BAB 1 PENDAHULUAN. Untuk mengetahui sampai seberapa jauh perubahan yang terjadi, perlu adanya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gangguan jiwa atau mental menurut DSM-IV-TR (Diagnostic and Stastistical

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya. dan bertambah cenderung lebih cepat (Nugroho, 2000).

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa seringkali dinilai dari umur harapan hidup penduduknya

BAB I PENDAHULUAN. seperti sekarang ini, kualitas tidur yang baik jarang dimiliki oleh banyak

BAB I PENDAHULUAN. merupakan istilah bagi individu yang telah memasuki umur di atas 60 tahun (>60

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan disegala bidang selama ini sudah dilaksanakan oleh

PENGARUH TERAPI MUSIK JAWA TERHADAP PENURUNAN TINGKAT INSOMNIA PADA LANSIA DI UPT PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA MAGETAN SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain. Indonesia menurut survey Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2006

BAB I PENDAHULUAN. membuka dinding perut dan dinding uterus (Sarwono, 2005). Sectio caesarea

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perjalanan kehidupan manusia berada dalam rentang toleransi dan keseimbangan yang dinamis terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Dilihat dari segi usianya, siswa-siswi SMP merupakan remaja pada masa

BAB I PENDAHULUAN. fisilogis organ tubuhnya (Wahyunita, 2010). Banyak kelainan atau penyakit

BAB I PENDAHULUAN. pemeriksaan tekanan darah dengan menggunakan sphygmomanometer

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesejahteraan masyarakat (Darmodjo, 2000) Hal ini juga diikuti dengan perubahan emosi secara psikologis dan

EFEKTIFITAS TEKNIK RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP BERKURANGNYA KELUHAN GANGGUAN TIDUR PADA REMAJA DI PANTI AL-MUDAKKIR DAN DI PANTI AL-AMIN BANJARMASIN

PENGARUH RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan

EFEKTIFITAS PEMBERIAN TERAPI MUSIK TERHADAP PENURUNAN GEJALA INSOMNIA PADA LANSIA DI PANTI WERDA RINDANG ASIH II BONGSARI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. ketakutan terhadap sesuatu yang tidak jelas (Armasari et al, 2012)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kondisi alam dan masyarakat yang sangat kompleks, menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. dan kapan saja, yang dapat menimbulkan kerugian materiel dan imateriel bagi

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya (Padila, 2013). Pada tahun 2012, UHH penduduk dunia rata rata

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. tahun, sedangkan pada tahun 2020 diperkirakan angka harapan hidup. mencapai 71,1 tahun ( Depkesra, 2008 ).

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan promotif dan preventif baik sehat maupun sakit.

EFEKTIVITAS TERAPI GERAK TERHADAP PERUBAHAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. orang permasalahan sulit tidur (insomnia) sering terjadi bersamaan dengan terjaga

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Panti Asuhan Yatim dan Dhuafa Al Idris, Jangkang,

BAB I PENDAHULUAN. 202 juta di tahun 1950 menjadi 831 juta di tahun Jumlah ini diperkirakan akan terus

BAB I PENDAHULUAN. biasanya progresif dan berhubungan dengan peningkatan respon inflamasi kronik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan pada bayi merupakan suatu proses yang hakiki, unik, dinamik,

PENGARUH RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP PENINGKATAN JUMLAH KEBUTUHAN TIDUR PADA LANJUT USIA INSOMNIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembunuh diam diam karena penderita hipertensi sering tidak. menampakan gejala ( Brunner dan Suddarth, 2002 ).

