BAB II DESKRIPSI PROYEK HOTEL KRIDA NUSANTARA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III ANALISA DAN STUDi BANDING

Jumlah Luasan (m²) Ruang Nama Ruang Kapasitas Standart Kapasitas Sirkulasi. (260m²) 3 Bus. 30 m²/bus. (650 m²)

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL

BAB III: DATA DAN ANALISA

PROGRAM RUANG BANGUNAN APARTEMEN. Double bed Side table Lemari pakaian Meja rias. Penghuni apartemen (suami-istri)

BAB IV ANALISA PERANCANGAN

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RESORT HOTEL

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL BISNIS BINTANG 4

Minggu 2 STUDI BANDING

LAMPIRAN 1 MORFOLOGI KOTA BATAVIA DARI TAHUN 1627 SAMPAI Peta Kota Batavia pada tahun

KRITERIA MUTLAK DAN KRITERIA TIDAK MUTLAK VILA BINTANG NO ASPEK NO UNSUR NO SUB UNSUR

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

& ><&$& JNWMa Dl KAWASAN W,SATA &m & & &

Mambruk Anyer Hotel Rates

HOTEL RESORT DI DAGO GIRI, BANDUNG

BAB IV: TINJAUAN KHUSUS PROYEK

LANDASAN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR (LP3A)

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GELANGGANG RENANG

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL

BAB V PROGRAM DASAR PERANCANGAN DAN PERENCANAAN ARSITEKTUR

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TERMINAL TERBOYO

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global.

BAGIAN DESKRIPSI HASIL RANCANGAN

BAB IV: KONSEP Konsep Bentuk Massa Bangunan

TA Sekolah Alam Gunungpati

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Kegiatan ini dilakukan penghuni apartemen

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan. Kostel. yang ada didalam. Pelaku kegiatan dalam Kostel ini adalah :

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

The Dharmawangsa Hotel Last Updated Saturday, 21 January 2012

Persyaratan dan Kriteria Hotel Resort Bintang 4

LAMPIRAN 1 ANALISA NON FISIK

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik

BAB IV ANALISA. Sesuai dengan standar, ruang-ruang yang dibutuhkan untuk asrama. Gambar 28. standar kamar. international edition by McGraw-Hill (1983)

Dinas Penataan dan Pengawasan Bangunan BANGUNAN NON RUMAH TINGGAL

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PROYEK

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SMK PARIWISATA DI KABUPATEN PEMALANG

BAB V KONSEP PERANCANGAN

Terminal Antarmoda Monorel Busway di Jakarta PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL ANTARMODA

BAB V K O N S E P P E R A N C A N G A N

LANDASAN TEORI DAN PROGRAM HOTEL BINTANG 3 DENGAN KONSEP REFUNGSIONAL DAN PENGEMBANGAN GEDUNG EXIM

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL

- BAB 4 - ANALISA SELATAN UTARA. Gambar 4.1 Foto kondisi eksisting Candranaya (Sumber : Dinas tata kota DKI)

BAB III ANALISIS. RINI SUGIARTI, S.Ars Gambar 10. Denah Dan Ukuran Bangunan Eksisting (Sumber : Data Penulis, 2017)

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISA. Kegiatan yang terjadi di dalam asrama dibagi berdasarkan pengelompokan jenis. kegiatan yang dilakukan oleh pengguna asrama, yaitu :

PERABOT ANAK. Sumber : _ html

Tabel 6.1. Program Kelompok Ruang ibadah

HOTEL BINTANG TIGA DI BANDUNG

MAKASSAR merupakan salah satu kota yang mengalami perkembangan pesat dalam berbagai bidang. meningkatkan jumlah pengunjung/wisatawan

BAB II DESKRIPSI KHUSUS PROYEK

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG TUJUAN DAN SASARAN TUJUAN SASARAN...

PROFIL BALAI SEKILAS BALAI. Balai Pelatihan Konstruksi Wilayah II Surabaya Jl. Bukit Darmo Raya Surabaya Telp. (031) , Fax.

