INVENTARISASI DAN EVALUASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT DAN SUMBAWA, PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

dokumen-dokumen yang mirip
INVENTARISASI DAN PENYELIDIKAN MINERAL NON LOGAM KABUPATEN SARMI, PROVINSI PAPUA

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM WILAYAH

INVENTARISASI DAN PENYELIDIKAN BAHAN GALIAN NON LOGAM DI KABUPATEN RAJA AMPAT PROVINSI IRIAN JAYA BARAT

BAB II TINJAUAN UMUM

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Wilayah Administratif Kabupaten Tanggamus

INVENTARISASI MINERAL LOGAM DI KABUPATEN 50 KOTA DAN SIJUNJUNG, PROVINSI SUMATERA BARAT

KONDISI UMUM. Sumber: Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Depok (2010) Gambar 12. Peta Adminstratif Kecamatan Beji, Kota Depok

BAB II TINJAUAN UMUM

AKUMULASI TAILING DASAR LAUT DI PERAIRAN TELUK SENUNU DAN SEKITARNYA, SUMBAWA BARAT

BAB 2 TATANAN GEOLOGI

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KARAKTERISTIK WILAYAH

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

INVENTARISASI DAN EVALUASI MINERAL NON LOGAM KABUPATEN ROKAN HULU DAN ROKAN HILIR, PROVINSI RIAU

BAB IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. Secara Geografis Kota Depok terletak di antara Lintang

INVENTARISASI MINERAL LOGAM DI KABUPATEN SUMBA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

EVALUASI SUMBER DAYA DAN CADANGAN BAHAN GALIAN UNTUK PERTAMBANGAN SEKALA KECIL DI KABUPATEN BIMA, PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB II DESKRIPSI WILAYAH PERENCANAAN 2.1. KONDISI GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN UMUM

PROSPEKSI ENDAPAN DOLOMIT DI KABUPATEN MANGGARAI BARAT, PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. Irwan Muksin, Wawan Setiyawan, Martua Raja P.

EKSPLORASI MANGAN DI SUMBAWA BESAR, KABUPATEN SUMBAWA, PROVINSI NUSATENGGARA BARAT

PROSPEKSI ENDAPAN BATUBARA DI DAERAH KELUMPANG DAN SEKITARNYA KABUPATEN MAMUJU, PROPINSI SULAWESI SELATAN

BAB II TINJAUAN UMUM

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec

INVENTARISASI DAN EVALUASI MINERAL NON LOGAM KABUPATEN ACEH SINGKIL DAN SIMELUE PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Daerah penelitian terletak di daerah Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat

RESUME HASIL KEGIATAN PEMETAAN GEOLOGI TEKNIK PULAU LOMBOK SEKALA 1:

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar belakang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

INTRUSI VULKANIK DI PERAIRAN SEKOTONG LOMBOK BARAT

INVENTARISASI DAN EVALUASI MINERAL NON LOGAM DI KABUPATEN TELUK WONDAMA DAN TELUK BINTUNI, PROVINSI IRIAN JAYA BARAT

INVENTARISASI BITUMEN PADAT DAERAH LOA JANAN DAN SEKITARNYA KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA DAN KOTA SAMARINDA, PROPINSI KALIMANTAN TIMUR

BAB 3 GEOLOGI SEMARANG

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak, Luas dan Batas Wilayah Penelitian. Kabupaten Kuningan terletak di bagian timur Jawa Barat dengan luas

III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Maksud dan Tujuan

BAB. I PENDAHULUAN. Judul penelitian Studi Karakteristik Mineralogi dan Geomagnetik Endapan

INVENTARISASI DAN EVALUASI BAHAN GALIAN NON LOGAM DI KABUPATEN MUSI RAWAS DAN MUSI BANYUASIN, PROVINSI SUMATERA SELATAN

BAB IV GAMBARAN UMUM

KONDISI W I L A Y A H

BAB II GEOLOGI REGIONAL

EKSPLORASI MANGAN DI SUMBAWA BESAR, KABUPATEN SUMBAWA, PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT. Moetamar, dkk Pokja Mineral

