PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS RENDAH DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK BENDA

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS RENDAH DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK BENDA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di SDN Sumbersari 01 Kecamatan. Pebayuran Kabupaten Bekasi. Subjek penelitian adalah siswa kelas I

BAB I PENDAHULUAN. 1..1Latar Belakang Masalah. Kehidupan manusia tidak terlepas dari kegiatan berbahasa. Bahasa adalah

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 PENGGUNAAN METODE SHOW AND TELL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V SEKOLAH DASAR

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbicara sangat diperlukan untuk berkomunikasi lisan.

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengamatan peneliti dan hasil wawancara dengan guru mata

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan siswa lainnya. Bagi siswa sekolah dasar, kadang

BAB I PENDAHULUAN. menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistik,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI TEKNIK PEMBELAJARAN SIMPAN PINJAM PADA SISWA KELAS VIII SMP N 2 TRUCUK TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. sosial, dan emosional peserta didik dan menerapkan fungsi penunjang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan pembelajaran merupakan suatu proses untuk mencapai kompetensi

BAB I PENDAHULUAN. kreatif dalam pembelajaran bahasa Indonesia adalah keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. Berkomunikasi adalah salah satu keterampilan berbahasa. Keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia terintegrasi dalam empat keterampilan

2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

sendiri dari hasil pengalaman belajarnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia pada dasarnya merupakan upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berkembang semenjak bayi, kemampuan berbicara erat kaitannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai hubungan yang erat dengan ketrerampilan-keterampilan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. manusia dengan yang lainnya. Keterampilan berbahasa yang dimiliki manusia

BAB I PENDAHULUAN. dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas yang dapat bersaing di

BAB I PENDAHULUAN. ini berjudul, Upaya Meningkatkan Kemampuan. Berbicara melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif pada Siswa kelas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN SETONO 1 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI MELALUI STRATEGI ORIENTASI TINDAKAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN. diajarkan agar siswa dapat menguasai dan menggunakannya dalam berkomunikasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemampuan tersebut sudah diperoleh ketika ia sudah mulai belajar berbicara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN APRESIASI CERITA PENDEK SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia memiliki peran sentral dalam

I. PENDAHULUAN. komunikasi, baik komunikasi secara lisan, maupun komunikasi secara tertulis.

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara merupakan aktivitas kehidupan manusia normal yang sangat

PENGGUNAAN TEKNIK PERMAINAN KOTAK KATA DALAM UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. orang lain serta alat untuk mengidentifikasi diri. Bahasa memiliki peranan dalam

I. PENDAHULUAN. itu, pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia adalah bahasa persatuan di negara kita. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. di tengah-tengah pergaulan masyarakat, warga bangsa, serta warga dunia. Melalui

BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. interaksi belajar mengajar. Keberhasilan kegiatan belajar mengajar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ataupun tinta hitam tergantung yang menuliskannya. No. 20 Tahun 2003 yang menyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. lain dan meningkatkan kemampuan intelektual. Pembelajaran

BAB 1. Pembelajaran Bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang memiliki. beberapa aspek keterampilan berbahasa yang harus dicapai oleh siswa.

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. PSKGJ - Pendidikan Guru Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Oleh: Sadar SDN 1 Tasikmadu Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah mata

PENGGUNAAN PERMAINAN BAHASA LET S TELL A STORY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA PADA SISWA KELAS V SDN CIPOCOK JAYA 2 TAHUN AJARAN 2015/2016

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi yang paling efektif dalam interaksi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BUDIYONO Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN METODE THINK PAIR SHARE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS VI SD TEBING TINGGI

BAB III METODE PENELITIAN. disarankan adalah penelitian tindakan. Dari namanya itu sendiri sudah. bukanlah kepentingan guru) (Arikunto, 2012:2).

BAB I PENDAHULUAN. kata yang sesuai yang terdapat pada KD menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sarana untuk berkomunikasi antar manusia. Bahasa sebagai alat. mempunyai kemampuan berbahasa yang baik.

Peningkatan Kemampuan Mengungkapkan Pendapat Siswa Kelas V SDN Uekambuno 2 melalui Metode Diskusi

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat atau perwujudan budaya yang digunakan manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nina Maulida Sari, 2015

BAB I PENDAHULUAN. belajar bahasa pada hakikatnya sama dengan belajar berkomunikasi. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. mengenai hal-hal yang bersifat konkrit maupun yang bersifatabstrak (Effendi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang

BAB I PENDAHULUAN. salah satu faktor hakiki yang membedakan manusia dari makhluk lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia bukan mata pelajaran eksak, namun

BAB I PENDAHULUAN. menekankan pada keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa tersebut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hesti Pratiwi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Dalam pelaksanaannya, proses pendidikan membutuhkan kesiapan,

BAB I PENDAHULUAN. Masalah tersebut antara lain dipengaruhi oleh banyak faktor. Banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. upaya lapisan masyarakat terhadap setiap gerak langkah dan perkembangan dunia

METODE BERMAIN PERAN DALAM KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V. Wahyu Widyatrini PGSD FIP Universitas Negeri Surabaya

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN TEKNIK CERITA BERANTAI PADA SISWA KELAS IV-C SDN DITOTRUNAN 01 LUMAJANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013.

