PENYELESAIAN SENGKETA LINGKUNGAN HIDUP

dokumen-dokumen yang mirip
Kerangka Hukum & Regulasi Kesehatan Lingkungan Yang Berorientasi Pada Pembangunan Berkelanjutan

Sengketa Lingkungan PEMICU SENGKETA PENGERTIAN DASAR SENGKETA

SISTEMATIKAN PEMBAHASAN I. ENVIRONMENTAL DISPUTE RESOLUTON SECARA UMUM 11/10/2011

PENEGAKAN HUKUM LINGKUNGAN MELALUI ASPEK HUKUM PERDATA

BAHAN KULIAH ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA DAGANG Match Day 11 PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN

KAPITA SELEKTA HUKUM ACARA PERDATA CLASS ACTION SRI LAKSMI ANINDITA, S.H., MH., UNIVERSITAS INDONESIA, CLASS ACTION 1

Pertanggungjawaban Perusahaan dalam Kasus Lingkungan Hidup. Dewi Savitri Reni (Vitri)

BAB II PERKEMBANGAN GUGATAN PERWAKILAN KELOMPOK (CLASS ACTIONS) 1. Definisi Gugatan Perwakilan Kelompok (Class Actions)

PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PENCEMARAN DAN ATAU PERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2009

PENYELESAIAN SENGKETA LINGKUNGAN HIDUP

Modul 2 Modul 3 Modul 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Penegakan Hukum Administratif Lingkungan Hidup

BAB V PENUTUP. 1. Pelaksanaan perlindungan hukum atas produk tas merek Gendhis adalah sebagai

BAB IV. A. Upaya yang Dilakukan Pemerintah dan Masyarakat dalam Mencegah dan. Menanggulangi Pencemaran Air Akibat Limbah Industri Rumahan sesuai

BAB I PENDAHULUAN. penunjang hidup bagi manusia dan makluk hidup lainnya demi kelangsungan dan

Moh Jamin, SH,MH Fakultas Hukum UNS

II. OBJEK PERMOHONAN Pengujian materiil Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial (UU 2/2004).

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENGETAHUAN TRADISIONAL DAN EKSPRESI BUDAYA TRADISIONAL

MEDIASI ATAU KONSILIASI DALAM REALITA DUNIA BISNIS

DALAM PRESPEKTIF HUKUM ACARA PERDATA INDONESIA. Efa Laela Fakhriah. Hukum sebagai sarana pembaruan masyarakat sebagaimana dikemukakan oleh

EFEKTIVITAS PENERAPAN CLASS ACTION DALAM PENYELESAIAN SENGKETA LINGKUNGAN DI INDONESIA

PENERAPAN SANKSI ADMINISTRASI TERKAIT IZIN LINGKUNGAN

KARAKTERISTIK GUGATAN WARGA NEGARA ( CITIZEN LAWSUIT

GUBERNUR JAMBI PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI PROVINSI JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. bernegara, agar tercipta kehidupan yang aman, tertib, dan adil.

PENYELESAIAN SENGKETA PERDAGANGAN. Karakteristik Pengadilan Negeri. Penyelesaian Sengketa Melalui Litigasi 11/8/2014

2013, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indone

Dualisme melihat Kedudukan hukum Pemohon Informasi

PERHIMPUNAN ADVOKAT INDONESIA KURIKULUM PENDIDIKAN KHUSUS PROFESI ADVOKAT

WEWENANG OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) TERHADAP PENYELESAIAN SENGKETA PASAR MODAL OLEH BADAN ARBITRASE PASAR MODAL INDONESIA (BAPMI)

BAB V PENUTUP. 1. Tanggung Jawab Bank Dan Oknum Pegawai Bank Dalam. Melawan Hukum Dengan Modus Transfer Dana Melalui Fasilitas

BAB I PENDAHULUAN. sengketa dengan orang lain. Tetapi di dalam hubungan bisnis atau suatu perbuatan

HAK GUGAT DAN PENYELESAIAN SENGKETA LINGKUNGAN

PENGELOLAAN LIMBAH B3

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan bermasyarakat manusia sebagai makhluk sosial tidak

TUNTUTAN HAK DALAM PERSIDANGAN PERKARA PERDATA

TUNTUTAN HAK DALAM PERSIDANGAN PERKARA PERDATA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 26/PUU-XV/2017 Pembatalan Putusan Arbitrase

