BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam arti belajar. Perubahan yang terjadi dalam aspek-aspek kematangan, pertumbuhan dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN LATIHAN INKUIRI DENGAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA MATA PELAJARAN FISIKA

BAB I PENDAHULUAN. Individu tidak akan berkarya jika karya itu tidak bermanfaat bagi dirinya ataupun

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. suatu proses terjadinya peristiwa. Menurut Rusminiati (2007: 2) metode

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kreativitas menurut para ahli psikologi penjelasannya masih berbeda-beda

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan salah metode yang sering

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar tidak hanya sekedar

(produk, proses dan sikap ilmiah). Pembelajaran IPA berawal dari rasa ingin tahu,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. Dalam Kamus

cara kerja suatu alat kepada kelompok siswa.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

guna mencapai tujuan dari pembelajaran yang diharapkan.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model dimaknakan sebagai objek atau konsep yang digunakan untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. perubahan tingkah laku pada diri sendiri berkat pengalaman dan latihan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II. Kajian Pustaka. pembelajaran kooperatif, dan prestasi belajar.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Predict Observe Explain (POE) tugas utama yaitu memprediksi, mengamati, dan memberikan penjelasan.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Huda (2014) mengatakan bahwa tidak semua belajar kelompok bisa dianggap

BAB II. KAJIAN PUSTAKA. kegiatan fisik maupun mental yang mengandung kecakapan hidup hasil interaksi

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Guna mencapai derajat sarjana S-1. Pendidikan Matematika. Disusun Oleh: ERWIN SETYANINGSIH

BAB I PENDAHULUAN. evaluasi. Kesemua unsur-unsur pembelajaran tersebut sangat mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kualitas dan keberhasilan suatu bangsa bisa dilihat dari kualitas pendidikannya. Hal mendasar yang perlu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas VI SDN Omu

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. sendiri pengetahuannya. Rasa ingin tahu tentan. g alam sekitar di sekelilingnya merupakan kodrat manusia sejak ia lahir ke

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan. memanfaatkan semua komponen yang ada secara optimal.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan bahwa proses yang dilakukan guru dan siswa merupakan kunci

OPTIMALISASI HASIL BELAJAR IPA TENTANG SISTEM GERAK PADA MANUSIA MELALUI METODE DISKUSI DENGAN TEHNIK PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah. Menurut Arsyad (2007:1), belajar adalah suatu proses

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

II. TINJAUAN PUSTAKA. Metode pembelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar

BAB II KAJIAN PUSTAKA. lingkungan tersebut mengalami perubahan, sehingga fungsi intelektual semakin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. TTW merupakan model pembelajaran kooperatif dimana perencanaan dari

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti

TINJAUAN PUSTAKA. Banyak orang belum mengetahui apa itu leaflet dan apa perbedaannya dengan

I. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses interaksi atau hubungan timbal

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 pasal 3 berfungsi untuk

LANDASAN TEORI. A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainnya

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. KAJIAN PUSTAKA. Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Mella Pratiwi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menentukan kemana arah hidup dan cita-cita yang ingin masyarakat capai. memerlukan pendidikan demi kemajuan kehidupannya.

Aminudin 1. SDN Sukorejo 01, Kota Blitar 1

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Eksperimen mengandung makna belajar untuk berbuat, karena itu dapat dimasukkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu cara yang ditempuh manusia untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Aktivitas belajar merupakan hal yang sangat penting bagi siswa, karena

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang terletak di Jl. Kalikebo, Desa Wiro, Bayat, Klaten berdiri pada

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. juga mengalami sehingga akan menyebabkan proses perubahan tingkah laku pada

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah

2 menguasai bidang ilmu lainnya. Abdurahman (2009:253) mengatakan bahwa ada lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan: (1) s

BAB I PENDAHULUAN. (Depdiknas, 2003). Dalam memajukan sains guru di tuntut lebih kretatif. dalam penyelenggaraan pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses

I. PENDAHULUAN. rencana tentang pendidikan yang dikemas dalam bentuk kurikulum. Dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat Ilmu

II. TINJAUAN PUSTAKA. perbedaan Gain yang signifikan antara keterampilan proses sains awal. dengan keterampilan proses sains setelah pembelajaran.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan pembukaan Undang-undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang membatasi antar negara terasa hilang. Kemajuan ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu upaya untuk menciptakan manusia- manusia

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia mempunyai hak untuk memenuhi kebutuhannya

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dan nantinya dapat menjadi salah satu jembatan yang

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), yang meliputi: guru,

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK ZAT DAN WUJUDNYA

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Peran pendidikan sangat dibutuhkan dalam mempersiapkan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukan dalam

BAB II KAJIAN TEORI. jawab dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa (Mulyasa, 2005 :70).

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia adalah cabang dari IPA yang secara khusus mempelajari tentang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan proses interaksi yang mendorong terjadinya belajar. Peran serta pendidikan mempunyai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dalam proses belajar mengajar dimana guru memberi siswa contoh-contoh. didik mampu menyelesaikan masalah itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip dasar pembelajaran IPA antara lain adalah prinsip keterlibatan, prinsip

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1.Belajar dan Pembelajaran Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku baru secara keseluruhan. Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang banyak sekali, baik sifat maupun jenisnya karena itu sudah tentu, tidak setiap perubahan dalam diri seseorang merupakan perubahan dalam arti belajar. Perubahan yang terjadi dalam aspek-aspek kematangan, pertumbuhan dan perkembangan tidak termasuk perubahan dalam pengertian belajar. Seseorang dapat dikatakan belajar jika dalam diri orang teersebut terjadi suatu aktivitas yang mengakibatkan perubahan tingkah laku yang dapat diamati relatif lama. Perubahan tingkah laku itu tidak muncul begitu saja, tetapi sebagai akibat dari usaha orang tersebut. Oleh karena itu, proses terjadinya perubahan tingkah laku dengan tanpa adanya usaha tidak disebut balajar. Para ahli psikologi kognitif berpendapat bahwa pengetahuan merupakan konstruksi kognitif dari suatu kenyataan yang terjadi melalui serangkaian aktivitas seseorang. Dengan demikian belajar bukan sekedar melibatkan hubungan antara setimulus dan respon saja, tetapi juga melibat kan proses berpikir yang sangat komplek, kemampuan individu terbangun melalui proses interaksi yang terus menerus dan menyeluruh antara individu dengan lingkungannya. (Slameto, 2009:2) Pembelajaran atau pengajaran adalah upaya untuk membelajarkan siswa. Pengertian ini secara implisit dalam pengajaran terdapat kegiatan memilih, menetapkan, mengembangkan metode. Untuk pengembangan metode didasarkan pada kondisi pengajaran yang ada. Kegiatan ini pada dasarnya merupakan inti dari perencanaan pembelajaran.

Perencanaan pembelajaran sebagai suatu alat yang dapat membantu para guru dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai pengajar, serta mencapai tujuan pembelajaran secara lebih efektif dan efisien. Pembelajaran harus dapat menciptakan suasana belajar yang kondusif, yang melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran secara optimal, melalui partisipasi aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan yang pada akhirnya membuat siswa dapat menciptakan karya, gagasan, pendapat, ide atas hasil penemuannya dan usahanya sendiri. (Hamzah, 2010:2) 1.2.Teori Belajar Pendidikan menitik beratkan pada keterlibatan siswa pada kegiatan pembelajaran bukan pada dominasi guru dalam penyampaian materi pelajaran, praktek tersebut ditandai pada aktivitas siswa, siswa yang belajar, siswa yang aktif dalam pembelajaran. Sementara guru memberi pengarahan dan bimbingan-bimbingan. Prinsip-prinsip pendidikan dan pembelajaran tersebut adalah: 1) Menjadi manusia berarti memiliki kekuatan wajar untuk belajar siswa tidak harus belajar tentang hal-hal yang tidak ada artinya. 2) Siswa harus mempelajari hal-hal yang bermakna bagi dirinya. 3) Pengorganisasian bahan pengajaran berarti mengorganisasikan bahan dan ide baru sebagai bagian yang bermakna bagi siswa. 4) Belajar yang bermakna dalam masyarakat modern berarti belajar tentang proses-proses belajar. Keterbukaan belajar mengalami sesuatu bekerja sama dengan melakukan pengubahan diri terus menerus. 5) Belajar yang optimal akan terjadi bila siswa berpartisipasi secara bertanggung jawab dalam proses pembelajaran.

6) Belajar mengalami (experimentalis learning) dapat terjadi bila siswa mengevaluasi dirinya sendiri. Belajar mengalami dapat memberi peluang untuk belajar kreatif, self evaluation dan kritik diri, hal ini berarti bahwa evaluasi dari instruktur bersifat sekunder. 7) Belajar mengalami menuntut keterlibatan siswa secara penuh dan sungguh-sungguh. Rogers (dalam Dimyati, 2006:16) 1.3.Aktivitas Pembelajaran Belajar yang berhasil harus melalui berbagai macam aktivitas. Baik fisik maupun aktivitas psikis. Aktivitas fisik ialah peserta didik giat-aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu bermain atau belajar. Ia tidak hanya duduk dan mendengarkan, melihat atau hanya pasif. Peserta didik yang memiliki aktivitas psikis (kejiwaan) adalah jika daya jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya atau banyak berfungsi dalam rangka pengajaran seluruhnya peranan dan kemauan dikerahkan dan diarahkan supaya daya itu tetap aktif. Guru perlu menimbulkan aktivitas siswa dalam berpikir maupun berbuat. Penerimaan pelajaran jika dengan aktivitas siswa sendiri kesan itu tidak akan berlalu begitu saja. Siswa beraktivitas dalam pembelajaran dapat melatih merancang, memlaksanakan dan membuktikan kebenaran dari teori-teori konsep siswa terlibat langsung dengan materi pembelajaran yang berlaku dan supaya siswa mendapat kepuasan dari hasil pembelajaran. Sedangkan materi pembelajaran yang diberikan oleh guru, dipikirkan, diolah kemudian dikeluarkan lagi dalam bentuk yang berbeda, sehingga mendapatkan hasil pengajaran yang optimal, sekaligus mengikuti proses pembelaaran yang kreatif sebagai kemampuan untuk menciptakan suatu yang baru, meskipun tidak mesti baru sama sekali. Kreatifitas merupakan dari gagasan atau produk lama ke dalam bentuk baru. Suatu proses munculnya hasil-hasil baru kedalam suatu tindakan. Hasil-hasil baru itu berasal dari sifat-sifat unik individu yang berinteraksi dengan individu lain (proses perolehan hasil pelajaran). Serta aktif, mendengarkan, mengamati, menyelidiki, mengingat,

menguraikan, mengasosiasikan, ketentuan satu dengan yang lainnya dan sebagainya. Thomas M. Risk (dalam Rohani, 2009:161) 1.4.Pembelajaran Aktif Belajar aktif adalah siswa mendapatkan pengetahuan berdasarkan kegiatan-kegiatan. Cara belajar demikian mendorong siswa untuk bertanya bila mengalami kesulitan, pembelajaran aktif merupakan pendekatan pembelajaran yang lebih banyak melibatkan aktivitas siswa dalam mengakses berbagai informasi, dan pengetahuan untuk dibahas dan dikaji dalam proses pembelajaran di kelas, sehingga mereka mendapatkan berbagai pengalaman yang dapat meningkatkan pemahaman dan kompetensinya. Pembelajaran ini juga memungkinkan siswa mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi, seperti menganalisis serta melakukan penilaian terhadap berbagai pristiwa belajar dan menerapkaannya dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu pembelajaran aktif Mencari bukubuku atau sumber-sumber lain untuk memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapinya. Prinsip siswa belajar aktif dapat mengembangkan keterampilan kognitif, keterampilan manual, kreatifitas dan logika berfikir dan guru harus pandai merangsang kreatifitas siswa, baik dalam mengembangkan kecakapan berfikir maupun dalam melakukan tindakan. Pembelajaran ini melibatkan siswa secara optimal dan menitik beratkan pada keterlibatan siswa pada kegiatan pembelajaran. guru lebih banyak memposisikan dirinya sebagai fasilitator yang bertugas memberi kemudahan belajar kepada siswa, siswa terlibat secara aktif dan berperan dalam proses pembelajaran, sedangkan guru lebih banyak memberikan arahan dan bimbingan, serta mengatur sirkulasi dan jalannya proses pembelajaran. (Suryosubroto, 2009:104) 1.5.Desain Pembelajaran