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL RESORT

BAB 2 EKSISTING LOKASI PROYEK PERANCANGAN. Proyek perancangan yang ke-enam ini berjudul Model Penataan Fungsi

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN & PERANCANGAN KOLAM RENANG INDOOR UNDIP

BATURADEN RESORT, PURWOKERTO TAOFIK HIDAYAH TEKNIK ARSITEKTUR

BAB IV ANALISIS. Berikut adalah tabel program kebutuhan ruang pada proyek Sekolah Menengah Terpadu:

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

dimanfaatkan bagi instansi/perusahaan umum yang akan menyelenggarakan kegiatan

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

HOTEL BUTIK DI SOLO BARU

BAB IV: KONSEP PERANCANGAN

LANDASAN TEORI DAN PROGRAM

BAB II DESKRIPSI PROYEK

HOTEL RESORT DI DAGO GIRI, KABUPATEN BANDUNG

Dimensi Ruang Minimum* 1. R. Duduk dan makan. Pengguna Ruang. Penghuni apartemen

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. yang mampu mengakomodasi kebutuhan dari penghuninya secara baik.

BAB III : DATA DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya jumlah wisatawan yang berkunjung di Daerah Istimewa

6.1 Program Dasar Perencanaan

BAB V: ANALISA DAN PEMROGRAMAN

Tingkat Penghunian Kamar Hotel (TPK) Di Provinsi Sulawesi Barat

BAB 1 PENDAHULUAN. terus menerus tanpa dibatasi oleh waktu (Kasmir,2004:131). Tidak terkecuali pada persaingan usaha perhotelan di Indonesia.

BAB V HASIL. Tabel 5.1 Program Ruang Unit Pengelola No Nama Ruang Jumlah Luas Kegiatan Utama (Administrasi) A. Pengelola Yayasan 1.

2015, No Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 11, Tambahan Lembar

BAB II DESKRIPSI PROYEK

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Untuk menunjang kelancaran arus pariwisata tersebut disadari perlu adanya

STUDI AKTIVITAS. STUDI AKTIVITAS UMUM PENGUNJUNG / TAMU AKTIFITAS TEMPAT WAKTU KETERANGAN Datang memarkir kendaraan. Parkir Tamu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STANDAR USAHA VILA NON BINTANG NO ASPEK NO UNSUR NO SUB UNSUR. I PRODUK 1. Bangunan 1. Bangunan Vila memenuhi persyaratan kelaikan fungsi bangunan.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Nusantara ini dibagi menjadi beberapa bagian kegiatan, yaitu :

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS II PONDOK PESANTREN MODERN FUTUHIYYAH DI MRANGGEN

Gambar 4. Blok Plan Asrama UI. Sumber : Survei. Untuk kamar AC diletakkan pada lantai 1 agar mudah dalam

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB V KONSEP V.1 Konsep dasar Perencanaan dan Perancangan

by N a d j m a A c h m a d _ Arena Olahraga (Sportainment) Dosen Pembimbing : Ir. HARI PURNOMO, M.BDG.SC

46 Andhy Setiawan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

BAB V PROGRAMMING. Luas (m 2 ) (orang) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) KELOMPOK KEGIATAN MASJID

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB II DESKRIPSI PROYEK HOTEL KRIDA NUSANTARA Proyek ini merupakan proyek semi nyata yang akan dibangun oleh yayasan Krida Nusantara. proyek ini terletak pada kawasan pendidikan Krida Nusantara, dan memperuntukan untuk para orang tua siswa dari SMAT Krida Nusantara. Walau pun demikian bangunan ini juga dapat digunakan oleh masyarakat umum. 2.1. Umum Site ini terletak pada kawan pendidikan SMAT Krida Nusantara dimana site ini merupakan lahan milik yayasan Krida Nusantara yang belum digunakan. SMAT Krida Nusantara sebenarnya telah memiliki guest house, akan tetapi guest house yang mereka miliki masih kurang kapasitasnya. SMAT Krida Nusantara hanya memilki 8 kamar yang disediakan untuk orang tua murid. Murid di SMAT Krida Nusantara ada 700 siswa. Untuk jumlah murid yang cukup banyak jumlah guest house yang disediakan sangatlah kurang. 2.1.1 Lokasi Pemilihan Lokasi tapak adalah tempat yang berdekatan dengan kegiatan orang tua siswa dan terdapat di daerah yang banyak dilalui oleh masyarakat. (Gambar 2.1.1a Peta Kota Sumber Google Map, 24 3 2013 ) 8

