BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang bekerja di Kantor Akuntan Publik di kota Semarang.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh KAP yang terdapat di Daerah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sedangkan menurut Sugiyono (2003), populasi adalah wilayah generalisasi yang

BAB III METODE PENELITIAN. dikota Semarang sebanyak 18 KAP dengan jumlah auditor 147 auditor. internal berasal dari perusahaan manufaktur di Semarang.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pada Direktori Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) tahun 2015 yang berada

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini bersifat kuantitatif. Populasi yang diteliti dalam penelitian ini adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. adalah semua auditor yang bekerja di KAP Semarang. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling,

BAB III METODEPENELITIAN. pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan judgment. Tabel 3.1. Populasi dan Sampel NO KAP ALAMAT

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif adalah sebagai penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. hubungan kausal antara variabel independen sikap skeptisisme profesional

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menjadi sampel dalam penelitian mengenai pengaruh harga, kualitas produk, citra merek

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang ada di wilayah Jawa Tengah dan DIY. Adapun hasil penyebaran kuesioner

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN 1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kausal, Umar (2008) menyebutkan desain kausal berguna untuk

BAB III METODE PENELITIAN. hipotesis (explanatory). Menurut Kerlinger (1973) dalam Shadrina

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Akuntan Publik di Semarang dengan rincian sebagai berikut : Tabel 4.1. Rincian Responden Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian yang terdiri dari variabel terikat (dependen) yaitu tingkat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT Astra International Tbk Auto2000 Daan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Proses Penyebaran Kuesioner. 1. KAP Bayudi Watu dan Rekan (cab)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek / sumber

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang beralamat di Jl. Petojo VIJ IV No. 28 Jakarta Pusat. Waktu pelaksanaan

BAB III METODE PENELITIAN. di Inspektorat Kabupaten/Kota dan Provinsi di Lampung yang mendapatkan opini Wajar

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. nasabah bank umum yang diambil secara acak di DIY. pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada subjek sebagai

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. No Nama KAP Auditor Bersedia Mengisi Kuesioner 1 KAP TRI BOWO YULIANTI KAP BAYUDI, YOHANA, SUZY, ARIE 10 8

C. Definisi dan Operasionalisasi Variabel BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Seluruh Karyawan pada PT. Aditama Graha Lestari. hubungan yang bersifat sebab akibat dimana variabel independen

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kantor Akuntan Publik

LAMPIRAN. Gender. Frequency Percent Valid Percent. Valid pria wanita

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. perpajakan, kepatuhan wajib pajak dan kinerja penerimaan pajak. Sumber data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Rancangan penelitian diperlukan agar penelitian yang dilakukan dapat

BAB II METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian penjelasan (explanatory

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. fungsi variabel dalam hubungan antar variabel, yaitu: Variabel Independen (Independent Variable)

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hasil yang optimal dengan tujuan penelitian. yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

BAB III METODE PENELITIAN. kerumitan. Variabel intervening dalam penelitian ini adalah sistem e-filling, sedangkan

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut metodenya penelitian ini adalah penelitian survey

dan 3 variabel independen, serta 1 variabel moderating, yang diadopsi dari jurnal

BAB III METODE PENELITIAN. obyek penelitian adalah para pengguna software akuntansi pada perusahaanperusahaan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN Identifikasi Variabel Dan Definisi Operasional Variabel

BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. wilayah Semarang dan masih aktif sampai sekarang serta bersedia untuk mengisi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh aparat Inspektorat yang ikut dalam

BAB III METODE PENELITIAN. kelompok tersebut (Sugiyanto, 2008). Definisi operasional merupakan. sehingga menjadi variabel yang dapat diukur.

tekanan ketaatan dan kompleksitas tugas dengan audit judgment. B. Definisi Operasional dan Pegukuran Variabel

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 OBJEK PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini meneliti hubungan dua variabel atau lebih. Bertujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Universitas Mercu Buana Jakarta, hal tersebut

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. VARIABEL PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan dengan menggunakan kuisioner. Kuisioner berisi tentang persepsi

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian yang akan dilaksanakan di KAP yang berdomisili di wilayah

PENGAUH KUALITAS PRODUK, HARGA, CITRA MEREK DAN DESAIN PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MOBIL JENIS MPV MEREK TOYOTA. Risnandar

BAB III METODE PENELITIAN. sampel auditor internal pada perusahaan perusahaan tersebut. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. dalam kelompok tersebut (Sugiyanto, 2008). Definisi operasional. yang diamati) sehingga menjadi variabel yang dapat diukur.

