BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 3 Sukadadi Kabupaten

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas XI IPA1 SMA PGRI 1

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. berupa kegiatan bersiklus yang terdiri dari perencanaan, tindakan &

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan (action research) merupakan penelitian pada upaya

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. berhubungan dengan tugas guru di lapangan. Maka dalam melaksanakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pembelajaran di kelas secara berkesinambungan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Lampung Selatan ini menggunakan konsep model Kemmis dan McTaggart

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Iswandi Abdullah, I Nyoman Murdiana, dan Dasa Ismaimuza

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri I Tulang Bawang Tengah Kecamatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. terkait dan berkesinambungan yaitu (1) Perencanaan (planning), (2)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Februari Maret April Observasi Penyusunan proposal dan 2 soal-soal untuk uji validitas 3

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Inggris Classroom Action Research, yang berarti penelitian yang dilakukan pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. direncanakan terdiri dari dua siklus. Dalam Arikunto, Suharsimi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jeruklegi tahun ajaran 2011/2012 sebanyak 34 siswa yang terdiri dari 16

METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan tindakan kelas ini dilakukan di kelas VIIIc SMP Negeri 7

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Proses PTK merupakan proses siklus yang dimulai dari menyusun

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. (PTK). PTK merupakan salah satu pendekatan dalam penelitian yang berbasis

BAB III METODE PENELITIAN. disarankan adalah penelitian tindakan. Dari namanya itu sendiri sudah. bukanlah kepentingan guru) (Arikunto, 2012:2).

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Reciprocal Teaching pada siswa kelas XI IPA di SMA Kartika Siliwangi 3

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah guru dan murid kelas V SDN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. melakukan suatu perbaikan yang bersifat reflektif dan kolaboratif. Dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair Share

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan penulis adalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGHITUNG ARITMATIKA SOSIAL MELALUI PENERAPAN MODEL STAD. Kasurip

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV SDN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. mengetahui peningkatan kemampuan pemahaman dalam menentukan pokok

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. umum terdapat empat langkah dalam melakukan PTK, yaitu perencanaan,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SDN 5 Cipadang Kecamatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa SMP Muhammadiyah 1 Kalianda kelas VII

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tindakan Kelas ini adalah mulai bulan November Negeri 1 Pajerukan. Desa Pajerukan, Kecamatan Kalibagor.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research. (Trianto 2011:30), berpendapat bahwa :

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting Penelitian Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Dukuh 01 Salatiga Tahun pelajaran 2011/2012. Sekolah ini dipilih berdasarkan pertimbangan kemudahan akses bagi penulis untuk mengadakan penelitian di SDN Dukuh 01 Salatiga. Selain itu penulis juga mengenal sedikit-banyak kondisi sekolah dari pengalaman yang didapat selama PPL, sehingga hal ini memudahkan penulis dalam melakukan penelitian. 3.2. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V, jumlah siswa kelas V ini sebanyak 38 orang, dengan jumlah putra 21 orang dan putri 17 orang. Siswa kelas V ini minat dan keaktifan belajarnya masih rendah khususnya pada pelajaran IPA, dengan materi pokok Daur air dan peristiwa alam, itu dikarenakan kurangnya motivasi siswa terhadap materi pembelajaran tersebut. Karakteristik siswa kelas V ini adalah berumur antara 9 tahun sampai 11 yang merupakan menuju tahap berpikir konkrit atau nyata. 3.3 Variabel Penelitian Variabel penelitian tindakan kelas ini ada dua yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Penggunaan media pembelajaran power point interaktif dalam proses pembelajaran dapat memperlancar interaksi antara guru dengan siswa sehingga kegiatan pembelajaran akan lebih efektif dan efisien serta hasilnya lebih baik. Variabel bebasnya yaitu penggunaan media pembelajaran power point interaktif dan variabel terikatnya yaitu Minat dan keaktifan belajar siswa. 1. Variabel Bebas (X) Unsur yang mengikat munculnya unsur lain, jadi variabel bebas merupakan gejala yang sengaja mengikat terhadap variabel terikat. Dalam penelitian ini, variabel bebasnya adalah penggunaan media pembelajaran 37

