BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

dokumen-dokumen yang mirip
KELAYAKAN PERPANJANGAN LISENSI SOFTWARE CAD/CAM/CAE DI DIESHOP DMD, PT AHM

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi suatu pasar yang dapat menjanjikan tingkat profitabilitas yang cukup

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

Aspek Ekonomi dan Keuangan. Pertemuan 11

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan

DAFTAR ISI... Halaman ABSTRAKSI.. KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR Latar Belakang Penelitian 1

STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA RUMAH MAKAN AYAM BAKAR TERASSAMBEL

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin menambah ketatnya persaingan antar perusahaan atau industri untuk

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini ditandai dengan semakin. meningkatnya persaingan yang ketat di berbagai bidang usaha, hal ini

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS STUDI KELAYAKAN INVESTASI PEMBUKAAN CABANG BARU PADA USAHA JASA FOTOKOPI DAULAY JAYA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis pada AHASS Pasirkaliki Motor yang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut:

BAB III LANDASAN TEORI

VIII. ANALISIS FINANSIAL

METODE ACCOUNTING RATE OF RETURN (ARR)

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang.

12/23/2016. Studi Kelayakan Bisnis/ RZ / UNIRA

ASPEK KEUANGAN. Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M.

BAB 2 LANDASAN TEORI

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL KATA PENGANTAR ABSTRAK DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN 1

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian

ANALISIS INVESTASI BUDI SULISTYO

Oleh : Ani Hidayati. Penggunaan Informasi Akuntansi Diferensial Dalam Pengambilan Keputusan Investasi

Aspek Keuangan. Dosen: ROSWATY,SE.M.Si

ABSTRAK. Penggunaan mesin Auto cutter Metoda Analisa Kelayakan Investasi Proyek 1. Proyek 2 (Jaket)

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia usaha pada masa sekarang ini menuntut pelaku

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH. Peningkatan produksi unit sepeda motor oleh PT. Astra Honda Motor di tahun

ANALISIS STUDI KELAYAKAN INVESTASI PEMBUKAAN CABANG BARU PADA USAHA JASA FOTOKOPI PRIMA JAYA

Manajemen Investasi. Febriyanto, SE, MM. LOGO

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR ISI. Halaman ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xii

ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) Disampaikan Oleh Ervita safitri, S.E., M.Si

ANALISA STUDY KELAYAKAN KELANGSUNGAN USAHA JASA FOTO COPY CAHAYA GIRI

Modal (Capital) menunjukkan aktiva tetap yang digunakan untuk produksi

Investasi dalam aktiva tetap

PERTEMUAN III INISIASI PROYEK

BAB II LANDASAN TEORI

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

Studi Kelayakan Bisnis Pembukaan Cabang Baru Pada Usaha Ayam Bakar dan Madu Sumber Jaya NINDYA KLARASINTA STEVIANUS, SE.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

ABSTRAK. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, dan Internal Rate of Return. Universitas Kristen Maranatha

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penerapan kriteria optimasi yang digunakan untuk menganalisis kelayakan

Handout Manajemen Keuangan

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PADA USAHA KECIL WARNET WANGI JAYA

STUDI KELAYAKAN BISNIS METODE PEMIILIHAN INVESTASI IRR, PI, NPV, DISCOUNT PI

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAPITAL BUDGETING PADA CV. SURYA SEJAHTERA BERSAMA

STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA TOKO BIN AGIL DI JALAN RAYA CONDET, JAKARTA TIMUR : MUAMMAL IRZAD NPM :

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

BAB V. Kesimpulan Dan Saran

III. METODOLOGI PENELITIAN

Minggu-15. Budget Modal (capital budgetting) Penganggaran Perusahaan. By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM

PENILAIAN INVESTASI. Bentuk investasi dibedakan 1. Berdasarkan asset yang dimiliki 2. Berdasarkan lamanya waktu investasi

BAB VI ASPEK KEUANGAN

ANALISIS STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KONVEKSI PADA CV. TATA SARANA MANDIRI. : Dedik Fahrudin NPM : Jenjang/Jurusan : S1/Manajemen

ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PADA AGEN BARU AGEN KORAN KEJAR MEDIA, TANGERANG

Bab V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Penetapan kriteria optimasi yang digunakan untuk menganalisis kelayakan

