II. KAJIAN PUSTAKA. diantaranya adalah: Carin yang dikutip oleh Holil dalam. gejala maupun karakteristik alam sekitar melalui cara-cara sistimatis.

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN PUSTAKA. khusus istilah sains dimaknai sebagai Ilmu Pengetahua Alam atau Natural

Menurut aliran behavioristik dalam Wina (2009: 114) belajar adalah pembentukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perilakunya karena hasil dari pengalaman.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. siswa melakukan perubahan ke arah kebaikan berdasarkan segala pengetahuan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman,

cara kerja suatu alat kepada kelompok siswa.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi pada fisik maupun non-fisik, merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. suatu proses terjadinya peristiwa. Menurut Rusminiati (2007: 2) metode

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian belajar dalam kehidupan sehari-hari seringkali diartikan yang kurang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bisa untuk mencapai hasil yang optimal. Belajar adalah sebuah proses

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat membentuk persamaan dan kemauan siswa, metode ini juga melibatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewi Elyani Nurjannah, 2013

BAB II KAJIAN PUSTAKA. STAD (Student Teams Achievement Division) merupakan satu sistem

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman peneliti mengajar mata pelajaran fisika di. kelas VIII salah satu SMP negeri di Bandung Utara pada semester

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Aturan tersebut dapat kita lihat aplikasinya dalam jalur pendidikan formal yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha manusia untuk men bumbuhkan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Denok Norhamidah, 2013

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dedukasi. IPA mempelajari alam semesta, benda-benda yang ada di

BAB II KAJIAN PUSTAKA. peristiwa, fenomena-fenomena alam yang terjadi di alam. Secara umum istilah

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Menurut Beberapa Ahli. memperoleh pengetahuan, ketrampilan, dan nilai-nilai positif dengan

jadikan sebagai indikator aktivitas belajar siswa adalah:

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Eksperimen mengandung makna belajar untuk berbuat, karena itu dapat dimasukkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Metode pembelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar

Bab II Landasan Teori

2.2 Aktivitas Belajar dengan Menggunakan Media Gambar. Aktivitas belajar menggunakan media gambar merupakan kegiatan, kesibukan,

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. KKG. Salah satu contoh yaitu rendahnya nilai belajar siswa kelas IV-A tahun

BAB I PENDAHULUAN. Abad XXI dikenal sebagai abad globalisasi dan abad teknologi informasi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR

BAB 1 PENDAHULUAN. masa mendatang akan semakin komplek. Menurut Undang-Undang Guru dan. yang satu sama lain saling berhubungan dan saling mendukung.

BAB I PENDAHULUAN. studi, menemukan dan mengembangkan produk produk sains, dan sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu. Kegiatan yang

BAB I PENDAHULUAN. kelas. 1 Dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem

II. TINJAUAN PUSTAKA. Matematika merupakan salah satu bidang studi yang diajarkan di SD. Menurut

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. Dalam Kamus

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan salah satu mata pelajaran di

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Belajar merupakan kegiatan esensial dalam pembelajaran, juga terkait dengan

1 Muhibbin Syah., Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995), hlm

BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kajian Teori Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam Ruang Lingkup IPA SD/MI

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Bahasa Inggris di Indonesia, baik pada jenjang. pendidikan dasar maupun menengah, lebih menekankan pada aspek

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Istilah scaffolding memang tidak terlalu asing akhir-akhir ini. Hammond

2 BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. KAJIAN PUSTAKA. atau bentuk fisik dan suatu arti/pengertian yang dijelaskan. Bentuk fisik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MEMPERBAIKI PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA DI KELAS XI MIA-5 SMA NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN T.A.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. interaksi aktif dilakukan pembelajaran dengan lingkungan, yang menghasilkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN 009 TANJUNG KEMUNING KAB. KAUR

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA berdasarkan National Education Standart (Asri

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 01/Tahun XVIII/Mei 2014 PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN INKUIRI PADA SISWA SD

Abstract. Keywords: Keterampilan Mengajar Guru, Fasilitas Belajar, Prestasi Belajar. p-issn : e-issn : JURNAL NIAGAWAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengembangkan dirinya. Oleh karena itu belajar sebagai suatu kebutuhan yang telah dikenal