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sumatera terletak di sepanjang tepi Barat Daya Paparan Sunda, pada perpanjangan

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi

BAB IV DESKRIPSI UMUM WILAYAH

KONTROL STRUKTUR GEOLOGI TERHADAP SEBARAN ENDAPAN KIPAS BAWAH LAUT DI DAERAH GOMBONG, KEBUMEN, JAWA TENGAH

BAB II GEOLOGI REGIONAL

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. maret Pada tahun 2008 tentang pembentukan Kabupaten Mesuji dan

BAB I PENDAHULUAN. curam, hanya beberapa tempat yang berupa dataran. Secara umum daerah Pacitan

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

EKSPLORASI UMUM ENDAPAN BESI DI KABUPATEN MUARA ENIM, PROVINSI SUMATERA SELATAN

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perencanaan Embung Logung Dusun Slalang, Kelurahan Tanjungrejo, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus

Inventarisasi dan Penyelidikan Bahan Galian Non Logam di Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Irian Jaya Barat

Lampiran 1. Luas masing-masing Kelas TWI di DAS Cimadur. Lampiran 2. Luas Kelas TWI dan order Sungai Cimadur

3. HASIL PENYELIDIKAN

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

INVENTARISASI MINERAL NON LOGAM DI KABUPATEN FAKFAK, PROVINSI IRIAN JAYA BARAT

KONDISI UMUM LOKASI. Gambaran Umum Kabupaten Cirebon

POTENSI BAHAN GALIAN GRANIT DAERAH KABUPATEN TOLITOLI PROVINSI SULAWESI TENGAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Secara administratif, daerah penelitian termasuk dalam wilayah Jawa Barat. Secara

1 BAB I PENDAHULUAN. lainnya tidak selalu sama. Bentukan khas pada bentang alam ini disebabkan

INVENTARISASI DAN PENYELIDIKAN BAHAN GALIAN INDUSTRI KABUPATEN KEPULAUAN RIAU, PROVINSI KEPULAUAN RIAU

INVENTARISASI DAN EVALUASI MINERAL NON LOGAM KABUPATEN SERUYAN DAN KOTAWARINGIN TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

EKSPLORASI UMUM ENDAPAN PASIR BESI DI KABUPATEN MINAHASA SELATAN. PROVINSI SULAWESI UTARA

BAB II KEADAAN UMUM DAN KONDISI GEOLOGI

INVENTARISASI MINERAL BUKAN LOGAM DI KABUPATEN BANGGAI KEPULAUAN DAN KABUPATEN BANGGAI LAUT, PROVINSI SULAWESI TENGAH

BAB II TINJAUAN UMUM

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENYELIDIKAN HIDROGEOLOGI CEKUNGAN AIRTANAH BALIKPAPAN, KALIMANTAN TIMUR

BAB III Data Lokasi 3.1. Tinjauan Umum DKI Jakarta Kondisi Geografis

INVENTARISASI DAN PENYELIDIKAN MINERAL NON LOGAM DI KABUPATEN BIAK NUMFOR PROPINSI PAPUA ABSTRACT

IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi

Geologi Daerah Tajur dan Sekitarnya, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor Propinsi Jawa Barat Tantowi Eko Prayogi #1, Bombom R.

BAB I PENDAHULUAN. akan mempengaruhi produksi pertanian (Direktorat Pengelolaan Air, 2010).

