2015 MANFAAT HASIL PELATIHAN TATA RIAS PENGANTIN SOLO PUTRI SEBAGAI KESIAPAN MEMBUKA USAHA SALON RIAS PENGANTIN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

2016 MANFAAT HASIL KURSUS TATA RIAS WAJAH PENGANTIN MODEREN SEBAGAI KESIAPAN MENJADI PENATA RIAS PENGANTIN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nova Kristiana,2014

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang kaya akan budaya tidak lepas dari tata rias pengantin yang

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN TATA RIAS PENGANTIN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang saat ini sedang

TATA RIAS PENGANTIN DENGAN PAES

BAB I PENDAHULUAN. Hilda Nur Fadilah,2013 MANFAAT HASIL BELAJAR BUSANA PENGANTIN SEBAGAI KESIAPAN MEMBUKA USAHA BUSANA PENGANTIN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kecantikan merupakan bagian terpenting dari gaya hidup wanita. Setiap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tri Juliana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

MODUL TATA RIAS WAJAH PENGANTIN SUNDA PUTRI ( JAWA BARAT) Disusun oleh: Endang Kuncahyawati S.Pd

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. wajah bulat telur, mata bulat besar, kulit mulus dan rambut yang indah, gigi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan sumber daya manusia (SDM) merupakan faktor yang sangat

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

PERBANDINGAN HASIL PAES TATA RIAS PENGANTIN SOLO BASAHAN ANTARA MENGGUNAKAN METODE TRADISIONAL DAN METODE PROPORSIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Cantik identik dengan wanita karena semua wanita ingin cantik, Manusia

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA : PENGANTIN INDONESIA I

BAB I PENDAHULUAN. beragam tergantung pada budaya dari daerah tertentu. Sanggul merupakan salah satu

2016 MANFAAT HASIL PELATIHAN TOTOK WAJAH MERIDIAN SEBAGAI KESIAPAN MENJADI BEAUTY THERAPIST

BAB I PENDAHULUAN. yang bertanggung jawab terhadap penyediaan Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pengangguran dan kemiskinan di Indonesia masih menjadi masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

MERIAS WAJAH PENGANTIN UNTUK BENTUK WAJAH BULAT

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA : PENGANTIN INDONESIA II

KURIKULUM KURSUS DAN PELATIHAN TATA RIAS PENGANTIN BERBASIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merilekskan pikiran dan tubuh dari kesibukan mereka sehari-hari seperti tempat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. diwujudkan dalam keindahan dan keserasian berbusana, cara komunikasi, kecantikan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai media yang ada. Pesatnya perkembangan teknologi dan informasi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat diera

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan berbagai jenis tata rias pengantin nasional, internasional, tradisional, muslim

BAB I PENDAHULUAN. mental yang baik agar siap untuk terjun dan bersaing di dunia kerja.

BAB I PENDAHULUAN. baik sebagai individu maupun sebagai warga negara. Upaya yang dilakukan

Journal of Beauty and Beauty Health Education

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SUB-BIDANG MODIFIKASI RIAS PENGANTIN MUSLIM MENGHITUNG SECARA SEDERHANA BIAYA MRP MUSLIM MRP.MS

BAB I PENDAHULUAN. menyempurnakan bagian bagian wajah yang kurang sempurna menjadi bentuk

BAB I PENDAHULUAN. mengikuti perkembangan di dunia Internasional dan meningkatkan pengembanga

I. PENDAHULUAN. mempunyai tata cara dan aspek-aspek kehidupan yang berbeda-beda. Oleh

2015 MANFAAT HASIL PELATIHAN MANIPULATING FABRIC SEBAGAI KESIAPAN MEMBUKA USAHA AKSESORIS

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari Tugas Akhir ini adalah membuat film dokumenter

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sumber daya manusia yang berkualitas, yang dapat

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN HANTARAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka peningkatan Sumber Daya Manusia, pemerintah. pembangunan pendidikan, karena pendidikan merupakan kebutuhan dasar

BAB I PENDAHULUAN. Landasan Konseptual Perancangan Tugas Akhir

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia pendidikan saat ini sedang memasuki era yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu usaha untuk meningkatkan sumberdaya manusia.