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Aktivitas belajar siswa terdiri atas dua kata, yaitu aktivitas dan belajar.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

BAB II KAJIAN TEORI. memperoleh pemecahan terhadap masalah yang timbul. Oleh karena itu strategi ini dimulai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wayan Nugroho,2013

BAB II KAJIAN TEORI. Pengertian hasil (product) menunjuk pada suatu perolehan akibat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. a. Pengertian Model Pembelajaran Inkuiri

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan berpikir tentang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Metode (method). Secara harafiah berarti cara. metode atau metodik berasal dari

II. TINJAUAN PUSTAKA. sendiri pengetahuannya. Rasa ingin tahu tentan. g alam sekitar di sekelilingnya merupakan kodrat manusia sejak ia lahir ke

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. khusus berusaha untuk memantapkan penanaman nilai-nilai dari masyarakat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses dimana seseorang memperoleh

BAB II KAJIAN PUSTAKA. IPA berasal dari kata sains yang berarti Ilmu Pengetahuan Alam. Sains

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL INQUIRY PADA MATA PELAJARAN IPA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. lingkungan tersebut mengalami perubahan, sehingga fungsi intelektual semakin

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih baik. Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan pembelajaran ialah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. subjek dengan lingkungannya dan menghasilkan perubahan-perubahan dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar tidak hanya sekedar

I. PENDAHULUAN. pengembangan diri atau pribadi siswa secara utuh, artinya pengembangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pemahaman terhadap informasi yang diterimanya dan pengalaman yang

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan peserta didik mengikuti pendidikan menengah. Salah satu bidang

BAB I PENDAHULUAN. bidang sains berada pada posisi ke-35 dari 49 negera peserta. dalam bidang sains berada pada urutan ke-53 dari 57 negara peserta.

PROBLEM BASED LEARNING BERBASIS INQUIRY DITINJAU DARI SIKAP ILMIAH DAN KREATIVITAS MAHASISWA

I. PENDAHULUAN. sekolah. Proses pembelajaran yang terjadi selama ini kurang mampu. mengembangkan kemampuan berfikir anak, karena keberhasilan proses

Transkripsi:

II. KAJIAN PUSTAKA 1. Hakekat Pembelajaran IPA Pembelajaran IPA adalah pembelajaran yang berkenaan dengan alam semesta beserta ciri-ciri dan kejadian kejadian alamnya, hal ini sesuai dengan pendapat beberapa ahli diantaranya adalah: Carin yang dikutip oleh Holil dalam Hakikat IPA (2009: 4) menyatakan Sains adalah suatu kegiatan berupa pertanyaan dan penyelidikan alam semesta dan penemuan dan pengungkapan rahasia alam. Sains mengandung makna pengajuan pertanyaan, pencarian jawaban, pemahaman jawaban baik, penyempurnaan jawaban baik tentang gejala maupun karakteristik alam sekitar melalui cara-cara sistimatis. Secara umum istilah sains mencakup Ilmu Pengetahuan Sosial dan IPA secara khusus istilah sains dimaknai sebagai Ilmu Pengetahua Alam atau Natural Science. Carin & Sund yang dikutip oleh konsorsium PJJ PJJ PGSD dalam Kapita Selekta (2007: 35) Sains adalah suatu sistem untuk memahami alam semesta melalui observasi dan eksperimen yang terkontrol. Belajar sains tidak sekedar belajar informasi sains tentang fakta, konsep, prinsip, hukum dalam wujud pengetahuan deklaratif, akan tetapi belajar sains juga belajar tentang cara memperoleh informasi sains, cara sains dan teknologi bekerja dalam bentuk pengetahuan prosedural, termasuk kebiasaan bekerja

