BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kendaraan bermotor dahulu hanya digunakan untuk transportasi saja, yaitu aktivitas mengantarkan seseorang ataupun barang dari suatu tempat ke tempat yang lainnya. Seiring berkembangnya teknologi, kebutuhan transportasi ini selalu mendorong kita untuk menciptakan metode transportasi yang baru. Diawali mengendarai hewan, menggunakan lokomotif, kendaraan bermotor, pesawat, dan bahkan menggunakan pesawat ruang angkasa, dimana selanjutnya hal itu semua akan mengarahkan kita kepada kendaraan yang lebih canggih. Disinilah kemudian kita menyadari bahwa kendaraan merupakan bagian yang tak terlepaskan dari kehidupan manusia dan menjadi bagian yang terintegrasi dengan kebudayaan manusia (Featherstone, 2004). Pada saat ini perkembangan kendaraan tidak berhenti pada jenis kendaraan saja. Perkembangan selanjutnya manusia berpikir mengembangkan kendaraan transportasi tersebut dengan mengaplikasikan teknologi yang canggih, sehingga menjadikan kendaraan tersebut aman dan nyaman. Sebagai contoh, sekitar 50 tahun terakhir kendaraan bermotor hanya memiliki indikator performa dan kondisi kendaraan saja, seperti kecepatan, putaran roda, dan kondisi bahan bakar. Namun saat ini sebuah kendaraan bisa memiliki instrumen indikator informasi yang sangat banyak. Hal itu dilakukan untuk menambah kenyamanan dan kemudahan pengendara, serta beberapa hanya untuk memperindah kendaraan tersebut (Gartman, 2004). Perangkat tambahan, seperti GPS (Global Positioning System) yang menunjukkan arah, Bluetooth yang menyambungkan handphone dan mini display yang membuat penumpang bisa menonton tayangan maupun film, merupakan bagian yang umum ditambahkan pada sebuah kendaraan. Meskipun sistem keamanan juga tetap ditambahkan untuk meningkatkan keselamatan ketika mengemudi (Bishop, 2005). Gejala ini jika dilihat tidak semakin menurun, malah semakin meningkat. Tidak hanya perusahaan manufaktur, yang sengaja 1
2 menambahkan untuk memberi nilai lebih dalam penjualan kendaraannya, pemilik kendaraan sendiri bahkan menambahkan perangkat tambahan yang dibutuhkannya ketika mengemudi, seperti perangkat navigasi, handphone, dan perangkat musik. Kebiasaan ini menjadikan kendaraan mobil sebagai alat transportasi yang canggih dengan berbagai perangkat tambahannya (Laurier, 2004). Perangkat tersebut berpotensi menimbulkan aktivitas selain mengemudi bagi pengendara. Aktifitas tambahan ini kemudian akan mengalihkan fokus mengemudi seorang pengendara mobil. Kehilangan fokus (inattention) ketika mengemudikan mobil menjadi salah satu penyebab utama terjadinya kecelakaan dalam lalu lintas (Treat et al., 1979). Menurut Hendricks et al. (1999), ia menyebutkan bahwa dari 723 kasus kecelakaan, 37,8% dari angka tersebut disebabkan oleh ketidakfokusan dan kesalahan persepsi pengendara. Hal ini termasuk kondisi ketika seorang pengemudi melakukan dua kegiatan sekaligus (multitasking) ketika mengendarai mobil. Jika hal itu dilakukan, menurut Langham et al. (2002), akan meningkatkan resiko kecelakaan dijalan raya. Salah satu kegiatan multitasking yang saat ini muncul dan telah banyak diteliti adalah penggunaan handphone ketika mengemudi (Holland dan Rathod, 2013). Berdasarkan studi mengenai keselamatan di jalan raya menunjukkan bahwa, banyak sumber informasi yang mengalihkan perhatian dan mendorong resiko kecelakaan selama berkendara yang sebagian besar berasal dari handphone, seperti panggilan telepon (Alm dan Nilsson, 1995), pesan singkat (Drews et al., 2009), dan penggunaan internet. Dari data tersebut dapat disimpulkan, bahwa ketika mengemudikan sebuah mobil, seorang pengemudi bisa saja mendapatkan pesan singkat yang masuk ke handphone-nya. Dering pemberitahuan semacam ini akan mengalihkan perhatian pengemudi terhadap jalan raya dan memancingnya untuk melakukan tindakan terhadap handphone-nya (misal : membaca pesan yang masuk). Hal ini dikarenakan keinginan yang kuat ditambah keyakinan pengemudi yang dapat melakukan dua tugas tersebut (multitasking) secara bersamaan (Zhou et al., 2012).
