BAB I PENDAHULUAN. diseduh dengan teh ditambah gula dan es. Minuman es teh banyak digemari oleh

dokumen-dokumen yang mirip
sebagai vector/ agen penyakit yang ditularkan melalui makanan (food and milk

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan keberhasilan program sanitasi makanan dan minuman

PENENTUAN TINGKAT KELAYAKAN KONSUMSI AIR ES BALOK DAN AIR ES POLAR DI WARUNG MAKAN DI SEKITAR KAMPUS UMS DITINJAU DARI JUMLAH COLIFORM FECAL

BAB I PENDAHULUAN. ekonomis. Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal diselenggarakan. makanan dan minuman (UU RI No.

I. PENDAHULUAN. karena mengandung gizi yang tinggi, rasanya yang manis, enak, tekstur yang lembut.

BAB I PENDAHULUAN. adanya makanan maka manusia tidak dapat melangsungkan hidupnya. Makanan

BAB I PENDAHULUAN. Salmonella sp dapat menyebabkan dua masalah penyakit, yaitu yang pertama adalah

ANALISIS COLIFORM PADA MINUMAN ES DAWET YANG DIJUAL DI MALIOBORO YOGYAKARTA

bahan baku es balok yang aman digunakan dalam pengawetan atau sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Sebelah Barat : berbatasan dengan Sungai Bulango. b. Sebelah Timur : berbatasan dengan Kelurahan Ipilo

INTISARI ANALISIS KUANTITATIF BAKTERI ESCHERICIA COLI PADA ES TEH YANG DIJUAL DI SEPANJANG JALAN TARAKAN KOTA BANAJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Makanan merupakan salah satu dari tiga unsur kebutuhan pokok manusia,

BAB I PENDAHULUAN. pembelahan daging ayam untuk mengeluarkan jeroan, dan proses pengeluaran

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

I. PENDAHULUAN. sebagai kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari

Studi Sanitasi Dan Pemeriksaan Angka Kuman Pada Usapan Peralatan Makan Di Rumah Makan Kompleks Pasar Sentral Kota Gorontalo Tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan mineral yang tinggi dan sangat penting bagi manusia, baik dalam bentuk segar

BAB I PENDAHULUAN. dengan harga yang murah, menarik dan bervariasi. Menurut FAO (Food

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi alternatif makanan dan minuman sehari-hari dan banyak dikonsumsi

BAB I PENDAHULUAN. Bakteri ini merupakan indikator kualitas air karena keberadaannya menunjukan bahwa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Propinsi Gorontalo terdiri dari 1 Kota dan 5 Kabupaten dalam luas wilayah

3. Untuk mempermudah bagi mereka mereka yang berminat untuk mendirikan industri rumah tangga yang mengspesialisasikan pembuatan tempe. C.

BAB I PENDAHULUAN. dalam kesehatan dan kesejahteraan manusia (Sumantri, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. dari protein, karbohidrat, lemak, dan mineral sehingga merupakan salah satu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kota Gorontalo merupakan salah satu wilayah dari provinsi Gorontalo yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Limba U I Kec. Kota Selatan Kota Gorontalo. Pasar sental Kota Gorontalo

1. PENDAHULUAN. berkembang seperti di Indonesia, karena morbiditas dan mortalitasnya yang

BAB I PENDAHULUAN. Susu merupakan minuman sumber protein yang diperoleh dari hasil

BAB I PENDAHULUAN. oleh manusia. Sumber protein tersebut dapat berasal dari daging sapi,

BAB I PENDAHULUAN. Data-data cemaran mikrobia pada produk susu mentah sudah ada dari

BAB 1 PENDAHULUAN. akan dikonsumsi akan semakin besar. Tujuan mengkonsumsi makanan bukan lagi

I. PENDAHULUAN. terkontaminasi baik secara bakteriologis, kimiawi maupun fisik, agar

HUBUNGAN HIGIENE SANITASI DENGAN KEBERADAAN BAKTERI Eschericia coli PADA JAJANAN ES KELAPA MUDA (SUATU PENELITIAN DI KOTA GORONTALO TAHUN 2013)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masyarakat, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Makanan jajanan (street food)

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh manusia biasanya dibuat melalui bertani, berkebun, ataupun

PENGEMBANGAN PROSEDUR DAN LEMBAR KERJA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada waktu dimekarkan Kabupaten Bone Bolango hanya terdiri atas empat

I. PENDAHULUAN. Escherichia coli adalah bakteri yang merupakan bagian dari mikroflora yang

BAB I PENDAHULUAN. produktifitas manusia merupakan faktor yang mendukung nilai ekonomi dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