Lex et Societatis, Vol. I/No. 3/Juli/2013

Eksistensi Lembaga Class Action (Gugatan Perwakilan Kelompok) Dalam Hukum Positif di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Di dalam Negara Republik Indonesia, yang susunan kehidupan rakyatnya,

PENGATURAN WEWENANG PEMERINTAH DAERAH DALAM PENERAPAN SANKSI ADMINISTRASI LINGKUNGAN. Oleh : Nopyandri 1. Abstrak

PENGAWASAN DAN PENERAPAN SANKSI ADMINISTRASI

BAB IV ANALISIS A. Perbedaan Antara Masyarakat dan Masyarakat Adat

Kedudukan, Tugas Pokok, Fungsi, Susunan Organisasi Dan Tata Laksana. Berdasarkan Pasal 185 Surat Keputusan Direksi PT. Kereta Api (Persero)

BUPATI ALOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN ALOR NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN BANTUAN HUKUM BAGI MASYARAKAT MISKIN

BAB II PROSES PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN MENURUT UU NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN A. UNDANG UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999

BAB I PENDAHULUAN. * Dosen Pembimbing I ** Dosen Pembimbing II *** Penulis. A. Latar Belakang

Emilda Kuspraningrum dan Mahendra Putra Kurnia. (Dosen UP. Fakultas Hukum Universitas Mulawarman) ABSTRACT

TUGAS KELOMPOK HUKUM ASURANSI

DAFTAR ISI Peraturan Mediasi KLRCA

In House Training Pengenalan Konflik, ADR, Negosiasi dan Mediasi. Manado Rabu, 03 Juni 2015

Business Law PENYELESAIAN SENGKETA BISNIS (ALTERNATIF DISPUTE RESOLUTION (ADR) DAN ARBITRASE) ANDRI HELMI M, SE., MM 1

BAB I PENDAHULUAN. yaitu Bouman, mengungkapkan bahwa manusia baru menjadi manusia. adanya suatu kepentingan (Nurnaningsih Amriani, 2012: 11).

HAK GUGAT ORGANISASI (LEGAL STANDING) PADA PERKARA HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN DI NDONESIA ABSTRAK

SILABUS. A. Identitas Mata Kuliah. 1. Nama Mata Kuliah : Perselisihan Hubungan Industrial. 2. Status Mata Kuliah : Wajib Konsentrasi

BAB I PENDAHULUAN. sengketa yang terjadi diantara para pihak yang terlibat pun tidak dapat dihindari.

- 1 - GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. setiap negara modern. Hukum memiliki peran yang dominan dalam. ekonomi dan budaya pada masa pembangunan suatu negara.

Penegakan Hukum Lingkungan

Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 93 TAHUN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT,

DAFTAR ISI PERATURAN MEDIASI KLRCA SKEMA UU MEDIASI 2012 PANDUAN PERATURAN MEDIASI KLRCA. Peraturan Mediasi KLRCA. Bagian I. Bagian II.

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 98/PUU-XIII/2015 Izin Pemanfaatan Hutan

BAB III PELANGGARAN HAK CIPTA PEMBUAT KOSTUM COSPLAY DAN UPAYA PEMULIHANNYA. pengalihannya. Namun pengalihan Hak bukan satu satu nya cara untuk

STIE DEWANTARA Sengketa Bisnis & Penyelesaiannya

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 7 TAHUN 2005 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN PERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP

Socialization ON ADR MEDIASI DALAM ARBITRASE INTERNASIONAL. Le Meridien Hotel Jakarta, 9 Oktober Dr. Frans H. Winarta (ICC Indonesia)

KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN TERHADAP GANTI KERUGIAN NASABAH BANK YANG BELUM DIBAYAR PIHAK BANK

AKIBAT HUKUM YANG DITIMBULKAN DARI WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN AUTENTIK SEWA-MENYEWA TANAH

BAB IV ANALISIS HUKUM MENGENAI TANGGUNG JAWAB OPERATOR SELULER TERHADAP PELANGGAN SELULER TERKAIT SPAM SMS DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8

Alternative Dispute Resolution (Alternatif Penyelesaian Sengketa, APS)

BAB III KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP OLEH LIMBAH INDUSTRI PT ANEKA KAOLINE UTAMA DI TANJUNG PANDAN BELITUNG. A. Profil Perusahaan PT Aneka Kaoline Utama

RUANG LINGKUP JASA HUKUM LAW OFFICE J.P. ARSYAD & ASSOCIATES ALTERNATIVE DISPUTE RESOLUTION (ADR) HUKUM PIDANA HUKUM BISNIS DAN INDUSTRIAL

BAB I PENDAHULUAN. Sengketa merupakan suatu hal yang sangat wajar terjadi dalam kehidupan ini.

