BAN VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa data yang dilakukan, maka dapat disimpulkan : 1. Berdasarkan peraturan Departemen perhubungan, 1996, halte existing yang berada di lokasi studi sudah sesuai. Hal ini berdasarkan hasil analisa lokasi yang dilakukan berdasarkan peraturan Departemen Perhubungan, 1996, selain itu juga terlihat bahwa dari 15 lokasi halte yang direncanakan 9 diantaranya merupakan lokasi halte existing. Namun untuk lokasi existing halte 3 tidak masuk dalam perencanaan lokasi disebabkan karena jumlah demand yang sangat kurang walaupun letaknya sudah sesuai dengan peraturan Perhubungan, 1996. 2. Bedasarkan data hasil Anlisa bahwa: a. untuk rute bis Bratang Bungurasih-Bratang Prosentase penggunaan halte resmi sebesar 7.79 % Prosentase penggunaan halte tidak resmi sebesar 92.23 % b. Untuk rute bis Bungurasih-Bratang Prosentase Penggunaan halte resmi sebesar 8.51 % Prosentase penggunaan halte tidak resmi sebesar 91.49 % Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa jumlah halte yang ada sekarang belum dapat memnuhi kebutuhan demand 3. Setelah diadakan studi diperoleh beberapa lokasi yang dapat direkomendasikan untuk perencanaan lokasi halte, yaitu : a. Rute bis Bratang-Bungurasih Depan MOBIL 99 Lokasi ini memiliki jumlah demand yang cukup besar yaitu sebesar 14.56 %, lokasi teresbut berjarak 30 m setelah persimpangan Panjang Jiwo, di sekitar lokasi tersebut tidak terdapat sarana ibadah atau Rumah Sakit, selain itu jarak 63
terhadap halte berikutnya sekitar 400 m. Melihat besarnya demand pada lokasi tersebut maka sangat mungkin didirikan halte dengan tipe 3 Depan SMU 16 (Halte 1) Lokasi halte ini merupakan lokasi existing, berdasarkan peraturan Departemen perhubugan, 1996 lokasi tersebut sudah tepat, demand di lokasi tersebut cukup besar, ini dikarenakan lokasi tersebut berada di depan sekolah sehingga banyak digunakan oleh siswa-siswi baik pada saat menunggu bis ataupun angkutan umum, jadi di lokasi tersebut sangat mungkin di rencanakan lokasi halte dengna tipe 3. Depan SD Tenggilis (Halte 2) Lokasinya berjarak berjarak 100 m sebelum pertigaan Tenggilis Utara 1. Lokasi tersebut di pilih karena lokasi tersebut merupakan daerah sekolahan yang berpotensi menimbulkan bangkitan dan tarikan walaupun halte tersebut hanya banyak di gunakan oleh pengantar dan penjemput anak sekolah. Pertigaan Siwalankerto Pada lokasi tersebut sudah terdapat halte existing sebelumnya, berdasarkan jumlah demand maka di lokasi tersebut tetap direncanakan halte dengan tipe 3. di lokasi tersebut berpotensi terjadi bangkitan sebab di sekitar lokasi tersebut terdapat sekolah dan kampus Petra, lokasi tersebut berjarak 50 meter sebelum pertigaan siwalankerto. Medaeng (Depan Rutan) Diantara lokasi-lokasi yang ada, lokasi tersebut memiliki demand yang sangat besar, hal inmi dikarenakan banyak penumpang yang berpindah moda menuju kota mojokerto. Lokasi tersebut berjarak 50 m setelah simpang. Maka di lokasi tersebut sangat memungkinkan di adakan halte dengna tipe 3 Depan Ramayana Lokasi tersebut berjarak 100 m sebelum pintu gerbang terminal purabaya. Karena lokasi terebut merupakan pertokoan sehingga jumlah demand yang di 64
