III. METODE KAJIAN. inovasi, dan strategi revitalisasi posyandu dalam pembangunan kesehatan

dokumen-dokumen yang mirip
VI. RANCANGAN STRATEGI DAN PROGRAM REVITALISASI Identifikasi SWOT pada Revitalisasi Posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota

BAB III METODOLOGI KAJIAN

STRATEGI REVITALISASI POSYANDU DALAM RANGKA MENINGKATKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN DI KECAMATAN PEKANBARU KOTA KOTA PEKANBARU DELFI MUKHTAR

BAB I PENDAHULUAN. akhirnya dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Hal. masyarakat dan swasta (Depkes RI, 2005).

I. PENDAHULUAN. Selama beberapa periode belakangan ini, pembangunan sosial di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat di Indonesia masih rendah disebabkan banyak

BAB I PENDAHULUAN. (Ocbrianto, 2012). Tiga pilar yang mempengaruhi kualitas hidup sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) tahun menitikberatkan

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan terdepan. Posyandu dilaksanakan oleh masyarakat itu sendiri dan merupakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. research) menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif

BAB IV METODE PENELITIAN PARIWISATA SPIRITUAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pelayanan kesehatan masyarakat pada prinsipnya mengutamakan

BAB III METODE PENELITIAN. mengidentifikasi jenis-jenis makanan tradisional, persepsi wisatawan terhadap

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan Nasional Bangsa Indonesia sesuai Pembukaan

ANALISIS SWOT LABORATORIUM IPS. CONTACT PERSON:

III METODE PENELITIAN

BAB III METODE KAJIAN

BAB I PENDAHULUAN. memprihatinkan karena mengancam kualitas sumber daya manusia yang akan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan guna memberdayakan masyarakat dan. Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2009, p.98).

3 METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. pada daerah inilah sentra pendirian pabrik pengolahan kelapa sawit di Kabupaten

ANALISIS SWOT. Analisis Data Input

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang ini berlokasi di permukiman Telaga Golf Sawangan, yang terletak di Depok.

BAB I PENDAHULUAN. Posyandu diselenggarakan untuk kepentingan masyarakat sehingga

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

Wujud pemberdayaan masyarakat UKBM (Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat) Promotif, Preventif Mulai dicanangkan 1986

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini terdapat beberapa istilah yang menjadi fokus

DAFTAR ISI Silvia Sely Murthy, 2014 Analisis rantai nilai dan strategi pengembangan industri kreatif di kota bandung dan cimahi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Menurut Profil Kesehatan Indonesia tahun 2012 mengatakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian merupakan segala sesuatu yang mencakup

BAB 1 PENDAHULUAN. pemberdayaan masyarakat atau kader posyandu (Depkes, 2007). Menurut MDGs (Millenium Development Goals) di tingkat ASEAN, AKB

III. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilakukan di Kabupaten Batu Bara pada ruang

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Mulya Kencana Kecamatan Tulang Bawang

BAB III METODOLOGI. Gambar 2. Peta Jakarta Timur Gambar 3. Pata Lokasi Taman Mini Indonesia (Anonim, 2010b) Indah (Anonim, 2011)

BAB III METODOLOGI. (c)foto Satelit Area Wisata Kebun Wisata Pasirmukti

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan

III METODE PENELITIAN. Daerah penelitian adalah wilayah pesisir di Kecamatan Punduh Pidada,

BAB III METODE PENELITIAN

MATRIKS WAWANCARA. Seruan Presiden untuk meningkatkan keunggulan kembali Posyandu. Belum dapat, tidak ada baik dari depkes maupun dari dinkes

BAB III METODE PENELITIAN

KUESIONER UNTUK KADER

II. TINJAUAN PUSTAKA Faktor-faktor Pendukung Pengembangan Posyandu. Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) merupakan suatu forum komunikasi,

BAB I PENDAHULUAN. menjadi 4,9 persen tahun Tidak terjadi penurunan pada prevalensi. gizi kurang, yaitu tetap 13,0 persen. 2

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan di tiap kelurahan/rw. Kegiatannya berupa KIA, KB, P2M

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan dan gizi merupakan kebutuhan dasar manusia. Sejak janin

BAB III METODE PENELITIAN. subjek penelitian dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional ini meliputi pengertian yang digunakan

BAB II KERANGKA TEORI. dunia bisnis. Tujaun tersebut hanya dapat dicapai memalui usaha mempertahankan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Indeks Pembangunan Manusia (IPM), sedangkan ukuran kesejahteraan masyarakat. sasaran yang membutuhkan layanan (Depkes RI, 2006).

