BAB 2 LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian CAD CAD (Computer Aided Design) adalah suatu program komputer untuk menggambar suatu produk atau bagian dari suatu produk. Produk yang ingin digambarkan bisa diwakili oleh garis-garis maupun simbol yang memiliki makna tertentu. CAD bisa berupa gambar 2 dimensi dan gambar 3 dimensi. Berawal dari menggantikan fungsi meja gambar, kini perangkat lunak CAD telah berevolusi dan terintegrasi dengan perangkat lunak CAM (Computer Aided Manufacturing) dan CAE (Computer Aided Engineering). Integrasi ini dimungkinkan karena perangkat lunak CAD saat ini merupakan aplikasi gambar 3 dimensi atau biasa disebut solid modelling. Solid model memungkinkan kita untuk memvisualisasikan komponen dan rakitan yang kita buat secara realistik. Selain itu model mempunyai properti seperti massa, volume, pusat gravitasi, luas permukaan dan lain-lain. 2.2 Pengertian CAM CAM (Computer Aided Manufacturing) adalah suatu program komputer untuk perencanaan, pengaturan dan pengontrolan pembuatan produk. Sistem CAM mencakup bidang-bidang keahlian seperti CAP (Computer Aided Planning =

2 16 persiapan pekerjaan yang dibantu dengan komputer), pemrograman NC (Numerical Control) dan pemrograman robot, pembuatan instruksi pekerjaan, perencanaan material dan penyediaan perkakas potong dan alat-alat cekam, serta mencakup juga FMS (Flexible Manufacturing System). Tujuan dari pengembangan sistem CAM ini dipusatkan untuk mengurangi interaksi dengan operator. Salah satu dari bagian sistem CAM yang paling berkembang adalah Numerical Control (NC). Ini adalah teknik menggunakan instruksi-instruksi terprogram untuk mengontrol sebuah peralatan mesin yang melakukan proses milling, bubut, gerinda, memotong atau mengubah barang mentah menjadi barang jadi. Sistem NC pada peralatan mesin mengaktifkan peralatan dalam merespon urutan program perintah seperti kecepatan alat potong, tingkat pemakanan material, pemilihan alat, dimana program disimpan sebagai data digital. Sejumlah instruksi NC berdasarkan atas data geometris dari basis data CAD, ditambah informasi tambahan yang disediakan oleh operator 2.3 Pengertian CAE CAE (Computer Aided Engineering) adalah alat analisis berbasis komputer yang digunakan untuk mengoptimalkan tugas-tugas rekayasa pada setiap tingkatan siklus hidup suatu produk. Alat yang digunakan untuk tugas-tugas rekayasa seperti : analisis struktural, analisis stres material, simulasi, dinamika fluida, analisis termal, perencanaan, mendiagnosis dan analisa data uji.

3 Pengertian Analisa Kelayakan Analisa kelayakan merupakan penilaian atas investasi yang dilakukan untuk pendirian atau pengembangan usaha dan pengeluaran yang diperlukan untuk menjalankan kegiatan, serta dibandingkan dengan keuntungan yang diperoleh dari kegiatan yang dilakukan. Analisa kelayakan diperlukan karena pada prinsipnya terdapat faktor ketidakmenentuan dimasa mendatang yang perlu diperkirakan. Dengan semakin kompleksnya faktor yang terlibat dalam kegiatan usaha yang dipelajari maka semakin diperlukan pembahasan yang lebih mendetail atas aspek-aspek penyusun analisa kelayakan tersebut. Analisa kelayakan ini diterapkan kepada usaha yang sama sekali baru maupun pengembangan dari usaha yang sudah ada. Kegiatan yang akan dijalankan memberikan dampak yang harus diperhitungkan. Faktor kegagalan usaha memberi pengaruh yang jelas, hal lain yang perlu diperhatikan adalah keberadaannya nanti dalam bidang usaha tersebut. 2.5 Tujuan Analisa Kelayakan Menurut Suad Husnan dan Suarsono (2000:7), tujuan dilaksanakannya analisa kelayakan adalah untuk menghindari keterlanjuran penanaman modal yang besar untuk kegiatan yang tidak menguntungkan. Menurut Murfidin Haming dan Salim Basalamah (2000:12) tujuan dilakukannya analisa kelayakan adalah :

4 18 1. Memandu pemilik dana (investor) untuk mengoptimalkan penggunaan dana yang dimilikinya. 2. Memperkecil resiko kegagalan investasi dan pada saat yang sama memperbesar peluang keberhasilan investasi yang dilakukan. 3. Alternatif investasi teridentifikasi secara obyektif dan teruji secara kuantitatif sehingga manajer puncak mudah mengambil keputusan investasi yang obyektif. 4. Aspek terkait terungkap secara keseluruhan dan lengkap sehingga penerimaan dan atau penolakan terhadap alternatif investasi didasarkan atas pertimbangan terhadap semua aspek proyek dan bukan hanya aspek finansial saja. 2.6 Aspek-Aspek Analisa Kelayakan Pelaksanaan kelayakan usaha harus memperhatikan aspek-aspek yang menyusunnya. Aspek kelayakan ini secara parsial akan melakukan penilaian layak atau tidaknya usaha tersebut. Secara lengkap aspek kelayakan usaha terdiri dari : 1. Aspek strategis 2. Aspek pasar 3. Aspek teknologi 4. Aspek teknis dan proses 5. Aspek finansial

5 19 Tidak keseluruhan aspek tersebut harus ditampilkan dalam analisis kelayakan. Untuk melakukan analisa ekonomi atau analisa kegiatan usaha perusahaan, harus diperkirakan apa yang akan terjadi dalam bidang ekonomi atau dalam dunia usaha pada masa yang akan datang. Untuk itulah diperlukan adanya peramalan permintaan. Peramalan adalah suatu perkiraan tingkat permintaan yang diharapkan untuk suatu produk atau beberapa produk dalam periode waktu tertentu di masa yang akan datang. Oleh karena itu, peramalan pada dasarnya adalah suatu taksiran, tetapi dengan menggunakan cara-cara tertentu peramalan dapat lebih daripada hanya suatu taksiran. Dapat dikatakan bahwa peramalan adalah suatu taksiran yang ilmiah meskipun akan terdapat sedikit kesalahan yang disebabkan adanya keterbatasan kemampuan manusia. Dasar pembuatan peramalan permintaan adalah pengalaman masa lampau dan analisa pasar. Peramalan yang baik penting sebagai landasan kerja bagi perusahaan karena merupakan salah satu syarat untuk memberikan hasil keputusan yang baik pula. Pemilihan teknik peramalan yang tepat dapat mengurangi ketidakpastian dimasa datang, sehingga diharapkan dapat diketahui keadaan yang sebenarnya. Ada beberapa metode yang dikenal untuk meramalkan permintaan dimasa datang, untuk menyelesaikan persoalan yang ada, penulis menggunakan 2 metode untuk meramalkan permintaan di masa yang akan datang, yaitu :

6 Metode Trend Linier Dalam metode ini garis trend berbentuk linier atau garis lurus (data permintaan cenderung naik), dinyatakan dengan persamaan : Y = a + b (X) Y = variable yang diramalkan atau hasil peramalan a = nilai trend pada periode dasar b = tingkat perkembangan nilai yang diramalkan. X = variable tahun Untuk mencari nilai a dan b, dilakukan dengan menggunakan metode least square, yaitu metode yang meminimalisasikan kesalahan ramalan dengan mengambil turunan parsial dari jumlah kesalahan ramalan dan menyamakan dengan nol. Formula dari metode least square adalah sebagai berikut : a. Metode Nol Bebas Dalam metode ini penentuan letak angka nol (0) pada skala X adalah bebas, yang berarti jumlah nilai dalam skala X dapat sama dengan nol ( X = 0 ) dan dapat juga tidak sama dengan nol ( X 0 ). Jika jumlah dalam skala X tidak sama dengan nol, berarti jumlah nilai X dalam skala X dapat positif atau negatif. Perbedaan penentuan tahun dasar pada metode nol bebas ini hanya menyebabkan perbedaan persamaan trendnya saja. Tetapi hasil dari perhitungan peramalan pada tahun-tahun yang bersangkutan akan tetap sama.untuk menentukan nilai a dan b dalam metode nol bebas ini digunakan formula sebagai berikut :

7 21 Y = n.a + b. X XY = a. X + b. X 2 b. Metode Titik Tengah Sebagai Tahun Dasar Dalam metode titik tengah sebagai tahun dasar, maka jumkah nilai dalam skala X harus sama dengan nol ( X = 0), sehingga nilai a dan b dapat ditentukan dengan menggunakan formula sebagai berikut : Y a = n b = 2 n XY X n = banyaknya data (tahun) Metode Trend Eksponensial Karena pertambahan atau pengurangan harga trend pada tiap-tiap tahun tidak selalu sama, maka bentuk kurva trend eksponensial pada umumnya tidak berbentuk garis lengkung. Karena pertambahan pada tiap-tiap tahun berbeda pula, maka garisnya (b) tidaklah berpangkat lebih dari satu. Oleh karena itu bentuk persamaan garisnya adalah : Y = a. b log Y = log (a. b x ) log Y = log a + x log b

8 22 Y = besarnya permintaan x = tahun perencanaan a = komponen yang tetap dari permintaan tiap tahun b = tingkat perkembangan tiap tahun Koefisien a dan b diperoleh dengan rumus : (log Y) = n. log a + X. log b (X log Y) = X. log a + X 2. log b Karena X = 0, maka : (log Y) = n. log a + log b.0 (logy ) log a = n logb ( X logy ) = log a.0 + ( X = 2 logy ) X X 2. logb Standard Error of Estimate Karena dalam peramalan terdapat penyimpangan atau ketidakpastian (error), besarnya tingkat kesalahan yang akan terjadi harus diketahui. Untuk memperoleh kejituan terhadap suatu ramalan maka perlu dicari penghilang kesalahan yang menggunakan standard error of estimate. Besarnya standard error dari peramalan dapat dihitung dengan rumus : ( Y Y ') SEE = n 2

9 23 Y = data riil Y = data ramalan n = banyaknya data ramalan Standard error of estimate dari peramalan ini diperlukan untuk mengetahui batas-batas yang mungkin dari peramalan tersebut. 2.7 Aspek Finansial Studi mengenai aspek finansial adalah aspek penentu dan paling penting apakah rencana investasi layak dijalankan atau tidak. Hal tersebut dikarenakan meskipun studi mengenai aspek-aspek lain selain aspek finansial menyatakan bahwa proyek tersebut layak, tetapi apabila studi aspek finansial memberikan hasil yang tidak layak, maka ususlan proyek akan ditolak karena tidak memberikan manfaat ekonomi. Dalam aspek ini, ditemui beberapa hal, yaitu : Depresiasi Depresiasi atau penyusutan modal adalah suatu komponen yang penting dalam analisa ekonomi teknik, terutama yang berkaitan dengan pajak. Depresiasi pada dasarnya adalah penurunan nilai suatu asset fisik seperti mesin, peralatan produksi, bangunan pabrik dan lain-lain karena waktu dan pemakaian asset tersebut. Efek langsung yang dirasakan perusahaan dari adanya konsep depresiasi adalah pengurangan jumlah penghasilan yang dikenakan pajak, yang artinya menguntungkan

10 24 perusahaan. Dampak lain dari adanya penyusutan fisik ini adalah penurunan kemampuan ataupun fungsi kerja dari asset tersebut. Dengan adanya penyusutan, akan memberikan alternatif untuk memperoleh kembali investasi yang dikeluarkan untuk semua asset atau fasilitas produksi dan selanjutnya pengambilan tersebut akan bisa dimanfaatkan untuk keperluan penambahan atau pembelian asset baru. Penyusutan nilai suatu asset pada umumnya diperhitungkan setiap tahun sampai asset tersebut tidak dapat dipergunakan atau apabila dipergunakan sudah tidak ekonomis lagi. Untuk menghitung depresiasi, ada 3 (tiga) komponen utama yang digunakan, yaitu : a. Nilai Sekarang (P) Nilai sekarang adalah harga dari peralatan pada waktu sekarang. Apabila perhitungan depresiasi dihitung sejak peralatan masih baru, maka nilai sekarang merupakan harga terpasang diperalatan tersebut. b. Nilai Sisa (S) Nilai dari peralatan pada akhir guna pemakaian, dalam hal ini penentuan harganya adalah dengan memperkirakan kondisi yang ada. c. Umur Ekonomis (N) Umur produktif yang menunjukkan lamanya asset tersebut ingin dioperasikan secara ekonomis. Terkadang untuk menentukan umur sebenarnya sulit ditentukan dengan baik, sehingga taksiran harga berdasarkan pengalaman dianggap perlu.

11 25 Metode depresiasi atau penyusutan yang digunakan disini adalah metode penyusutan garis lurus atau Straight Line Methode. Metode ini memberikan kemungkinan untuk menyusutkan nilai suatu asset pada laju konstan selama periode penyusutan berlangsung. Formulasi penetapan biaya depresiasi dapat dinyatakan sebagai berikut : ( P S) AD = N P = biaya awal (Rp) S = nilai sisa (Rp) N = periode tahun depresiasi Net Cash Flow Pengertian cash flow adalah suatu gambaran tentang perkembangan uang sesuai dengan waktu. Digunakannya aliran kas ini disebabkan karena dengan kas dapat dilakukan investasi dan dengan kas pula dapat dibayar kewajiban finansial yang ada. Jika arus uangnya keluar disebut cash out flow sedangkan apabila arus uangnya masuk disebut cash in flow. Selisih dari cash out flow dan cash in flow disebut net cash flow. Aliran kas yang berhubungan dengan suatu proyek dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu : 1. Nilai Cash Flow, yaitu pengeluaran-pengeluaran untuk investasi pada awal periode.

12 26 2. Operational Cash Flow, yaitu aliran kas yang timbul selama operasi proyek tersebut berlangsung. 3. Terminal Cash Flow, yaitu aliran kas yang diperoleh pada waktu proyek tersebut berakhir Penilaian Kelayakan Investasi Sebelum melakukan investasi, perlu dilakukan studi kelayakan untuk memperkirakan apakah investasi yang dilakukan layak atau tidak, salah satunya ditinjau dari segi keuangan. Metode yang biasa dipertimbangkan untuk dipakai dalam penilaian aliran kas dari suatu investasi yaitu Payback Period, NPV (Net Present Value), IRR (Internal Rate of Return) dan ROI (Return On Investment) Metode Pemulihan Investasi (Payback Period) Payback Period adalah suatu periode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran yang telah dikeluarkan (initial cash investment) dengan menggunakan aliran kas. Dengan kata lain payback period merupakan rasio antara initial cash investment dan cash inflow yang hasilnya merupakan satuan waktu. Selanjutnya nilai rasio akan dibandingkan dengan maximum payback period yang dapat diterima. Menurut Murdifin Haming dan Salim Basalamah (2000:94,103), acuan untuk menghitung masa pemulihan modal adalah sebagai berikut: 1. Metode arus kumulatif. Metode ini dipakai sebagai alat penilai kelayakan apabila arus kas proyek tidak seragam, atau berbeda dari tahun ke tahun.

13 27 2. Metode arus rata-rata. Metode ini dipakai apabila arus kas proyek seragam, atau sama besarnya dari tahun ke tahun selama usia ekonomis proyek. Persamaan yang digunakan adalah : T = periode pemulihan modal A I o = investasi inisial = arus kas yang seragam Karakteristik metode ini adalah : 1. Kriteria kelayakan : a. Investasi/proyek layak jika masa pemulihan modal lebih pendek daripada usia ekonomis proyek b. Investasi/proyek tidak layak jika masa pemulihan modal lebih lama daripada usia ekonomis proyek 2. Kelebihan : a. Model mudah menggunakannya dan menghitungnya. b. Sangat berguna untuk memilih proyek yang didasarkan atas masa pemulihan modal yang tercepat. c. Informasi masa pemulihan modal dapat dipakai sebagai alat prediksi resiko ketidakpastian di masa datang, dimana proyek yang memiliki masa pemulihan modal yang lebih singkat diidentifikasikan sebagai

14 28 proyek yang memiliki masa pemulihan modal yang relatif lama akan memiliki pula resiko mendatang yang lebih besar. d. Masa pemulihan modal dapat dipakai sebagai alat untuk menghitung tingkat balikan proyek (Internal Rate of Return atau IRR). 3. Kekurangan : a. Mengabaikan nilai waktu dari uang atau investasi. b. Mengabaikan arus kas sesudah periode pemulihan modal dicapai. c. Mengabaikan nilai sisa proyek Metode Nilai Sekarang (Net Present Value) Metode nilai sekarang adalah metode penilaian kelayakan investasi yang menyelaraskan nilai akan datang arus kas menjadi nilai sekarang dengan melalui pemotongan arus kas dengan memakai faktor pengurang (diskon) pada tingkat biaya modal tertentu yang diperhitungkan. Nilai sekarang, apabila arus kas tidak seragam atau berbeda dari periode ke periode, dapat dihitung dengan persamaan dibawah ini : PV t = A t (1 + i) -t PV t = nilai sekarang dari arus kas periode ke t A t i t = arus kas nominal pada periode ke-t = tingkat bunga yang diperhitungkan = periode 1, 2,..., n

15 29 Sedangkan nilai sekarang total adalah Dimana: n TPV = Σ A t i=1 (1 + i) t TPV = nilai sekarang total A t (1 + i) t = nilai sekarang arus kas A setiap periode ke-t Selanjutnya, nilai sekarang bersih (net present value) adalah: NPV = -I o + TPV NPV = net present value (nilai sekarang bersih) -I o = nilai sekarang investasi inisial (investasi periode awal) TPV = nilai sekarang total Karakteristik metode ini adalah : 1. Kriteria kelayakan : a. Investasi/proyek layak jika NPV bernilai positif (>0). b. Investasi/proyek tidak layak jika NPV bernilai negatif (<0). 2. Kelebihan : a. Menghitung nilai waktu dari uang atau arus kas. b. Memperhitungkan arus kas selama usia proyek. c. Memperhitungkan nilai uang sisa proyek.

16 30 3. Kekurangan : a. Lebih sulit pemakaiannya dibandingkan dengan metode pemulihan investasi (Payback Period). b. Manajemen harus dapat menaksir tingkat biaya modal yang relevan selama usia proyek. c. Jika memiliki nilai investasi inisial yang berbeda, serta usia ekonomis yang berbeda pula, maka NPV yang lebih besar belum menjamin sebagai proyek yang baik. d. Derajat kelayakan tidak hanya dipengaruhi oleh arus kas, melainkan juga dipengaruhi oleh faktor usia ekonomis proyek Metode Tingkat Pengembalian Internal (Internal Rate of Return) Metode tingkat pengembalian internal (IRR) adalah rasio laba dari penanaman modal dalam jumlah tertentu dan dalam waktu tertentu, dimana nilai sekarang arus kas masuk adalah sama dengan nilai sekarang pengeluaran investasi inisial. NPV = 0, sehingga I o = TPV I o = nilai sekarang investasi inisial (investasi periode awal) TPV = nilai sekarang total Model interpolasi untuk mendapatkan IRR :

17 31 IRR = p% + Δ 1 Δ 2 (q% - p%) p% = persen tingkat bunga yang lebih kecil daripada perkiraan IRR q% = persen tingkat bunga yang lebih besar daripada perkiraan IRR Δ 1 = faktor diskon kumulatif untuk p% pada n yang sesuai dikurangi dengan masa pemulihan modal. Δ 2 = faktor diskon kumulatif untuk p% pada n yang sesuai dikurangi dengan faktor diskon kumulatif untuk q% pada n yang sesuai. Kriteria kelayakan : 1. kriteria kelayakan dari metode ini adalah membandingkan hasil IRR dengan MARR (tingkat pengembalian minimum yang diinginkan atau Minimum Attractive Rate of Return). 2. investasi/proyek layak jika IRR MARR. 3. investasi/proyek tidak layak jika IRR MARR. MARR (Minimum Attractive Rate of Return) adalah tingkat pengembalian minimum modal yang digunakan untuk menilai apakah suatu usulan investasi dapat dikatakan menguntungkan ketika dijalankan. MARR yaitu pengembalian bebas resiko (the risk free rate of return), jika sejumlah modal diinvestasikan dalam suatu proyek, investor berharap keuntungan (profit) minimal sama dengan jumlah uang

18 32 yang diperoleh jika investasi tersebut dimanfaatkan untuk hal-hal yang tidak beresiko (misalnya deposito bank). Banyak perusahaan menggunakan WACC sebagai MARR. WACC ( Weighted Average Cost of Capital) yang dikembangkan oleh Modigliani dan Miller (1958) adalah perhitungan biaya modal (cost of capital) perusahaan dengan memberi bobot masing-masing kategori modal (modal pemegang saham, pinjaman bank, obligasi dan lain sebagainya). WACC merupakan rata-rata tingkat hasil yang diharapkan atas investasi suatu perusahaan. Menghitung WACC yaitu dengan rumus : WACC = Wd. Kd ( 1 t ) + Ws. Ks Wd = persentase hutang dari modal Kd t Ws Ks = tingkat biaya modal hutang setelah pajak = tingkat pajak = persentase modal yang digunakan = biaya modal saham Dalam menghitung WACC dilakukan tahap-tahap sebagai berikut : Menghitung biaya hutang (cost of debt) Kb = i / interest bearing debt maka Kd = Kb ( 1 t )

19 33 Kb i = biaya hutang sebelum pajak = besarnya bunga yang dibayar interest bearing debt = total hutang jangka panjang + hutang jangka pendek yang berbunga Kd t = biaya hutang setelah pajak = tarif pajak Menghitung biaya modal saham (cost of common stock) Ks = Rf + ( Rm Rf ) β Ks Rf = tingkat pengembalian yang diharapkan = tingkat suku bunga bebas resiko Rm = tingkat pengembalian pasar β = tingkat resiko saham perusahaan Metode ROI (Return On Investment) ROI (Return On Investment) atau laba atas investasi adalah besarnya keuntungan yang bisa diperoleh (dalam %) selama periode waktu yang telah ditentukan untuk menjalankan proyek, untuk menghitungnya digunakan rumus : ROI = TotalManfaat TotalBiaya TotalBiaya

20 34 Jika dinyatakan dalam persen (%) : ROI = TotalManfaat TotalBiaya TotalBiaya x 100% Kriteria kelayakan : 1. Investasi/proyek layak jika nilai ROI bernilai positif. 2. Investasi/proyek tidak layak jika ROI bernilai negatif. ROI digunakan untuk membandingkan laba atas investasi antara investasiinvestasi yang sulit dibandingkan dengan nilai moneter. Sebagai contoh, suatu investasi senilai 1000 rupiah yang menghasilkan bunga 50 rupiah jelas memberikan lebih banyak uang daripada investasi senilai 100 rupiah yang memberikan bunga 20 rupiah. Tapi investasi 100 rupiah memberikan ROI yang lebih besar Metode Profitability Index Metode ini adalah metode penilaian kelayakan investsi yang mengukur tingkat kelayakan investasi berdasarkan rasio antara nilai sekarang arus kas masuk total (TPV) dengan nilai sekarang investasi inisial (Io). PI = TPV Io PI = indeks kemampulabaan TPV = nilai sekarang arus masuk total

21 35 Io = nilai sekarang pengeluaran investasi inisial Karakteristik metode ini adalah : 1. Kriteria kelayakan : a. Investasi/proyek layak jika PI lebih besar daripada 1 (PI > 1). b. Investasi/proyek tidak layak jika PI lebih kecil daripada 1 (PI < 1). 2. Kelebihan : a. Memperhitungkan nilai waktu dari uang atau arus kas. b. Mempertimbangkan seluruh arus kas selama usia ekonomis proyek. c. Memperhitungkan nilai sisa proyek. d. Menyajikan data surplus/defisit arus kas terhadap nilai investasi inisial. Jika hasil bagi NPV dengan Io positif, maka dinilai surplus dan sebaliknya. 3. Kekurangan : Metode ini harus didahului dengan aplikasi metode NPV sehingga pemakainya memerlukan perhitungan ganda.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Proyek dan Investasi Yang dimaksud dengan proyek adalah suatu keseluruhan kegiatan yang menggunakan sumber-sumber untuk memperoleh manfaat (benefit), atau suatu kegiatan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Studi Kelayakan Proyek Dalam menilai suatu proyek, perlu diadakannya studi kelayakan untuk mengetahui apakah proyek tersebut layak untuk dijalankan atau tidak. Dan penilaian tersebut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian oleh Dwi Susianto pada tahun 2012 dengan judul Travel AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian

Lebih terperinci

Aspek Ekonomi dan Keuangan. Pertemuan 11

Aspek Ekonomi dan Keuangan. Pertemuan 11 Aspek Ekonomi dan Keuangan Pertemuan 11 Aspek Ekonomi dan Keuangan Aspek ekonomi dan keuangan membahas tentang kebutuhan modal dan investasi yang diperlukan dalam pendirian dan pengembangan usaha yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Transportasi Transportasi dapat didefinisikan sebagai usaha dan kegiatan mengangkut atau membawa barang atau penumpang dari suatu tempat ke tempat lainnya. Pengangkutan atau pemindahan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI A. Metode Kelayakan Investasi Evaluasi terhadap kelayakan ekonomi proyek didasarkan pada 2 (dua) konsep analisa, yaitu analisa ekonomi dan analisa finansial. Analisa ekomoni bertujuan

Lebih terperinci

= Jumlah stasiun kerja. 4. Keseimbangan Waktu Senggang (Balance Delay) Balance delay merupakan ukuran dari ketidakefisienan

= Jumlah stasiun kerja. 4. Keseimbangan Waktu Senggang (Balance Delay) Balance delay merupakan ukuran dari ketidakefisienan Keterangan: n = Jumlah stasiun kerja Ws Wi = Waktu stasiun kerja terbesar. = Waktu sebenarnya pada stasiun kerja. i = 1,2,3,,n. 4. Keseimbangan Waktu Senggang (Balance Delay) Balance delay merupakan ukuran

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Analisis Aspek Teknis Bagan alur kerja di Dies Manufacturing Division, PT. Astra Honda Motor adalah sebagai berikut, dijelaskan pula pada tahap mana

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. KERANGKA TEORI 2.1.1. Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Studi Kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang kegiatan atau usaha atau bisnis

Lebih terperinci

ANALISIS CAPITAL BUDGETING SEBAGAI SALAH SATU ALAT UNTUK MENGUKUR KELAYAKAN INVESTASI (Studi Pada PT. Wahana Makmur Bersama Gresik)

ANALISIS CAPITAL BUDGETING SEBAGAI SALAH SATU ALAT UNTUK MENGUKUR KELAYAKAN INVESTASI (Studi Pada PT. Wahana Makmur Bersama Gresik) ANALISIS CAPITAL BUDGETING SEBAGAI SALAH SATU ALAT UNTUK MENGUKUR KELAYAKAN INVESTASI (Studi Pada PT. Wahana Makmur Bersama Gresik) Anandhayu Mahatma Ratri Moch. Dzulkirom Achmad Husaini Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Budget Budget adalah ungkapan kuantitatif dari rencana yang ditujukan oleh manajemen selama periode tertentu dan membantu mengkoordinasikan apa yang dibutuhkan untuk diselesaikan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Investasi 2.1.1 Pengertian Investasi Menurut Ibrahim H.M.Y (2003) menyatakan bahwa biaya investasi adalah biaya yang diperlukan dalam pembangunan suatu proyek, yang terdiri dari

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) Disampaikan Oleh Ervita safitri, S.E., M.Si

ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) Disampaikan Oleh Ervita safitri, S.E., M.Si ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) Disampaikan Oleh Ervita safitri, S.E., M.Si PENDAHULUAN Keputusan investasi yang dilakukan perusahaan sangat penting artinya bagi kelangsungan hidup perusahaan,

Lebih terperinci

Bab 5 Penganggaran Modal

Bab 5 Penganggaran Modal M a n a j e m e n K e u a n g a n 90 Bab 5 Penganggaran Modal Mahasiswa diharapkan dapat memahami dan menjelaskan mengenai teori dan perhitungan dalam investasi penganggaran modal dalam penentuan keputusan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Yang dimaksud dengan proyek adalah suatu keseluruhan kegiatan yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Yang dimaksud dengan proyek adalah suatu keseluruhan kegiatan yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Proyek dan Investasi Yang dimaksud dengan proyek adalah suatu keseluruhan kegiatan yang menggunakan sumber-sumber untuk memperoleh manfaat (benefit), atau suatu kegiatan

Lebih terperinci

BAB II INVESTASI. Setiap perusahaan yang melakukan investasi aktiva tetap selalu

BAB II INVESTASI. Setiap perusahaan yang melakukan investasi aktiva tetap selalu BAB II INVESTASI II.1. Definisi Investasi Setiap perusahaan yang melakukan investasi aktiva tetap selalu mempunyai harapan bahwa perusahaan akan dapat memperoleh kembali dana yang ditanamkan dalam aktiva

Lebih terperinci

12/23/2016. Studi Kelayakan Bisnis/ RZ / UNIRA

12/23/2016. Studi Kelayakan Bisnis/ RZ / UNIRA Studi Kelayakan Bisnis/ RZ / UNIRA Bagaimana kesiapan permodalan yang akan digunakan untuk menjalankan bisnis dan apakah bisnis yang akan dijalankan dapat memberikan tingkat pengembalian yang menguntungkan?

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang. 42 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Dalam upaya mengembangkan usaha bisnisnya, manajemen PT Estika Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang. Langkah pertama

Lebih terperinci

ASPEK KEUANGAN. Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M.

ASPEK KEUANGAN. Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M. ASPEK KEUANGAN Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M. PENDAHULUAN Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan. Aspek keuangan memberikan gambaran

Lebih terperinci

Bab 6 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 1)

Bab 6 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 1) M a n a j e m e n K e u a n g a n 96 Bab 6 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 1) Mahasiswa diharapkan dapat memahami, menghitung, dan menjelaskan mengenai penggunaan teknik penganggaran modal yaitu Payback

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut:

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut: BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan permasalahan serta maksud dan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut: 1. Estimasi incremental

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Investasi 2.1.1 Pengertian Investasi Banyak pakar yang telah merumuskan definisi dari investasi. Sharpe et all (1993), misalnya, merumuskan investasi dengan pengertian berikut:

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: net present value, penganggaran modal, pengambilan keputusan. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci: net present value, penganggaran modal, pengambilan keputusan. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dalam penyusunan skripsi ini, penulis melakukan penelitian pada PT. X yang merupakan perusahaan yang bergerak dibidang industri textile dengan produk utamanya kain polyester. Seperti perusahaan

Lebih terperinci

KONSEP DAN METODE PENILAIAN INVESTASI

KONSEP DAN METODE PENILAIAN INVESTASI KONSEP DAN METODE PENILAIAN INVESTASI 4.1. KONSEP INVESTASI Penganggaran modal adalah merupakan keputusan investasi jangka panjang, yang pada umumnya menyangkut pengeluaran yang besar yang akan memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan dengan meningkatnya persaingan yang ketat di berbagai sektor industri baik dalam industri yang

Lebih terperinci

PENGANGGARAN MODAL (CAPITAL BUDGETING)

PENGANGGARAN MODAL (CAPITAL BUDGETING) Modul ke: PENGANGGARAN MODAL (CAPITAL BUDGETING) Fakultas FEB MEILIYAH ARIANI, SE., M.Ak Program Studi Akuntansi http://www.mercubuana.ac.id Penganggaran Modal ( Capital Budgeting) Istilah penganggaran

Lebih terperinci

Metode Penilaian Investasi Pada Aset Riil. Manajemen Investasi

Metode Penilaian Investasi Pada Aset Riil. Manajemen Investasi Metode Penilaian Investasi Pada Aset Riil Manajemen Investasi Pendahuluan Dalam menentukan usulan proyek investasi mana yang akan diterima atau ditolak Maka usulan proyek investasi tersebut harus dinilai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Studi Kelayakan Studi kelayakan dapat dilakukan untuk menilai kelayakan investasi, baik pada sebuah proyek maupun bisnis yang sedang berjalan (Subagyo, 2007). Studi kelayakan

Lebih terperinci

Minggu-15. Budget Modal (capital budgetting) Penganggaran Perusahaan. By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM

Minggu-15. Budget Modal (capital budgetting) Penganggaran Perusahaan. By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM Penganggaran Perusahaan Minggu-15 Budget Modal (capital budgetting) By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM Further Information : Mobile : 08122035131 Email: ailili1955@gmail.com 1 Pokok Bahasan Pengertian Penganggaran

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis aspek finansial bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Proyek dan Investasi Yang dimaksud dengan proyek adalah suatu keseluruhan kegiatan yang menggunakan sumber-sumber untuk memperoleh manfaat (benefit), atau suatu kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini persaingan di dunia usaha semakin ketat. Apabila perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini persaingan di dunia usaha semakin ketat. Apabila perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada saat ini persaingan di dunia usaha semakin ketat. Apabila perusahaan tidak dapat bersaing, maka perusahaan tersebut dapat kalah dalam persaingan dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Studi Kelayakan Bisnis 2.1.1 Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Kata bisnis berasal dari bahasa Inggris busy yang artinya sibuk, sedangkan business artinya kesibukan. Bisnis dalam

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN BISNIS METODE PEMIILIHAN INVESTASI IRR, PI, NPV, DISCOUNT PI

STUDI KELAYAKAN BISNIS METODE PEMIILIHAN INVESTASI IRR, PI, NPV, DISCOUNT PI STUDI KELAYAKAN BISNIS METODE PEMIILIHAN INVESTASI IRR, PI, NPV, DISCOUNT PI Putri Irene Kanny Putri_irene@staff.gunadarma.ac.id POKOK BAHASAN Konsep nilai waktu uang Kriteria investasi IRR, PI, NPV, discount

Lebih terperinci

Bab 7 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 2)

Bab 7 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 2) M a n a j e m e n K e u a n g a n 103 Bab 7 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 2) Mahasiswa diharapkan dapat memahami, menghitung, dan menjelaskan mengenai penggunaan teknik penganggaran modal yaitu Accounting

Lebih terperinci

Aspek Keuangan. Studi Kelayakan (Feasibility Study) Sumber Dana. Alam Santosa

Aspek Keuangan. Studi Kelayakan (Feasibility Study) Sumber Dana. Alam Santosa Alam Santosa Aspek Keuangan Studi Kelayakan (Feasibility Study) Analisis Aspek Keuangan Menentukan sumber dana Menghitung kebutuhan dana untuk aktiva tetap dan modal kerja Aliran Kas Penilaian Investasi

Lebih terperinci

Oleh : Ani Hidayati. Penggunaan Informasi Akuntansi Diferensial Dalam Pengambilan Keputusan Investasi

Oleh : Ani Hidayati. Penggunaan Informasi Akuntansi Diferensial Dalam Pengambilan Keputusan Investasi Oleh : Ani Hidayati Penggunaan Informasi Akuntansi Diferensial Dalam Pengambilan Keputusan Investasi Keputusan Investasi (capital investment decisions) Berkaitan dengan proses perencanaan, penentuan tujuan

Lebih terperinci

Makalah Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha

Makalah Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha Makalah Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha ANALISIS BISNIS DAN STUDI KELAYAKAN USAHA MAKALAH ARTI PENTING DAN ANALISIS DALAM STUDI KELAYAKAN BISNIS OLEH ALI SUDIRMAN KELAS REGULER 3 SEMESTER 5 KATA

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Metode Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam studi kasus ini adalah data sekunder yang didapat dari PT.Kimia Farma Tbk, Bursa Efek Indonesia (BEI), www.kimiafarma.co.id

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flow Diagram Pemecahan Masalah Penelitian merupakan suatu rangkaian proses yang saling terkait secara sistematis, setiap tahap merupakan bagian menentukan tahap berikutnya

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pada akhirnya setelah penulis melakukan penelitian langsung ke perusahaan serta melakukan perhitungan untuk masing-masing rumus dan mencari serta mengumpulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi. Dalam bersosialisasi, terdapat berbagai macam jenis hubungan yang

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi. Dalam bersosialisasi, terdapat berbagai macam jenis hubungan yang BAB I PENDAHULUAN Dalam bab pendahuluan, penulis akan menyampaikan beberapa hal yang berhubungan dengan proses pengerjaan penelitian ini. Antara lain berkenaan dengan latar belakang penelitian, identifikasi

Lebih terperinci

ANALISIS STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KONVEKSI PADA CV. TATA SARANA MANDIRI. : Dedik Fahrudin NPM : Jenjang/Jurusan : S1/Manajemen

ANALISIS STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KONVEKSI PADA CV. TATA SARANA MANDIRI. : Dedik Fahrudin NPM : Jenjang/Jurusan : S1/Manajemen ANALISIS STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KONVEKSI PADA CV. TATA SARANA MANDIRI Nama : Dedik Fahrudin NPM : 11212796 Jenjang/Jurusan : S1/Manajemen LATAR BELAKANG Studi kelayakan terhadap suatu usaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini ditandai dengan semakin. meningkatnya persaingan yang ketat di berbagai bidang usaha, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini ditandai dengan semakin. meningkatnya persaingan yang ketat di berbagai bidang usaha, hal ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia usaha dewasa ini ditandai dengan semakin meningkatnya persaingan yang ketat di berbagai bidang usaha, hal ini menyebabkan banyak perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelayakan proyek adalah suatu penelitian tentang layak atau tidaknya suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelayakan proyek adalah suatu penelitian tentang layak atau tidaknya suatu 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Studi Kelayakan Studi kelayakan bisnis atau sering pula disebut dengan studi kelayakan proyek adalah suatu penelitian tentang layak atau tidaknya suatu proyek bisnis

Lebih terperinci

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI 6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI 6.1 Pendahuluan Industri surimi merupakan suatu industri pengolahan yang memiliki peluang besar untuk dibangun dan dikembangkan. Hal ini didukung oleh adanya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Investasi Investasi ialah komitmen saat ini atas uang atau sumber daya lainnya, dengan pengharapan untuk memperoleh imbalan di masa mendatang (Bodie, Kane, dan Marcus, 2008).

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... Halaman ABSTRAKSI.. KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR Latar Belakang Penelitian 1

DAFTAR ISI... Halaman ABSTRAKSI.. KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR Latar Belakang Penelitian 1 ABSTRAKSI Dalam menghadapi persaingan dunia usaha yang semakin ketat, maka perusahaan memerlukan strategi yang tepat untuk selalu dapat unggul dalam persaingan. Karena bila salah dalam menerapkan strategi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 16 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Usaha pengembangan kerupuk Ichtiar merupakan suatu usaha yang didirikan dengan tujuan untuk memanfaatkan peluang yang ada. Melihat dari adanya peluang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Maintenance Menara BTS 2.1.1 Pengertian Menara BTS Menara BTS adalah tower yang yang terbuat dari rangkaian besi atau pipa baik segi empat atau segi tiga, atau hanya berupa pipa

Lebih terperinci

ANALISIS ASPEK KEUANGAN DALAM MANAJEMEN PROYEK *)

ANALISIS ASPEK KEUANGAN DALAM MANAJEMEN PROYEK *) ANALISIS ASPEK KEUANGAN DALAM MANAJEMEN PROYEK *) A. Dasar Dasar Proyek 1. Batasan Proyek Clive Gray mendifinisikan proyek sebagai kegiatan-kegiatan yang dapat direncanakan dan dilaksanakan dalam satu

Lebih terperinci

PENILAIAN INVESTASI. Bentuk investasi dibedakan 1. Berdasarkan asset yang dimiliki 2. Berdasarkan lamanya waktu investasi

PENILAIAN INVESTASI. Bentuk investasi dibedakan 1. Berdasarkan asset yang dimiliki 2. Berdasarkan lamanya waktu investasi PENILAIAN INVESTASI I. Pengertian Investasi Investasi adalah penanaman (pengeluaran) modal (uang) waktu sekarang yang hasilnya baru diketahui diwaktu kemudian. Bentuk investasi dibedakan. Berdasarkan asset

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat mempertahankan dan mengembangkan usahanya. Dalam persaingan

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat mempertahankan dan mengembangkan usahanya. Dalam persaingan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, persaingan yang terjadi di dalam dunia usaha begitu ketat, sehingga setiap perusahaan dituntut untuk dapat mengambil tindakan yang tepat agar

Lebih terperinci

IV. ANALISA FAKTOR KELAYAKAN FINANSIAL

IV. ANALISA FAKTOR KELAYAKAN FINANSIAL 32 IV. ANALISA FAKTOR KELAYAKAN FINANSIAL 4.1. Identifikasi Indikator Kelayakan Finansial Pada umumnya ada enam indikator yang biasa dipertimbangkan untuk dipakai dalam penilaian kelayakan finansial dari

Lebih terperinci

Investasi dalam aktiva tetap

Investasi dalam aktiva tetap Investasi dalam aktiva tetap Investasi dalam aktiva tetap Secara konsep Investasi dalam aktiva tetap tidak ada perbedaan dengan Investasi dalam aktiva lancar Perbedaannya terletak pada waktu dan cara perputaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi suatu pasar yang dapat menjanjikan tingkat profitabilitas yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi suatu pasar yang dapat menjanjikan tingkat profitabilitas yang cukup 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kondisi suatu pasar yang dapat menjanjikan tingkat profitabilitas yang cukup menarik dan menguntungkan tentu saja akan mendorong para pengusaha untuk masuk

Lebih terperinci

MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN ANDRI HELMI M, S.E., M.M

MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN ANDRI HELMI M, S.E., M.M MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN ANDRI HELMI M, S.E., M.M TIME VALUE OF MONEY Nilai uang saat ini lebih berharga dari pada nanti. Individu akan memilih menerima uang yang sama sekarang daripada nanti, dan lebih

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. sumber-sumber dalam jangka panjang yang akan bermanfaat pada beberapa

BAB II LANDASAN TEORI. sumber-sumber dalam jangka panjang yang akan bermanfaat pada beberapa BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Investasi Investasi adalah pengaitan sumber-sumber dalam jangka panjang untuk menghasilkan laba di masa yang akan datang (Mulyadi, 2001:284). Investasi juga dapat didefinisikan

Lebih terperinci

MAKALAH STUDI KELAYAKAN BISNIS PENILAIAN INVESTASI DAN RESIKO INVESTASI

MAKALAH STUDI KELAYAKAN BISNIS PENILAIAN INVESTASI DAN RESIKO INVESTASI MAKALAH STUDI KELAYAKAN BISNIS PENILAIAN INVESTASI DAN RESIKO INVESTASI Disusun Oleh: Paulina Sari 201210170311004 Aulia Pratiwi 201210170311033 Satria Sukanda 201210170311041 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

Lebih terperinci

dimana jangka waktu kembalinya dana tersebut melebihi waktu satu tahun. Batas waktu satu

dimana jangka waktu kembalinya dana tersebut melebihi waktu satu tahun. Batas waktu satu A. Pengertian Capital Budgeting Definisi Capital Budgeting menurut Bambang Riyanto (hal 121, thn 1995) adalah keseluruhan proses perencanaan dan pengambilan keputusan mengenai pengeluaran dana dimana jangka

Lebih terperinci

Pertemuan 12 Investasi dan Penganggaran Modal

Pertemuan 12 Investasi dan Penganggaran Modal Pertemuan 12 Investasi dan Penganggaran Modal Disarikan Gitman dan Sumber lain yang relevan Pendahuluan Investasi merupakan penanaman kembali dana yang dimiliki oleh perusahaan ke dalam suatu aset dengan

Lebih terperinci

ANALISA STUDY KELAYAKAN KELANGSUNGAN USAHA JASA FOTO COPY CAHAYA GIRI

ANALISA STUDY KELAYAKAN KELANGSUNGAN USAHA JASA FOTO COPY CAHAYA GIRI ANALISA STUDY KELAYAKAN KELANGSUNGAN USAHA JASA FOTO COPY CAHAYA GIRI Latar Belakang Masalah Kemajuan dalam bidang tekhnologi juga sudah berkembang pesat. Dimana - mana terdapat usaha - usaha jasa yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi berkembang dengan pesat. Dunia bisnis pun terpengaruh dengan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi berkembang dengan pesat. Dunia bisnis pun terpengaruh dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada abad ini seperti yang kita ketahui dunia ekonomi dan teknologi berkembang dengan pesat. Dunia bisnis pun terpengaruh dengan adanya perkembangan teknologi itu

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI

ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI Dalam pengambilan keputusan investasi, opportunity cost memegang peranan yang penting. Opportunity cost merupakan pendapatan atau penghematan biaya yang dikorbankan sebagai

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 PERENCANAAN KAPASITAS 2.1.1 Definisi Kapasitas Kapasitas adalah kemampuan pembatas dari unit produksi untuk berproduksi dalam waktu tertentu, dan biasanya dinyatakan dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bergesernya pola hidup masyarakat secara global yang semakin hari

BAB I PENDAHULUAN. Bergesernya pola hidup masyarakat secara global yang semakin hari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bergesernya pola hidup masyarakat secara global yang semakin hari semakin menginginkan pola hidup yang sehat, membuat adanya perbedaan dalam pola konsumsi

Lebih terperinci

KRITERIA PENILAIAN INVESTASI

KRITERIA PENILAIAN INVESTASI KRITERIA PENILAIAN INVESTASI Konsep Nilai Waktu Uang Jika Anda dihadapkan pada 2 pilihan di mana pilihan pertama adalah diberi uang pada saat ini (misalkan tanggal 1 Januari 2001) diberi uang sebesar Rp1.000.000,00,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Studi Kelayakan Proyek Studi kelayakan proyek menurut Husnan dan Muhammad (2000: 4) adalah penelitian tentang dapat atau tidaknya suatu proyek (biasanya merupakan suatu proyek

Lebih terperinci

BAB V KEPUTUSAN INVESTASI

BAB V KEPUTUSAN INVESTASI BAB V KEPUTUSAN INVESTASI A. Tujuan Kompetensi Khusus Setelah mengikuti perkuliahan, diharapkan mahasiswa mampu: Memahami Pentingnya Keputusan Investasi Mampu Menghitung Cash Flow Proyek Investasi Memahami

Lebih terperinci

MANAJEMEN KEUANGAN CAPITAL BUGDETING

MANAJEMEN KEUANGAN CAPITAL BUGDETING MANAJEMEN KEUANGAN CAPITAL BUGDETING JENIS INVESTASI FINANCIAL ASSET (Saham, Obligasi dst) RIIL ASSET (Property, Machine, dst) PRODUCT DERIVATE (Reksadana, Bursa Valas,Bursa Komoditas) COMBINATION Pengertian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sukirno (2003), investasi adalah pengeluaran atau penanaman modal bagi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sukirno (2003), investasi adalah pengeluaran atau penanaman modal bagi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Investasi Sukirno (2003), investasi adalah pengeluaran atau penanaman modal bagi perusahaan untuk membeli barang modal dan perlengkapan produksi untuk menambah

Lebih terperinci

ANALISIS STUDI KELAYAKAN INVESTASI PEMBUKAAN CABANG BARU PADA USAHA JASA FOTOKOPI DAULAY JAYA

ANALISIS STUDI KELAYAKAN INVESTASI PEMBUKAAN CABANG BARU PADA USAHA JASA FOTOKOPI DAULAY JAYA ANALISIS STUDI KELAYAKAN INVESTASI PEMBUKAAN CABANG BARU PADA USAHA JASA FOTOKOPI DAULAY JAYA Nama : Rani Eva Dewi NPM : 16212024 Jurusan : Manajemen Pembimbing : Nenik Diah Hartanti, SE.,MM Latar Belakang

Lebih terperinci

ANALISIS INVESTASI BUDI SULISTYO

ANALISIS INVESTASI BUDI SULISTYO ANALISIS INVESTASI BUDI SULISTYO ASPEK INVESTASI UU & PERATURAN BIDANG USAHA STRATEGI BISNIS KEBIJAKAN PASAR LINGKUNGAN INVESTASI KEUANGAN TEKNIK & OPERASI ALASAN INVESTASI EKONOMIS Penambahan Kapasitas

Lebih terperinci

Materi 7 Metode Penilaian Investasi

Materi 7 Metode Penilaian Investasi Pendahuluan Materi 7 Metode Penilaian Investasi Dalam menentukan usulan proyek investasi mana yang akan diterima atau ditolak Maka usulan proyek investasi tersebut harus dinilai 1 2 Metode Penilaian 1.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI A. Landasan Penelitian Terdahulu Hellen Mayora Violetha (2014) Mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang melakukan penelitian dengan judul Evaluasi Kelayakan

Lebih terperinci

METODE ACCOUNTING RATE OF RETURN (ARR)

METODE ACCOUNTING RATE OF RETURN (ARR) METODE ACCOUNTING RATE OF RETURN (ARR) ARR dapat dihitung dengan dua cara : 1. ARR atas dasar Initial Invesment NI ARR = ----------- x 100 % Io dimana : NI = Net Income (keuntungan netto rata-rata tahunan)

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. keputusan investasi TI, tentunya perusahaan mengharapkan hasil berupa

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. keputusan investasi TI, tentunya perusahaan mengharapkan hasil berupa BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Manfaat (Benefit) yang Diperoleh Perusahaan Manfaat adalah suatu pengukuran hasil kinerja yang dapat dicapai dalam pengambilan keputusan terhadap hal tertentu. Sama halnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 BAB III METODE PENELITIAN Dalam melakukan penelitian/studi kelayakan sangat diperlukan rancangan yang tepat agar penelitian bisa terarah. Rancangan penelitian merupakan rencana yang dibuat oleh peneliti

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PEMBANGUNAN JALAN TOL GEMPOL-PANDAAN

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PEMBANGUNAN JALAN TOL GEMPOL-PANDAAN ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PEMBANGUNAN JALAN TOL GEMPOL-PANDAAN Djoko Susilo 1 dan Christiono Utomo Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Email: 1) djokoyysusilo@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. di Desa Tegalsari, Kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang Jawa Timur,

BAB III METODE PENELITIAN. di Desa Tegalsari, Kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang Jawa Timur, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian pada suatu industri susu Milkindo Berka Abadi berlokasi di Desa Tegalsari, Kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang Jawa Timur, tepatnya di

Lebih terperinci

BAB VI ASPEK KEUANGAN. melakukan penghitungan net present value serta payback period. Proyeksi keuangan ini dibuat. Tabel 6.

BAB VI ASPEK KEUANGAN. melakukan penghitungan net present value serta payback period. Proyeksi keuangan ini dibuat. Tabel 6. 76 BAB VI ASPEK KEUANGAN 6.1 Penjelasan Umum Bagian ini menjelaskan mengenai kebutuhan dana, sumber dana, proyeksi neraca, proyeksi laba-rugi, proyeksi arus kas, dan penilaian kelayakan investasi yang

Lebih terperinci

EVALUASI KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP DENGAN TEKNIK CAPITAL BUDGETING (Studi Kasus Pada Po. Pion Transport Malang)

EVALUASI KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP DENGAN TEKNIK CAPITAL BUDGETING (Studi Kasus Pada Po. Pion Transport Malang) EVALUASI KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP DENGAN TEKNIK CAPITAL BUDGETING (Studi Kasus Pada Po. Pion Transport Malang) Arief Budiman Nengah Sudjana Raden Rustam Hidayat Fakultas Ilmu Administrasi Universitas

Lebih terperinci

Landasan Teori BAB II. Kelayakan Usaha

Landasan Teori BAB II. Kelayakan Usaha BAB II Landasan Teori Kelayakan Usaha James C. Van Horne (1989:303) mengemukakan bahwa Feasibility is allocations of capital to long term capital investment used in the production of goods or services.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. suatu badan usaha, instansi, individu atau perorangan.

BAB II LANDASAN TEORI. suatu badan usaha, instansi, individu atau perorangan. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Aset Menurut Siregar (2004:178) aset adalah barang atau sesuatu barang yang mempunyai nilai ekonomi, nilai komersial atau nilai tukar yang dimiliki oleh suatu badan usaha, instansi,

Lebih terperinci

INVESTASI DALAM AKTIVA TETAP

INVESTASI DALAM AKTIVA TETAP INVESTSI DLM KTIV TETP nggaran/budget adalah suatu rencana yang menjelaskan arus kas keluar dan arus kas masuk yang diproyeksikan selama periode tertentu dimasa yang akan datang. Peranggaran Modal adalah

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN NECIS LAUNDRY

STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN NECIS LAUNDRY STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA NECIS LAUNDRY LATAR BELAKANG Saat ini perubahan ekonomi mempengaruhi gerak laju kegiatan kegiatan perekonomian yang berlangsung. Persaingan yang ketat, perkembangan ilmu

Lebih terperinci

RANGKUMAN BAB 23 EVALUASI EKONOMI DARI PENGELUARAN MODAL (Akuntansi Biaya edisi 13 Buku 2, Karangan Carter dan Usry)

RANGKUMAN BAB 23 EVALUASI EKONOMI DARI PENGELUARAN MODAL (Akuntansi Biaya edisi 13 Buku 2, Karangan Carter dan Usry) RANGKUMAN BAB 23 EVALUASI EKONOMI DARI PENGELUARAN MODAL (Akuntansi Biaya edisi 13 Buku 2, Karangan Carter dan Usry) BIAYA MODAL ( THE COST OF CAPITAL ) Biaya modal mewakili perkiraan tingkat pengembalian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada penerbit dan percetakan buku TK, CV. Pakar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada penerbit dan percetakan buku TK, CV. Pakar BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada penerbit dan percetakan buku TK, CV. Pakar 99 yang berlokasi di Jln. Dr. Wahidin Sudirohusodo No. 82 Sengon - Jombang

Lebih terperinci

KELAYAKAN PERPANJANGAN LISENSI SOFTWARE CAD/CAM/CAE DI DIESHOP DMD, PT AHM

KELAYAKAN PERPANJANGAN LISENSI SOFTWARE CAD/CAM/CAE DI DIESHOP DMD, PT AHM KELAYAKAN PERPANJANGAN LISENSI SOFTWARE CAD/CAM/CAE DI DIESHOP DMD, PT AHM Anthony Seno Subroto Staf Produksi Industri Manufaktur Automotive, PT ASTRA DAIHATSU MOTOR HEAD OFFICE Jln. Gaya Motor III No.

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP PENAMBAHAN MESIN PERCETAKAN PADA LINEZA PRODUCTION SAMARINDA

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP PENAMBAHAN MESIN PERCETAKAN PADA LINEZA PRODUCTION SAMARINDA ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP PENAMBAHAN MESIN PERCETAKAN PADA LINEZA PRODUCTION SAMARINDA Henny Ramadhani Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda Email : Ramadhani.henny@rocketmail.com

Lebih terperinci

VII. RENCANA KEUANGAN

VII. RENCANA KEUANGAN VII. RENCANA KEUANGAN Rencana keuangan bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan. Untuk melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian Indonesia yang terus berkembang ke arah yang

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian Indonesia yang terus berkembang ke arah yang BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penelitian Kondisi perekonomian Indonesia yang terus berkembang ke arah yang lebih baik, turut serta meningkatkan iklim pertumbuhan investasi dalam negeri. Hal ini

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 39 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian pada skripsi ini yaitu tujuan studi/penelitian adalah studi deskriptif. Lingkungan/setting adalah lingkungan natural yaitu PT Patent Process,

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, dan Internal Rate of Return. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, dan Internal Rate of Return. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. Citra Jaya Putra Utama merupakan salah satu perusahaan jasa yang bergerak di bidang distribusi farmasi. Perusahaan saat ini ingin melakukan investasi modal dalam bentuk cabang baru di Surabaya

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Marantha. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, Internal Rate of Return.

ABSTRAK. Universitas Kristen Marantha. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, Internal Rate of Return. ABSTRAK Dalam memasuki era globalisasi, Indonesia dituntut untuk mempersiapkan dirinya agar dapat bersaing khususnya dalam bidang ekonomi. Perekonomian Indonesia sekarang dapat dikatakan sudah mulai meningkat

Lebih terperinci

METODE PENILAIAN INVESTASI. Jakarta, 20 Oktober 2005

METODE PENILAIAN INVESTASI. Jakarta, 20 Oktober 2005 METODE PENILAIAN INVESTASI Jakarta, 20 Oktober 2005 Outline Accounting/Average Rate of Return Payback Period Net Present Value Profitability Index Internal Rate of Return 2 Pendahuluan Penilaian investasi:

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Maju Bersama, Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab empat, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Sebelum melakukan analisis

Lebih terperinci

BAB IX Analisis Keputusan Investasi Modal

BAB IX Analisis Keputusan Investasi Modal BAB IX Analisis Keputusan Investasi Modal A. Tujuan Instruksional : 1. Umum : Mahasiswa bisa menganalisis untuk keputusan investasi modal 2. Khusus : Mahasiswa memahami dan dapat melakukan analisis keputusan

Lebih terperinci

BAB V HASIL ANALISA. dan keekonomian. Analisis ini dilakukan untuk 10 (sepuluh) tahun. batubara merupakan faktor lain yang juga menunjang.

BAB V HASIL ANALISA. dan keekonomian. Analisis ini dilakukan untuk 10 (sepuluh) tahun. batubara merupakan faktor lain yang juga menunjang. BAB V HASIL ANALISA 5.1 ANALISIS FINANSIAL Untuk melihat prospek cadangan batubara PT. XYZ, selain dilakukan tinjauan dari segi teknis, dilakukan juga kajian berdasarkan aspek keuangan dan keekonomian.

Lebih terperinci