Di dalam pelaksanaannya, petugas karantina ikan hams mengetahui jenisjenis

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Ikan bawal air tawar (Colossoma macopomum) merupakan ikan yang

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN. Usaha perikanan Indonesia sudah sejak lama berlangsung dan terus

BAB I PENDAHULUAN. dibudidayakan di air tawar dan disukai oleh masyarakat karena rasanya yang

PENDAHULUAN. yang sering diamati antara lain suhu, kecerahan, ph, DO, CO 2, alkalinitas, kesadahan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ikan mas tergolong dalam jenis ikan air tawar. Ikan mas terkadang juga

BAB I PENDAHULUAN. Ikan air tawar merupakan komoditas perikanan yang saat ini banyak

Tingkat Kelangsungan Hidup

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan budidaya perikanan (akuakultur) saat ini telah berkembang tetapi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMANTAUAN HAMA PENYAKIT IKAN HIAS GOLONGAN TETRA DAN EVALUASINYA TERHADAP PARAMETER LINGKUNGAN AQUATIK DI WILAYAH JABOTABEK DIKRY NOVEL SHATRIE

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Laju Pertumbuhan Spesifik Benih Ikan Mas (SGR)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KESEHATAN IKAN. Achmad Noerkhaerin P. Jurusan Perikanan-Untirta

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN. sumberdaya kelautan yang sangat potensial untuk dikembangkan guna

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2000 TENTANG KARANTINA HEWAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

MANAJEMEN KUALITAS AIR

PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang perikanan yang dimaksud dengan

IDENTIFIKASI PARASIT PADA IKAN KERAPU (Epinephelus sp.) PASCA TERJADINYA HARMFULL ALGAL BLOOMS (HABs) DI PANTAI RINGGUNG KABUPATEN PESAWARAN ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

BY: Ai Setiadi FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSSITAS SATYA NEGARA INDONESIA

I. PENDAHULUAN. ekonomis penting yang terdapat di perairan Indonesia. Ikan kerapu bernilai gizi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

HASIL DAN PEMBAHASAN

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III BAHAN DAN METODE

Tabel 3 Tingkat prevalensi kecacingan pada ikan maskoki (Carassius auratus) di Bogor

I. PENDAHULUAN. Ikan konsumsi yang dinilai memiliki nilai ekonomis tinggi adalah ikan mas. Data

BAB I PENDAHULUAN. benih dan untuk membina usaha budidaya ikan rakyat dalam rangka

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki 70% wilayah perairan dengan daya dukung lingkungan yang

I. PENDAHULUAN. dibudidayakan secara komersial oleh masyarakat Indonesia. Budidaya ikan lele

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Repository.Unimus.ac.id

Gambar 4. Kelangsungan Hidup Nilem tiap Perlakuan

PENDAHULUAN. perikanan laut yang sangat besar. Sebagai negara maritim, usaha budidaya laut

BAB I. PENDAHULUAN. yang bernilai ekonomis adalah ikan Nila (Orcochromis niloticus). Budidaya ikan

BAB I PENDAHULUAN. dan di mata dunia internasional memiliki prospek bisnis hortikultura yang sangat

EFEKTIFITAS SISTEM AKUAPONIK DALAM MEREDUKSI KONSENTRASI AMONIA PADA SISTEM BUDIDAYA IKAN ABSTRAK

PENDAHULUAN. Perkembangan usaha budidaya ikan air tawar di Indonesia. merupakan salah satu sektor usaha yang sangat potensial, sehingga

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1.1 Intensitas Trichodina sp pada Ukuran Ikan Nila yang Berbeda

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan masyarakat. Sektor pertanian di Indonesia terdiri dari beberapa sub

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. patin termasuk komoditi yang memiliki prospek cerah untuk dibudidayakan. Hal

EFEK AERASI DAN KONSENTRASI SUBSTRAT PADA LAJU PERTUMBUHAN ALGA MENGGUNAKAN SISTEM BIOREAKTOR PROSES BATCH

PENERAPAN CARA BUDIDAYA IKAN YANG BAIK (CBIB) PADA UNIT USAHA BUDIDAYA

I. PENDAHULUAN. potensi besar dalam pengembangan di sektor pertanian. Sektor pertanian di

PENDAHULUAN. semakin meningkat. Untuk memenuhi kebutuhan dilakukan pengembangan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. budidaya karena memiliki nilai ekonomis tinggi ( high economic value) serta

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Januari April 2014 di Laboratarium Budidaya. Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

*37679 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 82 TAHUN 2000 (82/2000) TENTANG KARANTINA HEWAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. dibicarakan karena mengancam masa depan dari kehidupan di bumi

BAB I PENDAHULUAN. Budidaya lele dumbo tergolong mudah dan pertumbuhannya relatif cepat.