BAB III METODE PENELITIAN. yang dikumpulkan dan dinyatakan dalam bentuk angka-angka. Kemudian data

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh auditor yang bekerja pada

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. perumusan masalah yang teridentifikasi, pengumpulan dasar teori yang

BAB III METODE PENELITIAN. teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam Penelitian ini penulis mengambil tempat pada PT.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Dalam penelitan ini yang menjadi populasi oleh penulis adalah Satuan Kerja

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. lanjut yang disajikan dalam Tabel 4.1. berikut ini: Tabel 4.1. Data kuesioner yang disebar

Transkripsi:

27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Pengumpulan Data 3.1.1 Sumber dan Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer, yaitu data yang dikumpulkan langsung kepada objek penelitian, dimana obyek penelitiannya yaitu auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik di Kota Semarang, dengan mekanisme kuisioner model tertutup yang memuat daftar pertanyaan yang terkelompok menurut dimensidimensi pengukuran variabel. 3.1.2 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan metode survey dengan cara membagikan kuesioner tertutup pada Kantor Akuntan Publik di Kota Semarang. Kuesioner tertutup yaitu kuesioner yang sudah disediakan jawabannya. Pertanyaan dalam kuesioner tertutup dijawab dengan tanda cek ( ) atau tanda silang (x) pada kolom yang dipilih. 3.2 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik kota Semarang. Teknik pengumpulan sampel yang peneliti gunakan adalah metode purposive sampling dengan judgement sampling yaitu pengambilan sampel dengan tidak acak, dan sampel dipilih 27

28 berdasarkan pertimbangan tertentu. Kriteria yang digunakan peneliti dalam menentukan sampel penelitian adalah sebagai berikut : 1. Merupakan auditor yang bekerja pada KAP di Semarang. 2. Bersedia menjadi responden dalam penelitian. 3. Telah bekerja minimal 1 tahun. Auditor yang bersedia menjadi responden dalam penelitian ini adalah sebanyak 61 auditor. Berikut adalah daftar KAP di Semarang yang bersedia menjadi responden penelitian : Tabel 3.1 Daftar KAP di Semarang yang Bersedia Menjadi Responden Penelitian No Nama KAP Jumlah Auditor Kuesioner yang disebarkan 1. KAP Achmad, Rasyid, Hisbullah & Jerry 2. KAP Arie Rachim 4 3. KAP Bayudi Watu & Rekan 4. KAP Benny,Tony, Frans & Daniel 6. KAP Darsono & Budi Cahyo Santoso 1 6. KAP Hadori Sugiartoadi & Rekan 10 7. KAP Drs. Hananta Budianto & Rekan 12 8. KAP Heliantono & Rekan 8 9. KAP Idjang Soetikno 10. KAP Leonard, Mulia & Richard 1 11. KAP Ruchendi, Mardjito Dan Rushadi 20 8

29 12. KAP Riza, Adi, Syahril & Rekan 13. KAP Sugeng Pamudji 9 14. KAP Dra. Suhartati & Rekan 12 1. KAP Drs. Tahrir Hidayat 7 16. KAP Tarmizi Achmad 17. KAP Yulianti, SE, BAP 18. KAP Soekamto 19. KAP Sodhikin & Harijanto Jumlah responden yang bersedia mengisi 18 Sumber : www.iapi.or.id (2014) 3 3.3 Definisi dan Pengukuran Variabel Penelitian 3.3.1 Variabel Dependen : Skeptisisme auditor Skeptisisme auditor (Y) adalah suatu sikap yang mencakup pikiran yang selalu mempertanyakan dan melakukan evaluasi secara kritis terhadap bukti audit. Indikator pengukuran skeptisisme auditor adalah tingkat keraguan auditor terhadap bukti audit, banyaknya pemeriksaan tambahan dan konfirmasi langsung. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala likert. Pengukuran variabel ini berasal dari kuesioner Arens dalam Adrian (2013) yang terdiri dari beberapa pertanyaan. Skala yang digunakan adalah Skala Likert lima poin yaitu STS hingga SS. Semakin besar skor atas jawaban responden maka semakin tinggi tingkat skeptisisme auditor.