38 power point interaktif. Penggunaan media pembelajaran power point interaktif dalam proses pembelajaran IPA dengan pokok bahasan Daur Air akan membangkitkan rasa ingin tahu dan minat, membangkitkan motivasi dan ransangan dalam proses belajar mengajar, serta dapat mempengaruhi psikologis siswa. 2. Variabel Terikat (Y) Unsur yang diikat oleh adanya variabel yang lain, jadi variabel terikat merupakan gejala sebagai akibat dari variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah Minat dan Keaktifan siswa. minat adalah kecenderungan seseorang terhadap obyek atau sesuatu kegiatan yang digemari yang disertai dengan perasaan senang, adanya perhatian, dan keaktifan berbuat. Keaktifan Pada prinsipnya individu merupakan manusia belajar yang selalu ingin tahu. Jadi Keaktifan adalah sebagai hal atau keadaan dimana siswa dapat aktif. 3.4 Prosedur Penelitian Adapun rancangan (desain) Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan model Kemmis dan McTaggart. Menurut Kemmis dan McTaggart (Depdiknas, 2004:2), pelaksanaan tindakan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) meliputi empat alur (langkah): (1) perencanaan tindakan; (2) pelaksanaan tindakan; (3) observasi; dan (4) refleksi. Alur (langkah) pelaksanaan tindakan dimaksud dapat dilihat pada gambar berikut : Gambar 3.1 Alur Pelaksanaan Tindakan dalam PTK (Depdiknas, 2004:2)

39 Gambar tersebut di atas menunjukkan bahwa pertama, sebelum melaksanakan tindakan, terlebih dahulu peneliti merencanakan secara seksama jenis tindakan yang akan dilakukan. Kedua, setelah rencana disusun secara matang, barulah tindakan itu dilakukan. Ketiga, bersamaan dengan dilaksanakannya tindakan, peneliti mengamati proses pelaksanaan tindakan itu sendiri dan akibat yang ditimbulkannya. Keempat, berdasarkan hasil pengamatan tersebut, peneliti kemudian melakukan refleksi atas tindakan yang telah dilakukan. Jika hasil refleksi menunjukkan perlunya dilakukan perbaikan atas tindakan yang dilakukan, maka rencana tindakan perlu disempurnakan lagi agar tindakan yang dilaksanakan berikutnya tidak sekedar mengulang apa yang telah diperbuat sebelumnya. Demikian seterusnya sampai masalah yang diteliti dapat dipecahkan secara optimal. 1. Rancangan Pelaksanaan Siklus I Siklus I dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan, setiap pertemuan dilakukan selama 2 jam pelajaran (2 x 35 menit). Secara rinci prosedur pelaksanaan penelitian pada siklus ini dapat dijabarkan sebagai berikut: a) Perencanaan Tindakan 1. Dokumentasi kondisional, memeriksa daftar nilai hasil Angket dan observasi kondisi awal, pengamatan guru dan siswa dalam hal ini instrumen yang digunakan adalah lembar observasi. 2. Melakukan diskusi dengan guru mengenai masalah-masalah dalam kelas yang ditemukan pada saat proses belajar mengajar di kelas di tahap awal (pra siklus). Masalah-masalah dalam kelas tersebut adalah kurang semangatnya siswa dalam menerima pelajaran, siswa jenuh dengan pembelajaran tanpa media, perhatian siswa rendah karena mengantuk, serta dalam mengurangi kejenuhan, banyak yang mengganggu temannya. 3. Memilih media pembelajaran power point interaktif sebagai alternatif untuk mengatasi masalah-masalah yang ditemukan. 4. Memilih materi dengan konsep daur air sebagai bahan yang akan diajarkan.

40 5. Mempersiapkan perangkat pembelajaran yakni berupa rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan materi daur air. Dan menyiapkan buku referensi. 6. Mempersiapkan lembar kegiatan siswa (LKS) berdasarkan materi daur air yang diajarkan pada pertemuan. 7. Mempersiapkan lembar observasi untuk melihat kegiatan siswa pada saat proses belajar mengajar berlangsung dan lembar angket untuk respon siswa terhadap media pembelajaran dan proses pembelajaran yang telah dilakukan. 8. Mencari di internet dan menyiapkan media power point untuk pembelajaran yang berhubungan dengan materi yang akan diajarkan, baik dalam bentuk slide Microsoft power point dan dalam bentuk video (dari internet) 9. Menyusun kelompok kerja siswa yang terdiri atas 4 sampai 5 orang dalam satu kelompok. 10. Menyiapkan alat yang dibutuhkan dalam pembelajaran. Dalam hal ini laptop dan LCD. 11. Menyusun soal evaluasi pokok bahasan daur air dalam bentuk uraian. b) Pelaksanaan Tindakan Pada tahap ini melaksanakan rencana pembelajaran yang telah direncanakan untuk tiap pertemuan, yaitu. 1. Kegiatan Awal 1) Memberikan semangat dan menggugah siswa untuk belajar 2) Menampilkan judul pelajaran yang akan disajikan. 3) Memberikan motivasi kepada siswa 4) Memberi hubungan antara pelajaran yang lalu dengan materi yang akan dipelajari 5) Menampilkan tujuan pembelajaran yang akan di capai di layar dengan bantuan LCD