2.1.2 Peruntukan Lahan dan Peraturan Daerah yang Digunakan. Pada tapak ini masuk kedalam kawasan Bandung utara, dimana pada kawasan bandung utara diperuntukan lahan untuk Pendidikan, Pemukiman, dan hunian. Adapun peraturan daerah dan standar yang digunakan adalah : Tabel 2.1.2.a Peraturan daerah No Peraturan Keterangan 1 KDB 40% 2 KLB 1 3 LUAS LAHAN 1,7 Ha 4 GSB 5 M Tabel 2.1.2.b Perhitungan Luas lantai dasar dan Jumlah lantai No Peraturan Luasan/Jumlah 1 KDB 40% 6800M 2 2 KLB 1 +17.000M 2 JUMLAH LANTAI 2,5 LANTAI 9

2.2 Program Kegiatan Yang Terkait Dengan Orang Tua Siswa. Program kegiatan pada sub bab ini akan menjelaskan tentang kegiatan dari SMAT Krida Nusantara, Dimana kegiatan dari SMAT Krida Nusantara tersebut membutuhkan Banguan yang akan dirancang. Adapun garis besar kegiatan tersebut adalah sebagai berikut; Pesiar Mingguan, Izin bermalam, Wisuda siswa kelas Tiga, Pembukaan masa basis siswa kelas satu, Penutupan masa basis siswa kelas satu, dan Lain-lain. Ada beberapa keterangan berhubungan dengan Krida Nusantara yang mungkin akan Berguana Sebelum Menyimak Kegiatan di Krida Nusantara. Pemprakarsa berdirinya SMAT Krida Nusantara adalah Alm. H. Karnaen Sukarnaprawira. Beliau adalah seorang tokoh pendidikan yang sangat memperhatikan kepentingan dunia pendidikan. Cita-cita beliau yaitu turut membantu masyarakat, bangsa, Negara dan Agama melalui upaya mendirikan dan mengembangkan suatu lembaga pendidikan terpadu. SMAT Krida Nusantara didirikan pada tahun 1995 dengan peletakan batu pertama di Guest House oleh ibu Hj. Tuti Sutiawati Try Sutrisno. SMA Terpadu Krida Nusantara berlokasi di tempat yang strategis untuk suasana pendidikan, dengan luas area 25 Ha, terletak di Jalan Desa Cipadung Cibiru Bandung. (Sumber : http://smat.kridanusantara.com/index.php/profile-m ) 2.2.1 Pesiar Siswa Krida Nusantara. Pesiar adalah kegiatan siswa krida nusantara untuk meninggalkan kawasan krida nusantara pada hari minggu, dimana hampir dari setengah siswa Krida Nusantara dijemput oleh keluarga. sekitar 15% dari siswa Krida Nusantara yang berasal dari Bandung, sehingga Orang tua siswa yang datang merupakan Orang tua siswa yang berasal dari luar Bandung. 10

( Gambar 2.2.1 srikulasi pesiar dan izin bermalam siswa krida nusantara ) 2.2.2 Izin Bermalam Siswa Krida Nusantara. Izin bermalam adalah libur yang diberikan dari pihak sekolah kepada siswanya untuk dapat kembali kerumah masing masing, dimana pada setahun ajaran terdapat minimal delapan kali izin bermalam. Hal ini membuat akan ada enam belas kali kedatangan orang tua siswa dalam setahun untuk kegiatan ini. Banyaknya kedatangan orang tua siswa ini membuat beberapa rumah penduduk sering digunakan untuk menjadi penginapan. ( Gambar 2.2.2 srikulasi pesiar dan izin bermalam siswa krida nusantara ) 11