6 ilmiah dengan metode ilmiah dan sikap ilmiah. Maka penulis berpendapat bahwa metode yang paling tepat untuk pembelajaran IPA adalah eksperimen atau percobaan. Begitu juga bila dilihat dari sisi aspek perkembangan anak, seperti yang di kemukakan oleh Piaget yang dikutip oleh Inggridwati dalam Perkembangan Peserta Didik (2007: 36) menyatakan bahwa perkembangan anak usia SD, temasuk pada masa konkret operasional dan formal operasional, dengan ciriciri: Anak mampu berpikir konkret dalam memahami sesuatu sebagaimana kenyataan serta memahami konsep melalui pengalaman sendiri. Anak sudah dapat berpikir abstrak, hipotetis dan sistematis mengenai sesuatu yang abstrak serta memikirkan hal-hal yang mungkin terjadi. Maka peneliti berpendapat bahwa metode yang tepat untuk pembelajaran IPA adalah eksperimen 2. Metode Eksperimen Metode eksperimen menitik beratkan pada ketrampilan proses, siswa dituntut untuk aktif mencari dan membuktikan sendiri apa yang sedang dipelajarinya, ini sesuai dengan pendapat beberapa ahli diantaranya adalah: Syaiful Bahri Djamarah (dalam Marriaulfa, 2008) menyatakan metode percobaan adalah metode pemberian kesempatan kepada anak didik perorangan atau kelompok, untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan. Metode percobaan adalah suatu metode mengajar yang menggunakan langkah tertentu dan dilakukan lebih satu kali, misalkan di laboratorium. Sama halnya dengan apa

7 yang diungkapkan oleh Sumantri (dalam Abimanyu, 2009: 7-17) menyatakan bahwa eksperimen adalah percobaan untuk membuktikan suatu pernyataan atau hipotesis tertentu. Eksperimen dapat dilakukan pada suatu laboratorium atau di luar laboratorium, sedangkan eksperimen dalam pembelajaran adalah cara penyajian bahan pelajaran yang memungkinkan siswa melakukan percobaan untuk membuktikan sendiri suatu pertanyaan atau hipotesis yang dipelajari. Proses pembelajaran dengan metode eksperimen akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang suatu objek, keadaan atau proses tertentu. Peranan guru dalam eksperimen adalah memberi bimbingan agar eksperimen dapat dilakukan dengan teliti sehingga tidak terjadi kekeliruan. Metode eksperimen mempunyai tujuan agar siswa mampu: Menyimpulkan fakta- fakta, informasi atau data yang diperoleh. Siswa mampu merancang, mempersiapkan, melaksanakan dan melaporkan percobaan. Menggunakan logika berpikir untuk menarik kesimpulan dari fakta, informasi atau data yang dikumpulkan melalui percobaan. Berpikir sistematis, disiplin tinggi, hidup teratur dan rapi. Ada beberapa alasan penggunaan metode eksperimen: Dapat menumbuhkan cara berpikir rasional dan ilmiah. Dapat memungkinkan siswa siswi belajar secara aktif dan mandiri. Dapat mengembangkan sikap dan prilaku kritis, tidak mudah percaya sebelum ada bukti-bukti nyata.

8 Keunggulan lain metode ini adalah: Siswa lebih percaya kepada kesimpulan percobaan dari pada menurut cerita orang atau buku. Siswa aktif mengumpulkan fakta, informasi atau data yang diperlukan melalui percobaan yang akan dilakukan. Dapat digunakan untuk melaksanakan prosedur metode ilmiah dan berpikir ilmiah. Hasil belajar dikuasai dengan baik dan tahan lama dalam ingatan. Menghilangkan verbalisme. Hal ini sesuai dengan pendapat Abilyudi (2010: 2) menyatakan, metode eksperimen yang disajikan guru dalam pembelajaran akan membawa dampak yang positif terhadap keberhasilan siswa dalam menguasai pengetahuan. Beberapa keuntungan jika pembelajaran disajikan dengan metode eksperimen antara lain: Siswa memperoleh pengetahuan melalui pengalaman belajar, bukan sekedar info verbal dari guru. Pengetahuan yang siswa peroleh akan lebih bersifat pemahaman dan bukan sekedar ingatan atau hafalan. Siswa akan lebih terampil untuk melakukan penyelidikan, memecahkan masalah praktis dan membuktikan asumsi teoritis Akan terbentuk sikap ilmiah dalam diri siswa sehingga siswa akan mempunyai kepribadian yang ulet dan tangguh dalam menghadapi kehidupan di masa depan