30 3.3.2 Variabel Independen a. Pengalaman Pengalaman (X1) adalah suatu kemampuan, dan berpengalaman dalam memahami kriteria dan dalam menentukan jumlah bahan bukti yang dibutuhkan untuk dapat mendukung kesimpulan yang diambilnya (Putra, 2012). Variabel ini diukur dengan lama bekerja auditor. Semakin lama tahun bekerja menunjukkan semakin tinggi tingkat pengalamannya. b. Kesadaran Etis Kesadaran etis (X2) secara umum didefinisikan sebagai perilaku auditor terhadap nilainilai tingkah laku atau aturan aturan tingkah laku yang diterima dan digunakan oleh suatu golongan tertentu. Dalam memberikan opini atas laporan keuangan, auditor perlu memiliki sikap skeptis. Salah satu indikator skeptisisme profesional adalah etika. Indikator penilaian faktor etika pada penelitian ini adalah jawaban responden atas tiga ilustrasi dan pertanyaanpertanyaan yang tertera pada kuesioner. Pengukuran variabel ini berasal dari kuesioner Anisma dkk (2011) dengan skala likert lima point. Semakin ke kiri semakin etis dan semakin ke kanan semakin tidak etis. Setiap skema memerlukan respon responden untuk menunjukkan apakah tindakan yang dinyatakan dalam skema adalah etis atau tidak etis. Semakin kecil skor atas jawaban responden maka semakin tinggi kesadaran etisnya karena pertanyaan semakin ke kanan semakin tidak etis.

31 c. Situasi audit Situasi audit (X3) adalah persepsi auditor tentang kondisi dimana tingkat risiko penemuan yang direncanakan dalam menghadapi situasi irregularities atau fraud (penyimpangan). Risiko dalam auditing berarti bahwa auditor menerima suatu tingkat ketidakpastian tertentu dalam pelaksanaan audit. Auditor menyadari misalnya bahwa ada ketidakpastian mengenai kompetensi bahan bukti, efektivitas struktur pengendalian intern klien dan ketidakpastian apakah laporan keuangan memang telah disajikan secara wajar setelah audit selesai. Pengukuran variabel ini berasal dari kuesioner Suprianto (2010) yang terdiri dari kasus / skenario. Ilustrasi pertama mengenai related party transaction, ilustrasi kedua mengenai motive klien untuk melakukan misstate, ilustrasi ketiga mengenai kualitas komunikasi antara klien dengan auditor, ilustrasi keempat mengenai klien yang baru pertama kali diaudit dan ilustrasi kelima mengenai indikasi klien bermasalah. Skala yang digunakan adalah Skala Likert lima poin yaitu STS (skor 1) hingga SS (skor ). d. Fraud Risk Assessment Fraud Risk Assessment (X4) adalah suatu konsep dimana auditor dihadapkan pada kondisi risiko tinggi dalam menemukan kecurangan. Pada penelitian ini diukur dengan skala Likert. Semakin tinggi skor maka semakin tinggi Fraud Risk Assessment.

32 e.profesionalisme Profesionalisme merupakan suatu atribut individual yang penting tanpa melihat apakah suatu pekerjaan merupakan suatu profesi atau tidak (Anisma dkk, 2011). Pada penelitian ini diukur menggunakan skala Likert dari 1 s/d, di mana poin 1 diberikan untuk jawaban yang berarti professionalisme paling rendah, dan seterusnya poin diberikan untuk jawaban yang berarti professionalisme paling tinggi. Responden diminta memberikan pendapat setiap butir pertanyaan, mulai dari sangat tidak setuju sampai sangat setuju.semakin besar skor menunjukkan bahwa professionalisme yang semakin tinggi. 3.4 Metode Analisis Data 3.4.1 Statistik Deskriptif Statistik deskriptif dalam penelitian pada dasarnya merupakan proses transformasi data penelitian dalam bentuk tabulasi, sehingga mudah dipahami dan diinterpretasikan. Tabulasi menyajikan ringkasan, pengaturan atau penyusunan data dalam bentuk tabel numerik. Statistik deskriptif umumnya digunakan peneliti untuk memberikan informasi mengenai karakteristik variabel penelitian yang paling utama dan data demografi responden (Ghazali dan Ikhsan, 2006). 3.4.2 Uji Kualitas Data Menurut Indriantoro dan Supomo (1999) ada dua konsep mengukur kualitas data yaitu uji reliabilitas dan validitas. Kualitas data yang dihasilkan dari penggunaan instrumen penelitian dapat dievaluasi melalui uji validitas