2.2.3 Wisuda Siswa kelas tiga Krida Nusantara. Wisuda Merupakan acara tahunan yang pasti diadakan oleh Krida Nusantara. Di acara ini akan banyak orang yang datang, mulai dari orang tua siswa sampai dengan orang yang dating untuk melihat pertunjukan yang ada di acara tersebut. Ada pula keluarga calon siswa Krida Nusantara yang ikut meramaikan acara ini sehingga kebutuhan akan penginapan akan sangat tinggi. ( Gambar 2.2.3 srikulasi wisuda siswa kelas III krida nusantara ) 2.2.4 Pembukaan Masa Basis Krida Nusantara. Masa basis merupakan masa pendidikan fisik dan mental siswa Krida Nusantara yang akan dilakukan selama 3 bulan lamanya. Pada masa itu siswa tidak dapat berhubungan dengan orang tuanya dan pada masa itu pula siswa hanya dapat mendapat kabar dari wali asuh mereka. Wali asuh adalah guru yang bertugas menjaga siswa selama di krida Nusantara. Karena siswa kelas satu merupakan siswa baru dan merupakan hal baru berpisah dengan orang tua mereka, hal ini membuat banyak anggota keluarga yang mengantar 1 siswa. 12

2.2.5 Penutupan Masa Basis Krida Nusantara. Pada Acara ini merupakan masa anak kelas satu kembali kepada orang tua mereka setelah 3 bulan tidak berkomunikasi langsung. Sehingga seluruh orang tua pasti hadir dalam acara ini. Dimana pada acara ini seluruh siswa kelas satu akan memperlihatkan pertunjukan untuk ditonton oleh para orang tua siswa. ( Gambar 2.2.3 srikulasi pembukaan dan penutupan masa basis krida nusantara ) Masih terdapat beberapa acara yang dilakukan oleh krida nusantara. Akan tetapi acara tersebut tidak berlangsung setiap tahun. Sehingga akan sangat sulit untuk di prediksi akan ada orang tua siswa yang dating atau tidak. 13

2.3. Kebutuhan Ruang Hotel SMAT Krida Nusantara Setiap Hotel berbintang memiliki Kebutuhan ruang yang berbedabeda setiap bintangnya. Dimana semakin banyak jumlah bintangnya maka akan semakin banyak fasilitas yang dibutuhkan. Klasifikasi ini untuk mempermudah mengetahui ruang ruang yang dibutuhkan. 2.3.1 Kasifikasi Hotel Berbintang dari jumlah dan Luas kamar. Kriteria klasifikasi Hotel dikeluarkan oleh Deparpostel dan dibuat oleh Diijen Pariwisata dengan SK: Kep-22/UNI/78. Rincian klasifikasi hotel berdasarkan bintang menurut buku Pengantar Akomodasi dan Restoran oleh Ir. Endar Sugiarto, B.A. dan Sri Sulatiningrum, B.A., 2001 adalah: A. Klasifikasi hotel berbintang satu (*) Persyaratan: a. Jumlah kamar standar, minimum 15 (lima belas ) kamar. b. Kamar mandi didalam. c. Luas kamar standar minimum 20m 2 (dua puluh meter persegi). B. Klasifikasi hotel berbintang Dua (**) Persyaratan: a. Jumlah kamar standar, minimum 20 (dua puluh) kamar. b. Memiliki kamar suite, minimum 1 (satu) kamar. c. Kamar mandi didalam. d. Luas kamar standar minimum 20m 2 (dua puluh dua meter persegi). e. Luas kamar suite minimum 40m 2 (empat puluh empat meter persegi). 14