KAJIAN ZONASI DAERAH POTENSI BATUBARA UNTUK TAMBANG DALAM PROVINSI KALIMANTAN SELATAN BAGIAN TENGAH

.INVENTARISASI MINERAL BUKAN LOGAM DI KABUPATEN POSO DAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG PROVINSI SULAWESI TENGAH

PENYELIDIKAN BATUBARA DAERAH PRONGGO DAN SEKITARNYA, KABUPATEN MIMIKA, PROVINSI PAPUA. SARI

INVENTARISASI DAN EVALUASI MINERAL NON LOGAM DI KABUPATEN SERUYAN DAN KOTAWARINGIN TIMUR, KALIMANTAN TENGAH

BAB II TINJAUAN UMUM

4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB III TINJAUAN LOKASI

BAB IV GAMBARAN UMUM

Gambar 9. Peta Batas Administrasi

Gambar 2 Peta Lokasi Penelitian

Gambar 1. Lokasi kesampaian daerah penyelidikan di Daerah Obi.

INVENTARISASI MINERAL BUKAN LOGAM DI KABUPATEN MAMUJU DAN KABUPATEN MAMASA, PROVINSI SULAWESI BARAT

BAB 2 Tatanan Geologi Regional

BAB II TINJAUAN GEOLOGI REGIONAL

BAB II TINJAUAN UMUM

KONDISI UMUM BANJARMASIN

BAB II TINJAUAN UMUM

KONSEP PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PELAPORAN BAHAN GALIAN LAIN DAN MINERAL IKUTAN. Oleh : Tim Penyusun

Transkripsi:

INVENTARISASI DAN EVALUASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT DAN SUMBAWA, PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Oleh : A. Sanusi Halim, Iwan A. Harahap dan Sukmawan SubDit Mineral Non Logam S A R I Daerah penyelidikan yang merupakan daerah uji petik secara geografis terletak pada posisi koordinat antara 116 0 42 00-117 0 08 00 Bujur Timur dan 8 0 22,5 00-9 0 05 00 Lintang Selatan. Daerah tersebut termasuk wilayah Kabupaten Sumbawa Barat. Daerah uji petik kedua terletak pada posisi koordinat antara 117 0 08 00-118 0 15 00 Bujur Timur dan 8 0 08 00-9 0 07 00 Lintang Utara, termasuk wilayah Kabupaten Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Secara Lithostratigarafi kedua wilayah daerah penyelidikan tersebut disusun oleh kelompok batuan sedimen tersier dan kuarter, kelompok batuan gunungapi, kelompok batuan terobosan dan batuan alluvium yang memiliki kisaran umur dari Miosen Awal hingga Holosen. Struktur geologi yang berkembang di daerah penyelidikan antara lain struktur perlipatan, kekar dan pensesaran yang terjadi pada beberapa formasi batuan yang umumnya menunjukkan lineament berarah timur laut barat daya hingga timur laut tenggara. Dari kegiatan uji petik tersebut di daerah Kabupaten Sumbawa