UJI BAKTERIOLOGI AIR ES BATU BALOK DI DAERAH PABELAN. SUKOHARJO DITINJAU DARI JUMLAH BAKTERI Coliform

STUDI KANDUNGAN BAKTERI Salmonella sp. PADA MINUMAN SUSU TELUR MADU JAHE (STMJ) DI TAMAN KOTA DAMAY KECAMATAN KOTA SELATAN KOTA GORONTALO TAHUN 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat merupakan salah satu indikator harapan hidup

BAB I PENDAHULUAN. dan telah lama dimanfaatkan sebagai sumber protein yang cukup penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Minum teh sudah merupakan kebiasaan masyarakat Indonesia semenjak

BAB I PENDAHULUAN. bersih. 4 Penyakit yang menonjol terkait dengan penyediaan makanan yang tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. Es batu merupakan air yang dibekukan dan biasanya dijadikan komponen

BAB I PENDAHULUAN. manusia, air diperlukan untuk menunjang kehidupan, antara lain dalam kondisi yang

PENDAPAT SUPERVISOR TENTANG PENERAPAN SANITASI HIGIENE OLEH MAHASISWA PADA PELAKSANAAN PRAKTEK INDUSTRI

BAB 1 PENDAHULUAN. bila dikonsumsi akan menyebabkan penyakit bawaan makanan atau foodborne

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBERADAAN BAKTERI Escherichia coli PADA JAJANAN ES BUAH YANG DIJUAL DI SEKITAR PUSAT KOTA TEMANGGUNG

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Letusan penyakit akibat pangan (food borne diseases) dan kejadiankejadian

I. PENDAHULUAN. yang dapat menyebabkan kematian, yang disebut sebagai salmonellosis. Habitat

BAB V PRAKTEK PRODUKSI YANG BAIK

I. PENDAHULUAN. Penyakit yang ditularkan melalui makanan (foodborne disease) merupakan

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. DAFTAR ISI... ii DAFTAR GAMBAR... iv DAFTAR SINGKATAN... v. DAFTAR TABEL... vii BAB I PENDAHULUAN...

I. PENDAHULUAN. diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau

BAB 1 PENDAHULUAN. penting bagi kelangsungan hidup, modal dasar dan fungsi utama pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu sumber protein yang mudah diperoleh dan harganya

BAB I PENDAHULUAN. 2012). Sapi berasal dari famili Bovida, seperti halnya bison, banteng, kerbau

BAB I PENDAHULUAN. Salmonella sp merupakan salah satu bakteri patogen yang dapat menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. Makanan adalah salah satu kebutuhan dasar manusia dan merupakan hak

Lembar Observasi. Hygiene dan Sanitasi Pedagang Minuman Teh Susu Telur (TST) yang Dijual di Kecamatan Medan Area di Kota Medan Tahun 2012

BAB I PENGANTAR. alami Salmonella sp adalah di usus manusia dan hewan, sedangkan air dan

BAB IX SANITASI PABRIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Budaya jajan menjadi bagian dari keseharian hampir semua

Bab 1 Pendahuluan UKDW

Untuk menjamin makanan aman

BAB 1 : PENDAHULUAN. Keadaan higiene dan sanitasi rumah makan yang memenuhi syarat adalah merupakan faktor

BAB I PENDAHULUAN. kecil. Pengelolaan sapi perah rakyat pada kenyataannya masih bersifat tradisional.

Ikan segar - Bagian 3: Penanganan dan pengolahan

I. PENDAHULUAN. setiap orang. Menurut Food and Agriculture Organization (FAO) dalam. terbawa hingga dewasa. Kegemaran masyarakat akan jajan atau

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya alam perairan baik perairan darat maupun perairan laut dengan

BAB I PENDAHULUAN. Susu merupakan salah satu sumber protein yang baik dikonsumsi oleh

BAB I PENDAHULUAN. maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB II CUCI TANGAN PAKAI SABUN UNTUK CEGAH PENYAKIT

PENERIMAAAN BAHAN MAKANAN KERING

I. PENDAHULUAN. additive dalam produknya. Zat tambahan makanan adalah suatu senyawa. memperbaiki karakter pangan agar mutunya meningkat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 : PENDAHULUAN. bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Undang Undang

BAB I PENDAHULUAN. menentukan kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu, kesehatan perlu dijaga dari hal-hal

MIKROORGANISME DALAM PENGEMAS ASEPTIK PENGENDALIAN MUTU MIKROORGANISME PANGAN KULIAH MIKROBIOLOGI PANGAN PERTEMUAN KE-12

BAB I PENDAHULUAN. disebut molekul. Setiap tetes air yang terkandung di dalamnya bermilyar-milyar