C. Klasifikasi hotel berbintang Tiga (***) Persyaratan: a. Jumlah kamar standar, minimum 30 (tiga puluh kamar). b. Memiliki kamar suite, minimum 2 (dua) kamar. c. Kamar mandi didalam. d. Luas kamar standar minimum 24m 2 (dua puluh empat meter persegi). e. Luas kamar suite minimum 48m 2 (empat puluh delapan meter persegi). D. Klasifikasi hotel berbintang Empat (****) Persyaratan: a. Jumlah kamar standar, minimum 50 (Lima puluh) kamar. b. Memiliki kamar suite, minimum 3 (tiga) kamar. c. Kamar mandi didalam. d. Luas kamar standar minimum 24m 2 (dua puluh empat meter persegi). e. Luas kamar suite minimum 48m 2 (empat puluh delapan meter persegi). E. Klasifikasi hotel berbintang Lima (*****) Persyaratan: a. Jumlah kamar standar, minimum 100 (Seratus) kamar. b. Memiliki kamar suite, minimum 4 (empat) kamar. c. Kamar mandi didalam. d. Luas kamar standar minimum 26m 2 (dua puluh enam meter persegi). e. Luas kamar suite minimum 52m 2 (Lima puluh Dua meter persegi). 15

2.3.2 Jenis Jenis Kamar Hotel. Jenis-jenis penamaan kamar hotel antara satu hotel dengan hotel yang lain tidak sama, hal ini ada hubungannya dengan kondisi hotel itu sendiri-jumlah kamar yang tersedia. Adapun jenis-jenis penamaan kamar yang ada di hotel adalah sebagai berikut: A. Standard room/regular room Standard room/regular room adalah kamar yang terdapat di dalam sebuah hotel yang mana segala perlengkapan dan fasilitasnya sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh hotel yang bersangkutan. Fasilitas-fasilitas yang terdapat di dalam kamar standar, yaitu tempat tidur, kamar mandi, meja kerja, televisi, tetepon, Iemari es, Iemari pakaian, rak koper. Keistimewaaan dari kamar standar yaitu harga kamarnya paling murah di hotel. B. Deluxe/Superior room Deluxe/Superior room adalah jenis penamaan kamar di dalam hotel yang mana kondisi kamar ini setingkat Iebih baik dari standar room, dengan fasilitas yang sama seperti standadr room. Bedanya dengan standard room adalah sebagai berikut: a. letak kamar strategis b. arah kamar Iebih baik pemandangannya c. mutu bahan untuk mebelair dan perabotan Iebih baik dari standar d. ukuran kamar lebih luas dari standard room e. catatan khusus, apabila hotel sudah lama berdiri, kamar standar yang sudah di renovasi dijadikan deluxe/superior room. 16

C. Suite room Suite room adalah salah satu jenis penamaan kamar yang ada di hotel yang mana kamar tersebut dicirikan dengan dua ruangan yang terpisah dalam satu kamar, yaitu kamar tamu dan kamar tidur. D. Studio room Studio room adalah kamar yang dilengkapi dengan studio bed. E. Junior suite Junior suite adalah kamar yang berukuran besar yang dilengkapi dengan standard bed dan hide-away (sofa-bed). F. Twin bedded Twin bedded room adalah kamar yang dilengkapi dengan dua single bed untuk dua Pengunjung. G. Double bedded room Double bedded room adalah kamar yang dilengkapi dengan satu tempat tidur besar (queen atau king size) untuk dua orang. H. Connecting room Connecting room adalah dua kamar yang bersebelehan di mana dihubungkan dengan connecting door (pintu tembus/pintu penghubung) yang terletak di dinding pemisah antara dua kamar yang bersangkutan. 17

2.3.3 Jenis Jenis Tempat Tidur dan Ukurannya Dengan adanya jenis jenis tempat tidur mempermudah dalam mendisain kamar hotel, sehingga tidak kebesaran ataupun terlalu kecil pada saat memasukan perabotan kamar hotel. Adapun jenis dan ukuran tempat tidur adalah sebagai berikut: Tabel 2.3.3 Ukuran Tempat Tidur No. Nama tempat tidur Ukuran Keterangan I. Crib 28 x 52 inches Tempat tidur untuk bayi 2. Rollaway 39 x 75 inches Tempat tidur untuk satu orang 3. Twin 2 x (39 x 76) inches 4. Three-quarter 48 x 76 inches Dua tempat tidur single atau 2 x (42 x76) inches 5. Double 54 x 76 inches Ternpat tidur untuk dua orang 6. Queen 60 x 80 inches Tempat tidur untuk dua orang 7. King 70 x 80 inches Tempat tidur untuk dua orang B.A. dan Sri B.A., dan oleh Ir. 18

