BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
II. LANDASAN TEORI. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, serta

BAB I PENDAHULUAN. (predictive value), (b) informasi mempunyai umpan balik (feedback value), dan (c)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Keuangan (PSAK) No.1 terdiri dari komponen-komponen, (a) Neraca, (b)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Laporan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. buku atau akhir tahun fiskal hingga tanggal diterbitkannya laporan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laporan keuangan merupakan ringkasan informasi yang menyajikan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. informasi Leverage keuangan dan profitabililitas perusahaan. Para pemakai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuangan disusun dan disajikan sekurang-kurangnya setahun sekali untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. artinya suka dan taat kepada perintah atau aturan, dan berdisiplin. Kepatuhan berarti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuangan untuk mengambil suatu keputusan. Oleh karena itu, laporan. Pengertian laporan keuangan ada berbagai macam, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan Go Public adalah perusahaan terbuka yang melakukan kegiatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis. Laporan keuangan memuat catatan-catatan tentang kegiatan bisnis yang

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki oleh investor (Puspitasari dan Latrini, 2014). Penyampaian Laporan Keuangan Berkala yang berisi laporan keuangan

BAB II LANDASAN TEORI. Pelaporan keuangan merupakan wahana bagi perusahaan untuk. mengkomunikasikan berbagai informasi dan pengukuran secara ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan proses akhir dalam proses akuntansi yang

BAB I PENDAHULUAN. sangat ketat pada masa yang akan datang. Persaingan terjadi dalam penyediaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam setiap pembuatan keputusan yang dilakukan perusahaan Go Public di. operasi perusahaan Husnan, (dalam Kusumo, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. badan regulasi pasar modal (Bapepam). Tujuan laporan keuangan adalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. karena telah menggunakan sumberdaya pemilik untuk menjalankan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang

BAB I PENDAHULUAN. yang berkepentingan (Yendrawati dan Rokhman 2008, dalam Dewi, 2013). laporan dalam membuat keputusan-keputusan pertanggungjawaban

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan pasar modal saat ini telah meningkat dengan sangat

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. antara manajemen (agent) dengan pemilik (principical). Agen diberi wewenang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang go public. Semakin banyaknya perusahaan yang terdaftar di. pengambilan keputusan bisinisnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kondisi keuangan dan kinerja perusahaan selama periode tertentu dalam

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. antara agen (pihak manajemen suatu perusahaan) dengan principal (pemilik).

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I pengecualian (Unqualified Opinion), namun pada tahun 2001

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. investor (Jumratul dan Wiratmaja, 2014: 63 dalam Apriyani, 2015). Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut tidak tersedia tepat pada waktunya (IAI, 2007). Ketepatan waktu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ketepatan waktu (timeliness) merupakan salah satu faktor penting

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan media komunikasi antara manajemen (intern

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang berguna bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Definisi laporan keuangan menurut Ikatan Akuntan Indonesia :

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. luas, yang disebut dengan go public. Setiap perusahaan go public diwajibkan untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan media informasi yang merangkum semua

BAB I PENDAHULUAN. pasar yang baik bagi investor-investor luar maupun dalam negeri. Hal ini

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna. Informasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan akhir dari proses akuntansi yang dirancang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Semakin berkembangnya perekonomian di dunia khususnya Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan bebas yang dilakukan oleh perekonomian nasional dan internasional sehingga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menggunakan data pada perusaahaan manufaktur yang terdaftar di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 11 LANDASAN TEORI. Pelaporan keuangan bukan merupakan satu-satunya sumber informasi yang dapat digunakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. wewenang untuk mengambil keputusan, sedangkan principal adalah pihak yang

I. PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal saat ini telah meningkat dengan sangat pesat dan

BAB I PENDAHULUAN. informasi keuangan. Menurut AICPA (1970) bahwa akuntansi adalah kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ketidaksesuaian penafsiran informasi yang disajikan. Jika terdapat penundaan yang tidak semestinya dalam pelaporan keuangan,

BAB I PENDAHULUAN. maupun untuk mengembangkan perusahaan. Sumber dana dapat diperoleh