BAB 1 PENDAHULUAN. berdirinya beberapa salon terkemuka di Indonesia. Tak jarang para investor asing

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. objek memiliki arti yang personal dan penting, berkaitan dengan diri atau

Usaha Sampingan Jasa Rias Pengantin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN TATA KECANTIKAN RAMBUT

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat pembangunan nasional adalah membangun manusia Indonesia

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) TATA RIAS PENGANTIN LEVEL II (PERIAS MADYA) berbasis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Penjelasan lebih lanjut mengenai mahar dan prosesi pertunangan akan dibahas di bab selanjutnya.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya akan keanekaragaman budaya. Terdiri

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan manusia dan memiliki peran yang besar didalam kegiatan bisnis,

Seiring dengan perkembangan zaman, desain kebaya

KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI HANTARAN

BAB I PENDAHULUAN. disesuaikan dengan kebutuhan aktifitas atau peran, bahkan profesi tertentu. Oleh

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman dan teknologi yang semakin maju mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. dari kesadaran manusia akan pentingnya sumber daya manusia yang berkualitas

2015 MANFAAT HASIL BELAJAR INOVASI BUSANA ETNIK

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan bangsa Indonesia yang termuat dalam undang undang dasar 1945

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Setiap jenjang pendidikan formal memiliki tujuan yang berbeda-beda

1.Kompetensi: Rias Pengantin Gaya Solo Putri. Mahasiswa dapat :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. menggambarkan adanya peluang kerja tenaga terampil di bidang jasa

PENGARUH KEMAMPUAN DASAR GURU DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH SURUH TAHUN AJARAN 2008/2009

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional merupakan usaha pokok untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Keragaman Kebaya Pengantin Gaya Solo (Studi Deskriptif mengenai Makna Kebaya Gaya Solo Dalam Prosesi Pernikahan di Surabaya)

BAB I PENDAHULUAN. menengah sesuai dengan kompetensi dalam program studi yang dipilih.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KIAT CANTIK DI HARI RAYA

Gambar 3. 2 Pengantin Sunda Putri (Sumber : HARPI)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lusi Anzarsari, 2013

PEMBUATAN PAES PENGANTIN SOLO DENGAN MENGGUNAKAN METODE PROPORSIONAL

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR TATA KECANTIKAN SMALB TUNARUNGU

BAB I PENDAHULUAN. [Type text]

BAB I PENDAHULUAN. negara. Melalui pendidikan sebuah negara dapat meningkatkan dan

BAB I PENDAHULUAN. manusia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia. Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Entrepreneur (Wirausahawan) secara umum adalah orang-orang yang

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 45 TAHUN 2009 TANGGAL 30 JULI 2009 STANDAR TEKNISI SUMBER BELAJAR PADA KURSUS DAN PELATIHAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan kemajuan yang pesat didunia kecantikan saat ini hanya

DAFTAR CAPAIAN PEMBELAJARAN BIDANG KURSUS DAN PELATIHAN SESUAI DENGAN LAMPIRAN PERMENDIKBUD NO

LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 160 TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. didalam menyiapkan dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). Dalam

MANIFESTASI NILAI TRADISIONAL RIASAN PENGANTIN KONTEMPORER DALAM MATA PELAJARAN TATA RIAS DAN KECANTIKAN DI SMK

PENERAPAN HASIL BELAJAR DESAIN HIASAN BUSANA PADA PEMBUATAN HIASAN LEKAPAN ADIBUSANA

BAB I PENDAHULUAN. beragam pula yang dilakukan oleh masing masing etnis itu sendiri. Tumbuhantumbuhan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. diolah secara fantasi, dengan menggunakan potongan three pieces menggunakan tiga

BAB I PENDAHULUAN. bagi siswa secara optimal, sedangkan belajar merupakan suatu proses perubahan,

Transkripsi:

1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bagi masyarakat Indonesia perkawinan dipandang sebagai peristiwa yang sakral, karena diharapkan hanya terjadi sekali dalam seumur hidup. Hal tersebut memotivasi calon pengantin untuk tampil istimewa pada hari penikahan, yakni mencakup tata busana, tata rias juga asesoris dan pelengkap busana pengantin. Dewasa ini hampir semua calon pengantin menggunakan jasa usaha salon rias pengantin, dengan harapan pada acara pernikahan benar-benar tampil istimewa. Dewasa ini terdapat berbagai macam riasan pada tata rias pengantin, mulai dari tata rias pengantin tradisional sampai dengan tata rias pengantin modern, atau tata rias pengantin dari berbagai macam suku, seperti tata rias pengantin Sunda siger, tata rias pengantin Betawi, tata rias pengantin Yogyakarta dan tata rias pengantin Solo. Tata rias pengantin Solo terdiri atas dua macam, yaitu tata rias pengantin Solo putri dan tata rias pengantin Solo basahan yang keduanya merupakan salah satu wujud warisan karya budaya yang mengacu pada riasan putri-putri raja keraton Kasunanan Surakarta Jawa Tengah. Tata rias pengantin Solo putri dan Solo basahan memiliki pakem-pakem tertentu, yaitu memakai kebaya, sanggul dan asesorisnya, yang wangi. Seseorang untuk memperoleh keterampilan dalam tata rias pengantin Solo putri bisa diperoleh salah satunya melalui pendidikan non formal, yaitu dengan mengikuti pelatihan. serta ciri khas riasan paes di dahi. Calon pengantin putri kurang lebih tiga bulan sebelum hari pernikahan selalu melakukan perawatan mulai dari lulur, ratus untuk rambut, mandi rempah dan minum jamu dengan harapan memiliki kulit yang halus mulus, bersih, badan tidak bau, langsing dan singset, serta rambut

2 Pelatihan merupakan suatu kegiatan belajar mengajar seperti halnya sekolah. Perbedaanya adalah bahwa pelatihan biasanya diselenggarakan dalam waktu pendek dan hanya untuk mempelajari satu keterampilan tertentu. Pelatihan banyak diselenggarakan oleh masyarakat, lembaga, organisasi secara mandiri dalam rangka melayani masyarakat yang membutuhkan pengetahuan dan keterampilan yang praktis. Beberapa hal yang mendasari seseorang mengikuti pelatihan di antaranya yaitu ingin memiliki keterampilan tertentu, tidak bisa melanjutkan studi, menyalurkan hobi, mengasah bakat dan potensi, atau seseorang yang memang ingin memiliki bekal dan persiapan untuk membuka sebuah usaha. Banyak lembaga-lembaga pelatihan yang bergerak dibidang tata rias pengantin, salah satunya yaitu LKP Guna Mitra Rahayu. Tujuan didirikannya LKP Guna Mitra Rahayu adalah untuk dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas, mengerti atau menguasai prinsip-prinsip dasar ilmu pengetahuan, dapat melaksanakan pekerjaan secara tepat, terampil dan memberikan pelayanan yang profesional, sehingga dapat memuaskan masyarakat dalam bidang tata kecantikan dan tata rias pengantin. Materi pelatihan pada kursus tata rias pengantin Solo putri di LKP Guna Mitra Rahayu disajikan dalam bentuk teori dan praktek. Materi teori yang diajarkan yaitu konsep dasar tata rias pengantin Solo putri, alat dan kosmetik, desain dan teknik tata rias, asesoris, dan busana pengantin Solo putri. Materi praktek, warga belajar praktek tata rias pengantin Solo putri mulai dari menentukan jenis kulit wajah, mendiagnosis wajah, proses tata rias wajah sampai dengan menata sanggul dan memasang asesoris/hiasan pengantin Solo putri. Indikator yang diharapakan pada pelatihan tata rias pengantin Solo putri di LKP Guna Mitra Rahayu yaitu warga belajar mampu menguasai konsep dasar tata rias pengantin Solo putri, pengetahuan alat dan kosmetik, desain dan teknik tata rias, pengetahuan asesoris, dan pengetahuan busana pengantin Solo putri. Hasil pelatihan adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki warga belajar setelah ia menerima pengalaman berlatihnya. Hasil pelatihan tata rias pengantin Solo putri ditinjau dari indikator konsep dasar tata rias pengantin Solo