33 dan reliabilitas. Pengujian tersebut masing masing untuk mengetahui konsistensi dan akurasi data yang dikumpulkan dari penggunaan instrumen. 1. Uji Validitas Pengujian validitas dilakukan untuk menguji apakah instrumen penelitian yang disusun benar benar akurat sehingga mampu mengukur apa yang seharusnya diukur (variabel kunci yang sedang diteliti). Menurut Umar (2000), uji validitas berguna untuk mengetahui apakah ada pertanyaan pertanyaan kuesioner yang harus dibuang/diganti karena dianggap tidak relevan. Validitas dalam hal ini merupakan akurasi temuan penelitian yang mencerminkan kebenaran sekalipun responden yang dijadikan objek pengujian berbeda (Ghazali dan Ikhsan, 2006). Uji validitas dihitung dengan menggunakan korelasi person dan setelah dilakukan pengukuran dengan SPSS akan dilihat tingkat signifikan atas semua pertanyaan. Pengujian validitas instrumen dengan bantuan perangkat lunak SPSS, nilai validitas dapat dilihat pada kolom Corrected Item Total Correlation. Jika angka korelasi yang diperoleh lebih besar dari pada angka kritik (r hitung > r tabel) maka instrumen tersebut dikatakan valid. 2. Uji Reliabilitas Pengujian reliabilitas dilakukan untuk menguji konsistensi jawaban responden atas seluruh butir pertanyaan atau pernyataan yang digunakan. Pengujian reliabilitas berguna untuk mengetahui apakah instrumen yang dalam hal ini kuesioner dapat digunakan lebih dari satu

34 kali, paling tidak oleh responden yang sama (Umar, 2000). Teknik statistik yang digunakan untuk pengujian tersebut dengan koefisien cronbach s alpha dengan bantuan software SPSS. Cronbach s alpha merupakan uji reliabilitas untuk alternatif jawaban lebih dari dua. Menurut Ghozali (2013) secara umum suatu instrumen dikatakan reliabel jika memiliki koefisien cronbach s alpha > 0,6. 3.4.3 Uji Asumsi Klasik Untuk dapat melakukan analisis regresi berganda perlu pengujian asumsi klasik sebagai persyaratan dalam analisis agar datanya dapat bermakna dan bermanfaat. Menurut Ghozali (2013) dalam membuat uji asumsi klasik harus menggunakan data yang akan digunakan dalam uji regresi. Uji asumsi klasik meliputi uji normalitas, uji multikolinieritas, uji heterokesdastisitas dan uji autokorelasi. 3.4.3.1 Uji Normalitas Menurut Umar (2000) uji Normalitas berguna untuk mengetahui variabel dependen, independen atau keduanya berdistribusi normal, mendekati normal atau tidak. Untuk menguji normalitas digunakan 2 metode pengujian yaitu p_plot dan diagram histogram. Jika data ternyata tidak berdistribusi normal, analisis non parametrik termasuk model model regresi yang digunakan. Mendeteksi apakah data berdistribusi normal atau tidak dapat diketahui dengan menggambarkan penyebaran data melalui sebuah grafik. Jika

3 data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Sebagaimana dikemukakan oleh Ghozali (2013) data dalam keadaan normal apabila distribusi data menyebar disekitar garis diagonal. Kenormalan data juga dapat dilihat dengan melihat diagram histogram dimana keputusan/pengambilan kesimpulan yaitu jika grafik histogram tidak condong ke kiri dan ke kanan maka data penelitian berdistribusi normal dan sebaliknya. 3.4.3.2. Uji Multikolinieritas Uji Multikolinieritas berguna untuk mengetahui apakah pada model regresi yang diajukan ditemukan korelasi kuat antar variabel independen. Jika terjadi korelasi kuat, terdapat masalah multikolinieritas yang harus diatasi. Menurut Ghozali (2013) model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Ketentuan untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas yaitu : Jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 10, dan nilai Toleransi tidak kurang dari 0,1 maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolinieritas VIF = 1/Tolerance, jika VIF = 0 maka Tolerance = 1/10 atau 0,1. Semakin tinggi VIF maka semkin rendah Tolerance.