BAB II TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Teori kepatuhan merupakan ilmu sosial khususnya dibidang psikologis dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. agent (pihak manajemen suatu perusahaan) dengan principal (pemilik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan pasar modal dewasa ini meningkat dengan sangat pesat dan

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan proses akhir dalam proses akuntansi yang

BAB I PENDAHULUAN. berbagai sektor. Indikator pesatnya pertumbuhan perusahaan tersebut dapat dilihat

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan tersebut (Sembiring, 2010). Laporan keuangan memiliki peranan

BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. disediakan oleh setiap perusahaan yang go public menjadi salah satu sumber

PENDAHULUAN BAB I. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat ditandai dengan ketatnya

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. switching dalam memprediksi audit delay. Teknik analisis data yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengambilan keputusan. Selain itu laporan keuangan juga berfungsi sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perkembangan perusahaan go publik di Indonesia menjadikan laporan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. keuangan setiap perusahaan yang going-public. Laporan keuangan ini juga

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. No Peneliti Tema Hasil 1 Rasmini & Juliantari (2013) Auditor Switching dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya

BAB I PENDAHULUAN. dalam bisnis investasi di pasar modal. Perkembangan pasar modal indonesia saat

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. 423/KMK.06/2002 tentang Jasa Akuntan Publik.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Solvabilitas terhadap Lamanya Waktu Penyelesaian Audit (Audit Delay) membutuhkan kajian teori sebagai berikut:

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. (manajemen) dengan principal (pemegang saham). Principal merupakan pihak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. dari kebutuhan informasi. Informasi yang dibutuhkan berupa informasi UKDW

BAB I PENDAHULUAN. informasi tersebut (APB Statement No. 4). Menurut Standar Akuntansi Keuangan

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh pihak lain yang dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan berkaitan dengan permasalahan penelitian ini. a. Dyer dan McHugh (1975) Meneliti profil ketepatan waktu pelaporan keuangan dan normalitas keterlambatan dengan menggunakan 120 perusahaan di Australia periode 1965-1971 dan dengan menggunakan faktor ukuran perusahaan, tanggal berakhimya tahun buku, dan profitabilitas. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa ukuran perusahaan, tanggal berakhirnya tahun buku berpengaruh dengan ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan, sedangkan profitabilitas tidak signifikan mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan. b. Davis dan Whittred (1980) Meneliti secara empiris efek dari pelaporan audit terhadap ketepatan waktu laporan tahunan keuangan Australia. Populasi dari penelitian ini perusahaan Australia yang terdaftar di Sydney Stock Exchange Library untuk tahun 1972-1977 yaitu sebanyak 245 perusahaan sampel. Data yang digunakan berasal dari laporan keuangan tahunan masing-masing perusahaan sample. Tiga reporting lag (Prelimenary lag, signature lag, dan total lag) merupakan salah satu faktor penelitian ini, faktor lain adalah opini auditor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata- rata total lag adalah 117 hari, dengan minimal 28 hari dan maksimal

141 hari. Hasil ini menunjukkan 50% perusahaan melaporkan laporan tahunannya 12 hari lebih cepat dari tahun sebelumnya.pada variabel opini auditor perusahaan yang mendapatkan opini qualified cenderung memiliki total lag yang lebih lama, fenomena ini terjadi karena proses pemberian pendapat qualified tersebut melibatkan negosiasi dengan klien. c. Carslaw dan Kaplan (1991) Hasil penelitian yang dilakukan oleh Carslaw dan Kaplan (1991) menyatakan bahwa keterlambatan pelaporan keuangan berhubungan positif dengan opini audit yang diberikan oleh akuntan publik dan perusahaan yang tidak menerima unqualified opinion memiliki audit delay yang lebih lama. Berarti, perusahaan yang mendapatkan unqualified opinion dari auditor untuk laporan keuangannya cenderung akan lebih tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangannya karena unqualified opinion merupakan good news dari auditor dan cenderung tidak akan tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangannya apabila menerima opini selain unqualified opinion karena hal tersebut dianggap bad news. d. Na im (1999) Melakukan penelitian mengenai Nilai informasi ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan analisis empirik regulasi informasi di Indonesia. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa faktor opini audit, ukuran perusahaan, financial distress yang diukur dengan Debt to Equity Ratio (DER) tidak secara signifikan berhubungan dengan ketepatan waktu pelaporan, sedangkan

