitu sebagai berikut: 1. Analisis Regresi Sederhana (simple analisis regresi) 2. Analisis Regresi Berganda (multiple analisis regresi)

10 2.3 Regresi Linier Sederhana Regresi linier sederhana merupakan suatu proses untuk mendapatkan hubungan matematis dalam bentuk suatu persamaan antara variabel tak bebas tunggal dangan variabel bebas tunggal atau dengan kata lain, regresi linier yang hanya melibatkan suatu peubah bebas XX yang dihubungkan dengan satu peubah tak bebas YY. Bentuk umum model regresi linier sederhana yaitu : YY = aa 0 + aa 1 XX 1 + εε ii (2.1) Dimana: YY = Variabel tak bebas (dependent) aa 0 = parameter intersep aa 1 = koefisien regresi (slop) XX 1 = variabel bebas (independent) εε ii = kesalahan penduga 2.4 Regresi Linier Berganda Disamping hubungan linier dua variabel, hubungan linier lebih dari dua variabel dapat juga terjadi. Pada hubungan ini, perubahan satu variabel dipengaruhi oleh lebih dari satu variabel lain. Maka regresi linier berganda adalah analisis regresi yang menjelaskan hubungan antara peubah respon (variable dependent) dengan faktor-faktor yang mempengaruhi lebih dari satu predator (variabel independent).

11 Tujuan analisis regresi linier berganda adalah untuk mengukur intensitas hubungan antara dua variabel atau lebih dan membuat prediksi / perkiraan nilai YY atas nilai XX. Bentuk umum persamaan regresi linier berganda yang mencakup dua atau lebih variabel, yaitu: YY = aa 0 + aaxx 1 + aa 2 XX 2 + aa 3 XX 3 +... + aa kk XX kk + εε ii (2.2) Model diatas merupakan model regresi untuk populasi, sedangkan apabila hanya menarik sebagian berupa sampel dari populasi secara acak dan tidak mengetahui regresi populasi untuk keperluan analisis, variabel bebas akan dinyatakan dengan xx 1, xx 2,..., xx kk (k 1) sedangkan variabel tidak bebas dinyatakan dengan YY. YY = aa 0 + aaxx 1 + aa 2 XX 2 + aaxx 3 +... + aaxx kk + ee (2.3) Dimana: YY = variabel tidak bebas (dependent) aa 0,..., aa kk xx 1,..., xx kk e = koefisien regresi = variabel bebas (independent) = kesalahan pengganggu 2.5 Uji Persyaratan Regresi Linier Berganda Beberapa hal lain yang penting juga untuk dipahami dalam penggunan analisis linier berganda yaitu perlunya melakukan uji asumsi klasik atau uji persyaratan analisis regresi anda sehingga persamaan garis regresi yang diperoleh benar-benar dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen atau kriterium. Uji

12 Persyaratan tersebut harus terpenuhi, apabila tidak maka akan menghasilkan garis regresi yang tidak cocok untuk memprediksi. Sebelum masuk pada uji persyaratan perlu di pahami bahwa statistik sebagai alat analisis dikelompokkam menjadi dua bagian yang berbeda, yaitu kelompok statistik parametrik dan statistik non-parametrik. Pada statistik nonparametrik tidak memerlukan persyaratan tertentu sedangkan pada statistik parametrik memerlukan persyaratan yang harus dipenuhi. Oleh karena itu, dalam uji persyaratan regresi linier ganda yang harus dilakukan pada dasarnya juga dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu uji persyaratan untuk masuk ke statistik parametrik dan uji persyaratan untuk menggunakan regresi linier ganda. Uji asumsi klasik yang secara minimal perlu dilakukan oleh penulis menggunakan regresi linier ganda sebagai alat analisis yaitu berupa: 1. Uji persyaratan untuk statistik parametrik yang berupa: a. Uji normalitas b. Uji homogenitas 2. Uji persyaratan untuk regresi linier ganda, yang terdiri atas: a. Uji linieritas garis regresi b. Tidak terdapat saling hubungan antara variabel bebas (uji multikolinieritas) c. Tidak terdapat autokorelasi antar data pengamatan d. Tidak terjadi adanya heteroskedasitas (Gujarat, 1997)