36 3.4.3.3. Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap disebut homokedastisitas, sedangkan untuk varians yang berbeda disebut heteroskedastisitas. Menurut Umar (2000), model regresi yang baik adalah model yang heteroskedastisitas. Cara memprediksinya adalah : a. Titik titik data menyebar di atas dan di bawah atau disekitar angka 0. b. Titiktitik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja. c. Penyebaran titiktitik data tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali. d. Penyebaran titiktitik data sebaiknya tidak berpola. 3.4.4 Analisis Regresi 3.4.4.1 Koefisien Determinasi (Adjusted R²) Koefisien Determinasi digunakan untuk mengetahui prosentase perubahan variabel tidak bebas (Y) yang disebabkan oleh variabel bebasnya (X). Pada intinya koefisien Determinasi mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen.

37 3.4.4.2 Uji model fit Uji F menguji pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen. Adapun langkah langkah dalam pengambilan keputusan untuk uji F adalah sebagai berikut : Ho : ß = 0, Kompetensi, Etika, Resiko Audit, dan Gender tidak berpengaruh terhadap Skeptisisme auditor. Ha : ß 0, Kompetensi, Etika, Resiko Audit, dan Gender berpengaruh terhadap Skeptisisme auditor. Pada tabel ANOVA didapat uji F yang menguji semua sub variabel bebas yang akan mempengaruhi persamaan regresi. Dengan menggunakan derajat keyakinan 9% atau taraf nyata % serta derajat kebebasan df1 dan df2 untuk mencari nilai F tabel. Nilai F tabel dapat dilihat dengan menggunakan F tabel. Dasar pengambilan keputusan adalah : a. Jika F hitung > F tabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak b. Jika F hitung < F tabel, maka Ha ditolak dan Ho diterima Keputusan statistik hitung dan statistik tabel dapat juga diambil keputusan berdasarkan probabilitas, dengan dasar pengambilan keputusan : a. Jika probabilitas > tingkat signifikan, maka Ha diterima dan Ho ditolak b. Jika probabilitas < tingkat signifikan, maka Ha ditolak dan Ho diterima 3.4.4.3 Uji Hipotesis Analisis data dilakukan dengan menggunakan bantuan program komputer yaitu SPSS (Statistical Package For Sosial Science). Alat uji

38 hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini yakni analisis regresi linear berganda (Multiple Regression Analysis). Menurut Sugiyanto (2004) analisis regresi linear berganda digunakan untuk menganalisis pengaruh lebih dari satu variabel independen terhadap variabel dependen. Persamaan regresi linear berganda adalah : Y = a + ß1X1 + ß2X2 + ß3X3 + ß4X4+ ßX + e Keterangan : Y = Skeptisisme auditor X1 = Pengalaman X2 = Kesadaran etis X3 = Situasi audit X4 = Fraud Risk Assessment X = Profesionalisme a e ß = Konstanta = Error = Koefisien regresi toleransi kesalahan yang ditetapkan sebesar %. 3.4.4.4 Uji statistik t Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji t, yaitu menguji pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen, dengan asumsi bahwa variabel lain dianggap konstan. Adapun langkah langkah dalam pengambilan keputusan untuk uji t adalah sebagai berikut :

39 Ho : ß = 0, Variabel independen tidak berpengaruh terhadap Variabel dependen (Skeptisisme auditor). Ha : ß 0, Variabel independen berpengaruh terhadap Variabel dependen (Skeptisisme auditor). Dasar pengambilan keputusan adalah : a. Jika probabilitas (sig/2) > 0.0 dan beta positif, maka Ha diterima dan Ho ditolak b. Jika probabilitas (sig/2) < 0.0 dan beta negatif, maka Ha ditolak dan Ho diterima