41 2. Kegiatan Inti 1) Menyajikan informasi (pelajaran) tahap demi tahap kepada siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran melalui layar. 2) Meminta siswa untuk duduk berdasarkan kelompok yang telah dibentuk 3) Memotivasi siswa agar bekerja sama dengan baik, lalu membagikan LKS pada tiap kelompok 4) Membimbing tiap kelompok untuk menyelesaikan pertanyaanpertanyaan dalam LKS. 5) Membahas LKS sambil memperlihatkan slide power point. 6) Guru memberikan penguatan pada hasil pembahasan. 7) Memberi umpan balik terhadap apa yang telah dipelajari siswa. 3. Kegiatan Akhir 1) Membimbing siswa untuk menarik kesimpulan terhadap apa yang telah dipelajari. 2) Guru memberikan evaluasi dan lembar angket. c) Observasi dan Evaluasi Tahap observasi dilakukan selama penelitian berlangsung, dalam arti kegiatan ini berlangsung bersamaan dengan tahap pelaksanaan tindakan. Yang dilakukan pada tahap ini adalah mengamati keaktifan siswa melalui lembar observasi. Untuk mengamati kektifan siswa maka dilibatkan observer. Pada akhir siklus I, yaitu akhir pembelajaran siswa diberikan lembar angket berupa angket minat belajar untuk mengetahui respon siswa pada materi daur air yang dilakukan dengan menggunakan media power point. Data hasil observasi dan data minat belajar dikumpulkan untuk selanjutnya dianalisis. d) Refleksi Refleksi dilakukan pada akhir siklus. Hasil yang diperoleh pada tahap observasi dikumpulkan, demikian pula hasil angket minat belajar belajar siswa. Hasil refleksi merupakan gabungan dari hasil angket,

42 lembar observasi, tanggapan dari guru, dan pandangan siswa terhadap pembelajaran. II. Rencana Pelaksanaan Siklus II Siklus II juga dilaksanakan 2 kali pertemuan, setipa pertemuan dilakukan selama 2 jam pelajaran (2 x 35 menit). Tahapan dalam siklus ini, pada prinsipnya sama dengan siklus I. a) Perencanaan Tindakan Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan untuk memasuki siklus II adalah sebagai berikut. 1. Memilih materi selanjutnya yaitu peristiwa alam. 2. Mempersiapkan perangkat pembelajaran yakni berupa rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) materi peristiwa alam. 3. Mempersiapakan lembar kegiatan siswa (LKS) berdasarkan materi peristiwa alam. Pada LKS ini, untuk menarik minat siswa maka gambar-gambar yang berhubungan dengan soal ditambah. 2. Mempersiapkan lembar observasi untuk melihat kegiatan siswa pada saat proses belajar mengajar berlangsung dan lembar angket untuk respon siswa terhadap media pembelajaran dan proses pembelajaran yang telah dilakukan. 4. Mencari di internet dan menyiapkan media power point untuk pembelajaran yang berhubungan dengan materi yang akan diajarkan, baik dalam bentuk slide Microsoft power point dan dalam bentuk video (dari internet) 5. Membentuk ulang kelompok berdasarkan pilihan guru. 6. Menyiapkan alat yang dibutuhkan dalam pembelajaran. Dalam hal ini laptop dan LCD. 7. Menyusun soal evaluasi pokok peristiwa alam dalam bentuk uraian. b) Pelaksanaan Tindakan Pada tahap ini melaksanakan rencana pembelajaran yang telah direncanakan untuk pertemuan, yaitu.