3 putri, pengetahuan alat dan kosmetik, desain dan teknik tata rias, pengetahuan asesoris, dan pengetahuan busana pengantin Solo putri diharapkan dapat dirasakan manfaatnya oleh warga belajar untuk siap membuka usaha salon rias pengantin. Usaha salon rias pengantin adalah jenis usaha yang bergerak di bidang jasa tata rias pengantin. Uraian di atas mendorong penulis untuk melakukan penelitian tentang manfaat hasil pelatihan tata rias pengantin Solo putri sebagai kesiapan membuka usaha salon rias pengantin di LKP Guna Mitra Rahayu Tasikmalaya. B. Identifikasi dan Perumusan Masalah Identifikasi masalah dalam penelitian ini antara lain: 1. Tata rias pengantin Solo putri merupakan suatu bentuk karya budaya dan seni merias pengantin yang terinspirasi dari tata rias bangsawan dan raja keraton kasunanan Surakarta. 2. Indikator konsep dasar tata rias pengantin Solo putri, pengetahuan alat dan kosmetik, desain dan teknik tata rias, pengetahuan asesoris, dan pengetahuan busana pengantin Solo putri sebagai kesiapan membuka usaha salon rias pengantin. 3. Hasil pelatihan adalah perubahan tingkah laku atau pribadi seseorang berdasarkan praktek atau pengalaman tertentu yang dapat dirasakan manfaatnya oleh warga belajar untuk siap membuka usaha salon rias pengantin. 4. Kesiapan merupakan suatu kondisi dimana individu telah berhasil dengan kemampuan, kemauan dan usaha untuk melatih diri tentang ketrampilan tertentu, sehingga bersedia untuk melakukan aktivitasnya. Kesiapan kerja tersebut ditunjang oleh pendidikan dan latihan yang mengarah pada profesionalisme kerja yang terencana. Kesiapan seseorang sangat berpengaruh dalam membentuk kepercayaan diri seseorang untuk melakukan pekerjaan baik secara fisik maupun mental. 5. Usaha salon rias pengantin merupakan jenis usaha yang bergerak di bidang jasa tata rias pengantin.

4 Rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana manfaat hasil pelatihan tata rias pengantin Solo putri sebagai kesiapan membuka usaha salon rias pengantin? C. Tujuan Penelitian Penentuan tujuan dalam penelitian adalah bagian yang penting dalam suatu penelitian, supaya dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui manfaat hasil pelatihan tata rias pengantin Solo putri sebagai kesiapan membuka usaha salon rias pengantin. Secara spesifik tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah memperoleh data: 1. Manfaat hasil pelatihan tata rias pengantin Solo putri ditinjau dari indikator konsep dasar tata rias pengantin Solo putri sebagai kesiapan membuka usaha salon rias pengantin. 2. Manfaat hasil pelatihan tata rias pengantin Solo putri ditinjau dari indikator pengetahuan alat dan kosmetik tata rias pengantin Solo putri sebagai kesiapan membuka usaha salon rias pengantin. 3. Manfaat hasil pelatihan tata rias pengantin Solo putri ditinjau dari indikator desain tata rias pengantin Solo putri sebagai kesiapan membuka usaha salon rias pengantin. 4. Manfaat hasil pelatihan tata rias pengantin Solo putri ditinjau dari indikator teknik tata rias pengantin Solo putri sebagai kesiapan membuka usaha salon rias pengantin. 5. Manfaat hasil pelatihan tata rias pengantin Solo putri ditinjau dari indikator pengetahuan asesoris tata rias pengantin Solo putri sebagai kesiapan membuka usaha salon rias pengantin. 6. Manfaat hasil pelatihan tata rias pengantin Solo putri ditinjau dari indikator pengetahuan busana pengantin Solo putri sebagai kesiapan membuka usaha salon rias pengantin.

5 D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai pihak baik dalam rangka teoritis maupun dalam rangka praktis, yaitu : 1. Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah keilmuan di bidang tata rias pengantin khususnya pengantin Solo putri. 2. Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi untuk siap membuka usaha salon rias pengantin. E. Struktur Organisasi Skripsi ini terbagi menjadi lima bab. Bab I berisi uraian tentang pendahuluan. Pendahuluan berisi latar belakang masalah, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi. Bab II berisi kajian pustaka tentang hasil pelatihan tata rias pengantin Solo putri sebagai kesiapan membuka usaha salon rias pengantin dan pertanyaan penelitian. Bab III berisi uraian mengenai metode penelitian yang terdiri atas lokasi, sampel dan populasi penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan analisis data. Bab IV berisi pengolahan data untuk menghasilkan temuan yang berkaitan dengan masalah penelitian, dan pembahasan hasil temuan penelitian. Bab V berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan saran ditujukan kepada pengguna hasil penelitian dan penelitian selanjutnya.