Upaya Perlindungan Kualitas Hidup Konsumen Melalui Studi Penerapan HACCP Pada Penyediaan Pangan Di Kantin Rumah Sakit

Rumus untuk membuat larutan klorin 0,5% dari larutan konsentrat berbentuk cair :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. uji kandungan bakteriologis Escherichia coli pada es buah yang dijajakan dipasar

PENDAHULUAN. amino esensial yang lengkap dan dalam perbandingan jumlah yang baik. Daging broiler

HASIL DAN PEMBAHASAN

UJI COLIFORM FECAL PADA IKAN LELE (Clarias batracus) DAN IKAN KAKAP. (Lates calcarifer) DI WARUNG TENDA SEA FOOD SEKITAR KAMPUS

MODUL 3 PENGOLAHAN IKAN TERI ASIN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penyakit diare masih merupakan masalah global dengan morbiditas dan

BAB 1 PENDAHULUAN. pemilihan produk untuk dikonsumsi. Hal ini disebabkan oleh perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. untuk keperluan hidup manusia sehari-harinya berbeda pada setiap tempat dan

BAB I PENDAHULUAN. digunakan dalam makanan. Kurangnya perhatian terhadap hal ini telah sering

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Es teh merupakan salah satu jenis minuman dengan bahan baku air yang diseduh dengan teh ditambah gula dan es. Minuman es teh banyak digemari oleh konsumen karena harganya yang cukup murah, enak, mudah didapat di setiap warung makan dan hampir semua pedagang kaki lima. Minuman es teh cocok dikonsumsi pada kondisi udara yang panas seperti di Indonesia, terutama di kota Yogyakarta. Hal ini menjadi salah satu faktor pendukung meningkatnya konsumsi minuman es teh oleh masyarakat, termasuk mahasiswa. Pedagang kaki lima umumnya berjualan disepanjang trotoar yang ada di tepi jalan di kota Yogyakarta. Trotoar digunakan sebagai tempat berjalan kaki, dengan perilaku pejalan kaki yang pada umumnya meludah dan membuang sampah sembarangan. Waktu berjualan yang biasanya mereka lakukan adalah pada sore hari sekitar pukul 17.00 sampai malam hari sekitar pukul 23.00, meskipun demikian banyak juga pedagang kaki lima yang menjajakan dagangannya pada siang hari. Hasil survey yang dilakukan dilapangan, pada umumnya pedagang kaki lima kurang menjaga kebersihan. Hal ini terlihat dari sanitasi lingkungan dan perilaku kebersihan pedagang kaki lima dalam menyajikan minuman es teh kepada konsumen. Pedagang kaki lima memperoleh es balok dari truk atau mobil pengangkut pendistribusi es balok. Es balok diturunkan dari truk kemudian diletakkan di trotoar

tempat pedagang kaki lima berjualan yang tentu saja memungkinkan terjadi kontak dengan mikrobia sehingga dapat menjadi penyebab masuknya mikrobia ke dalam minuman yang disajikan kepada konsumen. Es balok kemudian dipecah menjadi bagian kecil kecil, potongan es balok tersebut kemudian dimasukkan dalam kotak es atau kotak es tanpa dibilas terlebih dahulu, lalu dicampurkan kedalam minuman. Pedagang kaki lima juga terkadang tidak menggunakan sendok atau sekop dalam mengambil es dari kotak es untuk dicampurkan kedalam minuman, tetapi dengan menggunakan tangan. Berdasarkan informasi yang diperoleh, es balok kadang dibuat dari bahan baku air mentah yang belum di masak terlebih dahulu. Penyajian minuman es teh dari mulai es balok diperoleh sampai menjadi minuman es teh yang siap dikonsumsi tersebut sangat memungkinkan terkontaminasi mikrobia terutama coliform. Di Philadelphia pada tahun 1988 terjadi kejadian luar biasa gastroenteritis. Federal Centers for Disease Control membeberkan secara detail bahwa penyebab terjadinya kejadian luar biasa ini karena mengkonsumsi es batu yang tidak diketahui secara jelas kebersihan air yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan es batu. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Jasmine Roberts tahun 2004 membuktikan bahwa es batu yang disajikan di restoran cepat saji terkenal di Florida Selatan positif terkontaminasi E.coli dan bakteri lain yang berasal dari feses manusia. Anggapan selama ini bahwa bakteri tidak dapat hidup pada es karena sangat dingin adalah keliru, karena ternyata bakteri dapat berada pada es dan menyebabkan infeksi atau penyakit. Hal ini diperkuat pula oleh pernyataan British Food Standards Agency pada 2