13 2.6 Membentuk Persamaan Regresi Linier Berganda Dalam regresi linier berganda variabel tak bebas (YY), tergantung kepada dua atau lebih variabel bebas (XX). Bentuk persamaan regresi linier berganda yang mencakup dua atau lebih variabel, yaitu: YY = aa + bb 1 XX 1 + bb 2 XX 2 + bb 2 XX 3 +... + bb kk XX kk + ee (2.4) Dimana: YY = variabel terikat (dependen) aa, bb 1, bb 2, bb 3,..., bb kk = koefisien regresi XX 1, XX 2, XX 3,..., XX kk = variabel bebas (independen) ee = kesalahan pengganggu (disturbance terma) Untuk hal ini, penulis menggunakan regresi linier berganda dengan tiga variabel, yaitu satu variabel tak bebas (dependen variabel) dan dua variabel bebas (independen variable). Bentuk umum persamaan regresi linier berganda tersebut yaitu: YY = aa + bb 1 XX 1 + bb 2 XX 2 (2.5) Nilai dari koefisien aa, bb 1, bb 2 dapat ditentukan dengan metode kuadrat terkecil (least squared) seperti berikut ini: bb 1 = Σxx 2 2 (Σxx 1 yy) (Σxx 2 yy) (Σxx 1 xx 2 ) Σxx 1 2 Σxx 2 2 (Σxx 1 Σxx 2 )² (2.6) bb 2 = Σxx 1 2 (Σxx 2 yy) (Σxx 1 yy) (Σxx 1 xx 2 ) Σxx 1 2 Σxx 2 2 (Σxx 1 Σxx 2 )² (2.7)

14 aa = YY bb 1 ΣXX 1 bb 2 ΣXX 2 nn (2.8) Harga-harga aa, bb 1, bb 2 yang telah didapat kemudian disubstitusikan kedalam persamaan (2.5) sehingga diperoleh model regresi linier berganda YY atas XX 1 dan XX 2. Dalam persamaan model regresi linier yang diperoleh, maka antara nilai YY dan YY akan menimbulkan perbedaan hasil yang sering disebut sebagai kekeliruan. Untuk mengetahui ketepatan persamaan estimasi dapat digunakan kesalahan standar estimasi (standard error of estimate). Besarnya kesalahan standar estimasi menunjukkan ketepatan persamaan estimasi untuk menjelaskan nilai variabel tidak bebas yang sesungguhnya. Semakin kecil nilai kesalahan standar estimasi, maka tinggi ketepatan persamaan estimasi yang dihasilkan untuk menjelaskan nilai variabel tidak bebas sesungguhnya. Sebaliknya, semakin besar nilai kesalahan standar estimasi, makin rendah ketepatan persamaan estimasi yang dihasilkan untuk menjelaskan nilai variabel tidak bebas sesungguhnya. Kesalahan standar estimasi dapat ditentukan dengan rumus: SS yy.12 = Σ(YY ii YY )² nn kk 1 (2.9) Dimana: SS yy.12 = Kesalahan baku YY ii = nilai data sebenarnya YY ii = nilai taksiran nn = banyak ukuran sampel kk = banyak variabel bebas

15 2.7 Koefisien Determinasi Koefisien determinasi adalah salah satu nilai statistik yang dapat digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan pengaruh antara dua variabel. Nilai koefisien determinasi menunjukkan persentase nilai variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh persamaan regresi yang dihasilkan. Koefisien determinasi yang dinyatakan RR 2 untuk pengujian regresi linier berganda yang mencakup lebih dari dua variabel adalah untuk mengetahui proporsi keragaman total dalam variabel tak bebas (YY) yang dapat dijelaskan atau diterangkan oleh variabel-variabel bebas (XX) yang ada dalam model persamaan regresi linier berganda secara bersamasama. Maka RR 2 akan ditentukan dengan rumus, yaitu: RR 2 = JJKK rrrrrr Σ yy 2 (2.10) Dengan: JJKK rrrrrr = bb 1 xx 1 yy + bb 2 xx 2 yy +... + bb kk xx kk yy (2.11) Harga RR 2 yang diperoleh sesuai dengan variasi yang dijelaskan masingmasing variabel yang tinggal dalam regresi. Hal ini mengakibatkan variasi yang dijelaskan penduga yang disebabkan oleh variabel yang berpengaruh saja (bersifat nyata).