PENDAHULUAN. Melihat besarnya potensi pengembangan perikanan budidaya serta. didukung peluang pasar internasional yang baik maka perikanan budidaya di

TEKNIK PENANGANAN PASCA PANEN R i n i Y u l i a n i n g s i h

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Ikan kerapu (Epinephelus sp.) merupakan jenis ikan air laut yang

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sub sektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Pada era industrialisasi, semakin banyak orang yang menikmati waktu

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. Kultur Chaetoceros sp. dilakukan skala laboratorium dengan kondisi

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Kelautan dan Per

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Akuakultur merupakan sektor yang berkembang dengan pesat. Pada tahun

Industri dan Rantai Perdagangan

Bab V Hasil dan Pembahasan. Gambar V.10 Konsentrasi Nitrat Pada Setiap Kedalaman

LAPORAN ANALISIS RISIKO PEMASUKAN SAPI BIBIT BALI YANG DIKIRIM DARI LOMBOK- NTB KE MAKASSAR TERHADAP PENYAKIT ANTHRAKS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2000 TENTANG KARANTINA HEWAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

II. BAHAN DAN METODE

1 PENDAHULUAN. Kenaikan Rata-rata *) Produksi

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

I. PENDAHULUAN. Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan salah satu spesies yang cukup banyak

I. PENDAHULUAN. Udang putih (Litopenaeus vannamei) merupakan salah satu komoditas

Bab V Hasil dan Pembahasan

USAHA PEMBENIHAN IKAN (salah satu faktor penentu di dalam usaha budidaya ikan)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi lele menurut SNI (2000), adalah sebagai berikut : Kelas : Pisces. Ordo : Ostariophysi. Famili : Clariidae

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhannya meningkat, sementara sektor lain mengalami pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

PENGARUH KUALITAS AIR TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA (Oreochromis sp.) DI KOLAM BETON DAN TERPAL

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. lingkungan adalah industri kecil tahu. Industri tahu merupakan salah satu industri

TINJAUAN PUSTAKA. memiliki empat buah flagella. Flagella ini bergerak secara aktif seperti hewan. Inti

NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG KARANTINA IKAN

III. BAHAN DAN METODE

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Ikan merupakan komoditas budidaya unggulan di Indonesia, karena

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

Transkripsi:

PENDAHULUAN Latar Belakang Kegiatan perikanan di Indonesia terus mengalami kemajuan dengan semakin meningkatnya lalu lintas komoditas perikanan antar pulau maupun antar negara. Kegiatan ekspor perikanan mempunyai peranan cukup strategis bagi Indonesia, karena saat ini ikan merupakan komoditi ekspor non migas yang cukup banyak menyumbang devisa negara. Hal ini terlihat dari semakin banyaknya pengusaha ikan, baik skala kecil maupun skala besar dan meningkatnya aktifitas ekspor dan impor. Komoditas yang diperdagangkan tidak hanya ikan-ikan konsumsi, tapi juga komoditas ikan hias. Tingginya minat para pengusaha ini didorong oleh tingginya permintaan akan komoditas perikanan dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Namun berbagai kendala, terutama hama dan penyakit ikan, seringkali menyebabkan kerugian yang tidak sedikit bagi para petanilpengusaha ikan. Semakin maraknya perdagangan antar pulau dan antar negara, memberikan peluang semakin banyaknya penyakit-penyakit ikan yang ditemukan di Indonesia. Penyakit golongan bakteri yang banyak ditemukan dalam budidaya perikanan di Indonesia, seperti Aeromanas sp., Vibrio sp., Pseudomonas sp. dan lain-lain, telah menimbulkan kerugian bagi para petanilpengusaha ikan. Selain penyakit ikan yang disebabkan oleh bakteri, ditemukan pula penyakit ikan yang disebabkan ole h parasit seperti Argulus sp., Dactylogvrus sp., Gyrodactylus sp., Lerneae sp. dan fungi (Saprolegnia sp). Ikan-ikan jenis tetra merupakan ikan yang banyak dibudidayakan oleh petani di Indonesia, karena permintaan terhadap jenis ini sangat besar, sehingga menarik bagi para petani untuk membudidayakannya. Narnun ikan sangat bergantung pada lingkungannya, terutarna kualitas air tempat hidupnya, yang bukan saja akan mempengaruhi kehidupan ikan, namun juga merupakan ha1 yang mempengaruhi kesehatan ikan. Ada beberapa parameter kualitas air yang hams selalu dipantau, parameter tersebut adalah: suhu air, ph, oksigen terlarut (DO), kesadahan, kadar amonia dan kadar nitrit. Perubahan pada salah satu parameter kualitas air secara mendadak,