43 1. Kegiatan Awal 1) Memberikan semangat dan menggugah siswa untuk belajar. 2) Menampilkan judul pelajaran yang akan disajikan 3) Memberikan motivasi kepada siswa 4) Memberi hubungan antara pelajaran yang dengan materi yang akan dipelajari 5) Menampilkan tujuan pembelajaran yang akan di capai di layar 2. Kegiatan Inti 1) Menyajikan informasi (pelajaran) tahap demi tahap kepada siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran melalui slide power point. 2) Meminta siswa untuk duduk berdasarkan kelompok yang telah dibentuk 3) Memotivasi siswa agar bekerja sama dengan baik, lalu membagikan LKS pada tiap kelompok 4) Membimbing tiap kelompok untuk menyelesaikan pertanyaanpertanyaan dalam LKS. 5) Membahas LKS sambil memperlihatkan slide power point. 6) Guru memberikan penguatan pada hasil pembahasan LKS 7) Memberi umpan balik terhadap apa yang telah dipelajari siswa. 3. Kegiatan Akhir 1) Membimbing siswa untuk menarik kesimpulan terhadap apa yang telah dipelajari. 2) Memberikan evalusi dan lembar angket. Selain kegiatan-kegiatan tersebut diatas yang dilakukan pada proses pembelajaran, ada beberapa hal yang dilakukan untuk mengatasi kelemahan siklus II agar tidak terulang atau bahkan memberikan hasil lebih jelek, yaitu pada saat pembelajaran berlangsung maka pintu kelas ditutup untuk mencegah siswa keluar masuk dan agar perhatian siswa tidak terpecah ke arah luar kelas, memberi motivasi kepada siswa untuk bekerjasama dalam kelompok

44 untuk menyelesaikan LKS, untuk siswa yang mengerjakan pelajaran lain maka langsung ditegur ataupun menjawab pertanyaan, begitupula untuk siswa yang selalu membuat keributan langsung ditegur dan dikeluarkan dari kelas selama 5 menit untuk menyadari bahwa yang dilakukannya itu salah. Senantiasa mengingatkan siswa untuk lebih berani dan tidak perlu merasa malu bila ditertawakan oleh temannya dalam mengungkapkan pertanyaan manakala ada materi yang belum dimengerti demikian juga halnya dalam menjawab pertanyaan agar siswa lebih berani dalam mengemukakan argumennya. Dan dalam pembelajaran pada saat pembahasan LKS, seorang siswa diminta untuk menjawab pertanyaan dalam LKS dan menjelaskannya dengan bantuan media power point, dimana siswa sendiri yang memainkan power point sambil menjelaskan. c) Observasi dan Evaluasi Pada prinsipnya tahap observasi pada siklus II ini sama dengan observasi yang telah dilaksanakan sebelumnya. Observer mencatat semua temuan dengan perubahan yang terjadi pada kekatifan siswa dalam proses pembelajaran. Pada akhir siklus II, yaitu akhir pembelajaran diberikan lembar angket berupa angket minat belajar untuk mengetahui respon siswa pada materi peristiwa dengan menggunakan media power point.. Data hasil observasi dan data hasil belajar dikumpulkan untuk selanjutnya dianalisis. d) Refleksi Peneliti bersama guru dan observer menganalisa semua tindakan kelas pada siklus II sebagaimana langkah yang telah dilakukan pada siklus II, selanjutnya peneliti mengadakan refleksi. Apakah dengan penggunaan media pembelajaran power point interaktif dalam pembelajaran IPA pokok bahasan peristiwa alam dapat meningkatkan minat dan keaktifan belajar siswa kelas V SDN Dukuh 01 Salatiga semester II Tahun Pelajaran 2011/2012?

45 3.5 Instrument Pengumpulan Data Instrumen yang digunaan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut 1. Angket minat belajar yang diberikan disetiap akhir pelaksanaan siklus, yang berupa lembar angket minat belajar siswa, dengan serangkaian pernyataan untuk mendapat jawaban dari respon siswa terhadap media pembelajaran power point yang di gunakan pada pelajaran IPA pokok bahasan daur air dan peristiwa alam. 2. Lembar observasi kekatifan siswa selama pembelajaran berlangsung yang terdiri atas 10 aspek yaitu, Siswa bersama-sama kelompoknya memberi tanggapan dan pertanyaan kepada kelompok lain, Siswa bertanyaan tentang materi yang dipelajari, Menjawab/menanggapi pertanyaan tentang materi yang dipelajari, Siswa memperhatikan penjelasan guru dengan sungguh-sungguh, dan mencatat materi penting, Siswa membagi tugas kelompok sesuai peran masing-masing, Siswa mendiskusikan masalah yang diberikan dengan memanfaatkan berbagai referensi atau sumber, Siswa aktif mengemukan pendapatnya dalam diskusi, Siswa saling berbagi imfomasi, dan bekerjasama dalam kelompok, Siswa memprentasikan hasil diskusi kelompoknya didepan kelas, dan Siswa mengerjakan LKS. 3.6 Tekhnik Pengumpulan Data Jenis data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan data kualitatif. 1. Angket Angket dibagikan dan diisi oleh siswa yang fungsinya untuk mengetahui respon siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran IPA dengan menggunakan media pembelajaran power point interaktif. 2. Observasi Pengumpulan data dengan menggunakan lembar observasi. Penulis memperoleh data hasil observasi dengan melibatkan observer untuk mengamati keaktifan siswa selama proses pembelajaran dengan