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terjadi. Berupa rasa khawatir, takut yang tidak jelas sebabnya. Saat ini. 47,7% remaja sering merasa cemas (Depkes, 2010).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan dipaparkan hasil dan pembahasan dari penelitian

BAB I PENDAHULUAN. membentuk sel-sel baru, memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak, dan memberi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stres tidak dapat dipisahkan dari setiap aspek kehidupan. Stres dapat

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2016

BAB I PENDAHULUAN. faktor genetik yang menjadi potensi dasar dan faktor lingkungan yang. hambatan pada tahap selanjutnya (Soetjiningsih, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lanjut usia merupakan suatu anugerah. Menjadi tua, dengan segenap

BAB 1 PENDAHULUAN. lain. Manusia akan menjalani proses kehidupan yang memiliki 5 yakni

BAB I PENDAHULUAN. tahun. Lanjut usia biasanya mengalami perubahan-perubahan fisik yang wajar,

BAB I LATAR BELAKANG

BAB IV ANALISIS PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mental Disorders-4th Edition-Text Revisions (DSM-IV-TR) sindrom atau

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan untuk menjaga homeostatis dan kehidupan itu sendiri. Kebutuhan

HUBUNGAN TERAPI MANDI AIR HANGAT SEBELUM TIDUR DENGAN PENURUNAN KEJADIAN INSOMNIA PADA USIA LANJUT DI DESA TANJUNGAN WEDI KLATEN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang digunakan yaitu tahun. Penelitian ini menggunakan. tiap panti tersebut mengalami hipertensi.

BAB I PENDAHULUAN. Proses menua adalah proses alami yang dialami oleh mahluk hidup. Pada lanjut usia

BAB 1 PENDAHULUAN. organ tubuh. Hal ini juga diikuti dengan perubahan emosi secara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting bagi penduduk dunia. Hasil pembangunan tersebut

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. higiene perusahaan dan kesehatan kerja, memiliki segi-segi khusus yang tidak

Arifal Aris Dosen Prodi S1 keperawatan STIKes Muhammadiyah Lamongan ABSTRAK

GAMBARAN TINGKAT NYERI PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT RS PKU MUHAMMADIYAH BANTUL. Karya Tulis Ilmiah

BAB I PENDAHULUAN. proses alami yang sudah ditentukan oleh Tuhan Yang Maha Esa (Nugroho,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesehatan seksual serta kesehatan sistem reproduksi. Kesehatan reproduksi

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN PASCA OPERASI FRAKTUR DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. 11% dari seluruh jumlah penduduk dunia (± 605 juta) (World Health. meningkat menjadi 11.4% dibandingkan tahun 2000 sebesar 7.4%.

BAB I PENDAHULUAN. Gangguan jiwa yang terjadi di Era Globalisasi dan persaingan bebas

PERSETUJUAN MENJADI RESPONSEN. penelitian, maka saya yang bertanda tangan di bawah ini : Dengan ini saya menyatakan bersedia menjadi responden dalam

BAB I PENDAHULUAN. Gangguan jiwa yang terjadi di Era Globalisasi dan persaingan bebas

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan menurut Wahyuningsih (2005), terapi Intravena adalah suatu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hiperplasia prostat merupakan salah satu keluhan atau penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. dipungkiri bahwa dengan adanya perkembangan ini, masalah yang. manusia. Menurut National Institute of Mental Health, 20% populasi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tidur merupakan kebutuhan dasar bagi setiap manusia. Lima, Fransisco &

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH LATIHAN HATHA YOGA TERHADAP TINGKAT STRES PADA WANITA DI DUSUN KARANG TENGAH SLEMAN YOGYAKARTA

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. [CDC], 2013). Data dari Riset Kesehatan Dasar ( 2013), prevalensi. gangguan mental emosional (gejala -gejala depresi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hampir semua orang pernah mengalami gangguan tidur selama

[Jurnal Florence] Vol. VII No. 1 Januari 2014

ABSTRAK. Kata Kunci: Manajemen halusinasi, kemampuan mengontrol halusinasi, puskesmas gangguan jiwa

BAB I PENDAHULUAN. hingga berada dalam kondisi yang optimal (Guyton & Hall, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. perubahan kondisi fisik, psikologis maupun sosial yang saling berinteraksi satu

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. bayi yang dilakukan dengan cara insisi pada dinding abdomen ibu (WHO,

BAB I PENDAHULUAN. kasus yang belum terselesaikan. Disisi lain juga telah terjadi peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (2011), pada tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ARTIKEL EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG CEMPAKA RSUD UNGARAN

dicintai, putusnya hubungan sosial, pengangguran, masalah dalam pernikahan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang penelitian. dari 72 tahun di tahun 2000 (Papalia et al., 2005). Menurut data Biro Pusat Statistik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dampak kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah

PENGARUH RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN VISUALISASI TERHADAP PENURUNAN STRES PADA SISWA SEKOLAH DASAR SKRIPSI. Oleh : Firman M2A

BAB I PENDAHULUAN. Hospitalisasi anak merupakan suatu proses karena suatu alasan yang

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung sesuai waktu dan umur (Irianto, 2014). Penyakit degeneratif. dan tulang salah satunya adalah asam urat (Tapan, 2005).