terutarna suhu air akan menyebabkan perubahan-perubahan pada parameter kualitas air yang lainnya, sehingga perubahan-perubahan ini akan menyebabkan stres pada ikan yang pada akhirnya dapat menimbulkan penyakit (Langdon 1988; Effendi 2000). Bila dalam suatu perairan terjadi peningkatan kadar arnonia dan nitrat, terjadi perubahan ph (tidak optimum) dan kesadahan serta tingginya bahan organik, maka akan menyebabkan stres pada ikan. Stres adalah kondisi dimana ikan tidak mampu mempertahankan keadaan fisiologis norrnalnya karena berbagai faktor penyebab: Penyebab kimiawi, seperti: kualitas air yang buruk, rendahnya DO, ph yang tidak tepat, polusi, komposisi diet, nitrat dan buangan metabolisme. Penyebab biologis, seperti: padat tebar tinggi, spesies ikan lain, mikroorganisme patogenik dan non patogenik, serta parasit internal dan eksternal. Penyebab fisik, seperti: suhu yang merupakan salah satu parameter kualitas air yang paling berpengaruh pada sistem imun ikan, cahaya, suara dan kadar gasgas terlarut Penyebab prosedural, seperti: handling, shipping dan pengobatan terhadap suatu penyakit (Floyd 2001). Kesehatan ikan merupakan syarat utama kelayakan sebagai ikan hias komersial. Kondisi ikan hias yang sehat sangat dibutuhkan dalam pemasaran maupun pengangkutan, terutarna untuk ekspor, karena membutuhkan waktu perjalanan yang lama. Untuk mengetahui ikan hias yang benar-benar sehat dan tidak membawa bibit penyakit dibutuhkan pemeriksaan laboratoriurn, yang pada saat ini harus dilakukan oleh Unit Pelaksana Teknis Karantina Ikan. Bila ikan dinyatakan sehat, maka ikan diberikan ijin untuk dilalulintaskan dan Unit Pelaksana Teknis Karantina 1kan akan mengeluarkan swat keterangan layak ekspor. Unit Pelaksana Teknis Karantina Ikan adalah lembaga pemerintah yang berfungsi mencegah masuknya dan tersebarnya penyakit ikan karantina yang berpotensi menyebarkan penyakit ke dalam lingkungan keldi dalarn wilayah Republik Indonesia, baik yang berasal dari luar negeri maupun dari suatu daerah ke daerah lain di dalam wilayah Republik Indonesia. Program kzrantina untuk ikan secara khas melibatkan suatu protokol pemeriksaan yaitu penggunaan hewan '