profitabilitas berpengaruh secara signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. e. Made Gede (2004) Hasil penelitian yang dilakukan oleh Made Gede (2004) yang berjudul Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Rentang Waktu Penyajian Laporan Keuangan ke Publik (Studi Empiris Mengenai Keberadaan Divisi Internal Audit Pada Perusahaan-perusahaan Yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta), yang menggunakan variabel rentang waktu penyelesaian proses audit, ukuran perusahaan, jenis industri, profitabilitas, internal audit, reputasi auditor, jenis pendapat akuntan, dan opini audit menunjukkan bahwa profitabilitas tidak memiliki pengaruh yang signifikan, dan memiliki hubungan positif terhadap rentang waktu penyelesaian laporan keuangan auditan. Dengan kata lain profitabilitas memiliki hubungan positif terhadap keterlambatan penyelesaian penyajian laporan keuangan. f. Rachmat Saleh (2004) Hasil penelitian oleh Rachmat Saleh (2004) yang diberi judul Studi Empiris Waktu Pelporan Keuangan Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta yang menggunakan variabel penelitian ketepatan waktu, rasio gearing, profitabilitas, ukuran perusahaan, umur perusahaan, dan Struktur Kepemilikan menunjukkan bahwa profitabilitas tidak memiliki pengaruh yang signifikan, tetapi memiliki hubungan negatif terhadap ketepatan waktu penyajian laporan keuangan, dengan kata lain, profitabilitas memiliki hubungan positif terhadap keterlambatan penyelesaian penyajian laporan keuangan. Hal ini tidak sesuai dengan logika teori

yang diajukan oleh Rachmaf Saleh. Penelitian ini mengacu pada logika teori penelitian Rachmat Saleh. g. Hilmi dan Ali (2008) Hasil penelitian yang dilakukan oleh Hilmi dan Ali (2008) yang berjudul Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan (Studi Empiris pada Perusahaan-perusahaan yang Terdaftar di BEJ Periode 2004-2006) yang menggunakan variabel Ketepatan Waktu, Profitabilitas, Leverage Keuangan, Likuiditas, Ukuran Perusahaan, Kepemilikan publik, Reputasi Kantor Akuntan Publik (KAP), dan Opini Akuntan Publik menunjukan bahwa kualitas auditor yang berpengaruh pada ketepatan waktu pelaporan keuangan bertentangan dengan hasil penelitian dari Anissa (2004) yang menyatakan bahwa kualitas auditor tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Tabel 1.1 Matriks Hasil Penelitian Terdahulu No Nama Peneliti Variabel Penelitian Hasil Penelitian 1 Dyer and McHugh Variabel Dependen: Ukuran perusahaan, (1975 ) Ketepatan Waktu tanggal terakhir tahun buku Variabel Independen: berpengaruh dengan Ukuran Perusahaan, ketepatan waktu Tanggal Berakhimya penyampaian Tahun buku, dan Profitabilitas laporan sedangkan keuangan,

profitabilitas tidak signifikan mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan. 2 Davis dan Whitterd Variabel Dependen: Opini auditor (1980) Reporting lag perusahaan yang mendapatkan Variabel Independen: qualified opinion Opini auditor cenderung memiliki 3 Carslaw and Kaplan (1991) Variabel Dependen: Audit Delay total lag yang lebih lama Keterlambatan pelaporan keuangan berhubungan positif Variabel Ukuran Independen: Perusahaan, dengan opini audit yang diberikan oleh akuntan publik dan Opini Audit, Item pospos Luar biasa, perusahaan yang Kepemilikan Perusahaan tidak menerima unqualified opinion memiliki audit delay yang lebih lama.