2.3.4 Ruang Ruang Di Hotel Krida Nusantara Untuk Mendapatkan ruang yang dibutuhkan, dibuatlah diagram kedekatan ruang secara garis besarnya. Sehingga dapat beberapa ruang yang dibutuhkan seperti gambar dibawah ini: (Gambar 2.3.4.a diagram kedekatan ruang) Dari Diagram diatas terdapat sembilan ruang utama yang dibagi lagi menjadi beberapa ruangan, dimana setiap ruangnya memiliki hubungan satu sama lainya. Adapun ruang yang ada karena pembagian dari ruang utama adalah sebagai berikut: 19

Tabel 2.3.4 Kebutuhan Ruang No Ruang Utama Kebutuhan Ruang 1 Pintu Masuk Pos satpam Gerbang masuk 2 Parkir Karyawan dan Mobil pengunjung Motor 3 Hotel Kamar ( berbagai Jenis ) Cottage ( Tiga jenis ) hall Front office Tangga Lift 4 Kantor Pengurus Kantor Ruang karyawan Pantry WC Janitor Loker Karyawan 5 Fasilitas Pelengkap Restorant Kolam Renang Out bond Kantor Pengelolah Ballroom 6 Fasilitas Penunjang Loundry Dapur Gudang (Berbagai Jenis) Ruang alat 20

No Ruang utama Kebutuhan ruang 7 Area Service Tampat sampah Jalan pembuangan sampah Jalur service Cctv Ganset 8 Parkir service Mobil Box Motor 9 Pintu Masuk Service Gerbang belakang Pos Satpam Dari tabel diatas dapat kita menghasilkan ruang ruang. Dimana setiap ruangnya memiliki kedekatan ruang yang berbeda beda, sehingga untuk mendisain membutuhkan diagram kedekatan ruang yang lebih detail. Adapun diagram kedekatan ruangnya adalah sebagai berikut: (Gambar 2.3.4.b diagram kedekatan ruang,sumber: data Pribadi.) 21

2.3.5 Ukuran Standar Ukuran Standar digunakan untuk menjadi acuan dalam mendisain ruang agar lebih fungsional dan tidak membuat disain yang asal asalan. (Gambar 2.3.5.a standar ukuran dan jenis untuk ventilasi udara vertikal, Sumber: Neufert, E. (1996). Arsitek Data. Jakarta. Erlangga. (Gambar 2.3.5 b Ruang yang dibutuhkan untuk kamar hotel, restorant, dapur, dan gudang. Sumber: Neufert, E. (1996). Arsitek Data. Jakarta. Erlangga. 22

(Gambar 2.3.5 c standar jendela dengan pemandangan dan biasa. Sumber: Neufert, E. (1996). Arsitek Data. Jakarta. Erlangga. (Gambar 2.3.5 d Ruang yang dibutuhkan untuk kendaraan roda dua) Sumber: Neufert, E. (1996). Arsitek Data. Jakarta. Erlangga. Dengan adanya standart ukuran kendaraan diatas mempermudah mendisain parkir dan jalan yang ada pada tapak. Sehingga mengurangi kemungkinan kesalahan yang dapat terjadi pada saat mendisain. 23

(Gambar 2.3.5 e standar tangga Sumber: Neufert, E. (1996). Arsitek Data. Jakarta. Erlangga. (Gambar 2.3.5 f standart bentuk tangga Sumber: Neufert, E. (1996). Arsitek Data. Jakarta. Erlangga. (Gambar 2.3.5 f standar kamar mandi. Sumber: Neufert, E. (1996). Arsitek Data. Jakarta. Erlangga. 24