16 2.8 Koefisien Korelasi Setelah mengetahui hubungan fungsional antara variabel-variabel dimana persamaan regresinya telah ditentukan dan telah melakukan pengujian maka persoalan berikutnya yang perlu dirasakan yaitu, jika data hasil pengamatan terdiri dari banyak variabel adalah seberapa kuat hubungan antara variabel-variabel itu. Dengan kata lain perlu ditentukan derajat hubungan antara variabel-variabel tersebut. Studi yang membahas derajat hubungan antara varibel-variabel tesebut dikenal dengan nama analisis korelasi. Ukuran yang dipakai untuk mengetahui derajat hubungan, terutama data kuantitatif dinamakan koefisien korelasi. Besarnya ukuran yang dipakai variabel yang satu dengan variabel yang lain dinyatakan dengan koefisien korelasi yang disimbolkan dengan rr yang besarnya adalah akar koefisien determinasi. Atau secara matematis dapat ditulis sebagai berikut: rr = RR 2 (2.12) Koefisien korelasi (rr) dapat digunakan untuk: 1. Mengetahui keeratan hubungan (korelasi linier) antara dua variabel 2. Mengetahui arah hubungan antara dua variabel Untuk mengetahui keeratan hubungan antara dua variabel dengan menggunakan koefisien korelasi adalah dengan menggunakan nilai absolut dari koefisien tersebut. Besarnya koefisien korelasi (rr) antara dua variabel nol sampai dengan satu. Apabila dua variabel mempunyai nilai rr = 0, berarti antara dua variabel tersebut tidak ada hubungan. Sedangkan apabila dua buah varibel

17 mempunyai rr = ±1, maka dua buah variabel tersebut mempunyai hubungan yang sempurna. Semakin tinggi nilai koefisien korelasi antara dua buah variabel (semakin mendekati 1), maka tingkat keeratan hubungan antara dua variabel tersebut semakin tinggi. Dan sebaliknya semakin rendah koefisien korelasi antara dua buah variabel (semakin mendekati 0), maka tingkat keeratan hubungan antara dua variabel tersebut semakin lemah. Hubungan antar dua variabel dapat dikelompokkan menjadi 3 jenis hubungan sebagai berikut: 1. Korelasi Positif Terjadinya korelasi positif apabila perubahan pada variabel yang satu diikut dengan perubahan variabel yang lain dengan arah yang sama (berbanding lurus). Artinya, apabila variabel yang satu meningkat, maka akan di ikuti dengan peningkatan variabel lain. 2. Korelasi Negatif Korelasi negatif terjadi apabila perubahan pada variabel yang satu diikuti dengan perubahan variabel yang lain dengan arah yang berlawanan (berbanding terbalik). Artinya apabila variabel yang satu meningkat, maka akan diikuti dengan penurunan pada variabel yang lain dan sebaliknya. 3. Korelasi Nihil Korelasi nihil terjadi apabila perubahan pada variabel yang satu diikuti perubahan pada variabel yang lain dengan arah yang tidak teratur (acak), artinya apabila variabel yang satu meningkat, kadang diikuti dengan

18 peningkatan pada variabel yang lain dan kadang diikuti dengan penurunan pada variabel yang lain. Selain diturunkan dari koefisien determinasi (rr 2 ), koefisien korelasi (rr) dapat pula ditentukan dengan menggunakan formulasi sebagai berikut: nn Σ YYXX 1 (ΣYY)(ΣXX 1 ) rr yyxx1 = (nn ΣYY 2 (ΣYY)²) nn ΣXX 2 1 (ΣXX 1 )² (2.13) Dimana: rr yyxx1 = koefisien korelasi antara YY dan XX XX 1 = variabel bebas (independen) YY = variabel terikat (dependen) Untuk mencari korelasi antara variabel YY terhadap XX 1 atau rr yy.1,2,3,,kk dapat dicari dengan rumus : nn ΣXX ii YY ii (ΣXX ii ) (ΣYY ii ) rr yy.1,2,3,,kk = nn Σ XX 2 ii (Σ XX ii )² nn ΣYY 2 ii (ΣYY ii )² (2.14) Jika kenaikan didalam satu variabel diikuti dengan kenaikan variabel lain maka dapat dikatakan bahwa kedua variabel tersebut mempunyai korelasi yang positif. Tetapi jika kenaikan didalam satu variabel diikuti penurunan didalam variabel lain, maka dapat dikatakan bahwa variabel tersebut mempunyai korelasi yang negatif. Dan jika tidak ada perubahan pada variabel walaupun variabel lainnya berubah maka dikatakan bahwa kedua variabel tersebut tidak mempunyai hubungan. Interpretasi harga r akan disajikan dalam tabel berikut:

19 Tabel 2.1 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r RR 0 0,01 0,20 0,21-0,40 0,41 0,60 0,61 0,80 0,81 0,99 1 Interpretasi Tidak berkorelasi Sangat rendah Rendah Agak rendah Cukup Tinggi Sangat tinggi 2.9 Uji Regresi Linier Berganda Pengujian hipotesis bagi koefisien-koefisien regresi linier berganda dapat dilakukan secara serentak atau keseluruhan. Pengujian regresi linier perlu dilakukan untuk mengetahui apakah variabel-variabel bebas secara bersamaan memiliki pengaruh terhadap variabel tak bebas. Langkah-langkah pengujiannya adalah sebagi berikut: 1. Menentukan formulasi hipotesis HH 0 : bb 1 = bb 2 = bb 3 =... = bb kk = 0 (XX 1, XX 2,..., XX kk tidak mempengaruhi YY) HH 1 : minimal ada satu parameter koefisien regresi yang tidak sama dengan nol atau mempengaruhi YY.

20 2. Penentuan nilai kritis. Nilai kritis dalam pengujian hipotesis terhadap koefisien regresi dapat ditentukan dengan menggunakan tabel distribusi normal dengan memperhatikan tingkat signifikan (αα) dan banyaknya sampel digunakan serta nilai FF tttttttttt dengan derajat kebebasan v 1 = k dan v 2 = n-k-1. 3. Menentukan kriteria pengujian HH 0 diterima bila FF hiiiiiiiiii FF tttttttttt HH 0 ditolak bila FF hiiiiiiiiii > FF tttttttttt 4. Menetukan nilai statistik FF dengan rumus : FF = JJJJ rrrrrr kk JJJJ rrrrrr (nn kk 1) (2.15) Dimana: JJKK rrrrrr = jumlah kuadrat regresi JJKK rrrrrr = jumlah kuadrat residu (sisa) (n-k-1) = derajat kebebasan JJKK rrrrrr = bb 1 xx 1 yy + bb 2 xx 2 yy JJKK rrrrrr = YY ii YY ² 5. Membuat kesimpulan apakah HH 0 diterima atau ditolak.

21 2.10 Uji Koefisien Regresi Berganda Keberartian adanya variabel-variabel bebas dalam regresi linier berganda perlu diuji untuk menunjukkan seberapa besar pengaruh yang diberikan pada variabel tak bebas. Dan cara yang tepat untuk mengujinya adalah dengan menggunakan uji statistik t (student). Dimisalkan populasi mempunyai model regresi berganda sebagai berikut: μμ yy,xx = bb 0 + bb 1 XX 1 + bb 2 XX 2 + + bb kk XX kk Yang akan ditaksir oleh regresi berbentuk : YY = bb 0 + bb 1 XX 1 + bb 2 XX 2 + + bb kk XX kk. Adanya kriteria bahwa variabel-variabel tersebut memberikan pengaruh yang berarti atau tidak terhadap variabel tak bebas akan diuji hipotesis HH 0 melawan hipotesis tandingan HH 1 dalam bentuk: HH 0 = bb ii = 0 i = 1,2,...,k HH 1 = bb ii 0 i = 1,2,...,k 2 Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan kekeliruan baku taksiran SS yy,1,2,3,,kk. Jadi untuk melihat kekeliruan baku dari koefisien bb ii adalah: SSbb ii = SS 2 yy,1,2,,kk xx iiii 2 1 RR iiii 2 (2.16)

22 Dimana: SS yy.1,2,,kk = (YY ii YY )² nn kk 1 xx iiii 2 = XX iiii XX ii ² rr iiii = nn ΣXX ii XX jj (ΣXX ii ) ΣXX jj nn x i 2 (ΣX i )² n x j 2 ΣX j ² Kemudian dicari perhitungan statistik t yaitu: tt ii = bb ii SSbb ii (2.17) Dari tabel distribusi t-student serta dk = (n-k-1), tt tttttttttt = tt nn kk 1, dimana kriteria pengujian diperoleh : HH 0 : ditolak jika tt ii > tt tttttttttt HH 0 : diterima jika tt ii < tt tttttttttt