4 Na im (1999) Variabel Dependen: Ketepatan Waktu Opini audit, ukuran perusahaan, Variabel Independen: financial distress Profitabilitas, Audit, Perusahaan, dan Opini Ukuran yang diukur dengan Debt to Equity Ratio (DER) tidak Financial Distress secara signifikan berhubungan dengan ketepatan waktu pelaporan, sedangkan profitabilitas berpengaruh secara signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. 5 Made Gede (2004) Variabel Dependen: Profitabilitas tidak Rentang Waktu memiliki pengaruh Penyelesaian Audit Proses yang signifikan, dan memiliki hubungan positif terhadap Variabel Independen: rentang waktu Ukuran Perusahaan, penyelesaian laporan

Jenis keuangan auditan. Industri, Profitabilitas, Dengan kata lain Internal Audit, Reputasi Auditor, Jenis Pendapat profitabilitas memiliki hubungan Akuntan, dan Opini positif terhadap Audit. Profitabilitas keterlambatan penyelesaian penyajian laporan keuangan. 6 Rachmat Saleh Variabel Dependen: Profitabilitas tidak (2004) Ketepatan Waktu memiliki pengaruh yang signifikan, Variabel Independen: tetapi memiliki Rasio Gearing, hubungan negatif Profitabilitas, terhadap ketepatan Ukuran Perusahaan, waktu penyajian Umur Perusahaan, Item laporan keuangan, Luar biasa, dan Struktur Kepemilikan. dengan kata lain, profitabilitas memiliki hubungan positif terhadap keterlambatan penyelesaian

penyajian laporan 7 Hilmi dan Ali (2008) Variabel Dependen: Ketepatan Waktu keuangan. Kualitas berpengaruh ketepatan auditor pada waktu Variabel Independen: Profitabilitas, Leverage pelaporan keuangan keuangan Keuangan, Likuiditas, bertentangan dengan Ukuran Perusahaan, hasil penelitian dari Kepemilikan Reputasi publik, Kantor Anissa (2004) yang menyatakan bahwa Akuntan Publik (KAP), dan Opini Akuntan Publik kualitas tidak terhadap waktu auditor berpengaruh ketepatan pelaporan keungan. 2.2 Landasan Teori 2.2.1 Pengertian laporan keuangan Laporan keuangan bagi suatu perusahaan merupakan alat penguji untuk menentukan atau menilai posisi keuangan perusahaan. Sebelum membahas secara mendalam mengenai membaca, menganalisis dan menafsirkan kondisi keuangan suatu perusahaan melalui laporan keuangannya, maka berikut ini

akan diuraikan terlebih dahulu mengenai definisi akuntansi laporan keuangan. Sebab sebagaimana telah diketahui sebelumnya bahwa laporan keuangan merupakan produk akhir dari siklus akuntansi. Laporan keuangan terdiri dari: a. Neraca, menginformasikan posisi keuangan pada saat tertentu, yang tercemin pada jumlah harta yang dimiliki, jumlah kewajiban, dan modal perusahaan. b. Perhitungan Laba rugi, menginformasikan hasil usaha perusahaan dalam suatu periode tertentu. c. Laporan arus kas, menginformasikan perubahan dalam posisi keuangan sebagai akibat dari kegiatan usaha, pembelanjaan, dan investasi selama periode yang bersangkutan. d. Catatan atas laporan keuangan, menginformasikan kebijaksanaan akuntansi yang mempengaruhi posisi keuangan dari hasil keuangan perusahaan. e. Laporan Perubahan Ekuitas, yaitu laporan yang menunjukkan sebab-sebab perubahan ekuitas dari jumlah pada awal periode menjadi jumlah ekuitas pada akhir periode. Dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan, manajemen perusahaan memikul tanggung jawab utama. Manajemen juga berkepentingan dengan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan meskipun memiliki akses terhadap informasi manajemen dan keuangan tambahan yang membantu dalam melaksanakan tanggung jawab perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan. Manajemen memiliki kemampuan untuk

menentukan bentuk dan isi informasi tambahan tersebut untuk memenuhi kebutuhannya sendiri. Laporan keuangan juga menunjukan apa yang telah dilakukan manajemen (stewardship), atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Pemakai yang ingin menilai apa yang telah dilakukan atau pertanggungjawaban manajemen berbuat demikian agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi. Keputusan ini mencakup misalnya : keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka dalam perusahaan atau keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti manajemen. Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari suatu proses pencatatan, yang merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut. Laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan. Menurut IAI ( 2009 : 07 ) mendefinisikan laporan keuangan sebagai berikut: Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara, misalnya sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Menurut Baridwan ( 2004 : 17 ), laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, merupakan suatu ringkasan dari

transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. 2.2.2 Tujuan laporan keuangan Tujuan laporan keuangan menurut IAI (2009:12) adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keungan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi. Berdasarkan APB No. 4 tujuan laporan keuangan digolongkan sebagai berikut: a. Tujuan khusus Tujuan khusus laporan keuangan adalah untuk menyajikan laporan posisi keuangan, hasil usaha, dan perubahan posisi keuangan lainnya secara wajar dan sesuai dengan GAAP ( Generally Accepted Accounting Principle ). b. Tujuan umum 1. Menyediakan informasi yang dapat dipercaya tentang sumber daya ekonomi dan kewajiban suatu usaha bisnis dengan tujuan untuk mengevaluasi kekuatan dan kelemahan, menunjukan pendanaan dan investasi, mengevaluasi kemampuan perusahaan memenuhi komitmen, dan menunjukan basis sumber daya untuk pertumbuhan. 2. Menyediakan informasi yang dapat dipercaya tentang perubahan sumber daya bersih sebagai hasil dari aktivitas aktivitas perusahaan yang menghasilkan profit.

3. Menyediakan informasi keuangan yang dapat digunakan untuk mengestimasi earning potensial perusahaan. 4. Menyediakan informasi lain yang dibutuhkan tentang perubahan sumber. 5. Mengungkapkan informasi lain yang relevan dengan kebutuhan pemakai. 2.2.3 Karakteristik kualitatif laporan keuangan Menurut IAI (2009:24), Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang yang membuat informasi dalam laporan keungan berguna bagi pengguna. Terdapat empat karakteristik kualitatif pokok yaitu: dapat dipahami, relevan, keandalan, dan dapat diperbandingkan. a. Dapat dipahami Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pemakai. Untuk maksud ini, pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untukmempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar. Namun demikian, informasi kompleks yang seharusnya dimasukkan dalam laporan keuangan tidak dapat dikeluarkan hanya atas dasar pertimbangan bahwa informasi tersebut terlalu sulit untuk dapat dipahami oleh pemakai tertentu. b. Relevan Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan kalau dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan

membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, menegaskan, atau mengkoreksi, hasil evaluasi mereka di masa lalu. c. Keandalan Agar bermanfaat, informasi juga harus andal ( reliable ). Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus atau jujur ( faithful representation ) dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan. d. Dapat Diperbandingkan Pemakai harus dapat memperbandingkan laporan keuangan perusahaan antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan (trend) posisi dan kinerja keuangan. Pemakai juga harus dapat memperbandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan secara relatif. Oleh karena itu, pengukuran dan penyajian dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang serupa harus dilakukan secara konsisten untuk perusahaan tersebut, antar periode perusahaan yang sama dan untuk perusahaan yang berbeda. 2.2.4 Ketepatan waktu pelaporan keuangan Menurut IAI (2009:12) menyatakan bahwa tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi. Informasi yang relevan akan bermanfaat bagi para pemakai apabila tersedia tepat waktu sebelum pemakai kehilangan kesempatan atau kemampuan untuk mempengaruhi keputusan yang akan diambil. Ketepatan waktu tidak menjamin relevansi, tetapi relevansi informasi tidak dimungkinkan tanpa ketepatan waktu. Informasi mengenai