timbulkan cukup besar, maka di lokasi terebut direncanakan perhentian bis dengan tipoe 8. b. Rute bis Bungurasih-Bratang Pertigaan Waru Dilokasi terebut merupakan terminal bayangan bagi angkutan umum jurusan Wonokromo-Waru-Sepanjang dan Krian-Bungurasih-Waru, sehingga lokasi tersebut merupak tempat perpindahan moda bagi para penumpang. Dengan kondisi demikian menyebabkan terjadinya demand yang cukup besar. Oleh sebab itu di lokais tersebut direncanakan perhentian dengan tipe 9. 10 m setelah jembatan Penyebrangan Menaggal Berdasarkan pengamatan dilapangan dilokasi tersebut memiliki jumlah demand yang tinggi bagi Bis Kota yang melalui ruas tersebut selain Bis Kota Jurusan Bungurasih-Bratang. Calon penumpang lebih cendrung memilih lokasi tersebut dikarenakan lokasi tersebut cukup teduh. Halte 8 Lokasi tersebut sebenarnya sangat strategis, Namun calon penumpang lebih memilih menunggu bis di samping halte sebab pada pagi hari halte tersebut sangat panas. Sehingga memilih di bawah pohon yang lebih rindang. Di lihat dari jumlah demand sangat tinggi untuk rute bis selain Bungurasih-Bratang., Lokasi Halte tersebut sudah sesuai denag peraturan Departemen Perhubungan, 1996. 30 m setelah Pertigaan Gayung Kebonsari Berdasarkan pengamatan di lapangan. Banyak calon penumpang yang memilih lokasi tersebut sebagai halte tidak resmi. Selain tempatnya yang teduh juga lebih mudah memperoleh angkutan. 100 m setelah rel KA. A. Yani Di lokasi tersebut terdapat perhentian bis tipe 4, Jika di loaksi tersebut direncanakan halte maka akan menyebabkan kemacetan, melihat demand yang cukup besar yaitu sebesar 5.3 % maka jarak lokasi tersebut sebaiknya di 65
tambah sekitar 20 m dari rel KA. Banyak demand yang tidak menggunakan TPB tersebut karena tidak adnya lindungan dari terik panas matahari dan hujan. Melihat kondisi tersebhut maka di rencanakan perhentian bis tipe 9, sehingga di harapkan dapat lebih efektif. Depan RSI Jemursari Dilokasi tersebut sebelumnya terdapat halte, walaupun jumlah demand hanya sebesar 3.7 % tapi lokasi tersebut berpotensi menimbulkan bangkitan dan tarikan, hal ini dikarenakan do loaksi tersebut mriupkan rumah sakit umum, bedasar pada aturan perhubungan,1996 loaksi tersebut tidak diperbolehkan adnya halte., namun melihat kondisi paarkiran RS tersebut yang cukup luas sehingga bis yang singgah di lokasi tersebut tidak akan menimbulkan kebisingan. Dengna demikian di lokasi tersebut di rencanakan Halte. Bengkel Anugerah Lokasi tersebut merupaka areal perbengkelan, namun banyak penumpang yang turun di lokasi tersebut dengan tujuan Jl. Prapen indah. Dengan jumlah demand sebesar 4.26 % akan direncanaka perhentian bis dengna tipe 4. Pertigaan Sidosermo indah Lokasi tersebut berada tepat didepan jalan Sidosermo Indah, sehingga tidak sesuai dengna aturan departemen pehubungan,1996, namun melihat jumlah demand sebesar 5.47 % maka lokasi tersebut di pindahkan sekitar 20 m sebelum pertigaan tersebut. Depan Indogrosir Lokasi tersebut tidak jauh dari dari simpang bersinyal Panjang Jiwo, namun seringkali supir menurunkan penumpang pada saat bis terhenti oleh lampu merah, jumlah demand di lokasi tersebut cukup besar yaitu 16.43 %, dan su dah sesuai dengan peraturan Departemen Perhubungan, 1996, sehingga di lokasi tersebut direncanakan perhentian tipe 3, dengan harapan supir dapat lebih disiplin. 66
6.2. Saran 1. Diharapkan agar para calon penumpang bis dan pengemudi bis dapat memiliki kesadaran dan disiplin untuk lebih menggunakan fasilitas pejalan kaki seperti halte salah satunya. 2. Diharapkan Agar semua halte dii lengkapi dengan fasilitas pendukung utamanya tempat duduk. 3. Diharapkan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat. 67