Barat dan Kabupaten Sumbawa ditemukan beberapa bahan galian, yaitu batugamping, andesit, dasit, granodiorit sirtu dan lempung. Berdasarkan kajian dan pengamatan di lapangan dan ditunjang hasil analisa laboratorium, di kedua wilayah daerah penyelidikan tersebut terdapat beberapa bahan galian dengan sumberdaya yang cukup besar dan memiliki prospek untuk dimanfaatkan /diusahakan dalam rangka optimalisasi pemanfaatan potensi sumber daya mineral yang diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan wilayah dan percepatan pembangunan di kedua wilayah daerah tersebut. Bahan galian yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi dan prospek yang besar untuk diusahakan tersebut yaitu batugamping dan batuan Andesit. Berdasarkan hasil kajian analisis laboratorium batugamping yang terdapat di kedua wilayah ini dapat digunakan antara lain sebagai bahan baku semen, bahan peleburan dan pemurnian besi-baja, dalam bentuk kapur tohor digunakan untuk usaha perikanan/tambak serta bahan baku untuk pembuatan produk calsium karbonat. Sedangkan batuan Andesit berdasarkan hasil analisis kuat tekan (1029,64 Kg/Cm) menunjukkan atau memiliki kuat tekan berskala menengah, artinya batuan tersebut dapat digunakan sebagai bahan kontruksi bangunan dan agregat beton berskala menengah. Sumberdaya Hipotetik Batugamping di daerah Kabupaten Sumbawa Barat secara keseluruhan = 120. 600. 000 ton, di daerah Kabupaten Sumbawa = 370. 804. 000 ton. sedangkan Sumberdaya Hipotetik batuan Andesit di Kabupaten Sumbawa Barat= 99.250. 000 ton, di daerah Kabupaten Sumbawa = 420. 080. 000 ton. PENDAHULUAN Sektor pertambangan bahan galian non logam sebagian besar belum dapat dikelola dan dimanfaatkan secara merata. Peran terhadap kontribusi Pendapatan Asli Daerah (PAD) selama ini belum optimal. Hal ini disebabkan oleh berbagai macam faktor, salah satunya antara lain kurangnya data dan informasi mengenai bahan galian yang berpedoman pada satu keseragaman antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Pada tahun anggaran 2005 ini Sub Direktorat Mineral Non Logam, Direktorat Inventarisasi Sumberdaya Mineral melalui Proyek Inventarisasi dan Evaluasi Bahan Galian Mineral Indonesia melakukan kegiatan inventarisasi dan evaluasi bahan galian non logam di wilayah Kabupaten Sumbawa Barat dan Kabupaten Sumbawa, Provinsi Nusa 1

Tenggara Barat. Hasil kegiatan ini diharapkan akan menjadi masukan bagi pemerintah daerah dalam kerangka pengembangan wilayah dan percepatan pembangunan melalui upaya pemanfaatan dan pengusahaan bahan galian non logam yang terdapat di daerahnya, sehingga peran komoditi bahan galian non logam memiliki nilai yang strategis dalam kontribusi penerimaan pendapatan asli daerah (PAD) secara optimal. Maksud dari kegiatan inventarisasi dan evaluasi bahan galian non logam yang dilakukan di Kabupaten Sumbawa Barat dan Kabupaten Sumbawa tersebut adalah untuk mendapatkan data-data mengenai bahan galian non logam, yaitu antara lain meliputi lokasi keterdapatan, sumberdaya (cadangan) dan kualitas serta melakukan evaluasi potensi bahan galian baik yang telah ada (data sekunder) maupun bahan galian temuan baru secara lebih optimal. Adapun tujuan dari kegiatan ini yaitu untuk mengetahui prospek pemanfaatan dan pengembangan bahan galian non logam sebagai bahan masukan bagi pemerintah daerah dan juga merupakan pemutakhiran data dalam rangka pengembangan Bank Data Sumberdaya Mineral Nasional. Kabupaten Sumbawa Barat secara administrative terbagi menjadi 4 kecamatan, 22 desa dan 93 dusun dengan luas daerah sekitar 1.636,95 Km 2. Ibukota Kabupaten Sumbawa Barat adalah di Taliwang yang secara geografis terletak pada koordinat antara 116 42 00 117 08 00 BT dan 8 22,5 00 9 05 00 LS. Demikian pula halnya dengan Kabupaten Sumbawa, secara administrative terbagi menjadi 15 kecamatan, 110 desa dan 439 dusun, dengan luas daerah sekitar 6.856,05 km 2. Ibukota Kabupaten Sumbawa adalah di Sumbawa Besar, termasuk Provinsi Nusa Tenggara Barat. Secara geografis terletak pada koordinat antara 117 08 00 118 15 00 BT dan 8 08 00 9 07 00 LS. Kondisi topografi daerah Kabupaten Sumbawa Barat umumnya cenderung berbukit-bukit dengan ketinggian antara 0 hingga 1.730 meter di atas permukaan laut. Sebagian besar, yaitu ± 50 persen berada pada ketinggian 100 hingga 500 meter. Luas lahan Kabupaten Sumbawa Barat adalah ± 1.636,95 Km 2.Daerah Kabupaten Sumbawa Barat beriklim tropis dengan temperatur maksimum mencapai 34 0 C yang terjadi pada bulan September dan temperatur minimum 21,7 0 C yang terjadi pada bulan Agustus. Berdasarkan sensus penduduk tahun 2002 jumlah penduduk Kabupaten Sumbawa Barat yang meliputi penduduk Kecamatan Jereweh, Sekongkang, Taliwang dan Seteluk adalah berjumlah ± 79.111 jiwa dengan tingkat kepadatan penduduk tertinggi terdapat di Kecamatan Seteluk, yaitu 86 jiwa/km 2. Sebagian besar penduduk Kabupaten Sumbawa Barat beragama Islam, selanjutnya diikuti oleh penduduk yang beragama Hindu, Kristen, dan yang paling sedikit adalah yang beragama Budha. Sebagian besar penduduk bermata pencaharian sebagai petani, selanjutnya sebagai pedagang, buruh, nelayan, guru dan selebihnya sebagi pegawai negeri ataupun swasta. Kondisi topografi Kabupaten Sumbawa hampir sama dengan kondisi di Kabupaten Sumbawa Barat, dimana sebagian besar cenderung berbukit-bukit dengan ketinggian antara 0 hingga 1. 625 meter di atas permukaan laut. Sebagian besar, yaitu ± 50 persen berada pada ketinggian 100 hingga 500 meter. Luas lahan Kabupaten Sumbawa adalah ± 6.856,05 Km 2 Terdiri atau mengalami dua musim, yaitu musim penghujan dan musim kemarau dengan temperatur maksimum mencapai 37,22 0 C yang terjadi pada bulan November dan temperatur minimum sebesar 31,6 0 yang terjadi pada bulan Agustus.Curah hujan terbanyak terjadi pada bulan Februari, yaitu sebesar 471,2 mm, kemudian pada bulan Desember dan Januari dengan curah hujan masing-masing sebanyak 227,8 dan 215,3 mm. Dari data sensus penduduk tahun 2000 tercatat jumlah penduduk Kabupaten Sumbawa adalah 381.899 jiwa. dengan tingkat kepadatan penduduk tertinggi terdapat di Kecamatan Sumbawa, yaitu 507 jiwa/km 2 yang disusul oleh Kecamatan Alas 151 jiwa/km 2 dan terendah di Kecamatan Ropang, yaitu 12 jiwa/km 2 Sebagian besar mata pencaharian penduduk di Kabupaten Sumbawa adalah sebagai petani, selanjutnya sebagai pedagang, nelayan, buruh, guru dan sebagai pegawai negeri ataupun swasta. Kegiatan Inventarisasi dan Evaluasi Mineral Non Logam di Kabupaten Sumbawa 2

Barat dan Kabupaten Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat ini dilakukan selama 42 hari termasuk perjalanan Bandung Lapangan pergi pulang, yaitu dari tanggal 19 Mei 2005 hingga tanggal 1 Juli 2005. GEOLOGI Kabupaten Sumbawa Barat Geologi daerah Kabupaten Sumbawa Barat berdasarkan Peta Geologi Lembar Sumbawa, Nusatenggara yang disusun oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi (A. Sudradjat, S, dkk, 1998) Bandung, terdiri dari beberapa satuan batuan yang berumur dari Miosen Awal hingga Holosen. Uruturutan satuan batuan tersebut dari yang berumur tua ke muda dapat diperikan sebagai berikut: Satuan Batupasir Tufaan (Tms), Satuan Breksi Tuf (Tmv), Satuan Batugamping (Tml), Satuan Batuan Terobosan (Tmi), Satuan Batugamping Koral ((Tmcl), Satuan Breksi, Andesit, Basal (Qvsa), Satuan Terumbu Koral terangkat (Ql), Satuan Aluvium dan Endapan pantai (Qa). Kabupaten Sumbawa Geologi daerah Kabupaten Sumbawa Barat berdasarkan Peta Geologi Lembar Sumbawa, Nusatenggara yang disusun oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi (A. Sudradjat, S, dkk, 1998) Bandung, terdiri dari beberapa satuan batuan yang berumur dari Miosen Awal hingga Holosen. Uruturutan satuan batuan tersebut dari yang berumur tua ke muda dapat diperikan sebagai berikut : Satuan Batupasir Tufaan (Tms), Satuan Breksi Tuf (Tmv), Satuan Batugamping (Tml), Satuan Batuan Terobosan (Tmi), Satuan Batulempung Tufaan (Tps), Satuan Breksi, Andesit, Basal (Qv sb), Satuan Terumbu Koral terangkat (Ql), Satuan Aluvium dan Endapan pantai (Qa POTENSI MINERAL NON LOGAM Berdasarkan data hasil inventarisasi dan uji petik, potensi bahan galian yang terdapat di daerah Kabupaten Sumbawa Barat dan Kabupaten Sumbawa antara lain adalah : Batugamping, Andesit, Granodiorit, Sirtu dan Lempung. Potensi Batugamping yang terdapat di daerah Kabupaten Sumbawa Barat tersebar di beberapa daerah, yaitu meliputi daerah Kecamatan Jereweh, Sekongkang, Taliwang, dan Seteluk. Dari 4 daerah Kecamatan tersebut, Kecamatan Taliwang dan Kecamatan Jereweh.yang memiliki potensi sumberdaya yang cukup besar, masing-masing adalah 65. 000. 000 ton dan 23. 400. 000 ton. Total Sumberdaya Hipotetik Batugamping di Kabupaten Sumbawa Barat adalah 120. 600. 000 ton. Potensi Batugamping yang terdapat di daerah Kabupaten Sumbawa tersebar di beberapa daerah kecamatan. Sumberdaya terbesar terdapat di daerah Kecamatan Moyo Hulu, yaitu = 300. 030. 000 ton. Secara keseluruhan total Sumberdaya Hipotetik Batugamping di Kabupaten Sumbawa adalah = 370. 804. 000 ton. Potensi bahan galian Andesit yang terdapat di daerah Kabupaten Sumbawa Barat tersebar di 2 daerah kecamatan, yaitu Kecamatan Taliwang dan Kecamatan Sekongkang. Secara keseluruhan total sumberdaya hipotetik = 99. 240. 000 ton. Demikian juga potensi bahan galian Andesit yang terdapat di Kabupaten Sumbawa tersebar di beberapa daerah. Daerah yang memiliki sumberdaya terbesar antara lain adalah daerah Kecamatan Alas dan Kecamatan Plampang. Sumberdaya Hipotetik masing-masing = 195. 000. 000 ton dan 135. 000. 000 ton, Secara keseluruhan total Sumberdaya Hipotetik Andesit di Kabupaten Sumbawa secara keseluruhan adalah = 420. 080. 000 ton. Bahan galian granodiorit terdapat di Kabupaten Sumbawa, tersebar di 3 lokasi yang seluruhnya termasuk wilayah Kecamatan Plampang. Lokasi pertama terdapat di Desa Marongge dengan sumberdaya hipotetik 420. 000 ton, lokasi kedua terdapat di Olat Batungongo, Desa Semu dengan sumberdaya hipotetik 45. 000. 000 ton dan lokasi ketiga terdapat di Olat Gerintuk, Desa Marongge dengan sumberdaya hipotetik 300. 000. 000 ton. Sumberdaya Hipotetik Granodiorit di Kabupaten Sumbawa secara keseluruhan = 345. 420. 000 ton 3