kondisi dan posisi perusahaan harus secara cepat dan tepat waktu sampai ke pemakai laporan keuangan. Dyer dan McHugh ( 1975 : 204 ) dalam Bandi ( 2000 ) menyimpulkan bahwa ketepatan waktu pelaporan keuangan merupakan elemen pokok bagi catatan laporan keuangan yang memadai. Para pemakai informasi akuntansi tidak hanya perlu memiliki informasi keuangan yang relefan dengan prediksi dan pembuatan keputusannya, tetapi informasi harus bersifat baru. Owusu Dan Ansah ( 2000 ) dalam Hilmi dan Ali ( 2008 ), secara konsepsual yang dimaksud dengan tepat waktu adalah kualitas ketersedian informasi pada saat yang diperlukan atau kualitas informasi yang baik dilihat dari segi waktu. Chamber dan Penman mendefinisikan ketepatan waktu dalam dua cara yaitu : (1) ketepatan waktu didefinisikan sebagai keterlambatan waktu pelaporan dari tanggal laporan keuangan sampai tanggal melaporkan, (2) ketepatan waktu ditentukan dengan ketepatan waktu pelaporan relatif atas tanggal pelaporan yang diharapkan. Dyer dan Mc Hugh (1975) dalam Hilmi dan Ali (2008) menggunakan tiga kriteria keterlambatan untuk melihat ketepatan waktu dalam penelitiannya: (1) preliminary lag: interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai penerimaan laporan akhir preleminary oleh bursa (2) auditor s report lag: interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai tanggal laporan auditor ditandatangani, (3) total lag: interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai tanggal penerimaan laporan dipublikasikan oleh bursa.

2.2.5 Profitabilitas Profitabilitas merupakan salah satu indikator keberhasilan perusahaan untuk dapat menghasilkan laba sehingga semakin tinggi profitabilitas maka semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba bagi perusahaannya. Perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi dapat dikatakan bahwa laporan keuangan perusahaan tersebut mengandung berita baik dan perusahaan yang mengalami berita baik akan cenderung menyerahkan laporan keuangannya tepat waktu. Hal ini juga berlaku jika profitabilitas perusahaan rendah dimana hal ini mengandung berita buruk, sehingga perusahaan cenderung tidak tepat waktu menyerahkan laporan keuangannya (Hilmi dan Ali, 2008). Menurut Houston ( 2009:107 ) Profitabilitas adalah hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan keputusan yang dilakukan oleh perusahaan. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan pada tingkat, asset dan modal saham tertentu ( Mamduh, 2003:83 dalam Almilia dan Setiady, 2006 ) 2.2.6 Ukuran perusahan Ukuran perusahaan dapat dinilai dari beberapa segi. Besar kecilnya ukuran perusahaan dapat didasarkan pada total nilai aktiva, total penjualan, kapitalisasi pasar, jumlah tenaga kerja, dan sebagainya. Semakin besar nilai item-item tersebut maka semakin besar pula ukuran perusahaan itu. Semakin besar aktiva maka semakin banyak modal yang ditanam, semakin banyak penjualan maka semakin banyak perputaran uang, dan semakin besar

kapitalisasi pasar maka semakin besar pula ia dikenal dalam masyarakat. Anomaly ukuran perusahaan lebih disebabkan operasi ketersediaan informasi yang terpublikasi. Jumlah informasi yang terpublikasi untuk perusahaan meningkat sesuai dengan peningkatan ukuran perusahaan. Ukuran perusahaan dapat menunjukkan seberapa besar informasi yang terdapat di dalamnya, sekaligus mencerminkan kesadaran dari pihak manajemen mengenai pentingnya informasi, baik bagi pihak eksternal perusahaan maupun pihak internal perusahaan. Semakin besar ukuran perusahaan, maka semakin banyak pula informasi yang terkandung di dalamnya. Pihak manajemen harus mengolah informasi tersebut dengan baik untuk dilaporkan pada pihak yang berkepentingan. Jika pihak manajemen tidak bersedia mengolah informasi tersebut dengan baik, maka laporan keuangan yang dihasilkan tidak akan bisa mencerminkan keadaan dari kondisi perusahaan. Bahkan bisa saja laporan keuangan tersebut akan terlihat dibuat secara sembarangan (asal jadi). Dengan demikian, pihak pihak yang berkepentingan yang menggunakan laporan keuangan akan memandang bahwa kinerja perusahaan tersebut buruk. Jika hal itu terjadi, maka eksistensi perusahaan tidak akan bisa bertahan lama. Ukuran perusahaan dalam penelitian ini diproksikan dengan total assets. 2.2.7 Kualitas auditor Menurut Belkaoiu (2006:85) Kulitas auditor didefinisikan sebagai probabilitas bahwa laporan keuangan tidak memuat penghilangan ataupun kesalahan penyajian yang material.kualitas audit juga didefinisikan dari segi