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Usaha Agroindustri Mie Musbar Jalan

BAB 1 PENDAHULUAN. mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi (Kemenkes, 2011).

BAB IV HASIL PENELITIAN. Kluet Selatan Kabupaten Aceh Selatan dengan jumlah responden 40 0rang dimana

Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dan keluarga berencana.

Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga

TINJAUAN PUSTAKA Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)

BAB III METODE PENELITIAN. atau Sagela Pengucapaan yang sering di pakai masyarakat Gorontalo ini, terletak

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Ismawati tahun 2010 (dalam Ariyani dkk, 2012), posyandu

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk

STRATEGI PENINGKATAN KINERJA PENYULUH PERTANIAN DI KABUPATEN LANGKAT

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE

Gambar 2. Peta Area Magang Sentul City: Masterplan Sentul City (Atas) dan Lokasi magang di kawasan permukiman Sentul City (Bawah)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Asahan, untuk melihat kajian secara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Visi Kementrian Kesehatan adalah mencapai masyarakat yang mandiri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. diupayakan, diperjuangkan dan tingkatkan oleh setiap individu dan oleh seluruh

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat diperlukan di masa mendatang (Depkes RI, 2007).

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini berlokasi di Kawasan Wisata Pantai Tanjung Pasir,

BAB III METODE PENELITIAN

METODE Lokasi dan Waktu Teknik Sampling

ANALISIS DATA Metode Pembobotan AHP

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal yang sangat penting dan bisa dijadikan

BAB III METODOLOGI A. Lokasi dan Waktu B. Pengumpulan Data

III. METODE PENELITIAN. yang harus di kembangkan dalam Pariwisata di Pulau Pasaran.

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur.

BAB III METODOLOGI. Gambar 6 Peta Lokasi Penelitian (Sumber: Bappeda, 2004 dan 2010)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya

BAB 1 PENDAHULUAN. satunya adalah melalui pelayanan kesehatan di posyandu. Kegiatan-kegiatan dalam

IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang terletak di Kecamatan Samarang Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN FREKUENSI KEHADIRAN ANAK USIA 1-3 TAHUN (BATITA) DALAM PENIMBANGAN DI POSYANDU DENGAN STATUS GIZI ANAK

Sumber: Anonim (2011) Gambar 2. Peta Lokasi Ocean Ecopark Ancol

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan mencapai % menurun menjadi % (Adisasmito, upaya untuk mendekatkan masyarakat terhadap jangkauan pelayanan

Kayu bawang, faktor-faktor yang mempengaruhi, strategi pengembangan.

BAB I PENDAHULUAN. gizi anak balitanya. Salah satu tujuan posyandu adalah memantau peningkatan status

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dan terpenting dari

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel

METODOLOGI 3.1 Lokasi dan waktu

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Transkripsi:

III. METODE KAJIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Dalam revitalisasi pengembangan posyandu perlu adanya pengembangan, inovasi, dan strategi revitalisasi posyandu dalam pembangunan kesehatan masyarakat Kota Pekanbaru, adapun kerangka pemikiran dalam rangka revitalisasi posyandu di kota Pekanbaru, khususnya di Kecamatan Pekanbaru Kota dapat dilihat dalam Gambar 2. salah satu upaya peningkatan kualitas sumberdaya manusia Penurunan status gizi dan kesehatan masyarakat Keterbatasan sumberdaya Pelayanan : 1. Kader 2. Sarana 3. Dana Analisis Deskriptif Evaluasi pelaksanaan Rancangan strategi dan program revitalisasi Analisis Strengths, Weaknesses, Opportunities dan Threats (SWOT) Rekomendasi strategi dan progam revitalisasi Gambar 2. Kerangka Pemikiran

Kajian ini dilatarbelakangi oleh peranan kesehatan sebagai salah satu komponen Indeks Pembangunan Manusia (IPM). adalah upaya peningkatan kualitas sumberdaya manusia. Pelaksanaan di Kecamatan Pekanbaru Kota, Kota Pekanbaru masih menghadapi beberapa permasalahan. Permasalah utama yang perlu mendapat perhatian, yaitu penurunan status gizi dan kesehatan masyarakat, serta keterbatasan sumberdaya yang meliputi sumberdaya fisik dan sumberdaya manusia. Metode yang digunakan dalam kajian ini merupakan metode kualitatif. Pelayanan dalam hal kader, sarana, dan dana dianalisis melalui analisis deskriptif. Selanjutnya, evaluasi pelaksanaan dan rancangan strategi, serta program revitalisasi dijelaskan melalui analisis Strengths, Weaknesses, Opportunities dan Threats (SWOT). Hasil kajian ini diharapkan dapat melahirkan rekomendasi strategi dan program revitalisasi yang tepat dan efektif. 3.2. Operasional Penelitian Revitalisasi adalah upaya untuk mengadakan perbaikan dan menganalisis sistem pelaksanaan posyandu agar pelaksanaannya benar-benar sesuai dengan harapan dan memberikan manfaat untuk mewujudkan derajat kesehatan keluarga dalam tahap awal ditingkat paling dasar sebagai upaya preventif dalam mewujudkan derajat keluarga sehat.

Tabel 2. Kajian Variabel Sasaran Variabael Dimensi Indikator Strategi Revitalisasi Strategi Revitalisasi Fungsi dan Kinerja Tingkat Perkembangan Mengkaji dan Menelaah Pengkajian 1. Pembentukan & Pemantauan posyandu 2. Pemilihan pengurus kader posyandu 3. Orientasi pengurus 4. Pembentukan & peresmian posyandu 5. Penyelenggaraan & pemantauan kegiatan posyandu 1. Frekuensi penimbangan bayi 2. Rerata kader tugas 3. Cakupan kumulatif KIA 3. Cakupan Kumulatif KB 4. Cakupan kum.imunisasi 5. Cakupan dana sehat 3.3. Lokasi dan waktu Kajian Lokasi kajian ini adalah Kecamatan Pekanbaru Kota, Kota Pekanbaru Provinsi Riau dengan alasan kecamatan ini yang mempunyai kriteria posyandu pratama, posyandu madya, posyandu purnama dan posyandu mandiri sehingga tujuan dan manfaat kajian tercapai. Kajian direncanakan selama dua bulan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. 3.4. Sasaran Kajian dan Teknik Sampling Sasaran dari kajian ini adalah posyandu yang berada di Kecamatan Pekanbaru Kota yaitu seluruh Kelurahan yang berada di Kecamatan Pekanbaru Kota (6 Kelurahan) yaitu Kelurahan Simpang Empat, Kelurahan Sumahilang, Kelurahan Tanah Datar, Kelurahan Kota Baru, Kelurahan Sukaramai dan Kelurahan Kota Tinggi. Sasaran kajian merupakan sampel kajian, yang ditentukan dengan menggunakan metode purposive sampling (dipilih secara sengaja). Hasil dari pra-survei, maka ada beberapa pertimbangan memilih yang berada di Kecamatan Pekanbaru Kota sebagai sampel kajian, adalah : 1). Kecamatan

Pekanbaru Kota merupakan wilayah pelaksanaan program Revitalisasi ; 2). di Kecamatan Pekanbaru Kota sudah memiliki tingkatan perkembangan; 3). Pengunjung Kecamatan Pekanbaru Kota sebagian besar penduduknya tergolong miskin yang merupakan sasaran utama program Revitalisasi ; 4). Kondisi di Kecamatan Pekanbaru Kota masih harus terus dilakukan pembinaan agar kegiatan yang sudah baik dapat dipertahankan. 3.5. Jenis dan Metode Pengumpulan Data Data kajian yang dikumpulkan pada kajian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara, kemudian ditabulasi dan dikelompokkan sesuai dengan kebutuhan, kemudian dianalisis dengan menggunakan metode yang telah ditentukan. Analisis yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui tingkat perkembangan, ditetapkan seperangkat indikator yang digunakan sebagai penyaring atau penentu tingkat perkembangan. Secara sederhana indikator kajian untuk tiap peringkat dapat dilihat pada uraian Tabel 3.

Tabel 3. Daftar Penilaian Indikator Kegiatan No Indikator Pratama Madya Purnama Mandiri 1 Frekuensi Penimbangan Tidak Cukup Rutin Rutin Rutin Rutin 2 Rerata kader tugas <5 5 5 5 3 Rerata cakupan D/S (%) <50 50 >50 >50 4 Cakupan kumulatif KIA <50 50 >50 >50 (%) 5 Cakupan kumulatif KB <50 50 >50 >50 (%) 6 Cakupan kumulatif <50 50 >50 >50 imunisasi (%) 7 Program tambahan - - + + 8 Cakupan dana sehat (%) <50 <50 <50 >50 Sumber : Budiman, 2005. Jenis indikator yang digunakan untuk setiap program disesuaikan dengan prioritas program tersebut. Apabila prioritas program imunisasi di suatu daerah adalah campak, maka indikator cakupan imunisasi yang digunakan adalah cakupan imunisasi campak. Apabila prioritas program KIA adalah kunjungan antenatal pertama (K1) maka indikator cakupan KIA yang digunakan adalah cakupan K1. Untuk mengetahui tingkat perkembangan, ditetapkan seperangkat indikator yang digunakan sebagai penyaring atau penentu tingkat perkembangan. Secara sederhana dapat diuraikan indikator masingmasing pengkajian tingkat perkembangan posyandu sebagai berikut : a). Frekuensi penimbangan, yaitu bayi yang ditimbang setiap kunjungan ke posyandu, dengan range penilaian tingkat perkembangan posyandu < 8 dan > 8. digolongkan Pratama jika frekuensi penimbangan <8 (tidak rutin), digolongkan Madya jika frekuensi penimbangan 8 (cukup rutin), digolongkan Purnama dan Mandiri jika frekuensi penimbangan >8 (rutin),

b). Rerata petugas kader, yaitu jumlah kader posyandu yang bertugas di posayandu, dengan range < 5 dan 5. digolongkan Pratama jika Rerata petugas kader <5, digolongkan Madya jika Rerata petugas kader 5, digolongkan Purnama dan Mandiri jika Rerata petugas kader >5, c). Cakupan kumulatif KIA, yaitu jumlah Balita yang mempunyai kartu menuju sehat (buku KIA), dengan range < 50 persen dan 50 persen. digolongkan Pratama jika cakupan kumulatif KIA <50 persen, digolongkan Madya jika cakupan kumulatif KIA 50 persen, digolongkan Purnama dan Mandiri jika cakupan kumulatif KIA >50 persen, d). Cakupan kumulatif KB, yaitu jumlah ibu yang berkunjung ke posyandu untuk program KB, dengan range < 50% dan 50%. digolongkan Pratama jika cakupan kumulatif KB <50 persen, digolongkan Madya jika cakupan kumulatif KB 50 persen, digolongkan Purnama dan Mandiri jika cakupan kumulatif KB >50 persen, e). Cakupan kumulatif imunisasi, yaitu jumlah pengunjung posyandu untuk imunisasi, dengan range < 50% dan 50%. digolongkan Pratama jika cakupan kumulatif imunisasi <50 persen, digolongkan Madya jika cakupan kumulatif imunisasi 50 persen, digolongkan Purnama dan Mandiri jika cakupan kumulatif imunisasi >50 persen, f). Cakupan dana sehat, yaitu jumlah dana bantuan dari donatur, Pemda, dll, dengan range < 50% dan 50%. %. digolongkan Pratama, Madya dan Purnama jika cakupan dana sehat <50 persen, digolongkan Mandiri jika cakupan kumulatif imunisasi >50 persen,