uji coba untuk mengetahui adanya agen penyakit, sertifikasi, pengeluaran suatu sertifikat yang menyatakan bahwa kelompok hewan tertentu atau suatu fasilitas produksi telah diperiksa dan bebas dari infeksi oleh patogen tertentu (Arthur 1996). Karantina Indonesia sudah selangkah lebih maju, karena Indonesia merupakan negara Asia Tenggara pertama yang menetapkan jasa pemeriksaan karantina yang diatur dalam UU Karantina tahun 1992 (Arthur 1995), yang implementasinya dituangkan dalam Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No 17 tahun 2003. Selain ha1 tersebut di atas, juga dilakukan kerjasama regional dan internasional untuk mencegah masuknya suatu penyakit baru. Di dalam pelaksanaannya, petugas karantina ikan hams mengetahui jenisjenis hama dan penyakit karantina beserta media pembawanya yang ada di suatu daerah. Hal ini diperlukan untuk mencegah masuk dan tersebarnya hama dan penyakit ikan karantina dari suatu area ke area lain. Oleh karena itu dibutuhkan suatu datatinformasi mengensti penyebaran hama dan penyakit ikan karantina di dalam wilayah negara Indonesia dalam bentuk peta daerah sebar hama dan penyakit ikan karantina, sehingga dapat dilakukan prediksi mengenai penyakit yang biasanya terjadi pada suatu spesies ikan dalam suatu musim. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk memantau dan mengevaluasi prevalensi hama penyakit ikan bakterial, ektoparasit dan fungi pada ikan hias golongan tetra terhadap parameter kualitas air di lokasi ekspotir ikan hias di daerah Bogor, Cibinong, Bekasi dan Tangerang. Hasil penelitian ini diharapkan akan memberi informasi tentang prevalensi penyakit ikan khususnya ikan hias golongan tetra di daerah Bogor, Cibinong, Bekasi dan Tangerang yang banyak dilalulintaskan di sekitar Jabotabek. Perurnusan Masalah Penelitian Berdasarkan data pemantauan yang dilakukan oleh Balai Karantina Ikan ' Soekarno-Hatta, Jakarta, antara tahur. 2000-2004, diketahui bahwa tingkat penyebaran penyakit-penyakit parasiter, bakterial dan jamur pada ikan-ikan yang

dibudidayakan, semakin meningkat. Hal ini sangat mempengaruhi mutu dan jumlah ikan yang diekspor dari Indonesia. Tingginya permintaan pasar terhadap ikan-ikan jenis tetra dan mudah dalarn pembudidayaannya, menyebabkan ekspor ikan hias dari Indonesia, terutama ikan hias air tawar, didominasi oleh ikan jenis ini. Selain masalah yang disebabkan oleh penyakit, rendahnya tingkat ekspor ikan hias ~ndonesia juga disebabkan kurangnya pengetahuan para eksportir tentang negara-negara importir di luar negeri, sehingga hampir semua eksportir ikan hias di Indonesia hanya mengekspor ke Singapura, yang kemudian mengekspor lagi ikan-ikan tersebut ke seluruh dunia. Sampai saat ini Singapura merupakan negara pengekpor ikan hias terbesar di dunia (Dinas Perikanan - Jabar 2005). Mutu ikan hias sangat dipengaruhi oleh kondisi kesehatannya, yang berkaitan langsung dengan kualitas air di lingkungan hidupnya. Parameter- parameter kualitas air saling mempengaruhi satu sama lain, sehingga pola penyebaran penyakit ikan diduga mempunyai hubungan dengan parameter kualitas air. Di antara masalah-masalah tersebut di atas, informasi tentang hubungan antara kualitas ikan di tingkat eksportir dan kualitas air tempat ikan itu dipelihara masih minim, untuk itu diperlukan suatu penelitian yang mengamati hubungan antara liejadian penyakit dengan parameter kualitas air. Bila didapatkan suatu pola hubungan antara parameter kualitas air dan kemungkinan penyebaran penyakit ikan, maka langkah-langkah antisipatif dan preventif dapat segera diambil untuk mencegah kerugian yang lebih meluas. Hipotesa Diduga terdapat suatu pola hubungan antara kualitas air (suhu, ph, kesadahan, kadar amonia, kadar nitrit dan jumlah oksigen terlarut) dengan penyebaran beberapa penyakit ikan yang akan digambarkan oleh angka persentase kejadian penyakit untuk mendapatkan skala rasio yang akan digunakan dalam pengujian hipatesa secara kuantitatif.

Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dalam melakukan prediksi penyebaran penyakit ikan berdasarkan perubahan-perubahan pada parameter kualitas air. Sehingga dapat segera diambil tindakan antisipatif dan preventif untuk mencegah meluasnya kerugian. Mengetahui pola penyebaran penyakit ikan dan korelasinya dengan perubahan kualitas air akan membentuk suatu sistem deteksi dini yang sangat bermanfaat untuk perkembangan dan perlindungan pada kegiatan budidaya ikan di Indonesia.