3 Terlepas informasi pesan singkat tersebut berisi berita yang penting atau biasabiasa saja bagi pengemudi. Ketika beberapa permasalahan ini muncul, diperlukan sebuah teknologi yang memudahkan pengemudi untuk berinteraksi dengan handphone-nya. Salah satunya dengan membuat display untuk membantu pengemudi melihat kondisi handphone-nya tanpa mengalihkan perhatiannya terhadap jalan raya. Salah satu solusi yang bisa dikembangkan berkaitan dengan display untuk mengurangi kondisi tersebut adalah rancangan display menggunakan posisi head-up display (HUD). Dimana display ini dapat mengurangi sudut, frekuensi, serta durasi peralihan penglihatan. Hal ini dikarenakan display ini berada didepan penglihatan pengendara (Okabayashi et al., 1989; Larry dan Elworth, 1972; Weintraub et al., 1984 dan 1985). Sehingga kondisi ini memudahkan pengendara untuk mengemudikan mobil dan mempercepat respon terhadap kondisi perjalanan (Kiefer, 1991; Kaptein, 1994; Iino et al., 1988; Okabayashi et al., 1989). Karena keunggulan tersebut HUD menjadi alternatif yang layak dan bagus untuk mendukung aktivitas perangkat informasi tambahan di dalam mobil. Penelitian-penelitian sebelumnya yang berkaitan menggunakan handphone, juga mulai banyak membahas pengaruh berkirim pesan (membaca dan membalas pesan singkat) ketika mengendarai sebuah mobil (Hosking et al., 2009). Maka dalam penelitian ini, akan melihat kelayakan dan pengaruh penggunaan HUD dibandingkan penggunaan handphone dalam aktivitas membaca pesan singkat (SMS) ketika berkendara. Pada kasus ini diasumsikan perangkat handphone akan terhubungkan dengan mobil, sehingga pesan singkat dapat dibaca pada HUD. Ruang lingkup penelitian ini akan masuk pada bagian kenyamanan dan keamanan serta produktivitas berkendara pada penerapan teknologi display tersebut, seperti pada umumnya penelitian pada bidang ergonomi. Oleh karena itu pada aktivitas membaca pesan singkat ini akan dilihat seberapa banyak informasi yang dapat ditangkap dan direkam seorang pengendara ketika ia juga fokus dalam kegiatan utamanya, yaitu mengendarai mobil. Pada penelitian ini juga akan menganalisis perubahan/gangguan performa mengemudi yang terjadi terhadap perjalanan kendaraan ketika pengendara memulai aktivitas untuk membaca pesan
4 tersebut, seperti banyaknya pelanggaran lalu lintas, kondisi yang membahayakan pengendara lain dan kecelakaan yang terjadi ketika membaca pesan singkat. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka rumusan masalah yang akan menjadi fokus penelitian ini adalah perbandingan penggunaan display HP dan HUD dalam aktivitas membaca pesan singkat terhadap gangguan performa pengemudi dalam mengontrol kendaraannya, serta seberapa efektif informasi di dalam pesan singkat dapat diterima oleh pengemudi menggunakan kedua display tersebut. 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mengetahui perbedaan aktivitas multitasking (aktivitas membaca pesan singkat ketika mengemudi) saat menggunakan display HUD, dan HP terhadap gangguan performa seorang pengemudi ketika mengemudikan mobilnya (yaitu pelanggaran lalu lintas, kondisi membahayakan pengendara atau orang lain, dan kecelakaan di jalan raya). 2. Melihat tingkat efektifitas informasi yang dibaca oleh pengemudi yang dapat diterima selama melakukan aktivitas berkendara secara bersamaan. 1.4 Batasan Masalah Ruang lingkup masalah yang membatasi penelitian ini adalah : 1. Penelitian ini akan dilakukan menggunakan simulator yang mempresentasikan kondisi perjalanan yang sebenarnya. 2. Perangkat untuk membaca pesan singkat ini akan dibuat terpasang tetap pada peralatan simulator, sehingga jangkauan dan tata letak perangkat yang menampilkan pesan singkat dibuat senyaman mungkin dan pada posisi Head-Up Display (HUD) pada kemudi simulator. 3. Isi pesan singkat bersifat informasi yang ditujukan pada pengendara.
5 1.5 Manfaat Penelitian Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai : 1. Dari sisi pengendara secara langsung sebagai pertimbangan dalam melakukan aktivitas apapun yang ingin dilakukan ketika sedang berkendara menggunakan mobil. 2. Sebagai masukan bagi produsen/manufaktur kendaraan mobil dalam pertimbangan ketika ingin menambahkan fitur terkoneksi dengan handphone pengendara kendaraan mobil. 3. Sebagai pertimbangan bagi pihak-pihak ataupun birokrasi terkait untuk membuat aturan keselamatan dalam menggunakan handphone ketika berkendara, khususnya membaca pesan singkat ketika mengendarai mobil.