g). Program tambahan, yaitu program diluar program utama dengan indikator ada (+) atau tidak ada (-), dengan range < 50% dan 50%. digolongkan Pratama dan Madya jika tidak memiliki program tambahan, dan digolongkan Purnama dan Mandiri jika memiliki program tambahan. 2. Untuk mengkaji Revitalisasi maka perlu mengetahui dan menelaah pembentukan dan pemantauan kegiatan. Pembentukan dan pemantauan kegiatan dilakukan dengan kegiatan sebagai berikut : a). Pemilihan Pengurus dan Kader b). Orientasi Pengurus dan Pelatihan Kader c). Pembentukan dan Peresmian d). Penyelenggaraan dan Pemantauan Kegiatan 3. Untuk menyusun strategi revitalisasi posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota, Kota Pekanbaru menggunakan analisis SWOT. Analisis SWOT didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang, namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman. Untuk menentukan strategi revitalisasi posyandu yang didasarkan atas kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman, maka analisis SWOT dapat digunakan 17). 3.6. Analisis Data Adapun alat yang digunakan dalam menganalisis data dalam penelitian ini adalah metode analisis SWOT. Unit basis yang digunakan adalah. 17. Rangkuti, 2002, Analisis SWOT, CV. Gramedia, Jakarta

Tabel 4. Teknik Analisis SWOT Faktor internal Faktor eksternal Opportunities (O) Daftar peluang eksternal Threats (T) Daftrar ancaman eksternal Strenghts (S) Daftar kekuatan internal Strategi SO Strategi ST Weaknesses (W) Daftar kelemahan internal Strategi WO Strategi WT Berdasarkan kombinsi dari empat faktor tersebut menghasilkan empat kelompok faktor strategis sebagai berikut : 1. Strategi SO adalah startegi yang dibuat berdasarkan kekuatan untuk memanfaatkan peluang. 2 Strategi ST adalah strategi untuk menggunakan kekuatan yang dimiliki dengan cara menghindari ancaman. 3. Strategi WO adalah strategi yang diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara mengatasi kelemahan-kelemahan yang dimiliki. 4. Strategi WT adalah strategi yang berdasarkan pada kegiatan yang diwujudkan untuk meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman. Berdasarkan informasi dari pengelola dan pelaksana posyandu, puskesmas, masing-masing aparat kecamatan, tokoh masyarakat, kelompok PKK, majelis taqlim serta para pihak dan instansi yang terkait, maka alternatif strategi yang dipilih berasal dari kepentingan yang paling dominan yang dibutuhkan didalam pelaksanaan program revitalisasi posyandu. Setiap unsur SWOT diberi nilai 3,2 dan 1. Nilai 3 berarti sangat penting, nilai 2 berarti penting dan nilai 1 berarti cukup penting. Setiap alternatif strategi dihubungkan keterkaitannya dengan unsur

SWOT dan ditentukan rangking 1,2 dan 3 untuk strategi yang dipilih. Alasan pemilihan metode ini karena metode ini lebih berkembang dan mampu menganalisis berbagai persoalan baik kekuatan, kelemahan, peluang maupun ancaman, sehingga diharapkan mampu menyelesaikan permasalahan secara komprehenshif. 3.7. Metode Penyusunan Strategi Revitalisasi Metode yang digunakan dalam penyusunan strategi revitalisasi posyandu adalah metode analisis interaktif yaitu berupa pengumpulan data, kemudian data yang terkumpul disajikan dalam bentuk reduksi data, kemudaian hasil dari reduski data dan sajian data ditarik kesimpulan untuk verifikasi dalam penyusunan startegi revitalisasi. Adapun metode penyusunan strategi revitalisasi posyandu tersebut digambarkan sebagai berikut (Mile B Mattew dan Michael A Huberman,1992) : Pengumpulan data Penarikan kesimpulan Penyajian data Sumber: Mattew B. Miles dan Michael A Huberman Reduksi data Gambar 3. Model Analisis Interaktif Miles dan Huberman