II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Menurut Darwyn Syah (2007:133), bahwa metode pembelajaran merupakan

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. dan dapat menyesuaikan secara aktif dalam kehidupannya. melalui pendidikan yang baik akan dihasilkan sumber daya manusia yang

WIGATININGSIH NIM : A54C090028

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. kerangka pikir yang merupakan perpaduan antara variabel satu dengan variabel

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan tujuan dan bahan acuan interaksi. Di dalamnya dikembangkan

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. 1. Persepsi Siswa Tentang Keterampilan Mengajar Guru

ABSTRAK. Kata Kunci : Aktivitas, Hasil Belajar Siswa, Metode Demonstrasi PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Prestasi belajar atau hasil belajar adalah realisasi atau pemekaran

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. suatu wadah yang disebut sebagai lenbaga pendidikan. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SMP dan MTs

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses belajar disiplin belajar sangat penting dalam menunjang

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Pembahasan pada Bab II ini terdiri dari tinjauan pustaka, hasil penelitian yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran sangat tergantung pada cara pendidik. Metode adalah cara yang digunakan

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Tinjauan tentang Perhatian Orang Tua

TINJAUAN PUSTAKA. Banyak orang belum mengetahui apa itu leaflet dan apa perbedaannya dengan

I. PENDAHULUAN. Salah satu mata pelajaran di Sekolah Menengah Atas (SMA) adalah Biologi. Biologi

tingkah laku yang dapat dicapai melalui serangkaian kegiatan, misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, dan meniru.

MANAJEMEN PEMBELAJARAN DALAM KONTEKS PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

BAB II KAJIAN TEORI. keinginan. Sedangkan menurut Sudarsono (2003:8) minat merupakan bentuk

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. 1. Fasilitas Belajar a. Pengertian Fasilitas Belajar

TINJAUAN PUSTAKA. sesuatu yang menarik minatnya. Minat akan semakin bertambah jika

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab terhadap pembentukan sumber daya manusia yang unggul. Dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Aspek tingkah laku tersebut

BAB II KAJIAN TEORI. aktifitas, tanpa ada yang menyuruh.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. jasmani dan rohani yang sehat, sehingga mampu melaksanakan tugas untuk. kepentingan sendiri maupun bagi kepentingan bangsa.

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pandang mereka masing-masing. Berikut ini kutipan pendapat beberapa ahli

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas

BAB II LANDASAN TEORI

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. kegiatan yang paling pokok, ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan

BAB I PENDAHULUAN. potensi siswa dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar

I. PENDAHULUAN. Pada bab 1 ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. lingkungan tersebut mengalami perubahan, sehingga fungsi intelektual semakin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB II KAJIAN TEORI. berlainan sesuai dengan bidang keahlian mereka masing-masing tentang hasil

BAB II KAJIAN TEORETIS

BAB II KAJIAN TEORI. Kajian tentang Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif didasarkan atas falsafah homo homini socius, falsafah

BAB II KAJIAN PUATAKA. tujuan (Mc. Donald dalam Sardiman A.M, 2001:73-74). Menurut Mc. Donald. motivasi mengandung 3 elemen penting, yaitu:

BAB II KAJIAN PUSTAKA. proaktif (urun rembuk) dalam memecahkan masalah-masalah yang diberikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti halnya

II. TINJAUAN PUSTAKA. perubahan tingkah laku pada diri sendiri berkat pengalaman dan latihan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Arsyad (2007:3) memaparkan pengertian media sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN. yaitu: belajar tertuju kepada apa yang harus dilakukan oleh peserta didik dan mengajar

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORETIK. daya tarik baginya. Menurut Slameto (Djamarah, 2008) minat adalah suatu

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kajian Teori. 1. Sejarah. Menurut kamus umum Bahasa Indonesia, sejarah dapat diartikan

I. PENDAHULUAN. Dalam keseluruhan proses pendidikan, kegiatan pembelajaran merupakan

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Belajar Pengertian Belajar Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

guna mencapai tujuan dari pembelajaran yang diharapkan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. ada di sekitar individu. Menurut Sudjana dalam Rusman. (2011: 1) Belajar

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. bersikap sebagai penyeimbang supaya tidak terjadi hal-hal negatif dalam. Definisi belajar menurut Slameto yaitu:

BAB II KAJIAN TEORI. tujuan-tujuan dalam pembelajaran tercapai. digunakan, makin efektif pula pencapaian tujuan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. belum diketahui serta memaksimalkan potensi yang dimiliki seseorang.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Oemar Hamalik (2001: 27) mengemukakan pengertian belajar adalah suatu proses

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting bagi. tinggi dan berbagai keterampilan khusus yang dimiliki oleh peserta didik

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin dicapai dan temuan hasil

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendekatan discovery adalah suatu prosedur mengajar yang dapat. mengalami sendiri bagaimana cara menemukan atau menyelidiki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. intelektual, spiritual, dan mandiri sehingga pada akhirnya diharapkan masyarakat kita

BAB II KAJIAN TEORETIS. Motivasi berasal dari kata motif yang artinya daya upaya yang mendorong seseorang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. mengarahkan, dan mempertahankan perilaku. Dengan demikian, perilaku yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kajian konsep dasar belajar dalam teori Behaviorisme didasarkan pada pemikiran

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah tahapan kegiatan yang bersifat kelembagaan yang. dipergunakan untuk menyempurnakan perkembangan individu dalam

KETUNTASAN BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN BERORIENTASI AKTIVITAS SISWA (PBAS) DI SMP NEGERI 3 SAWANG KABUPATEN ACEH UTARA

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran menyiratkan adanya interaksi antara pengajar dengan peserta didik.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum menurut Gagne dan Briggs (2009:3) yang disebut konstruktivisme

OLEH : DELVIZA SURYANI

Meningkatkan Perhatian Siswa Kelas V SDN 2 Salakan Pada Mata Pelajaran PKn Melalui Metode Diskusi

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan. masyarakat secara mandiri kelak di kemudian hari.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha sadar dan terencana yang dijalankan secara

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada awal abad 21 ini, dunia pendidikan di indonesia menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. cara tingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan (Muhibbin Syah, 2003:10).

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Pengaruh Pemberian Tugas Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Geografi ABSTRAK

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti

1. PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional No.20 tahun 2003 yang menyatakan tegas

BAB II KAJIAN TEORI. ini memperlihatkan bahwa kata implementasi bermuara pada

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil pembahasan penelitian, di bawah ini di paparkan

BAB I PENDAHULUAN. edukatif untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Melalui proses pengajaran siswa

Metode Metode Instruksional Dina Amelia/

I. PENDAHULUAN. berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat (Hamalik, 2008: 79).

BAB II KAJIAN TEORI. mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan pesat.

BAB I PENDAHULUAN. belajar (pengajaran) maupun penilaian pembelajaran.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan, keterampilan maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek

BAB I PENDAHULUAN. orang bisa menjadi apa yang dia inginkan serta dengan pendidikan pula

Transkripsi:

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Metode Pembelajaran Terprogram 1.1 Pengertian Metode Pembelajaran Menurut Darwyn Syah (2007:133), bahwa metode pembelajaran merupakan cara-cara yang digunakan guru untuk menyampaikan bahan pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan. Dalam kegiatan mengajar makin tepat metode yang digunakan maka makin efektif dan efisien kegiatan mengajar yang dilakukan antara guru dan siswa pada akhirnya akan menunjang dan mengantarkan keberhasilan belajar siswa dan keberhasilan mengajar yang dilakukan oleh guru. Metode pembelajaran berarti cara yang dilakukan dalam proses pembelajaran sehingga dapat diperoleh hasil yang optimal. Dalam pembelajaran terdapat berbagai jenis metode pembelajaran. Masing-masing metode memiliki kelebihan dan kelemahan. Guru dapat memilih metode yang dipandang tepat dalam kegiatan pembelajarannya. penggunaan metode pembelajaran perolehan pengetahuan dan keterampilan, perubahan-perubahan sikap dan perilaku dapat terjadi karena interaksi antara pengalaman baru dengan pengalaman yang pernah dialami sebelumnya.

11 Tujuan penggunan metode tersebut agar materi pelajaran yang diberikan guru dapat diserap peserta didik dengan baik. Kedudukan metode pembelajaran sebagaimana diungkapkan Djamarah (2008:82) adalah: (1) Metode sebagai alat motivasi ekstrinsik (motivasi belajar yang berasal dari luar diri siswa). (2) Metode sebagai strategi pembelajaran. (3) Metode pembelajaran sebagai alat untuk mencapai tujuan. Metode pembelajaran sebagai suatu ilmu yang mempelajari cara-cara untuk melakukan aktivitas yang tersistem dari sebuah lingkungan yang terdiri dari pendidik dan peserta didik untuk saling berinteraksi dalam melakukan suatu kegiatan sehingga proses belajar berjalan dengan baik dalam arti tujuan pembelajaran tercapai. Agar tujuan pembelajaran tercapai sesuai dengan yang telah dirumuskan oleh pendidik, maka perlu mengetahui, mempelajari beberapa metode pembelajaran. Dalam suatu proses pembelajaran, dua unsur yang amat penting adalah metode pembelajaran dan media pembelajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan. Pemilihan salah satu metode pembelajaran tertentu akan mempengaruhi jenis media pembelajaran yang sesuai, meskipun masih ada beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam memilih media, antara lain tujuan pembelajaran, jenis tugas dan respon yang diharapkan siswa kuasai setelah pembelajaran berlangsung, dan konteks pembelajaran termasuk karakteristik siswa. Meskipun demikian, dapat dikatakan bahwa salah satu fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang

12 turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru. 1.2 Manfaat Metode Pembelajaran Menurut Darwin Syah (2007:134), manfaat metode pembelajaran dapat menciptakan terjadinya interaksi belajar mengajar yang baik, efektif dan efisien. Karena dengan pemilihan metode pembelajaran yang baik dan tepat guna serta tepat sasaran akan semakin menciptakan interaksi edukatif yang semakin baik pula. Kriteria pemilihan metode pembelajaran menurut Djamarah (200 8:76), mengemukakan lima macam faktor yang mempengaruhi penggunaan metode pembelajaran: (1) Tujuan yang bermacam-macam jenis dan fungsinya. (2) Anak didik yang bermacam-macam tingkat kematangannya. (3) Situasi yang bermacam-macam. (4) Fasilitas yang bermacam-macam kualitas dan kuantitasnya. (5) Pribadi guru serta kemampuan profesional yang berbeda-beda. Kriteria yang paling utama dalam pemilihan metode pembelajaran bahwa metode harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai. Contoh bila tujuan atau kompetensi peserta didik bersifat menghafalkan kata-kata tentunya metode ceramah. Jika tujuan atau kompetensi yang dicapai bersifat memahami isi kerja suatu benda yang nyata maka metode demonstrasi. Kalau tujuan pembelajaran bersifat mandiri dan

13 terstruktur, maka metode proyek yang bisa digunakan. Disamping itu, terdapat kriteria lainnya yang bersifat melengkapi ( komplementer),seperti ketepat gunaan, keadaan peserta didik, dan mutu teknis. 1.3 Metode Pembelajaran Terprogram Menurut Rusman (2010: 44), Pembelajaran yang terprogram merupakan salah satu dari beberapa metode pembelajaran yang disajikan oleh guru untuk mencapai suatu tujuan khusus dalam pembelajaran. Pembelajaran terprogram biasanya dapat diterima baik oleh guru maupun oleh siswa. Materi terprogram digunakan untuk menghasilkan peningkatan capaian individu siswa pada semua tingkatan kemampuan siswa baik yang berkemampuan tinggi, sedang maupun rendah. Menurut Rusman (2010: 46), Ciri-ciri pembelajaran terprogram adalah: 1) Pembelajaran terprogram melibatkan penyajian materi yang terkontrol dengan langkah-langkah pengurutan pelajaran yang direncanakan secara cermat. 2) Siswa secara aktif dapat berpartisipasi dengan merespon pelajaran secara terus- menerus. 3) Siswa dapat melihat apakah setiap responnya yang diberikannya betul atau salah. 4) Setiap siswa mengalami kemajuan dengan sendiri-sendiri. 5) Material yang dilibatkan terlebih dahulu dirancang agar dapat digunakan secara mandiri, walaupun para siswa bekerja dalam situasi kelompok.

14 Keunggulan Metode Pembelajaran Terprogram menurut Etin Solihatin (2009: 32-33), adalah sebagai berikut: 1) Program dapat berjalan sendiri, sehingga memungkinkan bagi setiap siswa untuk terus maju melalui urutan kerangka yang sesuai dengan kecepatan siswa masing-masing. 2) Guru dibebaskan dari rutinitas dan penguasaan latihan tugas-tugas dalam aktifitas kreatif dan interpersonal guru dengan siswanya. 3) Program dapat digunakan untuk mengajarkan berbagai keterampilan. 4) Materi terprogram adalah sangat efisien sehingga hal yang bertele-tele harus dihilangkan, dan hanya informasi yang penting dalam mencapai tujuan yang diutamakan. 5) Informasi yang disajikan diatur dan diurutkan secara individual. 6) Program berdasarkan pada teori-teori yang dapat diterima oleh para pendidik dan para psikolog. 7) Penguasaan materi, siswa, suatu orientasi dan motivasi dapat mempelajari secara bebas baik dalam setting pendidikan formal maupun non formal. 8) Guru tunggal dapat memantau dan membantu siswa secara individual yang sedang mengerjakan berbagai program dalam beberapa waktu. 9) Belajar lebih berkualitas bagi semua siswa karena kemajuan secara individu terkontrol dengan baik. 10) Kesalahan rata-rata relatif rendah karena sebahagian besar materi terprogram adalah sebuah alat motivasional yang berguna khususnya bagi siswa yang lambat.

15 Menurut Rusman (2010: 49-53), Materi yang terprogram dirancang secara khusus untuk beberapa jenis pembelajaran dalam bentuk teks yang terprogram atau program-program khusus yang digunakan dalam mesin-mesin mengajar. Materi ini direncanakan dalam unit-unit yang disebut dengan kerangkakerangka. Setiap kerangka menyediakan sejumlah kecil informasi bagi siswa. Informasi yang disajikan melalui serangkaian kerangka tadi berada dalam sebuah urutan logika yang memandu siswa dari apa yang telah diketahuinya kepada pengetahuan yang baru. Pada saat siswa yang sedang mempelajari materi yang terprogram, mereka diharuskan berpartisipasi melalui pemberian respon secara aktif pada setiap kerangka. 1. Jenis-jenis materi yang terprogram Berdasarkan dari bagaimana respon-respon seorang siswa, maka program dapat diklasifikasikan dalam dua kelompok. Pertama program membangun respon dan kedua program dalam beberapa pilihan respon. Program yang pertama dibutuhkan oleh siswa oleh siswa untuk menuliskan jawaban dalam belangko kosong yang diberikan dalam sebuah lembaran kerja. Program yang kedua memberikan sejumlah respon dan siswa diharuskan untuk memilih respon yang benar. Ada 4 jenis materi yang terprogram yaitu. (a) Program Linier Pada program linier urutan kerangka untuk semua siswa. Informasi program diatur untuk setiap siswa yang diproses sejak item pertama sampai item terakhir. Setiap siswa harus menyelesaikan kolom jawaban dengan selembar kertas dan siswa selanjutnya mempelajari

16 informasi yang diberikan dalam kerangka mempersiapkan sebuah respon. Respon ini selanjutnya dibandingkan dengan jawaban yang benar yang diberikan program. Siswa memproses kerangka selanjutnya dan mengikuti seluruh prosedur dalam program (b) Program Cabang Apabila lebih dari satu urutan atau rangkaian kerangka yang menjadikan sebuah program percabangan maka ini dikenal sebagai instrinsik atau adaptif. Setiap siswa mengikuti urutan yang ditentukan oleh responnya masing-masing. Apabila siswa menyajikan dan merespon materi dengan benar maka ia dapat : 1. Disajikan informasi tambahan lain yang mendalam, 2. Diijinkan untuk melompati beberapa informasi, 3. Disajikan informasi yang terfokus pada topik berikutnya. Respon yang benar dapat menuntun siswa untuk terfokus pada informasi jawaban yang benar. Pada saat siswa belum merespon dengan benar biasanya dipersilahkan untuk kembali pada kerangka dasar dan membuat respon-respon lain. (c) Program Kombinasi Sebuah program sederhana mengkombinasikan ciri-ciri urutan program linier atau bercabang. Salah satu bagian dari program kombinasi dibuat berdasarkan urutan kerangka identik bagi semua siswa, sedangkan salah satu atau bagian program tambahan dibuat dari kerangka melalui pengurutan siswa yang ditentukan oleh respon siswa masing-masing.

17 (d) Program Matetik Matetik merupakan sebuah jenis program yang relatif baru. Formatnya adalah ketika kerangka digunakan harus dapa menyerupai sebuah program percabangan. Latihan-latihan dilibatkan sedapat mungkin dapat dilompati seluruhnya oleh siswa yang betulbetul pintar tetapi mungkin juga dilengkapi melalui kebutuhan informasi lebih lanjut. Corak utama dari jenis ini merupakan derajat dari tugas simulasi yang digunakan. Para pendukung program jenis ini meyakini bahwa ketika beberapa simulasi digunakan maka transfer belajar telah terjadi. Beberapa program matetik biasanya diisi dengan diagram atau gambar dalam berbagai variasi langkah penyelesaian. Menurut konsep matetik respon aktif dibutuhkan siswa seperti menyelesaikan sebuah diagram secara lengkap yang merangsang capaian dari tugas yang dipelajari siswa. 2. Metode dalam Menyajikan Pembelajaran Terprogram Informasi tentang pembelajaran yang terprogram dapat disajikan pada siswa melalui sebuah teks yang terprogram atau beberapa jenis mesin mengajar. Teks yang terprogram merupakan metode yang paling umum digunakan. (a) Teks Terprogram Teks ini tidak diberikan dengan menggunakan alat-alat tambahan dalam menyajikan informasi. Sebuah program linier mungkin berada pada sebuah format horizontal atau vertikal sedangkan format campuran digunakan dalam program cabang. Dalam format horizontal sebuah program linier kerangka terdiri dari satu halaman sedangkan

18 respon yang benar atas pertanyaan dalam kerangka itu berada pada halaman yang lain. Siswa mempelajari kerangka dengan membuat respon yang dibutuhkan dan kembali ke halaman pertama untuk mendapatkan respon yang benar, dan berkemungkinan juga berlaku pada kerangka selanjutnya. Format vertikal digunakan, pada sebuah program linier, kerangka berada pada urutan akhir halaman. Rancangan ini mangharuskan siswa menyelesaikan seluruh materi kerangka dibacanya dengan sebuah tameng, jika jawaban benar dicetak disamping atau setelah kerangka dibaca. Rancangan ini tidak melibatkan pemutaran halaman secara konstan yang dibutuhkan adalah format horizontal yang memungkinkan peninjauan kembali kerangka sebelumnya. Hal yang lebih khusus dari jenis dari teks terprogram adalah teks campuran yang digunakan untuk menyajikan program percabangan yang menggunakan berbagai pilihan pertanyaan. Kerangka dalam teks campuran, tidak disajikan dalam urutan tetapi dalam bentuk sebaran yang menyeluruh. Setiap siswa memulai dengan kerangka awal dan membuat responnya. Respon ini menentukan kerangka selanjutnya yang akan dipelajari. Jika respon benar yang diberikan oleh siswa maka siswa akan dipandu pada kerangka dengan informasi tambahan ataupun informasi yang baru. Ketika sebuah respon yang benar diberikan belum mampu diserap maka siswa akan dipandu untuk memperbaiki informasi.

19 (b) Mesin Mengajar Metode lain dari penyajian pembelajaran yang terprogram dan yang dapat membantu untuk memberdayakan teks terprogram adalah dengan menggunakan mesin mengajar. Sebuah mesin mengajar merupakan sebuah alat atau sistem yang mekanis, elektrik, atau elektronik dengan beberapa persyaratan yaitu : 1. Memungkinkan informasi untuk disajikan dalam urutan yang logis dan teratur, 2. Membutuhkan catatan untuk merespon siswa, 3. Menyajikan umpan balik dengan segera melalui pengidikasian respon yang benar. Mesin mengajar sesungguhnya bukan mengajar. Mengajar tergantung pada materi pembelajaran yang disajikan oleh mesin tersebut. Ada beberapa jenis mesin mengajar yang sederhana yaitu menggunakan materi mimeograph sampai dengan komputer elektronik yang membutuhkan sistem program yang lengkap. Mesin mengajar biasanya disediakan untuk program linier dalam membangun respon. Inovasi terbaru mesin mengajar adalah mesin audio visual dan komputer. Mesin ini sudah sangat sukses dalam mempersiapkan para pendidik yang akan mengembangkan studi yang tergantung pada materi yang dipakai siswa. Pembelajaran terprogram seharusnya digunakan di dalam kelas sebagai metode yang efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan belajar. Dalam menentukan metode pembelajaran yang mana yang paling efektif, maka kita harus mempertimbangkan karakteristik siswa, sasaran dari pelajaran

20 atau unit, materi pelajaran yang dibahas, waktu yang tersedia dan biaya yang dipertimbangkan dari berbagai jenis metode pembelajaran. Hal ini bukanlah sebuah keputusan yang mudah. Ini dapat didemonstrasikan dalam pembelajaran yang terprogram yang dapat digunakan pada sebahagian besar materi pengajaran. Siswa juga dapat diajarkan informasi yang bersifat kognitif seperti defenisi begitu pula dengan keterampilan psikomotor seperti penggunaan berbagai alat-alat tukang. Bagaimanapun pembelajaran yang terprogram akan sangat efektif jika digunakan pengajaran materi kognitif dan afektif. Materi terprogram biasanya digunakan pada setting pendidikan formal seperti di dalam kelas dan di laboratorium atau dapat juga di dalam setting informal seperti di rumah siswa. Pada setting formal, pembelajaran terprogram dapat digunakan sebagai dasar metode belajar atau dapat juga digunakan dengan metode pembelajaran yang lain seperti diskusi dan demonstrasi. Penggunaan materi terprogram memungkinkan kita untuk mengganti pemberian salah satu materi dalam panduan, menganalisa hasil belajar siswa. Siswa dalam setting formal biasanya mempunyai seorang guru yang bersedia untuk membantu siswa dalam meninjau ulang materi pelajaran yang telah selesai diajarkan atau mempersiapkan materi yang akan diajarkan. Materi terprogram dapat menjadi tutor privat dalam meninjau ulang tujuan atau memperkenalkan mata pelajaran penting dalam sebuah materi. Materi terprogram ini juga digunakan dalam memperbaiki tugas-

21 tugas bagi siswa yang membutuhkan bantuan ekstra bagi yang pemahamannya lambat atau untuk mengakselerasikan siswa yang berkualitas tinggi bagi yang pemahamannya cepat. 2. Minat Belajar 2.1 Pengertian Minat Belajar Minat belajar adalah suatu penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu diluar diri. Seseorang memiliki minat terhadap subjek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subjek tertentu (Djamarah, 2008: 166). Seseorang yang berminat terhadap aktivitas akan memperhatikan aktivitas itu secara Konsisten dengan rasa senang. Menurut Agus Sujanto (2004:92), minat merupakan bagian dari perubahan afektif yaitu suatu pemusatan perhatian yang tidak sengaja yang terlahir dengan penuh kemauannya dan tergantung dari bakat dan lingkungannya. Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa minat merupakan pemusatan perhatian. Minat belajar adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu yang ingin dicapai, (Syah, 2006: 84). Ada beberapa cara untuk meningkatkan minat belajar siswa, cara tersebut antara lain adalah sebagai berikut (Sardiman, 2007:102): (1) Membangkitkan adanya suatu kebutuhan (2) Menghubungkan degnan persoalan pengalaman yang lampau (3) Memberi kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik (4) Menggunakan berbagai macam bentuk mengajar

22 Seorang siswa harus memiliki minat belajar yang besar agar dapat menghasilkan prestasi yang tinggi, sebaliknya minat belajar yang rendah akan menghasilkan prestasi yang rendah. Menurut Djaali (2007:121), minat adalah rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada sesuatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh. Pernyataan tersebut mengidentifikasikan bahwa orang yang berminat memiliki beberapa hal sebagai berikut: 1) Rasa Tertarik Rasa tertarik menurut Slameto (2010:57) adalah wujud dari rasa senang pada sesuatu. Hal ini berkaitan dengan minat sebagai kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan terus-menerus yang disertai rasa senang. Beberapa pendapat diatas menunjukkan adanya unsur perasaan senang yang menyertai minat seseorang. Melihat beberapa pendapat dari para ahli diatas, dapat diketahui ciri-ciri adanya minat pada seseorang dari beberapa hal, antara lain: adanya perasaan senang, adanya perhatian, adanya aktivitas yang merupakan akibat dari rasa senang dan perhatian. 2) Rasa Senang Menurut Ahmadi (1991:36), rasa senang adalah peryataan jiwa yang sedikit banyak bersifat subyektif dalam merasakan senang atau suka terhadap suatu hal, objek atau keadaan tertentu. Menurut Suryabrata (2002:66), gejala psikis yang bersifat subyektif yang umumnya berhubungan dengan gejala-gejala mengenal dan dialami dalam kualitas senang atau tidak senang dalam berbagai taraf. Penilaian subjek terhadap sesuatu objek membentuk perasaan subjek yang bersangkutan. Karena itu perasaan pada umumnya bersangkutan dengan