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. gejala klinik yang manifestasinya bisa berbeda beda pada masing

BAB I PENDAHULUAN. tahun Data WHO juga memperkirakan 75% populasi lansia di dunia pada. tahun 2025 berada di negara berkembang.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. mengambil 7 subjek mahasiswa yang mengalami kecemasan tinggi.

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN A.LATARBELAKANG Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang diinginkan. Belajar akan menghasilkan perubahan-perubahan dalam diri seseorang. Untuk mengetahui sampai seberapa jauh perubahan yang terjadi, perlu adanya penilaian.. Penilaian terhadap hasil belajar seorang siswa untuk mengetahui sejauh mana telah mencapai sasaran belajar inilah yang disebut Sebagai prestasi belajar (Wahyuningsih,2004) Salah satu tolak ukur keberhasilan belajar siswa yaitu melalui evaluasi belajar, yang salah satunya adalah melalui ujian nasional. Sesuai Peraturan Pemerintah No.19 tahun 2005 pasal 66 ayat 1 yang menyatakan ujian nasional adalah penilaian hasil belajar oleh pemerintah yang bertujuan menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada pelajaran tertentu dalam kelompok pelajaran ilmu pengetahuan dan tekhnologi. Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Bab 1 Ketentuan Umum, Pasal 1 Ayat (19) dijelaskan bahwa Ujian adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengukur 1

2 pencapaian kompetensi peserta didik sebagai pengakuan prestasi belajar dan atau penyelesaian dari suatu satuan pendidikan. Ujian Nasional disingkat UN adalah sistem evaluasi standar pendidikan dasar dan menengah secara nasional dan persamaan mutu tingkat pendidikan antar daerah yang dilakukan oleh Pusat Penilaian Pendidikan, Depdiknas di Indonesia berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 menyatakan bahwa dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara nasional dilakukan evaluasi sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggara pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Semakin meningkatnya standar nilai kelulusan yang ditetapkan oleh pemerintah melalui departemen pendidikan nasional, menjadi pemicu kecemasan bagi orang tua dan siswa. Menurut Departemen Pendidikan Nasional tahun2004-2008, di Indonesia angka ketidaklulusan ujian nasional pada jenjang sekolah menengah pertama atau madrasah tsanawiyah mencapai 7%.Sehingga siswa, orang tua dan pihak sekolah diliputi kekhawatiran setiap kali menghadapi ujian nasional (Depdiknas.2009) Kelulusan siswa dalam ujian nasional menjelma menjadi momok yang begitu menyeramkan dan mengkhawatirkan, baik bagi siswa, orangtua murid, ataupun guru. Bagaimana tidak, jika siswa gagal maka bisa dipastikan setengah dari masa depannya menjadi hilang, yang akhirnya menyebabkan mereka mengalami cemas, depresi,