risiko audit, dengan jasa bermutu tinggi akan mencerminkan risiko audit yang lebih kecil. De Angelo (1981) mendefinisikan kualitas audior sebagai probabilitas dimana seorang auditor menemukan dan melaporkan tentang adanya suatu pelanggaran dalam sistem akuntansi kliennya. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa KAP yang besar akan berusaha untuk menyajikan kualitas audit yang lebih besar dibandingkan dengan KAP yang kecil. Probabilitas penemuan suatu pelanggaran tergantung pada kemampuan teknikal auditor dan independensi auditor tersebut. Beberapa penelitian seperti De Angelo (1981); Goldman & Barlev (1974); Nichols & Price (1976) umumnya mengasumsikan bahwa auditor dengan kemampuannya akan dapat menemukan suatu pelanggaran dan kuncinya adalah auditor tersebut harus independen. Tetapi tanpa informasi tentang kemampuan teknik (seperti pengalaman audit, pendidikan, profesionalisme, dan struktur audit perusahaan), kapabilitas dan independensi akan sulit dipisahkan. Deis dan Giroux (1992) melakukan penelitian tentang empat hal yang dianggap mempunyai hubungan dengan kualitas audit yaitu (1) lama waktu auditor telah melakukan pemeriksaan terhadap suatu perusahaan (tenure), semakin lama seorang auditor telah melakukan audit pada klien yang sama maka kualitas audit yang dihasilkan akan semakin rendah, (2) jumlah klien, semakin banyak jumlah klien maka kualitas audit akan semakin baik karena auditor dengan jumlah klien yang banyak akan berusaha menjaga reputasinya, (3) kesehatan keuangan klien, semakin sehat kondisi keuangan klien maka

akan ada kecenderungan klien tersebut untuk menekan auditor agar tidak mengikuti standar, dan (4) review oleh pihak ketiga, kualitas sudit akan meningkat jika auditor tersebut mengetahui bahwa hasil pekerjaannya akan direview oleh pihak ketiga. Pada umumnya KAP dibagi menjadi 2, yaitu KAP The Big Four dan KAP non The Big Four. KAP yang tergolong Empat besar (The Big Four), yaitu: Ernst & Young (E&Y), Price Water House Coopers (PwC), Klynveld Peat Marwick Goerdeler (KPMG), dan Deloitte Touche Tohmatsu. Kantor akuntan publik di Indonesia yang berafiliasi dengan the big four adalah: 1. KAP Purwantono, Sarwoko, Sandjaja Ernst & Young (E&Y) 2. KAP Osman Bing Satrio - Deloitte Touche Tohmatsu 3. KAP Sidharta, Sidharta, Widjaja - Klynveld Peat Marwick Goerdeler (KPMG) 4. KAP Haryanto Sahari - Price Water House Coopers (PwC) Keempat KAP tersebut diatas merupakan KAP terbesar di dunia. Sehingga bagi KAP di Indonesia yang berafiliasi dengan salah satu dari the big four tersebut, maka KAP tersebut juga termasuk dalam KAP besar. Pengklasifikasian besaran KAP tersebut dilihat dari banyaknya klien yang telah ditangani oleh the big four tersebut. Sehingga kepercayaan publik akan lebih tinggi, karena KAP the big four memiliki standar kompetensi yang lebih baik dari KAP non the big four.

2.3 Kerangka Penelitian Penelitian ini didasarkan pada hubungan pengaruh antara faktor dependen ketepatan waktu pelaporan keuangan dengan faktor faktor independen seperti profitabilitas, Ukuran Perusahaan dan kualitas auditor hubungan tersebut digambarkan dengan skema berikut ini Gambar 1.1 Skema Hubungan Antara Variabel Independen Dan Variabel Dependen Profitabilitas (X1) Ukuran Perusahaan (X2) Kualitas Auditor (X3) H 1 H 2 H 3 Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Perusahaan Food & Beverage Yang Terdaftar di BEI ( Y ) 2.4 Hipotesis Hipotesis adalah penjelasan sementara yang harus diuji kebenarannya mengenai masalah yang sedang dipelajari, dimana suatu hipotesis selalu dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang menghubungkan dua variabel atau lebih. Perumusan hipotesis dapat dikembangkan berdasarkan hubungan antara

faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pelaporan keuangan yaitu profitabilitas, ukuran perusahaan, dan kualitas auditor (KAP). 1. Hubungan profitabilitas dengan ketepatan waktu pelaporan keuangan Profitabilitas menunjukkan keberhasilan perusahaan didalam menghasilkan keuntungan. Dengan semakin besar rasio profitabilitas maka semakin baik pula kinerja perusahaan sehingga perusahaan akan cenderung untuk memberikan informasi tersebut pada pihak lain yang berkepentingan. Sehingga dapat dikatakan bahwa profit merupakan berita baik (good news) bagi perusahaan. Perusahaan yang memiliki berita baik tidak akan menunda penyampaian informasi. Seperti yang dikemukakan Owusu dan Ansah (2000) bahwa profitabilitas dapat mempengaruhi perilaku ketepatan waktu pelaporan keuangan. Oleh karena itu, perusahaan yang mampu menghasilkan profit cenderung lebih tepat waktu dalam pelaporan keuangannya dibandingkan perusahaan yang mengalami kerugian (Oktarina dan Suharli, 2005). Hal ini didukung oleh penelitian Na'im (1999) yang menemukan bukti empiris bahwa profitabilitas signifikan mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan. H1 : Profitabilitas berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan 2. Ukuran Perusahaan dan Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan Salah satu atribut yang dapat dihubungkan dengan ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan adalah ukuran perusahaan. Ukuran

perusahaan dapat dinilai dari beberapa segi. Besar kecilnya ukuran perusahaan dapat didasarkan pada total nilai aset, total penjualan, kapitalisasi pasar, jumlah tenaga kerja dan sebagainya. Semakin besar nilai item-item tersebut maka semakin besar pula ukuran perusahaan itu. Perusahaan besar sering berargumen untuk lebih cepat dalam menyampaikan laporan keuangan karena beberapa alasan. Pertama, perusahaan besar memiliki lebih banyak sumber daya, lebih banyak staf akuntansi dan sistem informasi yang canggih dan memiliki sistem pengendalian intern yang kuat. Kedua, perusahaan besar mendapat pengawasan yang lebih dari investor dan regulator serta lebih menjadi sorotan publik. Secara rinci, perusahaan besar seringkali diikuti oleh sejumlah besar analis yang selalu mengharapkan informasi yang tepat waktu untuk memperkuat maupun meninjau kembali harapan-harapan mereka. Perusahaan besar berada di bawah tekanan untuk mengumumkan laporan keuangannya tepat waktu untuk menghindari adanya spekulasi dalam perdagangan saham perusahaannya (Owusu-Ansah, 2000). H2 : Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. 3. Hubungan kualitas auditor (KAP) dengan ketepatan waktu pelaporan keuangan De Angelo (1981) dalam Anissa (2004) mendefinisikan kualitas audit sebagai gabungan probabilitas pendeteksian dan pelaporan kesalahan laporan keuangan yang material. Beliau menyimpulkan bahwa Kantor

Akuntan Publik yang lebih besar, kualitas audit yang dihasilkan juga lebih baik. Kualitas auditor yang mengaudit perusahaan sangat penting, auditor yang berkualitas merupakan informasi baik sehingga manajemen akan segera menyampaikan laporan keuangan yang diaudit oleh kantor akuntan publik yang memiliki reputasi baik. Perusahaan yang diaudit oleh KAP yang berkualitas baik akan melaporkan laporan keuangan perusahaan lebih tepat waktu dibandingkan perusahaan yang diaudit oleh KAP yang kurang berkualitas. Seperti hasil penelitian Oktarina dan Suharli (2005) yang menyatakan bahwa penggunaan kantor akuntan besar mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan. Hal ini disebabkan KAP besar mampu mengerjakan pekerjaan auditnya secara lebih efisien dan efektif sehingga dapat selesai secara tepat waktu. H3 : Kualitas auditor ( KAP ) berpengaruhi positif terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan