BAB I PENDAHULUAN. mencapai efisiensi, menjadi lebih kompetitif antar pesaing, serta untuk. meningkatkan keuntungan atau profit perusahaan.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I. bahkan lebih berkembang. Untuk itu perusahaan perlu mengembangkan suatu strategi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Penggabungan usaha pada umumnya dilakukan dalam bentuk merger, akuisisi,

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era perdagangan bebas persaingan usaha diantara perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan dunia usaha yang semakin pesat, tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Krisis moneter yang melanda Asia pada tahun 1997 telah menelan banyak

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang ketat. Karena itu, perusahaan dituntut untuk selalu. Perusahaan perlu mengembangkan strategi yang tepat agar mampu

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin ketat ini. Perusahaan dituntut untuk dapat memanfaatkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan ukuran besaran yang disepakati untuk mencapai tujuan jangka

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. strategi bisnis dalam skala internasional agar dapat bertahan bahkan lebih

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu cara untuk menjadi perusahaan yang besar dan kuat melalui

ANALISIS PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH MERGER DAN AKUISISI (Study Empiris pada Perusahaan Manufaktur di BEI )

BAB I PENDAHULUAN. yang ada semakin ketat. Kondisi demikian menuntut perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Semakin meningkatnya perkembangan ekonomi di dunia menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. di semua sektor, baik sektor yang sama maupun sektor yang berbeda. Kondisi

BAB I PENDAHULUAN. memperluas kegiatan perusahaan yang sudah ada, misalnya saja dengan

BAB I PENDAHULUAN. kuat dan ketat. Kondisi ini menuntut perusahaan agar selalu mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. bertahan, berkembang atau keluar (tutup). Keadaan tersebut menuntut setiap

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha diantara perusahaan yang semakin ketat menuntut. perusahaan untuk selalu mengembangkan strategi perusahaannya agar

BAB I PENDAHULUAN. eksistensi perusahaan bahkan dapat berkembang. Perusahaan yang mampu untuk

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan di era globalisasi yang dinamis saat ini dituntut untuk lebih kreatif

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tumbuh secara normal melalui kegiatan capital budgeting. Sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. dapat berkompetisi secara luas dengan perusahaan lainnya. Salah satu strateginya

BAB I PENDAHULUAN. memperkuat kondisi finansial atau kondisi permodalan yang dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Memasuki pasar bebas dan adanya globalisasi menuntut perusahaan untuk

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Penggabungan usaha (business combination) adalah pernyataan dua atau lebih

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu strategi yang dapat dilakukan perusahaan dalam. yang dapat dilakukan baik dalam bentuk ekspansi internal maupun ekspansi

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kenaikan harga kebutuhan bahan pokok, semakin melemahkan kondisi

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan usahanya. Globalisasi juga bisa berdampak positif dan negatif,

BAB I PENDAHULUAN. usaha. Oleh karena itu perlu adanya pengembangan suatu strategi yang tepat agar

PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH PERUSAHAAN MELAKUKAN AKUISISI ( PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2007) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki globalisasi dan perdagangan bebas persaingan usaha diantara

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis baik jangka pendek maupun jangka panjang. Salah satunya dengan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan pun dituntut untuk bergerak lebih cepat dibandingkan yang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini, persaingan dalam dunia usaha menjadi semakin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

RENNY EL PRADIBTA B

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi informasi yang semakin berkembang pesat,

ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH MELAKUKAN MERGER DAN AKUISISI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap perusahaan, baik perusahaan dagang, industri,

BAB I PENDAHULUAN. dengan (uniting with) perusahaan lain atau memperoleh kendali (control) atas

Merger dan Akuisisi Pengertian Merger dan Akuisisi Merger Akuisisi Jenis-jenis Merger dan Akusisi a. Merger b. Konsolidasi c.

BAB I PENDAHULUAN. itu harus tetap dijaga dari hal-hal yang bersifat negatif. Artinya kalau masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. baik itu mengenai kinerja maupun keuangannya kepada pihak-pihak yang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan seluruh potensi- potensi ekonomi mengalami kemandegan dan diambang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaannya semakin besar dan kuat adalah dengan cara merger dan akuisisi. negara maka strategi tersebut sangat mungkin terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. dengan perusahaan yang lainnya. Persaingan tersebut akan mengakibatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Saat ini sudah banyak perusahaan yang mendirikan usaha dalam berbagai

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk berusaha terus mengembangkan inovasi dan strategi-strategi

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yaitu dengan melakukan penggabungan usaha (merger) dan akuisisi.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dituntut untuk dapat meningkatkan daya saing dalam jenis

BAB I PENDAHULUAN. tersebut melalui suatu analisis yang dapat dijadikan pedoman untuk menilai

BAB V PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan Price Earning Ratio (PER),

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di pasar modal, dapat dilakukan dengan melakukan studi

BAB I PENDAHULUAN. Haryani & Serfianto (2011:22) mengatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. berarti juga memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi adalah penyebaran inovasi ekonomi ke seluruh dunia serta

BAB I PENDAHULUAN UKDW. yaitu aset riil (real asset) dan aset finansial (financial asset), yang sama-sama

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perbankan mempunyai peranan penting dalam perekonomian di Indonesia. Bank

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan adalah tempat terjadinya kegiatan produksi dan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan adalah keseluruhan perbuatan yang dilakukan secara terus-menerus,

BAB I PENDAHULUAN. berdaya saing (Ang, 1997). Strategi bersaing merupakan usaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional di segala bidang memerlukan pembiayaan dan investasi yang

BAB I PENDAHULUAN. dapat diketahui kelebihan perusahaan yang harus tetap dikembangkan dan

BAB I PENDAHULUAN. berdaya saing. Kondisi demikian menuntut perusahaan untuk selalu

BAB II 1 TINJAUAN PUSTAKA. topik mengenai merger akuisi perusahaan. Ada beberapa penelitian tentang

BAB 1 PENDAHULUAN. satu keunggulan melalui strategi kepemimpinan pasar (market leadership),

BAB I PENDAHULUAN. persaingan usaha diantara perusahaan terus menjadi bahan pemikiran para pemegang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang begitu pesat menyebabkan banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan pencapaian target atau tujuan perusahaan di masa depan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan investasi jangka panjang suatu perusahaan yang dapat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat di era pasar bebas dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penelitian Tajjali Fatima dan Amir Shehzad (2014) menggunakan paired sample T-test. Penelitian ini menunjukkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Pendapatan nasional memiliki peranan penting untuk memacu. pertumbuhan ekonomi suatu negara. Selain itu pendapatan nasional dapat

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi ini menuntut perusahaan untuk terus meningkatkan kinerja

BAB IV KESIMPULAN. Tabel 4.1 PT XL AXIATA TBK DAN ENTITAS ANAK. Rasio Profitabilitas, Likuiditas dan Solvabilitas.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Memasuki era globalisasi berarti pula memasuki era perdagangan bebas,

BAB III METODE PENELITIAN. dan Akuisisi yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia. Table 3.1 Jadwal Kegiatan I II I I II I I II I I II

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan oleh setiap manajemen perusahaan. Dengan mengetahui. dimasa depan. Disebutkan bahwa terdapat tiga area penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. terakhir sejak 2000 sampai 2010 selain mengubah kepemilikan saham diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. Apabila suatu perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dananya. mengurangi ketergantungannya kepada pihak luar.

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya Undang-undang No. 36/1999 tentang telekomunikasi

2015 ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK SETELAH MERGER BERD ASARKAN FORMULA CAMEL

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PUBLIK YANG MELAKUKAN MERGER DAN AKUISISI SELAMA DAN SESUDAH KRISIS MONETER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PT. HERO SUPERMARKET TBK DENGAN MENGGUNAKAN RATIO PROFITABILITAS DAN ECONOMIC VALUE ADDED

BAB I PENDAHULUAN. berinvestasi di pasar modal. Mulai dari pengusaha, pegawai, buruh,

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan persaingan usaha diantara perusahaan-perusahaan semakin ketat.

BAB I PENDAHULUAN. efektif dalam menunjang pertumbuhan perusahaan, karena pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi maka akan semakin meningkat pula upaya berbagai perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. dari manajemen perusahaan. Manajemen perusahaan akan berusaha sebaikbaiknya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha di Indonesia yang semakin kompetitif

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang ketat dalam berbagai aspek merupakan hal yang tak dapat

ANALISIS PENGARUH ROA, ROE, NPM DAN EPS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN SEKTOR MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Menurunnya kapasitas permintaan dan produksi di sektor riil berpotensi

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Adanya globalisasi dan persaingan bebas menuntut setiap perusahaan untuk selalu mengembangkan strateginya agar dapat bertahan hidup, berkembang dan berdaya saing. Untuk itu perusahaan perlu mengembangkan suatu strategi yang tepat agar perusahaan bisa mempertahankan eksistensinya dan memperbaiki kinerjanya. Salah satu usaha untuk menjadi perusahaan yang besar dan kuat dikatakan Payamta (2004) adalah dengan ekspansi. Ekspansi internal terjadi pada saat divisi-divisi yang ada dalam perusahaan tumbuh secara normal melalui capital budgeting. Sedangkan ekspansi eksternal dapat dilakukan dalam bentuk penggabungan usaha. Jadi ekspansi bisnis diperlukan oleh suatu perusahaan untuk mencapai efisiensi, menjadi lebih kompetitif antar pesaing, serta untuk meningkatkan keuntungan atau profit perusahaan. Penggabungan usaha pada umumnya dilakukan dalam bentuk merger, akuisisi, dan konsolidasi. Dengan dilakukannya merger dan akuisisi, diharapkan perusahaan dapat melanjutkan usahanya dengan bantuan serta kerjasama dengan perusahaan lain dan selanjutnya untuk saling bersinergi mencapai tujuan tertentu. Di Inggris, Sudarsanam (1999) menyatakan terjadinya puncak kegiatan pengambilalihan terlihat jelas mulai pada tahun 1968, 1972 dan 1989, dan alasan dari sejumlah besar akuisisi pada tahun tersebut bervariasi, salah satunya pasar modal di Inggris mengalami fase spekulasi atas kenaikan harga (bull phase).

2 Sedangkan menurut Hitt (2001) akuisisi telah menjadi strategi yang populer di antara perusahaan-perusahaan Amerika Serikat selama bertahun-tahun. Sebagian yakin bahwa strategi ini berperan penting dalam restrukturisasi efektif yang dilakukan bisnis-bisnis Amerika Serikat selama tahun 1980-an dan 1990-an. Di Indonesia sendiri menurut Payamta (2004) aktivitas merger dan akuisisi mulai marak dilakukan seiring dengan majunya pasar modal di Indonesia. Isu merger dan akuisisi hangat dibicarakan oleh para pengamat ekonomi, ilmuwan maupun praktisi bisnis sejak tahun 1990-an. Merger di Indonesia telah berkembang sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah alternatif strategi yang menarik bagi banyak perusahaan baik domestik maupun asing untuk melakukannya. Alasan perusahaan melakukan merger dan akuisisi dijelaskan oleh Bengtsson (1994) adalah untuk mengeksploitasi sinergi dimana sinergi bisa jadi gagasan yang tidak masuk akal namun dapat dilakukan jika mampu mengkombinasikan bidang antar perusahaan seperti alih teknologi, pengetahuan pemasaran, penelitian dan pengembangan, pemotongan biaya, harmonisasi produk, serta penggunaan sumber daya yang lebih optimum, selanjutnya meningkatkan dan melindungi pasar, memperkuat bisnis utama dan untuk mencapai ukuran critical mass-competiteve, dengan yang dimaksud adalah tekad suatu perusahaan untuk mencapai ukuran optimum yang diinginkan, massa kritikal, demi kompetisi/persaingan dan kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Menurut Hitt (2001) alasan melakukan konsolidasi ini adalah kebutuhan untuk memiliki banyak peranan supaya mendapat skala ekonomi agar dapat bersaing dengan efektif dalam pasar global, dan sangat perlu dilakukan untuk sebagian

3 lawan pesaingnya. Selain itu, Simanjuntak (dikutip dari Prasanna Chandra, 2001) menyatakan alasan ekonomi yang utama dari merger adalah nilai (value) perusahaan hasil merger diharapkan lebih besar dari jumlah nilai mandiri dari perusahaan-perusahaan yang bergabung (merger). Alasan, motif, dan tujuan merger sangat bervariatif dan tergantung dari kebutuhan perusahaan-perusahaan yang melakukannya namun yang paling umum digunakan adalah sinergi, perpajakan, dan ekspansi. Diakui keputusan merger dan akuisisi dianggap cepat dalam mewujudkan tujuan perusahaan yang belum tercapai dikarenakan perusahaan tidak perlu memulai bisnis baru. Dan keputusan merger dan akuisisi diharapkan mempunyai pengaruh yang besar dalam memperbaiki dan peningkatan kondisi perusahaan, terutama dalam penampilan finansial perusahaan serta posisi keuangan mengalami perubahan. Sejumlah kalangan menilai, aksi korporasi merger dan akuisisi dinilai positif dan mempengaruhi kinerja perseroan karena memberi sinergi yang positif dan berpotensi mendongkrak laba. Dalam hal manajerial, sinergi ada ketika para menajer menemukan cara bagi perusahaan untuk menciptakan nilai lebih besar dibandingkan dengan nilai total yang mereka ciptakan saat beroperasi sebagai entitas independen, sedangkan bagi pemegang saham sinergi bila mereka bisa mendapatkan keuntungan yang tidak bisa mereka peroleh melalui keputusan diversifikasi portofolio mereka sendiri. Kemudian untuk menilai kinerja keuangan perusahaan setelah melakukan merger dan akuisisi dapat dilihat dengan membandingkan dari neraca keuangannya dimana untuk mengevaluasi kinerja keuangan perusahaan alat yang biasanya digunakan adalah rasio keuangan.

4 Banyak merger dan akuisisi dilakukan karena diharapkan adanya penyatuan sumber daya komplementer antar dua perusahaan yang akan memungkinkan terciptanya sinergi dan keunggulan kompetetif yang terus menerus pada perusahaan yang baru dibentuk, adapun beberapa contoh perusahaan di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang melakukan Merger dan Akuisisi adalah PT. AKR Corporindo,Tbk.. PT. Asia Natural,Tbk. PT. Aneka Tambang,Tbk. dan PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk. Meskipun populer dan penting, baik bagi perusahaan besar maupun kecil, banyak akuisisi yang tidak menghasilkan keuntungan finansial seperti yang diharapkan atau diinginkan oleh perusahaan. Menurut Januar Eko (dikutip dari Suta, 1992) keputusan merger dan akuisisi selain membawa manfaat juga tidak terlepas dari permasalahan diantaranya biaya untuk melaksanakan merger dan akuisisi sangat mahal dan hasilnyapun belum pasti sesuai dengan apa yang diharapkan. Disamping itu, pelaksanaan akuisisi juga dapat memberikan pengaruh negatif terhadap posisi keuangan dari acquiring company apabila strukturisasi dari akuisisi melibatkan cara pembayaran dengan kas dan melalui pinjaman. Hitt, Harrison, dan Duane (2002) menyatakan, terdapat penelitian yang dilakukan oleh kalangan sarjana atau pemikir (think tanks) menunjukkan masalah-masalah kinerja akuisisi salah satunya penelitian Mc Kinsey & Co menemukan bahwa kira kira 60% dari akuisisi yang diteliti tidak bisa menghasilkan keuntungan yang lebih besar daripada biaya modal tahunan yang diperlukan untuk membayar akuisisi tersebut dan penelitian lainnya menunjukkan sejumlah akuisisi (30%- 40%) pada akhirnya dijual karena justru menimbulkan kerugian investasi.