3 maupun insomnia. Jika sebelum menghadapi ujian mereka mengalami setress lalu setelah mereka mengikuti ujian dan gagal maka bisa dipastikan dia akan menjadi depresi, mungkin akibat rasa malu dan putus asa. (Depdiknas, 2009) Berbagai hal dan situasi dapat mempengaruhi keberhasilan atau justru menghambat kinerja siswa. Situasi yang terlalu menegangkan, terutama ketika ujian, dapat membuat seseorang menjadi cemas. Keadaan cemas ini dapat menghambat pelaksanaan ujian. Kecemasan yang dialami seorang siswa terhadap ujian, disebabkan karena situasi evaluative dipersepisikan sebagai sesuatu yang mengancam dan menegangkan ( Fausiah & Widury, 2006) Berkaitan dengan kecemasan, Eysenck (dalam Zarfiel,2001) mengatakan bahwa (Tension interfere variety ) yaitu adanya ketegangan yang sangat tinggi sehingga konsentrasi belajar terhambat, sehingga dapat membuat siswa tersebut menderita insomnia.dalam otak manusia terdapat pusat tidur dan pusat jaga. Pusat tidur dan pusat jaga manusia dipengaruhi oleh ARAS ( Ascending Reticular Activating System ). Selama masa tidur, pusat tidur akan mengurangi dan menghambat aktivitas ARAS yang ada di otak. Jika ARAS meningkat akan menyebabkan tidur berkurang (Schtsberg & Nemcroff, 2004 Insomnia adalah ketidakmampuan untuk memulai (inisiasi) tidur atau mempertahankan keadaan tidur (Lumbantobing, 2004). Insomnia biasanya timbul

4 sebagai gejala suatu gangguan lain yang mendasarinya seperti kecemasan dan depresi atau gangguan emosi lain yang terjadi dalam hidup manusia (Maramis, 2009) Allah berfirman dalam surat Ar-Rum ayat 23 yang artinya : Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-nya ialah tidurmu di waktu malam dan siang hari dan usahamu mencari sebagian dari karunia-nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mendengarkan. Dan dalam surat An-Naba ayat 9, Dan kami jadikan tidurmu sebagai (sarana) istirahat. Siswa perlu berada dalam kondisi tenang agar dapat melaksanakan ujian nasional secara optimal dan sukses.salah satu upaya yang dapat dilakukan agar siswa menjadi tenang dan tidak mengalami kecemasan yang dapat menyebabkan insomnia adalah dengan memberikan latihan relaksasi menjelang Ujian Nasional. Latihan relaksasi akan menurunkan menurunkan ketegangan otot dan memberikan efek ketenangan.latihan relaksasi membantu individu mencapai kondisi relaks. Pada waktu individu mengalami ketegangan dan kecemasan yang bekerja adalah system saraf simpatis, sedangkan pada waktu relaksasi yang bekerja adalah system saraf parasimpatis, dengan demikian relaksasi dapat menekan rasa tegang dan rasa cemas dengan cara resiprok,sehingga timbul counter conditioning dan penghilangan.beberapa studi tentang relaksasi menunjukkan efikasi yang baik dalam menurunkan tingkat kecemasan dan insomnia (Kanji et al, 2004) Masalah tidur telah diteliti dari beberapa komunitas dan sekolah berbasis remaja. Perkiraan prevalensi masalah tidur pada remaja antara 6% sampai 39%.

5 Penelitian oleh Ohayon dkk adalah penelitian tentang remaja dengan Diagnostic and Statistical Manual Of Mental Disorders, Fourth Edition (DSM-IV). Mereka menemukan bahwa 4 % dari remaja usia 15 tahun sampai 18 tahun dari sampel populasi umum di Perancis, Jerman, Inggris dan Spanyol telah insomnia dalam 30 hari terakhir. Dari mereka dengan diagnosis insomnia, sekitar setengah mengalami insomnia primer, 27% mengalami insomnia berhubungan dengan psikiatri, 12% mengalami insomnia terkait obat-obatan, dan 7% terkait dengan kondisi medis (American Academy of Pediatrics,2006 ) Sampai saat ini di Indonesia masih jarang dilakukan penelitian yang berkaitan dengan tidur dan permasalahannya. Ironisnya, berdasarkan penelitian-penelitian di Amerika Serikat dan Eropa, siswa SMP, SMA,dan Mahasiswa merupakan kelompok yang paling rentan menderita kurang tidur kronis. Akibatnya mereka mempunyai risiko yang lebih tinggi dalam mengalami dampak negatif yang ditimbulkannya (Maas JB, dkk, 2002). Untuk itu diperlukan penelitian tentang efektifitas dari latihan relaksasi yang bermanifestasi terhadap tingkat insomnia pada siswa, dengan harapan siswa akan mendapatkan hasil yang optimal. B.RUMUSANMASALAH Bagaimanakan efektifitas latihan relaksasi kepada siswa kelas 3 SMP menjelang Ujian Nasional (UN) terhadapt tingkat insomnia?