15 september 2004 bahwa 413 bar dan restoran menunjukkan 44% sampel es batu terkontaminasi fecal coliform dan 5% diantaranya ditemukan pula bakteri E.coli. Menurut hasil penelitian Taniawati Supali tahun 2001, yang melakukan penelitiannya di kodya Semarang, didapat informasi bahwa air yang digunakan untuk memproduksi es positif terkontaminasi E. coli. Para neurologist dari New York juga mempelajari tentang konsumsi es batu yang dilakukan oleh orang di Indonesia, para neurologist tersebut mengatakan masyarakat perlu berhati hati untuk mengkonsumsi es batu karena tidak diketahui secara pasti kebersihan air yang digunakan sebagai bahan baku. Berdasarkan data yang dilaporkan dari kejadian luar biasa yang terjadi di Philadelphia dan hasil penelitian Taniawati supali, penyebab terjadinya kasus yang terjadi karena mengkonsumsi es batu. Es batu tersebut dibuat dari bahan baku air yang tidak diketahui secara jelas bagaimana kebersihan dan keamanan air yang digunakan. Seperti halnya dengan kondisi yang terjadi di Indonesia, konsumsi es batu yang digunakan sebagai pendingin minuman yang dijual pedagang kaki lima memiliki kemungkinan terkontaminasi mikrobia terutama coliform. Selain dari kebersihan es balok yang digunakan, kebersihan minuman es teh yang dijual pedagang kaki lima juga dilihat dari air yang digunakan untuk mencuci gelas. Air untuk mencuci gelas seringkali digunakan beberapa kali tanpa diganti, hal ini dapat menimbulkan adanya kontaminasi silang. Tidak digantinya air cucian gelas karena memang rata rata pedagang kaki lima tidak mempunyai akses air bersih yang memadai. Air yang digunakan untuk menyeduh teh, mungkin juga belum sepenuhnya masak. Pada saat menyeduh teh, terkadang pedagang menambahkan air putih yang 3

tidak diketahui secara pasti apakah air matang atau air setengah matang. Peralatan yang digunakan dapat juga menjadi faktor penyebab resiko kemungkinan kontaminasi pada minuman es teh. Mulai dari gelas yang dipakai, terkadang gelas yang digunakan tidak bersih, karena hanya dicuci sekedarnya saja. Peralatan yang digunakan untuk mengeringkan dan membersihkan gelas, misalnya serbet atau lap dapat menimbulkan kontaminasi silang karena serbet yang telah kotor dipakai berkali kali. Alat yang dipakai untuk memecah es balok, biasanya menggunakan palu yang kadang dibersihkan terlebih dahulu dan kadang tidak. Ember yang dipakai untuk mencuci gelas terkadang kotor. Beberapa faktor itulah yang memungkinkan minuman es teh yang dijual pedagang kaki lima tercemar mikrobia, diantaranya bakteri coliform. Kondisi penyiapan minuman es teh yang dijual pedagang kaki lima mulai dari air sebagai bahan baku es balok yang tidak diketahui secara jelas kebersihannya, air cucian gelas yang kotor, gelas yang digunakan tidak bersih, alat yang dipakai untuk membersihkan gelas, peralatan lain yang digunakan, tingkat higienitas pekerja yang kurang baik terhadap kualitas minuman es teh yang disajikan, serta kebersihan tempat mereka berjualan memungkinkan minuman es teh terkontaminasi coliform. B. Rumusan Masalah Seberapa besar tingkat cemaran coliform pada sampel minuman es teh yang dijual pedagang kaki lima di kota Yogyakarta dilihat dari faktor kebersihan es balok, air cucian gelas, kebersihan peralatan, dan higienitas pedagang. 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat cemaran bakteri coliform dan mengetahui jenis bakteri coliform yang diduga mendominasi minuman es teh yang dijual pedagang kaki lima di kota Yogyakarta. Beberapa manfaat yang diperoleh dari penelitian ini, dapat memperoleh informasi tentang tingkat cemaran coliform pada minuman es teh sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan bagi konsumen sebelum mengkonsumsi minuman es teh. Memberikan evaluasi bagi para produsen untuk lebih meningkatkan kebersihan. Selain itu juga sebagai sumbangan ilmu untuk penelitian lebih lanjut di kemudian hari. D. Batasan Masalah Dalam penelitian ini dilakukan pengujian mikrobiologis pada sampel minuman es teh yang dijual pedagang kaki lima di kota Yogyakarta. Yang dimaksud deteksi coliform adalah mengetahui ada/ tidaknya coliform pada sampel minuman es teh yang diteliti. Yang dimaksud tingkat cemaran adalah mengetahui besarnya populasi / jumlah dan jenis bakteri coliform sampai aras genus yang mencemari produk minuman es teh. 5