Potensi bahan galian sirtu di Kabupaten Sumbawa Barat dan Kabupaten Sumbawa tersebar di beberapa tempat, yaitu pada lokasilokasi daerah aliran sungai-sungai besar. Secara keseluruhan potensi endapan sirtu di Kabupaten Sumbawa Barat adalah = 5. 480. 000 ton, sedangkan potensi sumberdaya hipotetik endapan sirtu di Kabupaten Sumbawa adalah = 1. 450. 000 ton. Bahan galian lempung yang dijumpai di Kabupaten Sumbawa Barat potensinya tidak banyak, yaitu hanya terdapat di 2 daerah kecamatan, yaitu Kecamatan Jereweh dan Kecamatan Taliwang. Total sumberdaya hipotetik = 1. 395. 000 ton. Bahan galian ini telah dimanfaatkan penduduk sebagai bahan baku barang gerabah dan sebagian dibuat batu bata. Bahan galian lempung yang terdapat di Kabupaten Sumbawa tersebar di beberapa daerah kecamatan. Total sumberdaya hipotetik endapan lempung di Kabupaten Sumbawa adalah = 7. 115. 000 ton. Sebagian telah digunakan sebagai bahan baku barang gerabah. KESIMPULAN DAN SARAN Dari temuan beberapa bahan galian tersebut terdapat bahan galian yang memiliki potensi dan prospek yang baik apabila dapat dikelola dan dikembangkan secara optimal dengan tetap mengacu kepada penambangan yang berwasasan lingkungan dan berkelanjutan. Bahan galian dimaksud antara lain adalah : 1. Batugamping, terutama yang terdapat di daerah Kecamatan Moyo Hulu, Utan Rhee dan Sumbawa, Kabupaten Sumbawa dan di Kecamatan Taliwang dan Jereweh, Kabupaten SumbawaBarat, karena disamping memiliki sumberdaya yang cukup besar, juga telah tersedianya sarana infra struktur (jalan) yang memadai sehingga bahan galian dari daerah ini akan memiliki nilai komersial yang cukup tinggi. 2. Batuan Andesit terutama yang terdapat di daerah Kecamatan Plampang (Desa Marongge, Desa Teluk Santong dan Desa Sepakat) dan Kecamatan Alas (Desa Mapin dan Desa Terusa) Kabupaten Sumbawa dan di daerah Kecamatan Taliwang, Kabupaten Sumbawa Barat, yang memiliki sumberdaya yang cukup besar. Batuan jenis ini dapat digunakan sebagai bahan fondasi bangunan dan agregat beton pada skala menengah (Hasil Laboratorium, analisis kuat tekan) 3. Batuan Granodiorit yang terdapat di daerah Kecamatan Plampang (Desa Semu dan Desa Marongge) yang memiliki sumberdaya yang cukup besar. Batuan jenis ini juga dapat digunakan sebagai bahan fondasi bangunan dan agregat beton dengan skala tertentu. Dikaitkan dengan adanya berbagai aktifitas pembangunan fisik di Kabupaten Sumbawa Barat da Kabupaten Sumbawa, sudah pasti akan banyak membutuhkan beberapa bahan galian dengan sumber daya/ cadangan yang jelas. Mempertimbangkan hal tersebut, maka disarankan untuk dilakukan penyelidikan lebih lanjut dengan skala yang lebih besar terutama terhadap bahan galian batugamping, andesit dan granodiorit yang memiliki potensi yang cukup besar dan prospek yang baik untuk diusahakan dan dikembangkan. DAFTAR PUSTAKA Ajat Sudrajat, dkk., 1998, Peta Geologi Lembar Sumbawa, Nusa Tenggara, skala 1 : 250.000, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi. Jaja Sutaatmadja, dkk., 1984, Laporan Penyelidikan Lanjutan Endapan Bahan Baku Keramik dan Bahan Galian Industri di daerah Nusa Tenggara Barat, Direktorat Sumberdaya Mineral. Satudju Wikarta, dkk., 1980, Penyelidikan pendahuluan bahan galian industri dan bahan galian bangunan di Daerah Tingkat I Propinsi Nusa Tenggara Barat, Direktorat Sumberdaya Mineral. Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Sumbawa yang bekerjasama dengan LP2K ITN Malang pada tahun 2003 telah menerbitkan laporan Potensi Bahan Galian yang terdapat di Kabupaten Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat. 4

Gambar 1. Peta Potensi Sumberdaya Bahan Galian di Kabupaten Sumbawa Barat Gambar 2. Peta Potensi Sumberdaya Bahan Galian di Kabupaten Sumbawa 5