Desain pembelajaran menetapkan metode untuk mencapai tujuan. Inti desain pembelajaran adalah menetapkan metode pembelajaran yang optimal untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan. Fokus utama dalam perencanaan pembelajaran adalah pada pemilihan, penetapan dan pengembangan variabel pembelajaran. Untuk meningkatkan mutu proses pembelajaran dan untuk mengatasi kelemahan pembelajaran yang telah dikukan sebelumnya agar berubah menjadi pembelajaran yang berlangsung lebih sistematis. Sebagai upaya memperbaikai dan meningkatkan pembelajaran lebih professional guru memerlukan kebranian dan kepedulian terhadap kelemahan yang ada dalam pembelajaran yang dikelola. Hal ini guru memiliki peluang untuk menemukan kelemahan praktek pembelajaran yang yang dilakukan selama ini. Metode pembelajaran harus didasarkan pada analisis kondisi dan hasil pembelajaran. Analisis akan menunjukkan bagaimana kondisi pembelajarannya dan apa hasil pembelajaran yang diharapkan. Setelah itu barulah menetapkan pengembangan metode pembelajaran yang diambil setelah perancang pembelajaran mempunyai informasi yang lengkap mengenai kondisi nyata yang ada dari hasil pembelajaran yang diharapkan. (Hamzah, 2010:51) 1.6.Sumber Belajar Pengertian yang sederhana, (hingga dewasa ini dunia pengajaran praktis masih berpandangan) sumber belajar (learning resources) adalah guru dan bahan-bahan pelajaran/ bahan pengajaran baik buku bacaan atau semacamnya dalam desain pengajaran yang bisa disusun guru, salah satu kompetensi pengajaran yang dirancang guru berupa sumber belajar/ pengajaran yang umumnya diisi buku-buku rujukan. Sumber belajar sesungguhnya tidak sempit. Sumber belajar merupakan alat yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan proses belajar mengajar, baik langsung tidak langsung baik sebagian ataupun secara keseluruhan,

sumber merupakan suatu sistem atau perangkat materi yang diciptakan atau disiapkan dengan maksut mempermudah siswa belajar. Bahwa segala daya yang dapat dipergunakan untuk kepentingan proses/ aktivitas baik secara langsung maupun tak langsung, diluar dari diri peserta didik (lingkungan) yang melengkapi diri mereka disebut sumber belajar. (Rohani, 2009:161). Macam-macam sumber yang ada di luar diri seseorang (peserta didik) dan yang menginginkan/ memudahkan terjadinya proses belajar disebut berubah dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti, dari tidak terampil menjadi terampil, dan menjadi individu dapat membedakan mana yang baik dan tidak baik, mana yang terpuji dan mana yang tidak terpuji dan seterusnya. Guru memilih media pembelaaran yang bermanfaat. Faktor lain adalah efektivitas komunikasi dalam kaitannya dengan siswa serta bahan pembelajaran dan tujuan yang hendak dicapai. Dengan kata lain sesungguhnya ada bahan yang jelas mengenai sumber belajar sebab segala apa yang bisa mendatangkan manfaat mendukung dan menunjang individu untuk berubah kearah yang lebih positif, dinamis (belajar) atau menuju perkembangan dapat disebut sumber belajar. Bahkan proses/ aktivitas itu sendiri dapat disebut sebagai sumber belajar. (Sardiman, 2008:233). 1.7.Evaluasi Program Evaluasi adalah segala macam cara atau prosedur yang ditempuh untuk memperoleh keterangn atau data yang dpergunakan sebagai bahan untuk melakukan penilaian. Teknik yang digunakan dalam penilaian akan sangat mempengaruhi kualitas hasil yang siperoleh. Teknik yang salah akan mendapatkan data yang salah pula. Anak yang penakut, misalnya diuji dengan teknik ujian yang menyeramkan, maka ada kecenderungan hasil yang diperolehnya jelek. Namun apabila dilakukan dengan teknik yang menyenangkan maka secara alami akan diperoleh hasil yang benar.

Evaluasi proses menggambarkan, memperoleh dan menyediakan informasi yang berguna untuk menilai alternatif keputusan. Yaitu membuat pedoman-pedoman kerja yang terdiri dari empat keputusan: 1. Contect evaluation, konteks evaluasi membantu merencanakan keputusan, menentukan kebutuhan yang akan dicapai program. 2. Input evaluation, evaluasi menolong mengatur keputusan, menentukan sumber-sumber yang ada, rencana dan strategi untuk mencapai tujuan. 3. Process evaluation, evaluasi proses untuk membantu mengimplementasikan keputusan sampai sejauh mana rencana yang telah diterapkan? Apa yang harus direvisi. 4. Product evaluation, evaluasi produk untuk menolong keputusan selanjutnya. Shinkfield ( dalam Yusuf, 2008:14) 1.8.Pengertian Metode Pembelajaran Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan oleh guru/ siswa dalam mengolah informasi yang berupa fakta, data dan konsep pada proses pembelajaran. Dalam pembelajaran metode yang dapat digunakan banyak sekali ragamnya. Sebagai guru hendaknya pandai menggunakan atau memilih metode yang tepat, sesuai dengan materi dan kondisi siswa. Proses pembelajaran untuk mencapai hasil pembelajaran yang maksimal diperlukan metode pembelajaran yang tepat. Metode Demonstrasi Demonstrasi adalah pembelajaran dimana seorang siswa menunjukkan, memperlihatkan suatu proses, dengan demonstrasi proses penerimaan siswa terhadap

pelajaran akan lebih berkesan secara mendalam, sehingga membentuk pengertian baru dan sempurna, juga siswa dapat mengamati dan memperhatikan pada materi yang dipelajarinya. Metode demonstrasi adalah pertunjukkan tentang proses terjadinya suatu peristiwa sampai pada penampilan agar siswa dapat memahami secara nyata maupun secara tiruan. Hal ini lebih cocok untuk gerakan yang sifatnya ke arah gerakan motorik. Dengan demikian metode demonstrasi adalah metode yang digunakan siswa dan guru dalam pembelajaran, sehingga siswa dapat mempertunjukkan gerakan dengan prosedur yang benar. Kelebihan dan Kelemahan Metode Demonstrasi Kelebihan menggunakan metode demonstrasi adalah: pembelajarannya mampu untuk mengajak siswa berperan aktif, siswa lebih dapat terpusat pada pelajaran yang sedang diberikan, kesalahan-kesalahan yang terjadi bila pelajaran itu diceramahkan dapat diatasi. Melalui pengamatan dan contoh konkret sehingga kesan diterima siswa lebih mendalam dan tinggal lebih lama pada jiwanya, akibat selanjutnya memberikan motivasi yang kuat untuk siswa agar lebih giat belajar. Jadi dengan demonstrasi itu siswa memperoleh pengalaman langsung, serta dapat mengembangkan kecakapan. Ada beberapa kendala atau kelemahan dari pembelajaran metode demonstrasi masalah yang sering muncul adalah pembagian waktu, karena memerlukan waktu yang lama, jika pembagian waktunya kurang baik, maka pembelajaran dengan model ini justru akan susah diterapkan. Berdasarkan kelemahan dan kelebihan model pembelajaran tersebut maka dengan penggunaan waktu yang baik metode demonstrasi ini akan mampu meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA kelas V. (Roestiyah, 2009:161-163). Langkah-langkah pembelajaran metode demonstrasi:

1) Kegiatan persiapan. 2) Siswa dibagi menjadi lima kelompok. 3) Guru membagikan alat-alat untuk melakukan kegiatan tentang materi pembelajaran yang akan dilakukan. 4) Guru membimbing siswa untuk melakukan kerja kelompok sambil mempersentasi kinerja siswa terbaik. 5) Siswa diminta untuk mendemonstrasikan media yang sudah diberikan oleh guru pada tiap-tiap kelompok. 6) Siswa mengamati percobaan materi pembelajaran yanng sedang dilakukan. 7) Siswa diminta maju untuk mewakili kelompoknya mempresentasikan hasil kinerja kelompoknya. 8) Guru dan siswa melakukan komunikasi presentasi tanya jawab. 9) Siswa melakukan tanya jawab dengan teman sebaya. 10) Siswa membuat kesimpulan berdasarkan data hasil percobaan. 11) Siswa mengerjakan latihan. 1.9.Hasil Belajar Hasil belajar merupakan alat ukur yang sering digunakan untuk mengukur keberhasilan siswa mencapai kompetensi. Dalam khususnya tertentu sering kali hasil tes digunakan sebagai satu-satunya kriteria keberhasilan. Tes pengukuran keberhasilan atau yang sering kita kenal istilah (Riterion Referenced Test) adalah yang terdiri atas item-item yang secara langsung mengukur tingkah laku yang harus dicapai oleh pembelajaran, tes pengukuran keberhasilan ini juga dikenal dengan Penilaian Atau Patokan (PAP). Karena keberhasilan seseorang ditentukan oleh kriteria yang ditetapkan sebelum tes itu berlangsung.

Apabila tidak memenuhi kriteria dikatakan gagal. Dengan demikian, tersusun setelah indikator ditetapkan. PAP bisa digunakan bila guru menggunakan tes sebagai: a. Test Prasarat, digunakan manakala guru ingin mengukur apakah siswa telah memiliki kemampuan tertentu. b. Test Awal, tes digunakan untuk mengukur seberapa jauh siswa telah memiliki kemampuan hal-hal yang akan dipelajarinya. c. Test Akhir, tes akhir adalah tes yang digunakan untuk mengukur apakah siswa telah menguasai kompetensi tertentu yang dirumuskan dalam indikator hasil belajar. Dick dan Carey (dalam Sanjaya, 2009:235). 1.10. Kerangka Pikir Hasil belajar yang dicapai oleh siswa ada kaitannya dengan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh seorang guru. Model pembelajaran yang digunakan tentu akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa dalam pencapain tujuan pembelajaran yang telah ditentukan, model pembelajaran sebagai salah satu faktor yang mendukung pencapaian tujuan pembelajaran menempati peran penting dalam proses pembelajaran. Kemampuan guru untuk memilih dan menerapkan model pembelajaran yang tepat akan menentukan hasil belajar siswa terhadap konsep yang diberikan dalam proses pembelajaran. Selama ini guru belum memanfaatkan model pembelajaran yang ada sehingga berpengaruh pada hasil belajar siswa. Untuk mengetahui bagaimanakah metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri 4 Wonodadi, maka dilakukan penelitian terhadap kelas tersebut dengan diterapkan metode demonstrasi.

1.11. Hipotesis Tindakan Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: 1. Jika pembelajaran siswa kelas V diterapkan metode demonstrasi, maka dapat meningkatkan aktivitas siswa pada mata pelajaran IPA. 2. Jika pembelajaran siswa kelas V diterapkan metode demonstrasi, maka terjadi peningkatan prestasi belajar IPA pada setiap siklus.