5 Ini bukan berarti sebagian besar merger dan akuisisi membawa hasil negatif Merger dan akuisisi menurut Bengtsoon, (1994) sesungguhnya akan bekerja lebih baik dan berlangsung lebih lama jika dimotivisir oleh sasaran yang jelas dan strategi serta didukung oleh tindakan yang telah direncanakan secara tepat dalam semua prosesnya. Dalam kegiatan merger dan akuisisi, Sutrisno & Sumarsih (2004) menyatakan ada dua hal yang patut dipertimbangkan yaitu nilai yang dihasilkan dari kegiatan merger dan akuisisi serta siapakah yang paling diuntungkan dari kegiatan tersebut. Dengan adanya merger dan akuisisi diharapkan akan menghasilkan sinergi yang memotivasi sehingga nilai dan kinerja perusahaan dapat meningkat. Brealey, Myers, & Marcus, (1999, p.598). Merger dapat diartikan sebagai penggabungan dua perusahaan menjadi satu, dimana perusahaan yang me-merger mengambil/membeli semua assets dan liabilities perusahaan yang di-merger dengan begitu perusahaan yang me-merger memiliki paling tidak 50% saham dan perusahaan yang di-merger berhenti beroperasi dan pemegang sahamnya menerima sejumlah uang tunai atau saham di perusahaan yang baru. Definisi merger yang lain yaitu sebagai penyerapan dari suatu perusahaan oleh perusahaan yang lain. Dalam hal ini perusahaan yang membeli akan melanjutkan nama dan identitasnya. Perusahaan pembeli juga akan mengambil baik aset maupun kewajiban perusahaan yang dibeli. Setelah merger, perusahaan yang dibeli akan kehilangan/berhenti beroperasi (Harianto dan Sudomo, 2001). Brealey, Myers & Marcus menyatakan bahwa Akuisisi adalah pengambilalihan (take over) sebuah perusahaan dengan membeli saham atau aset perusahaan

6 tersebut, perusahaan yang dibeli tetap ada. Pada akuisisi, masing-masing perusahaan, baik perusahaan yang mengambil alih maupun perusahaan yang diambil alih tetap mempertahankan aktivitasnya, identitasnya, dan kedudukannya sebagai perusahaan yang mandiri. Praktik akuisisi melahirkan hubungan induk perusahaan (perusahaan yang mengambil alih) dan anak perusahaan (perusahaan yang diambil alih). Sartono (2001) mengemukakan bahwa analisis dapat dilakukan dengan membandingkan prestasi satu periode dengan periode sebelumnya sehingga dapat diketahui adanya kecenderungan selama periode tertentu. Selanjutnya ia menegaskan bahwa analisis keuangan yang mencakup analisis rasio keuangan, analisis kelemahan dan kekuatan di bidang finansial akan sangat membantu dalam menilai prestasi manajemen pada masa lalu dan prospeknya pada masa mendatang. Analisis dan interpretasi dari macam-macam rasio dapat memberikan pandangan yang lebih baik tentang kondisi keuangan dan prestasi perusahaan daripada analisis yang hanya didasarkan atas data keuangan yang tidak berbentuk rasio. Berdasarkan tinjauan pustaka serta beberapa penelitian terdahulu beberapa rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Net Provit Margin (NPM), dan Return on Asset (ROA), dan Return On Equity (ROA). Dari pengujian tersebut diindikasikan terjadi perubahan kinerja keuangan sebagaimana yang ditunjukkan oleh tabel dibawah ini :