23 fungsi mengenai, artinya perasaan dapat timbul karena mengamati, menanggapi, membayangkan, mengingat atau memikirkan sesuatu. 3) Perhatian Menurut Suryabrata (2002:14), perhatian adalah pemusatan tenaga psikis tertuju kepada suatu obyek atau banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai sesuatu aktivitas yang dilakukan. Menurut Baharudin (2009:178), bahwa perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada suatu sekumpulan objek. Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa perhatian merupakan pemusatan yang ditujukan kepada suatu objek. 4) Aktivitas Menurut Ali (1996:26), aktivitas adalah keaktifan atau kegiatan. Aktivitas yang dimaksud adalah keaktifan atau partisipasi langsung dalam suatu kegiatan. Pendapat ini didukung oleh Suryabrata (2002:72), bahwa aktivitas adalah banyak sedikitnya orang menyatakan diri, menjelmakan perasaan dan pikiran-pikirannya dalam tindakan yang spontan. Sesuai dengan beberapa pendapat diatas, aktivitas merupakan perilaku yang aktif dalam melakukan tindakan yang merupakan penjelmaan dari perasaan. 2.2 Pentingnya Peningkatan Minat Belajar Siswa Menurut Dalyono (2001:56-57), minat dapat timbul karena daya tarik dari luar dan juga datang dari sanubari. Minat yang besar terhadap sesuatu merupakan modal yang besar artinya untuk mencapai/memperoleh benda atau tujuan yang diminati itu.

24 Minat belajar yang besar cenderung menghasilkan prestasi yang tinggi. Menurut Djamarah (2008:167), bahwa minat besar pengaruhnya terhadap aktivitas belajar. Anak didik yang berminat terhadap suatu mata pelajaran akan mempelajarinya dengan sungguh-sungguh, karena ada daya tarik baginya. Proses belajar akan berjalan lancar bila disertai minat. Minat merupakan alat motivasi yang utama yang dapat membangkitkan kegairahan belajaran anak didik dalam kurun waktu tertentu. Melihat dari pendapat diatas, maka minat penting untuk ditingkatkan karena mempermudah proses belajar siswa dan untuk mencapai prestasi yang lebih tinggi dari sebelumnya. Menurut Muhibin Syah (2002:129), bahwa minat dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang studi tertentu. Guru seyogyanya membangkitkan minat siswa untuk menguasai pengetahuan yang terkandung dalam bidang studinya dengan cara yang kurang lebih sama dengan membangun sikap positif. Menurut Winkel (2004:30), perasaan senang akan menimbulkan minat pula, yang diperkuat lagi oleh sikap yang positif. Diantara kedua hal tersebut timbul lebih dahulu sukar ditentukan secara pasti. Pada umumnya berlaku urutan psikologis sebagai berikut: Gambar 1. Skema Munculnya Minat Perasaan Senang Sikap positif Minat (Sumber: Winkel, 2004: 30). Perasaan tidak senang menghambat dalam belajar, karena tidak melahirkan sikap yang positif dan tidak menunjang minat dalam belajar. Menurut

25 Dalyono (2001:56-57), bahwa minat dapat timbul karena daya tarik dari luar dan juga datang dari hati sanubari. Pendapat-pendapat diatas menunjukkan bahwa minat dapat ditingkatkan dengan daya tarik dari luar, perasaan senang, dan sikap yang positif yang akan dapat meningkatkan kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang studi tertentu. 2.3 Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Minat Belajar 1) Faktor Lingkungan Menurut Sulhan (2006: 21), lingkungan adalah suatu norma, harapan, dan kepercayaan dari personil-personil yang terlibat dalam organisasi tempat belajar, yang dapat memberikan dorongan untuk bertindak dan mengarahkan pada prestasi siswa yang tinggi. Lingkungan merupakan bagian dari kehidupan anak didik. Di dalam lingkunganlah seorang anak didik saling berinteraksi antara lingkungan biotik dan abiotik. Selama hidup, anak didik tidak bisa menghindarkan diri dari 2 aspek yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap belajar anak didik, yaitu (Djamarah, 2008:166): (a) Lingkungan alami atau lingkungan hidup, merupakan lingkungan tempat tinggal anak didik, hidup dan berusaha didalamnya. (b) Lingkungan sosial, merupakan suatu hidup dalam kebersamaan dan saling membutuhkan antara sutu dengan lainnya. Menurut Ginting (2005:61), lingkungan merupakan pusat pembelajaran yang bermakna dan sebagai proses sosialisasi dan pembudayaan kemampuan, serta pusat pengembangan minat.