BAB I PENDAHULUAN. istilah tersebut merupakan terjemahan langsung dari rechsstaat. 1 Pancasila dan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2000 TENTANG RAHASIA DAGANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

JURNAL DAN TEKNOLOGI. Pandangan Hukum

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG TENTANG PENYELENGGARAAN BANTUAN HUKUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 5/PUU-XIII/2015 Pengecualian Pembina dalam Menerima Gaji, Upah, atau Honorarium Pengurus

BAB V PENUTUP. bloatware, penulis menarik kesimpulan sebagai berikut:

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

BAB IV EFEKTIVITAS MEDIASI PADA PERKARA PERCERAIAN DI PENGADILAN AGAMA BONDOWOSO 4 TAHUN SESUDAH BERLAKUNYA PERMA NOMOR 1 TAHUN 2008

BAB IV TANGGUNG JAWAB PENGURUS KOPERASI TERHADAP PENGALIHAN BENDA JAMINAN MILIK ANGGOTA DAN TINDAKAN HUKUM YANG

BAB IV PENUTUP. 1. Gugatan Warga Negara (Citizen Lawsuit/Actio Popularis) adalah suatu gugatan

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG BANTUAN HUKUM UNTUK MASYARAKAT MISKIN

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 5/PUU-XIII/2015 Pengecualian Pembina dalam Menerima Gaji, Upah, atau Honorarium Pengurus

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DI JAWA BARAT

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/5/PBI/2006 TENTANG MEDIASI PERBANKAN GUBERNUR BANK INDONESIA,

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR : 5 TAHUN 2003

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Permasalahan mengenai pertanahan tidak pernah surut. Seiring dengan

~ 1 ~ BUPATI KAYONG UTARA PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG

QANUN PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM NOMOR : 21 TAHUN 2002 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 sehingga perlu diatur ketentuan mengenai Rahasia Dagang;

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pada Acara Pelatihan Pengendalian Pencemaran Udara Sumber Tidak Bergerak Tempat Hotel Aston Rasuna Tanggal 18 Juni 2013

BUPATI MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG BANTUAN HUKUM UNTUK MASYARAKAT MISKIN

BAB III TINJAUAN TEORITIS. Undang-Undang No 9 Tahun 1999 berjudul Undang-Undang tentang Perlindungan

Alternative Dispute Resolution dalam Sengketa Bisnis

Transkripsi:

PENYELESAIAN SENGKETA LINGKUNGAN HIDUP Disampaikan dalam Kuliah S2 KMPK-IKM UGM Hukum, Etika dan Regulasi Kesehatan Masyarakat Oleh : Dinarjati Eka Puspitasari, S.H., M.Hum Yogyakarta, 21 Maret 2016

Penegakan Hukum - UUPPLH 1.Sanksi Administratif (Pasal 71-83) 2.Sanksi Keperdataan (Pasal 84-93) a. Litigasi i. Proses acara perdata ii. Class Action iii. Legal Standing iv. Citizen Law Suit Actio Popularis b. Non Litigasi ADR (UU No 30 Tahun 1999) 3. Sanksi Pidana (Pasal 94-120) Sanksi Administrasi (UUPPLH) 1. Teguran tertulis 2. Paksaan Pemerintah 3. Pembekuan izin lingkungan 4. Pencabutan izin lingkungan

Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup Penyelesaian sengketa lingkungan hidup dapat ditempuh melalui pengadilan atau di luar pengadilan Pilihan penyelesaian sengketa lingkungan hidup dilakukan secara sukarela oleh para pihak yang bersengketa Gugatan melalui pengadilan hanya dapat ditempuh apabila upaya penyelesaian sengketa di luar pengadilan yang dipilih dinyatakan tidak berhasil oleh salah satu atau para pihak yang bersengketa

Penyelesaian sengketa lingkungan hidup di luar pengadilan dilakukan untuk mencapai kesepakatan mengenai : 1. Bentuk dan besarnya ganti rugi 2. Tindakan pemulihan akibat pencemaran dan/atau perusakan 3. Tindakan tertentu untuk menjamin tidak akan terulangnya pencemaran dan/atau perusakan 4. Tindakan untuk mencegah timbulnya dampak negatif terhadap lingkungan hidup Pengecualian : Penyelesaian sengketa di luar pengadilan tidak berlaku terhadap tindak pidana lingkungan hidup