STUDI KELAYAKAN USAHA PEMBUKAAN CABANG BARU KONVEKSI GIAS MULTI KREASI

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perusahaan adalah untuk mencapai keuntungan yang maksimal atau laba

Bab 5 Penganggaran Modal

Materi 7 Metode Penilaian Investasi

BAB I PENDAHULUAN. menerus setiap bulannya. Produksi unit tungku kompor dengan harga

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI LINE MACHINING UNTUK PRODUK COVER CYLINDER HEAD

ANALISA PEMBUKAAN CABANG BARU PADA CV. BU DENA CATERING. Nama : Mamih Mayangsari Npm : Kelas : 3EA24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Obyek penelitian berupa proyek pembangunan apartemen Grand Taman

Metode Penilaian Investasi Pada Aset Riil. Manajemen Investasi

ABSTRAKSI. Dengan perkembangan jaman yang semakin pesat ini, membuat banyak

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha sekarang ini, persaingan yang terjadi semakin ketat.

STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN NECIS LAUNDRY

BAB III METODE PENELITIAN

KONSEP PENILAIAN INVESTASI PADA RUMAH SAKIT DISUSUN OLEH: SESILIA ODILIA FAU

MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN ANDRI HELMI M, S.E., M.M

BAB 3 METODOLOGI PENELI TIAN

Bab 7 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 2)

ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI

INISIASI PROYEK PERTEMUAN 3

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI

Pertemuan 4 Manajemen Keuangan

Makalah Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha

INTISARI. Kata-kata Kunci: Investasi, Studi Kelayakan, Penganggaran Modal, Analisis Sensitifitas. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci: net present value, penganggaran modal, pengambilan keputusan. Universitas Kristen Maranatha

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil análisis dan pembahasan terhadap kelayakan investasi PT. ABC

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Metode Penilaian Investasi yang digunakan untuk menganalisis kelayakan

Mata Kuliah - Kewirausahaan II-

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan perkembangan jaman yang semakin berkembang saat ini, baik

METODE PENILAIAN INVESTASI. Jakarta, 20 Oktober 2005

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA JASA PENYEWAAN SOUND SYSTEM ECHO PRODUCTIONS DI RAWA LUMBU BEKASI

ANALISIS CAPITAL BUDGETING SEBAGAI SALAH SATU ALAT UNTUK MENGUKUR KELAYAKAN INVESTASI (Studi Pada PT. Wahana Makmur Bersama Gresik)

ANALISIS INVESTASI USAHA PADA WARNET KHARISMA DOT NET. Nama : SUKMIATI NPM : Kelas : 3 EB 18

ANALISIS PENGEMBANGAN USAHA AYAM GORENG SABANA CABANG PERUMAHAN ANGKASA PURI JATI ASIH - BEKASI

BAB 3 METODE PENELITIAN

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

Transkripsi:

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Analisis Aspek Teknis Bagan alur kerja di Dies Manufacturing Division, PT. Astra Honda Motor adalah sebagai berikut, dijelaskan pula pada tahap mana saja fungsi dan peranan software CAD/CAM/CAE : Tahap persiapan : - Data/gambar 3D produk sepeda motor dari HRST - Cek kesesuaian data 3D dengan software Unigraphics - Cek kelengkapan administrasi Tahap desain mold & dies : - Pembuatan 3D mold/dies berdasarkan data 3D produk - Desain mold & dies dengan software Unigraphics - Analisa aliran material dengan software Mold Flow & Magmasoft `

43 Tahap pembuatan program CAM untuk mesin CNC berdasarkan data 3D mold/dies : - Buat program CAM dengan software Unigraphics & Delcam - Simulasi program CAM dengan software Vericut Tahap produksi/machining komponen mold & dies : - Milling - EDM - Setting Analisa, QC & Perbaikan Tahap Trial Product Tahap delivery mold & dies

44 Gambar 4.1 Alur Kerja Dies Manufacturing Division Komposisi pengerjaan mold dan dies adalah 50% dikerjakan secara inplant dan 50% dikerjakan secara outplant (sub-contractor). Keberadaan software CAD/CAM/CAE di setiap tahapan kerja sangatlah penting, karenanya jika lisensi software CAD/CAM/CAE tidak diperpanjang berakibat keseluruhan pengerjaan mold dan dies harus dikerjakan secara outplant. Data lisensi software CAD/CAM/CAE yang tersedia sampai akhir tahun 2009 beserta fungsi dan harga perpanjangan lisensinya dapat dilihat dari tabel berikut ini : Tabel 4.1 Data Lisensi Software Software Unit Fungsi Unigraphics 19 Delcam 1 - check kesesuaian data 3D - design mold & dies - pembuatan program CAM - pembuatan program CAM Harga/unit (Rp) Total (Rp) 51,578,943 980,000,000 35,000,000 35,000,000 Vericut 1 - simulasi program CAM 35,000,000 35,000,000 Magmasoft 1 - analisa aliran material 175,000,000 175,000,000 Mold Flow 1 - analisa aliran material 175,000,000 175,000,000 Sumber data : PT. AHM, Jakarta 1,400,000,000

45 4.2 Analisis Aspek Hukum PT. Astra Honda Motor menjalankan bisnisnya secara legal dalam segala aspek, antara lain dengan memenuhi ketentuan undang-undang di Indonesia yaitu Undang-Undang Tentang Hak Cipta Nomor 19 Tahun 2002 membeli dan memakai software original termasuk diantaranya software CAD/CAM.CAE dalam setiap komputer yang dipakai di area kerja perusahaan. Pemakaian software tanpa lisensi bukanlah suatu pilihan, karena dapat mengakibatkan perusahaan dituntut secara hukum oleh pemilik hak cipta/lisensi. Kutipan Undang-Undang Hak Cipta Nomor 19 Tahun 2002 : BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan : 1. Hak Cipta adalah hak eksklusif bagi Pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak Ciptaannya atau memberikan izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. 14. Lisensi adalah izin yang diberikan oleh Pemegang Hak Cipta atau Pemegang Hak Terkait kepada pihak lain untuk mengumumkan dan/atau memperbanyak Ciptaannya atau produk Hak Terkaitnya dengan persyaratan tertentu. BAB II LINGKUP HAK CIPTA

46 Bagian Pertama : Fungsi dan Sifat Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak cipta merupakan hak eksklusif bagi Pencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk mengumumkan atau memperbanyak Ciptaannya, yang timbul secara otomatis setelah suatu ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. (2) Pencipta atau Pemegang Hak Cipta atas karya sinematografi dan Program Komputer memiliki hak untuk memberikan izin atau melarang orang lain yang tanpa persetujuannya menyewakan Ciptaan tersebut untuk kepentingan yang bersifat komersial. BAB V LISENSI Pasal 45 (1) Pemegang Hak Cipta berhak memberikan Lisensi kepda pihak lain berdasarkan surat perjanjian Lisensi untuk melaksanakan perbuatan sebagaimana dimaksud Pasal 2. (2) Kecuali diperjanjikan lain, lingkup Lisensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi semua perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal (2) berlangsung selama jangka waktu Lisensi diberikan dan berlaku untuk seluruh wilayah Negara Republik Indonesia.

47 (3) Kecuali diperjanjikan lain, pelaksanaan perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) disertai dengan kewajiban pemberian royalti kepada Pemegang Hak Cipta oleh penerima Lisensi. (4) Jumlah royalti yang wajib dibayarkan kepada Pemegang Hak Cipta oleh penerima Lisensi adalah berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak dengan berpedoman kepada kesepakatan organisasi profesi. 4.3 Analisis Aspek Pemasaran 4.3.1 Data Jumlah Produksi Sepeda Motor Honda Jumlah produksi sepeda motor untuk 10 (sepuluh) tahun terakhir adalah sebagai berikut : Tabel 4.2 Jumlah Produksi Motor Tahunan Tahun Jumlah Produksi Satuan 2000 488,888 unit 2001 940,000 Unit 2002 1,460,000 Unit 2003 1,570,000 Unit 2004 2,037,000 Unit 2005 2,652,000 Unit 2006 2,350,000 Unit 2007 2,138,000 Unit 2008 2,874,576 Unit 2009 2,710,575 Unit

48 Sumber data : PT. AHM, Jakarta 4.3.2 Peramalan Volume Produksi Motor Periode Yang Akan Datang Metode yang digunakan untuk meramalkan volume produksi tahun yang akan datang adalah metode trend linier, dengan menggunakan data produksi tahun 2003 sampai dengan tahun 2009. Peramalan volume produksi periode yang akan datang adalah sebagai berikut : Tabel 4.3 Peramalan Volume Produksi Motor Periode Yang Akan Datang Tahun Permintaan (P) D D² PD 2003 1,570,000-3 9-4,710,000 2004 2,037,000-2 4-4,074,000 2005 2,652,000-1 1-2,652,000 2006 2,350,000 0 0 0 2007 2,138,000 1 1 2,138,000 2008 2,874,576 2 4 5,749,152 2009 2,710,575 3 9 8,131,725 n=7 16,332,151 0 28 4,582,877 Persamaan : Y = a + b (x) a = P / n = 16.332.151 / 7 = 2.333.164,43 b = PD / D² = 4.582.877 / 28 = 163.674,18

49 Dari hasil pengolahan diatas, hasil peramalan produksi untuk periode yang akan datang dapat dilihat dalam tabel berikut ini : Tabel 4.4 Hasil Peramalan Produksi Motor Yang Akan Datang Tahun a b x 2010 2333164.43 163674.2 4 Jumlah Produksi (Y) 2,987,862 Satuan unit 2011 2333164.43 163674.2 5 3,151,536 unit 2012 2333164.43 163674.2 6 3,315,210 unit 2013 2333164.43 163674.2 7 3,478,884 unit 2014 2333164.43 163674.2 8 3,642,559 unit 4.3.3 Rencana Tipe Produksi Motor Honda 5 Tahun Kedepan Diasumsikan tipe motor yang diproduksi hanya tipe cub dan skutik saja. Tabel 4.5 Rencana Tipe Produksi Motor Honda 5 Tahun Kedepan Tahun Produksi 2010 2011 2012 2013 2014 Tipe Cub A B C D E Tipe Skutik V W X Y Z 4.3.4 Data Jumlah Kebutuhan Mold & Dies Data kebutuhan mold dan dies untuk produksi motor tahun 2003-2009 adalah sebagai berikut :

50 Tabel 4.6 Jumlah Kebutuhan Mold Produksi Motor Tahun 2003-2009 Tahun Produksi Motor (unit) Mold (unit) Dies (unit) 2003 1,570,000 16 43 2004 2,037,000 21 56 2005 2,652,000 28 73 2006 2,350,000 25 65 2007 2,138,000 23 60 2008 2,874,576 31 81 2009 2,710,575 30 77 Sumber data : PT. AHM, Jakarta 4.3.5 Peramalan Kebutuhan Mold & Dies Produksi Periode Yang Akan Datang Metode yang digunakan untuk meramalkan volume kebutuhan mold dan dies tahun yang akan datang adalah metode trend linier, dengan menggunakan data produksi tahun 2003 sampai dengan tahun 2009. Perhitungan volume produksi periode yang akan datang adalah sebagai berikut : Tabel 4.7 Perhitungan Kebutuhan Mold Periode Yang Akan Datang Tahun Permintaan (P) D D² PD 2003 32-3 9-96 2004 42-2 4-84 2005 56-1 1-56 2006 50 0 0 0

51 2007 46 1 1 46 2008 62 2 4 124 2009 60 3 9 180 n=7 348 0 28 114 Persamaan : Y = a + b (x) a = P / n = 348 / 7 = 49.71428571 b = PD / D² = 114 / 28 = 4.071429 Tabel 4.8 Hasil Peramalan Kebutuhan Mold Yang Akan Datang Tahun a b x Jumlah Produksi (Y) Satuan 2010 49.71428571 4.071429 4 66 unit 2011 49.71428571 4.071429 5 71 unit 2012 49.71428571 4.071429 6 75 unit 2013 49.71428571 4.071429 7 79 unit 2014 49.71428571 4.071429 8 83 unit Tabel 4.9 Perhitungan Kebutuhan Dies Periode Yang Akan Datang Tahun Permintaan (P) D D² PD 2003 86-3 9-258 2004 112-2 4-224 2005 146-1 1-146

52 2006 130 0 0 0 2007 120 1 1 120 2008 162 2 4 324 2009 154 3 9 462 n=7 910 0 28 278 Persamaan : Y = a + b (x) a = P / n = 910 / 7 = 130 b = PD / D² = 278 / 28 = 9.928571 Tabel 4.10 Hasil Peramalan Kebutuhan Dies Yang Akan Datang Tahun a b x Jumlah Produksi (Y) Satuan 2010 130 9.928571 4 170 unit 2011 130 9.928571 5 180 unit 2012 130 9.928571 6 190 unit 2013 130 9.928571 7 200 unit 2014 130 9.928571 8 210 unit 4.4 Analisis Aspek Finansial Untuk melakukan perhitungan NPV (Net Present Value), IRR (Internal Rate of Return), Payback Period diperlukan data proyeksi kebutuhan dan harga mold dan dies yang dikerjakan secara inplant dan outplant. Detail perhitungan kebutuhan dan

53 harga mold dan dies yang dikerjakan secara inplant dan outplant dapat dilihat dalam Lampiran 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8. 4.4.1 Proyeksi Kebutuhan Dan Harga Mold & Dies Inplant & Outplant Tabel 4.11 Proyeksi Kebutuhan Dan Harga Mold & Dies Inplant & Outplant Tahun 2010 Th 2010 Inplant Outplant Total Mold (unit) 33 33 66 Dies (unit) 85 85 170 Total Harga Mold (Rp) 16,324,000,000 17,929,000,000 Total Harga Dies (Rp) 32,327,500,000 35,490,000,000 Total Harga Mold & Dies (Rp) 48,651,500,000 53,419,000,000 Saving (Rp) 4,767,500,000 Tabel 4.12 Proyeksi Kebutuhan Dan Harga Mold & Dies Inplant & Outplant Tahun 2011 Th 2011 Inplant Outplant Total Mold (unit) 35 36 71 Dies (unit) 90 90 180 Total Harga Mold (Rp) 16,478,440,000 22,237,950,000 Total Harga Dies (Rp) 31,991,025,000 39,422,250,000 Total Harga Mold & Dies (Rp) 48,469,465,000 61,660,200,000 Saving (Rp) 13,190,735,000

54 Tabel 4.13 Proyeksi Kebutuhan Dan Harga Mold & Dies Inplant & Outplant Tahun 2012 Th 2012 Inplant Outplant Total Mold (unit) 37 38 75 Dies (unit) 95 95 190 Total Harga Mold (Rp) 19,742,992,500 24,596,775,000 Total Harga Dies (Rp) 35,495,171,250 43,747,200,000 Total Harga Mold & Dies (Rp) 55,238,163,750 68,343,975,000 Saving (Rp) 13,105,811,250 Tabel 4.14 Proyeksi Kebutuhan Dan Harga Mold & Dies Inplant & Outplant Tahun 2013 Th 2013 Inplant Outplant Total Mold (unit) 39 40 79 Dies (unit) 100 100 200 Total Harga Mold (Rp) 21,843,446,625 27,192,611,250 Total Harga Dies (Rp) 39,254,292,000 48,452,394,375 Total Harga Mold & Dies (Rp) 61,097,738,625 75,645,005,625 Saving (Rp) 14,547,267,000

55 Tabel 4.15 Proyeksi Kebutuhan Dan Harga Mold & Dies Inplant & Outplant Tahun 2014 Th 2014 Inplant Outplant Total Mold (unit) 41 42 Dies (unit) 105 105 Total Harga Mold (Rp) 24,266,945,588 30,168,865,125 83 210 Total Harga Dies (Rp) 43,295,175,000 53,494,430,063 Total Harga Mold & Dies (Rp) 67,562,120,588 83,663,295,188 Saving (Rp) 16,101,174,600 Berikut ini ditentukan batasan-batasan untuk menghitung analisa kelayakan ekonomis : - Faktor diskon memakai WACC (Weighted Average Cost of Capital) sebesar l5%. Dalam hal ini besarnya nilai WACC telah ditentukan oleh PT. Astra International selaku induk perusahaan PT. Astra Honda Motor. - N (periode) = 5 tahun. - Investasi inisial = Rp 1.400.000.000,00 - Nilai sisa = 0 4.4.2 Perhitungan Payback Period Analisis ini mencoba mengukur seberapa cepat titik impas atau investasi bisa kembali. Satuan yang dipakai adalah satuan waktu. Jika payback period lebih pendek dari yang ditentukan maka investasi dinyatakan layak/menguntungkan.

56 Sebagai dasar yang dipakai untuk menghitung adalah aliran kas, perhitungan analisis untuk investasi perpanjangan lisensi software CAD/CAM/CAE adalah sebagai berikut : T = 1.400.000.000 / 4.767.500.000 = 0.293654955 tahun = 4 bulan Dari perhitungan diketahui payback period (masa pemulihan modal) adalah selama 4 bulan, yang berarti lebih pendek daripada usia ekonomis investasi/proyek (5 tahun). Maka investasi perpanjangan lisensi software CAD/CAM/CAE layak. 4.4.3 Perhitungan Net Present Value (NPV) Investasi untuk pembelian lisensi software CAD/CAM/CAE adalah Rp 1.400.000.000,00. Sedangkan arus kas dihitung dari selisih (increment) antara harga mold dan dies jika dikerjakan secara inplant dan outplant dengan komposisi 50%- 50% (lisensi software CAD/CAM/CAE diperpanjang) dengan jika dikerjakan secara outplant dengan komposisi 100% (lisensi software CAD/CAM/CAE tidak diperpanjang, Lampiran 9, 10, 11). Tahun Operasi Tabel 4.16 Perhitungan Present Value Arus Kas (Rp) Discount Factor (i/wacc=15%) Present Value (Rp) 0-1,400,000,000 1-1,400,000,000 1 4,767,500,000 0.869565217 4,145,652,172 2 11,248,235,000 0.756143667 8,505,281,660 3 12,670,323,750 0.657516232 8,330,943,530

57 4 13,534,345,125 0.571753246 7,738,305,758 5 15,037,606,631 0.497176735 7,476,348,167 Net Present Value 34,796,531,287 Dari perhitungan diatas, dengan faktor diskon 15% (WACC), maka diperoleh Net Present Value untuk perpanjangan lisensi software CAD/CAM/CAE adalah sebesar Rp 34.796.531.287,00. Dengan demikian karena nilai sekarang di masa yang akan datang lebih besar daripada nilai sekarang investasi atau NPV-nya positif (NPV>0), maka investasi perpanjangan lisensi software CAD/CAM/CAE tersebut layak/menguntungkan sehingga bisa diterima. 4.4.4 Perhitungan Internal Rate of Return (IRR) Internal Rate of Return (IRR) adalah tingkat diskon (discount rate) yang menyamakan nilai sekarang dari aliran kas yang akan terjadi (PV inflows) dengan nilai sekarang aliran kas keluar mula-mula (PV investment cost) atau dapat juga dinyatakan sebagai tingkat diskon dimana NPV = 0. Mencari IRR dilakukan dengan prosedur coba-coba (trial and error). NPV = 0 = -1.400.000.000 + 4.767.500.000 + 11.248.235.000 + 12.670.323.750 (1 + IRR)¹ (1 + IRR)² (1 + IRR)³ + 13.534.345.125 + 15.037.606.631 (1 + IRR) 4 (1 + IRR) 5

58 Dari prosedur coba-coba, didapat IRR = 431.52 %. Maka investasi perpanjangan lisensi software CAD/CAM/CAE layak, karena memenuhi syarat IRR MARR ( WACC = 15 %). 4.4.5 Perhitungan Return On Investment (ROI) ROI = TotalManfaat TotalBiaya TotalBiaya = Rp 34.796.531.287 Rp1.400.000.000 Rp 1.400.000.000 = 23.85466521 Dari perhitungan, diperoleh nilai ROI = 23.85466521 (bernilai positif). Maka investasi perpanjangan lisensi software CAD/CAM/CAE layak. 4.4.6 Perhitungan Profitability Index PI = TPV / Io = Rp 34.796.531.287 / Rp 1.400.000.000 = 24.85466521 Dari perhitungan,diperoleh nilai Profitability Index = 24.85466521 lebih besar dari 1 ( PI > 1 ). Maka investasi perpanjangan lisensi software CAD/CAM/CAE layak.