26 2) Faktor Instrumental Faktor instrumental dari beberapa bagian yaitu (Djamarah, 2008:166): (a) Kurikulum Kurikulum adalah sebuah rencana pembelajaran (a plan for learning) yang merupakan unsur dalam substansial dalam pendidikan. (b) Program Setiap sekolah memiliki program pendidikan yang disusun untuk dijalankan demi kemajuan pendidikan. Keberhasilan pendidikan tergantung dari baik tidaknya program pendidikan yang dirancang. Program pendidikan disusun berdasarkan potensi sekolah yang tersedia, baik tenaga, finansial, dan sarana prasarana. (c) Sarana dan fasilitas Misalnya, gedung sekolah yang memiliki ruang kelas, ruang kepala sekolah, ruang dewan guru, perpustakaan, laboratorium dan semua yang bertujuan untuk memberikan kemudahan pelayanan anak didik. (d) Metode Pembelajaran Metode pembelajaran yang menarik disajikan guru dalam pembelajaran di dalam kelas akan berkaitan dengan tumbuhnya minat siswa dalam pembelajaran tersebut B. Kerangka Pikir Metode pembelajaran terprogram merupakan salah satu dari beberapa metode pembelajaran yang disajikan oleh guru untuk mencapai suatu tujuan khusus dalam pembelajaran. Pembelajaran terprogram biasanya dapat diterima baik

27 oleh guru maupun oleh siswa. Materi terprogram digunakan untuk menghasilkan peningkatan capaian individu siswa pada semua tingkatan kemampuan siswa baik yang berkemampuan tinggi, sedang maupun rendah. Metode pembelajaran terprogram dalam penelitian ini diduga berpengaruh terhadap minat belajar siswa. Minat pada dasarnya merupakan kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa senang. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya. Ia segan-segan untuk belajar, ia tidak memperoleh kepuasan dari pelajaran itu. Bahan pelajaran yang menarik minat siswa, lebih mudah dihafalkan dan disimpan, karena minat menambah kegiatan belajar. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh yang signifikan penerapan metode pembelajaran terprogram dalam pembentukan minat belajar siswa Kelas VII A sampai dengan Kelas VII E SMP Negeri 23 Bandar Lampung, sebagaimana dapat dilihat pada bagan kerangka pikir di bawah ini:

28 Metode Pembelajaran Terprogram Siswa (Variabel X) 1. Penyajian materi secara terkontrol 2. Keaktifan Siswa 3. Respon Siswa 4. Kemajuan Siswa 5. Perancangan Material Minat Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPS Terpadu (Variabel Y) Indikator Afektif: 1. Rasa Tertarik 2. Rasa Senang 3. Perhatian 4. Aktivitas Keterangan: Garis Proses Garis Pengaruh Gambar 2 Kerangka Pikir Penelitian C. Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: Ho : Penerapan metode pembelajaran terprogram dalam mata Pelajaran IPS Terpadu tidak berpengaruh signifikan terhadap minat belajar siswa Kelas VII A sampai dengan Kelas VII E SMP Negeri 23 Bandar Lampung Ha : Penerapan metode pembelajaran terprogram dalam mata Pelajaran IPS Terpadu berpengaruh signifikan terhadap minat belajar siswa Kelas VII A sampai dengan Kelas VII E SMP Negeri 23 Bandar Lampung

29 Hipotesis akhir (Ha) diterima berarti Hip otesis awal (Ho) ditolak. Berarti ada pengaruh signifikan penerapan metode pembelajaran terprogram pada mata Pelajaran IPS dalam pembentukan minat belajar siswa Kelas VIIA SMP Negeri 23 Bandar Lampung.