7 Tabel 1.1 Perubahan Kinerja Keuangan Perusahaan Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi Rasio Keuangan Nama Perusahaan NPM (Net Profit Margin) 1 tahun sebelum dan 1 tahun sesudah ROA (Return On Asset) 1 tahun sebelum dan 1 tahun sesudah ROE (Return On Eqiuty) 1 tahun sebelum dan 1 tahun sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah AKRA M&A tgl 2.22% 2.89% 4.31% 0.92% 13.06% 2.94% 10 Nov 2009 ANTM M&A tgl 26.31% 19.25% 12.21% 2.00% 15.52% 20.16% 7 juli 2009 ASIA M&A tgl 3.07% 7.55% 4.31% 1.72% 13.06% 2.39% 16 januari 2009 TELKOM M&A tgl 25 februari 2008 2.95% 34.23% 11.64% 11.56% 30.95% 20.45% (Sumber : Data Sekunder Yang Diolah) Dari tabel 1.1 diatas, di jelaskan bahwa perusahaan tersebut mengalami perubahan kinerja keuangan di lihat dari rasio keuangan, dengan melihat tabel perkembangan rasio keuangan di atas maka dapat di simpulkan laba merupakan ukuran kinerja suatu perusahaan, perubahan kinerja keuangan pada perusahaan tersebut berdasarkan rasio keuangan sebagai berikut:

8 1. PT. AKR Corporindo,Tbk. mengalami kenaikan pada Net Profit Margin sebesar 0.67%, dan mengalami penurunan pada Return On Equity sebesar 10.12%, sedangkan untuk Return On Asset turun sebesar 3.39%. 2. PT. Aneka Tambang,Tbk. mengalami penurunan pada Net Profit Margin sebesar 7.06%, Return On Asset turun sebesar 10.21%, dan Return On Equity mengalami kenaikan sebesar 4.64% 3. PT. Asia Natural,Tbk. mengalami kenaikan pada Net Profit Margin sebesar 4.48%, sedangkan pada Return On Asset mengalami penurunan sebesar 2.59% dan Return On Equity turun sebesar 10.67%. 4. PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk. mengalami kenaikan pada Net Profit Margin sebesar 31.28% dan Return On Asset naik sebesar 0.08%, sedangkan pada Return On Equity turun sebesar 10.50%. Pertumbuhan laba perusahaan yang baik mencerminkan bahwa kinerja perusahaan juga baik. Karena laba merupakan ukuran kinerja dari suatu perusahaan, maka semakin tinggi laba yang di capai perusahaan mengindikasikan semakin baik kinerja perusahaan (Meriewaty dan Yuli, 2005). Dengan demikian apabila rasio keuangan baik, maka laba perusahaan juga baik. Berdasarkan dari uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Sebelum Dan Sesudah Merger Dan Akuisisi (Perusahaan Yang Terdaftar Pada Bursa Efek Indonesia).

9 1.2 Identifikasi Masalah 1. Terjadinya penurunan Return On Equity pada PT. AKR corporindo,tbk. sebesar 10.12%, Net Profit Margin mengalami kenaikan sebesar 0.67%, sedangkan untuk Return On Asset turun sebesar 3.39%. 2. Terjadinya kenaikan Return On Equity pada PT. Aneka Tambang,Tbk. sebesar 4.64%, Net Profit Margin turun sebesar 7.06%, dan Return On Asset turun sebesar 10.21%. 3. Terjadinya penurunan Return On Equity pada PT. Asia Natural,Tbk. sebesar 10.67%, Net Profit Margin naik sebesar 4.48%, dan Return On Asset turun sebesar 2.59%. 4. Terjadinya penurunan pada Return On Equity PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk. sebesar 10.50%, Net Profit Margin naik sebesar 31.28%, dan Return On Asset naik sebesar 0.08%. 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi pkok permasalahan pada penelitian ini adalah Apakah Terdapat Perbedaan Kinerja Keuangan Perusahaan Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi.

10 1.4 Tujuan Penelitian Dari perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya perbedaan kinerja keuangan dalam jangka panjang sebelum dan sesudah merger dan akusisisi. 1.5 Manfaat Penelitian a) Manfaat Praktis Penelitian ini di harapkan dapat menambah referensi yang ada dan dapat digunakan oleh semua pihak yang membutuhkan. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran terutama dalam Ilmu Manajemen Keuangan dan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi pihak-pihak yang mempunyai permasalahan yang sama atau ingin mengadakan penelitian lebih lanjut. b) Manfaat Teoritis Di harapkan Penelitian ini akan mampu menambah wawasan serta lebih mengerti dan memahami teori-teori yang didapat selama proses perkuliahan dimana yang berhubungan dengan Manajemen Keuangan.