BAB I PENDAHULUAN. pada kehidupan anak, yang hanya didahului oleh keterampilan berbahasa

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab terhadap pembentukan sumber daya manusia yang unggul. Dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanty Tiarareja, 2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA

I. PENDAHULUAN. Penguasaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dilakukan

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS V SDN 1 BLUNYAHAN BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. juga merupakan sasaran pembelajaran berbahasa Indonesia di sekolah dasar.

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi Pendidikan Biologi FKIP UNP Kediri

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1) dikemukakan bahwa kurikulum untuk jenis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Peningkatan Ketrampilan Siswa Membaca Nyaring Melalui Metode Latihan Terbimbing Pada Siswa Kelas III SDN Paranonge

BAB I PENDAHULUAN. bahwa pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inquiri ilmiah (Scientific

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Maulida Zahara, 2013

2015 PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO VISUAL BERBASIS FILM TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia yaitu sebagai sarana komunikasi. Hal tersebut terjadi karena sebagai makhluk sosial, manusia selalu berkomunikasi dengan orang lain sebagai wujud interaksi. Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia yaitu sebagai sarana komunikasi. Dalam lingkungan pendidikan, bahasa merupakan pengantar pendidikan. Bahasa memiliki empat aspek kemampuan yang mencakup menyimak, berbicara, membaca dan menulis harus dikembangkan (Resmini & Juanda, 2007:2). Siswa harus menguasai keempat aspek tersebut agar terampil berbahasa. Salah satu aspek berbahasa yang harus dikuasai oleh siswa adalah berbicara, sebab keterampilan berbicara menunjang keterampilan lainnya (Tarigan, 2008:1). Keterampilan ini bukanlah suatu jenis keterampilan yang dapat diwariskan secara turun temurun walaupun pada dasarnya secara alamiah setiap manusia dapat berbicara. Namun, keterampilan berbicara secara formal memerlukan latihan dan pengarahan yang intensif. Peraturan pemerintah No. 19 tahun 2005 BAB IV pasal 19 (Sanjaya, 2008:172) menyatakan bahwa: proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Dalam proses pembelajaran, siswa dituntut terampil berbicara dalam proses pembelajaran. Karena siswa harus mampu mengutarakan gagasan, menjawab pertanyaan atau mengajukan pertanyaan dengan baik selama pembelajaran berlangsung. Ketika melaksanakan diskusi, siswa dituntut terampil mengemukakan pendapat, mempertahankan pendapat, menyanggah

2 pendapat siswa lain, atau mempengaruhi siswa lain agar mengikuti alur pemikirannya. Oleh sebab itu, pembelajaran berbicara bagi siswa khususnya siswa SD sangatlah penting agar mereka dapat mengembangkan kemampuan berbahasanya. Pembelajaran berbicara di SD kelas rendah, khususnya di kelas II mempunyai standar kompetensi pada semester II adalah mengungkapkan secara lisan beberapa informasi dengan mendeskripsikan benda dan bercerita. Dari standar kompetensi tersebut, dapat dikatakan bahwa tujuan pembelajaran berbicara di kelas rendah khususnya kelas II adalah agar siswa dapat mengungkapkan secara lisan beberapa informasi dengan mendeskripsikan benda dan bercerita. Untuk itu diperlukan suatu cara yang dapat membantu siswa mencapai tujuan tersebut. Berdasarkan pengalaman dan fakta di SDN Mekarsari 01 khususnya di kelas II ditemukan permasalahan pembelajaran berbicara, yang dapat diidentifikasi sebagai berikut: (1) siswa merasa malu apabila disuruh berbicara di depan kelas (2) Siswa seringkali diam apabila guru mengajukan pertanyaan, begitu pula pada saat guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya. (3) Siswa kurang bisa merangkai kata atau kalimat sendiri dalam bentuk lisan Rendahnya kemampuan siswa dalam berbicara ini dapat dilihat pada jumlah siswa yang mendapat nilai di bawah nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum). Adapun jumlah siswa secara rinci yang sudah melampaui atau belum adalah sebagai berikut: 1. Jumlah siswa yang memperoleh nilai di bawah nilai KKM adalah 25 orang, yang berarti 70% dari jumlah siswa seluruhnya. 2. Jumlah siswa yang memperoleh nilai KKM adalah 11 orang, yang berarti 30% dari jumlah siswa seluruhnya. Setelah berdiskusi dengan teman sejawat yang bernama Ibu Kesi Iswanti, masalah-masalah tersebut di atas disebabkan oleh: 1. Guru kurang memotivasi siswa untuk berani berbicara.