6 C.TUJUANPENELITIAN Tujuan penelitian ini adalah : 1. UMUM : a. Menganalisis efektifitas latihan relaksasi terhadap tingkat insomnia siswa menjelang ujian nasional. 2. KHUSUS: a. Mengetahui skor tingkat insomnia siswa menjelang ujian nasional sebelum diberikan latihan relaksasi. b. Mengetahui skor tingkat insomnia siswa menjelang ujian nasional setelah diberikan latihan relaksasi. D.KEASLIANPENELITIAN Suryo, S (2003). Depresi sebagai Faktor Insomnia pada Lansia di RS Sardjito Yogyakarta. Jenis penelitian ini menggunakan rancangan penelitian dengan Case Control Study. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh depresi terhadap insomnia dan terhadap factor lain. Waktu penelitian mulai bulan September Desember 2002. Metode statistic yang digunakan adalah analisis univariat OR dan CI serta analisis Multivariat Logistic Regression. Hasil penelitian menunjukkan bahwa angka kejadian depresi pada lansia dengan insomnia adalah terbanyak bila dibandingkan dengan cemas dan nyeri. Perbedaan penelitian ini terletak pada variabel bebas yaitu terapi langgam Jawa, metode penelitian yang digunakan adalah True Eksperimental dengan rancangan pre-post Test with control

7 group, uji statistic menggunakan Wilcoxon Signed Rank Test dan Mann Test serta Speaarman Test kemudian sampel yang digunakan adalah lansia yang tinggal di PSTW Abiyoso Pakem. (lajnxebounk, 2008). Tentang Efektifitas Teknik Relaksasi Progresif Terhadap Insomnia Pada lansia Di Panti Werdha Purbo Yuwono Kelompok Brebes. Teknik pengambilan data sengan menggunakan rancangan eksperimen semu/quasi Eksperiment yaitu dengan menggunakan Non Equivalent Control Group Design. Dimana desain quasi eksperimen mempunyai kesamaan dengan Pre test-post test Control Group Design. Jumlah sampel yang digunakan yaitu 15 responden kelompok perlakuan serta 15 responden kelompok control. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mean rank pada pretest kelompok perlakuan 11,80, sedangkan posttest 19,20. Berdasarkan analisis tersebut berarti bahwa ada pengaruh pemberian teknik relaksasi progresif terhadap keluhan insomnia lansia dip anti werdha purbo yuwono kelompok Brebes dengan p-value (sig. 2-tailed)=0,007. Perbedaan dan persamaan penelitian pada penelitian yang dilakukan saat ini, persamaannya adalah menggunakan metode quasi eksperimental design. Tetapi perbedaannya adalah populasi sampel yang di gunakan lansia.

8 E.MANFAATPENELITIAN Manfaat yang di harapkan pada penelitian ini adalah : 1. Praktis a. Peneliti Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan atau masukan bagi peneliti berikutnya. mengenai pengaruh latihan relaksasi terhadap insomnia khususnya pada siswa kelas 3 SMP menjelang ujian nasional, sehingga lebih berkembang dan menjadi lebih baik lagi. b. Murid Dapat menurunkan skor insomnia pada siswa menjelang ujian Nasional sehingga siswa diharapkan bisa menjalankan ujian Nasional dalam keadaan tenang. c. Guru Memberikan gambaran kepada bapak/ ibu guru agar dapat memahami insomnia dan dapat memanfaatkan latihan relaksasi untuk menanggulangi insomnia pada siswanya.

9 d. Orang Tua Memberikan gambaran kepada masyarakat khususnya para orang tua agar bisa memahami kecemasan dan dapat memanfaatkan latihan relaksasi guna menanggulangi kecemasan 2. Teoritis : Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah kajian dan pengembangan dibidang ilmu kedokteran jiwa, khususnya mengenai : efektivitas latihan relaksasi (relaxation excercise) terhadap skor kecemasan (anxiety level) pada siswa kelas 3 SMP menjelang ujian Nasional (UN).