9 Kelemahan metode eksperimen adalah: Biasanya memerlukan peralatan dan biaya yang mahal. Eksperimen memerlukan waktu yang lama. Sering terjadi kesalahan dalam menarik kesimpulan. Untuk mengatasi kelemahan tersebut perlu dilakukan: Menjelaskan hal yang ingin dicapai dalam eksperimen secara gamblang. Menjelaskan hal-hal yang perlu dilakukan dan diamati dalam tiap langkah percobaan yang dilakukan. Guru selalu mengawasi dan memberi bimbingan bila ada yang mengalami kesulitan. 3. Aktivitas Belajar Pengertian aktivitas menurut Mulyono dalam Pendidikan Anak Berkesulitan Belajar (2001: 26) aktivitas artinya kegiatan atau keaktifan atau segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan kegiatan baik fisik maupun nonfisik, merupakan suatu aktivitas. Pengertian belajar menurut Hamalik dalam Proses belajar Mengajar (2004: 26) belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Aspek tingkah laku tersebut adalah pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, etis atau budi pekerti dan sikap. Selanjutnya pengertian belajar, menurut Lapono dalam Belajar dan Pembelajaran SD (2009: 1.14) mengatakan bahwa belajar diartikan sebagai

10 perolehan keterampilan dan ilmu pengetahuan. Pengetahuan mutakhir proses belajar diperoleh dari kajian pengolahan informasi, neurofisiologi, neuropsikologi, dan sain kognitif. Sedangkan menurut Slameto yang dikutip oleh Inggridwati dalam Perkembangan Peserta Didik (2007: 1) merumuskan belajar sebagai suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungan. Pengertian aktivitas belajar menurut Winkel yang dikutip oleh Inggridwati dalam Perkembangan Peserta Didik (2007: 1-3) mendefinisikan belajar sebagai suatu proses kegiatan mental pada diri seseorang yang berlangsung dalam interaksi aktif individu dengan lingkunganya sehingga menghasilkan perubahan yang relatif menetap/bertambah dalam kemampuan ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Berdasarkan beberapa pengertian diatas bahwa aktivitas belajar merupakan segalakegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan belajar. Aktivitas yang dimaksudkan disini penekanannya adalah pada siswa, sebab dengan adanya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran terciptalah pembelajaran yang aktif. 4. Prestasi Belajar Menurut Azwar dalam Reabilitas dan Validitas (1997: 21) pengertian prestasi atau keberhasilan belajar ini dapat dioprasionalkan dalam bentuk indikator indikator berupa nilai rapor, indek prestasi, anka kelulusan dan lainya. Jadi

untuk mengetahui tinggi rendahnya prestasi belajar kita dapat melihat pada hasil tes atau ujian yang diberikan. 11 Sedangkan menurut Qahar yang dikutip oleh Sanjaya dalam Pengertian Prestasi Belajar (2011: 1) menjelaskan bahwa prestasi adalah apa yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja. Bila digabungkan dengan pengertian belajar di atas maka prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa selama berlangsungnya proses belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu, umumnya prestasi belajar dalam sekolah berbentuk pemberian nilai (angka) dari guru kepada siswa sebagai indikasi sejauh mana siswa telah menguasai materi pelajaran yang disampaikannya, biasanya prestasi belajar ini dinyatakan dengan angka, huruf, atau kalimat dan terdapat dalam periode tertentu. Pengertian prestasi belajar menurut Suryabrata dalam Psikologi Pendidikan (1993: 22) prestasi belajar adalah sejauh mana tingkat kemampuan peserta didik telah menguasai bahan pelajaran yang telah diajarkan Berdasarka beberapa pengertian di atas dapat peneliti simpulkan bahwa prestasi belajar adalah penilaian dari hasil belajar, untuk mengetahui sejauh mana materi pelajaran dikuasai oleh pesrta didik dalam yang dituangkan dalam bentuk nilai atau angka.

12 5. Hipotesis tindakan Berdasrkan pada rumusan masalah dan kajian teori yang telah diuraikan di atas, peneliti dapat mengemukakan hipotesis tindakan sebagai berikut Dengan menerapkan metode eksperimen dapat meningkatkan prestasi belajar IPA siswa kelas V SD Negeri 02 Cempaka Jaya Kecamatan Menggala Tahun Pelajaran 2010 / 2011..