3 2. Guru belum menemukan cara yang dapat menarik siswa untuk berani berbicara. 3. Guru tidak menggunakan media pembelajaran secara maksimal. Berangkat dari permasalahan kurangnya kemampuan berbicara tersebut, maka perlu untuk dilakukan perbaikan sehingga dapat meningkatkan kemampuan berbicaranya. Untuk memotivasi siswa dalam pembelajaran berbicara di kelas rendah, guru harus dapat memilih metode atau teknik pembelajaran yang dapat menarik minat siswa untuk mengeluarkan suara dan melatih keberanian siswa untuk berbicara di depan kelas. Salah satu teknik pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran berbicara di kelas rendah adalah teknik permainan. Teknik permainan sangat menarik dan sesuai untuk siswa kelas rendah karena usia siswa kelas rendah masih tergolong pada tahap senang bermain. Teknik permainan yang dapat diterapkan dalam pembelajaran berbicara adalah teknik permainan tebak benda. Teknik ini dianggap sesuai karena dapat menarik minat siswa untuk belajar berbicara. Dalam teknik ini guru harus kreatif dan pandai memilih bahan-bahan ajar agar pembelajaran tidak membosankan dan tujuan pembelajaran dapat tercapai. Guru harus mempersiapkan benda-benda yang dapat dijadikan bahan-bahan untuk mengajar. Ketika proses belajar mengajar, guru bertanya kepada siswa apa nama benda yang ditunjuk, sedangkan siswa menjawab atau menebak nama bendanya. Dengan menerapkan teknik permainan tebak benda ini, diharapkan siswa dapat lebih berani dan terampil dalam berbicara. Untuk mengkaji lebih jauh mengenai proses pembelajaran berbicara dengan menggunakan teknik permainan tebak benda, maka peneliti memilih judul skripsi sebagai berikut: Peningkatan Kemampuan Berbicara dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas Rendah dengan Menggunakan Teknik Permainan Tebak Benda (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas II SDN Mekarsari 01 Kecamatan Tambun Selatan Kabupaten Bekasi). B. Rumusan Masalah

4 Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dalam penelitian dirumuskan permasalahan sebagai berikut: Apakah dengan menggunakan teknik permainan tebak benda dalam pembelajaran berbicara dapat meningkatkan kemampuan berbicara siswa kelas II di SDN Mekarsari 01 Kecamatan Tambun Selatan Kabupaten Bekasi? Untuk membatasi luasnya permasalahan dan memudahkan proses penelitian selanjutnya, maka ditentukan beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana proses pembelajaran berbicara siswa kelas II SDN Mekarsari 01 Kecamatan Tambun Selatan Kabupaten Bekasi dengan menggunakan teknik permainan tebak benda? 2. Bagaimana kemampuan berbicara siswa kelas II SDN Mekarsari 01 Kecamatan Tambun Selatan Kabupaten Bekasi setelah menggunakan teknik permainan tebak benda? C. Tujuan Penelitian Tujuan umum penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai penggunaan teknik tebak benda dalam pembelajaran berbicara di Kelas II SDN Mekarsari 01 Kecamatan Tambun Selatan Kabupaten Bekasi. Sedangkan tujuan khusus yang ingin dicapai oleh penulis adalah ingin mengetahui: 1. Gambaran proses pembelajaran berbicara siswa kelas II SDN Mekarsari 01 Kecamatan Tambun Selatan Kabupaten Bekasi dengan menggunakan teknik permainan tebak benda. 2. Kemampuan berbicara siswa kelas II SDN Mekarsari 01 Kecamatan Tambun Selatan Kabupaten Bekasi setelah menggunakan teknik permainan tebak benda. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis

5 a. Secara teoretis penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya, yaitu penelitian yang berhubungan dengan keterampilan berbicara. b. Sebagai bahan kajian untuk meningkatkan keterampilan berbicara di sekolah khususnya di tingkat sekolah dasar. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa Penggunaan teknik permainan tebak benda dalam pembelajaran keterampilan berbicara memungkinkan siswa termotivasi aktif dan senang dalam proses pembelajaran berbicara sehingga keterampilan berbicara meningkat. b. Bagi Guru Penggunaan teknik permainan tebak benda dalam pembelajaran keterampilan berbicara untuk meningkatkan kinerja guru dalam pembelajaran dan memberikan pengalaman langsung kepada guru-guru yang terlibat dalam proses pembelajaran yang inovatif. c. Bagi Sekolah Hasil penelitian ini dapat memberikan pengalaman bagi guru lain dalam menggunakan teknik permainan tebak benda sehingga keterampilan berbicara siswa meningkat yang pada akhirnya mencapai hasil secara maksimal. E. Definisi Operasional 1. Kemampuan Berbicara Menurut KBBI (1988:1035), kemampuan berarti kesanggupan; kecakapan; kekuatan. Sedangkan berbicara menurut Tarigan (Solchan, dkk., 2008:11.9) adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atas kata-

6 kata untuk mengekspresikan, menyatakan, serta menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan. Kemudian Ellis (Resmini & Juanda, 2007:50) menjelaskan bahwa berbicara merupakan proses berbahasa lisan untuk mengekspresikan pikiran dan perasaan, merefleksikan pengalaman, dan berbagi informasi. Dari beberapa pendapat tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan berbicara yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah kecakapan siswa mengucapkan bunyi atau kata-kata untuk mengekspresikan ide, perasaan, pengalaman dan informasi yang didapat. 2. Teknik Permainan Tebak Benda Menurut Solchan, dkk. (2008:3.16), teknik adalah upaya guru, usahausaha guru, atau cara-cara yang digunakan guru untuk mencapai tujuan langsung dalam pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas pada saat itu. Sedangkan permainan adalah suatu bentuk rekreasi yang harus memberikan kesenangan (enjoyment) kepada pemainnya (Sunarti dan Subana, Tt:208). Jadi yang dimaksud dengan teknik permainan tebak benda dalam penelitian ini adalah teknik permainan berbentuk kuis atau tebakan dengan menggunakan media benda. F. Metode Penelitian Jenis penelitian yang peneliti gunakan adalah jenis penelitian tindakan kelas (classroom action research), karena peneliti ingin memperbaiki kemampuan siswa dalam berbicara dengan menggunakan teknik permainan tebak benda. Menurut Kemmis dan Carr (Kasbolah, 1998/1999:13), Penelitian tindakan merupakan suatu bentuk penelitian yang bersifat refleksi yang dilakukan oleh pelaku dalam masyarakat sosial dan bertujuan untuk

7 memperbaiki pekerjaannya, memahami pekerjaan ini, serta situasi dimana pekerjaan ini dilakukan. Peneliti melakukan penelitian tindakan kelas ini dengan menggunakan model siklus. Menurut Kemmis dan Mc Taggart dalam Kasbolah (1998/1999:16) bahwa Penelitian tindakan kelas dengan model siklus terdiri dari empat komponen yaitu: rencana, tindakan, observasi, dan refleksi. Adapun prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas berdasarkan Kemmis dalam Kasbolah (1998/1999:70) adalah sebagai berikut: Gambar 1.1 Prosedur Penelitian Tindakan Kelas model Kemmis Rencana Tindakan Refleksi Observasi Pelaksanaan Tindakan Rencana Tindakan Refleksi Observasi Pelaksanaan Tindakan

8 Rencana Selanjutnya (diadaptasi dari Supardi dan Suhardjono, 2011:85) G. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam skripsi ini secara lengkap adalah sebagai berikut: Bab I merupakan bab pendahuluan, yang berisi (a) latar belakang masalah, (b) rumusan masalah, (c) tujuan penelitian, (d) manfaat penelitian, (e) definisi operasional, (f) metode penelitian, dan (g) sistematika penulisan. Bab II merupakan kajian pustaka, yang berisi (a) pembelajaran berbicara di kelas rendah, (b) pengertian teknik permainan tebak benda, (c) penerapan teknik permainan tebak benda dalam pembelajaran berbicara di kelas rendah, dan (d) penelitian yang relevan. Bab III berupa metode penelitian, yang berisi: (a) jenis penelitian, (b) desain penelitian, (c) prosedur penelitian, (d) lokasi dan subjek penelitian, (e) instrumen penelitian, (f) teknik pengumpulan data, (g) teknik pengolahan data, dan (h) indikator keberhasilan siklus. Bab IV merupakan paparan dari hasil penelitian pembahasan hasil penelitian yang telah dilakukan. Bab V berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan pembahasannya yang disesuaikan dengan rumusan masalah yang telah ditetapkan di bab I, serta berisi rekomendasi.