46 menggunakan media pembelajaran power point interaktif pada materi daur air dan peristiwa alam. 3.7 Teknik Analisis Data 1. Analisis Angket Respon Siswa Angket respon siswa terdiri dari 40 butir pernyataan dengan rincian 26 butir pernyataan positif (+) dan 14 butir pernyataan negative (-). Skor yang diberikan pada tiap point penyataan-pernyataan dalam angket minat belajar siswa yaitu untuk pernyataan positif (+) adalah 4 untuk pernyataan sangat setuju, 3 untuk pernyataan setuju, 2 untuk pernyataan tidak setuju, dan 1 untuk pernyataan sangat tidak setuju. Sedangkan untuk pernyataan negative (-) 1 untuk pernyataan sangat setuju, 2 untuk pernyataan setuju, 3 untuk pernyataan tidak setuju, dan 4 untuk pernyataan sangat tidak setuju. Data hasil angket dibuat kualifikasi dengan kriteria sebagai berikut: Tabel 3.7.1 Pedoman pengkategorian minat belajar siswa Kategori Rentang skor Sangat Rendah 0-24 Rendah 25-44 Sedang 45-64 Tinggi 64-84 Sangat Tinggi 84-100 Peneliti menggunakan kriteria tersebut karena dalam angket respon terdapat empat pilihan jawaban sehingga terdapat lima kategori respon. Untuk menentukan jumlah minat belajar yaitu dengan menghitung skor rata-rata gabungan dari kriteria positif dan negative tiap kondisi, kemudian menentukan kategorinya dengan ketentuan skor rata-rata 0-21 = sangat rendah, 21-40 = rendah, 41-60 = sedang, 61-80 = tinggi, 81-100 = tinggi sekali. 2) Analisis Data Observasi Keaktifan Siswa Data hasil observasi dianalisis untuk mengetahui keaktifan siswa yang berpedoman pada lembar observasi keaktifan siswa. Penilaian dilihat

47 dari hasil skor pada lembar observasi yang digunakan. Persentase diperoleh dari skor pada lembar observasi dikualifikasikan untuk menentukan seberapa besar keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Untuk setiap siklus persentase diperoleh dari rata-rata persentase keaktifan siswa pada setiap pertemuan. Hasil data observasi ini dianalisis dengan pedoman criteria sebagai berikut: Tabel 3.7.2 kriteria keaktifan belajar siswa Persentase Kategori 75-100% Baik Sekali 65-74% Baik 55-64% Cukup 0-54% Kurang Peneliti menggunakan kriteria tersebut karena dalam lembar observasi terdapat empat kategori kekatifan. Cara menghitung persentase keaktifan siswa (Sugiyono, 2001:81) berdasarkan lembar observasi untuk tiap pertemuan adalah sebagai berikut: Persentase= 3.8 Indikator Keberhasilan Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk meningkatkan minat dan keaktifan belajar IPA, diadakan penelitian tindakan yang berorientasi penggunaan media pembelajaran power point interaktif. Untuk mengetahui keberhasilan tersebut digunakan skor ketercapaian yaitu 100 % dari seluruh siswa kelas V yang ditunjukkan dengan hasil angket minat siswa sudah dapat mencapai skor minimal yaitu 65 atau persentase peningkatan minimal 70% dari seluruh siswa kelas V dan peningkatan keaktifan belajar siswa dengan kriteria keberhasilannya yaitu 100 % dari seluruh siswa kelas V yang ditunjukkan dengan peningkatan keaktifan belajar seluruh siswa kelas V mencapai peningkatan minimal 65%.