Penyelesaian sengketa lingkungan hidup melalui pengadilan dijelaskan dalam pasal 87-93 UUPPLH. Penyelesaian sengketa LH melalui pengadilan : 1. Dengan gugatan biasa 2. Class Action 3. Legal Standing 4. Actio Popularis 5. Citizen Law Suit

Definisi Class Action (2) * PERMA No. 1 Tahun 2002 tentang Acara Gugatan Perwakilan Kelompok * Di Indonesia terminologi class action diubah menjadi Gugatan Perwakilan Kelompok. * PERMA No. 1 Tahun 2002 merumuskan Gugatan Perwakilan Kelompok (Class Action) sebagai berikut: suatu prosedur pengajuan gugatan, dimana satu orang atau lebih yang mewakili kelompok mengajukan gugatan untuk dirinya sendiri dan sekaligus mewakili sekelompok orang yang jumlahnya banyak, yang memiliki kesamaan fakta atau kesamaan dasar hukum antara wakil kelompok dan anggota kelompoknya.

Unsur-unsur Class Action 1. Gugatan secara perdata 2. Wakil kelompok (class representative) 3. Anggota Kelompok (class members) 4. Adanya Kerugian class representative & class member benar2 mengalami kerugian 5. Kesamaan peristiwa/fakta dan dasar hukum

Class Action dalam UUPPLH Pasal 91 Masyarakat berhak mengajukan gugatan perwakilan kelompok untuk kepentingan dirinya sendiri dan/atau untuk kepentingan masyarakat apabila mengalami kerugian akibat pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup Syarat-syarat gugatan dapat diajukan apabila : 1. Terdapat kesamaan fakta atau peristiwa 2. Kesamaan dasar hukum 3. Kesamaan jenis tuntutan di antara wakil kelompok dan anggota kelompoknya

Legal Standing dalam UUPPLH Pasal 92 Dalam rangka pelaksanaan tanggung jawab perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, organisasi lingkungan hidup berhak mengajukan gugatan untuk kepentingan pelestarian fungsi lingkungan hidup Organisasi lingkungan hidup dapat mengajukan gugatan apabila memenuhi persyaratan : 1. Berbentuk badan hukum 2. Menegaskan di dalam anggaran dasarnya bahwa organisasi tersebut didirikan untuk kepentingan pelestarian fungsi lingkungan hidup 3. Telah melaksanakan kegiatan nyata sesuai dengan anggaran dasarnya paling singkat 2 tahun

Citizen Law Suit Citizen Lawsuit pada intinya adalah mekanisme bagi Warga Negara untuk menggugat tanggung jawab Penyelenggara Negara atas kelalaian dalam memenuhi hak-hak warga Negara. Kelalaian tersebut didalilkan sebagai Perbuatan Melawan Hukum, sehingga CLS diajukan pada lingkup peradilan umum dalam hal ini perkara Perdata. Oleh karena itu atas kelalaiannya, dalam petitum gugatan, Negara dihukum untuk mengeluarkan suatu kebijakan yang bersifat mengatur umum (regeling) agar kelalaian tersebut tidak terjadi lagi di kemudian hari.

Penyelesaian Sengketa Alternatif (ADR = Alternative Dispute Resolution) UU No 30 Tahun 1999 ttg Arbitrase & alternative Penyelesaian Sengketa Keuntungan mekanisme ADR : 1. Sifat kesukarelaan dalam proses 2. Prosedurnya cepat 3. Keputusan non-judicial 4. Kontrol oleh manajer yg paling tahu ttg kebutuhan organisasi 5. Prosedur rahasia (confidential) 6. Fleksibilitas yg besar dalam penyelesaian masalah 7. Hemat waktu & biaya 8. Kemungkinan untuk melaksanakan kesepakatan tinggi 9. Kesepakatan yg lebih baik daripada sekedar kompromi 10. Keputusan bertahan sepanjang waktu - Arbitrase - Mediasi - Negosiasi - Konsiliasi

Fungsi Arbitrase Terdapat beberapa alasan mengapa para pihak menggunakan arbitrase, yaitu : a. Adanya kebebasan, kepercayaan, & keamanan b. Wasit/Arbiter memiliki keahlian c. Lebih cepat & hemat biaya d. Bersifat rahasia e. Adanya kepekaan arbiter f. Bersifat nonpreseden g. Pelaksanaan putusan lebih mudah dilaksanakan