BAB 5. Sifat Mekanis Nano Komposit Bentonit

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 3 Sifat mekanis Campuran Termoplastik HDPE /Nano Partikel ASP(ASP)

BAB 2. Sifat mekanis Campuran Termoplastik HDPE /Nano Partikel ABKS(ABKS)

BAB III METODE PENELITIAN

PREPARASI BENTONIT ALAM MENJADI NANO PARTIKEL SEBAGAI FILLER PADA TERMOPLASTIK HDPE

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Material yang digunakan dalam pembuatan organoclay Tapanuli, antara lain

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Persiapan alat dan bahan. Meshing AAS. Kalsinasi + AAS. Pembuatan spesimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. melakukan uji morfologi, Laboratorium Teknik Kimia Ubaya Surabaya. mulai dari bulan Februari 2011 sampai Juli 2011.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

O 3, 4SiO H O), Nama montmorilonite ini

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Jurusan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. furnace, desikator, timbangan analitik, oven, spektronik UV, cawan, alat

PASI NA R SI NO L SI IK LI A KA

LAMPIRAN C GAMBAR C.1 PEMBUATAN SELULOSA 1. PEMBERSIHAN, PENGERINGAN, DAN PREPARASI SERAT

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

LAMPIRAN. Lampiran 1 Dokumentasi Serbuk Rami padi yang telah di blender.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Agustus 2011 di laboratorium Riset Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas Pendidikan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan Oktober 2011 di

BAB III METODOLOGI III.1

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2015 di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Laboratorium riset kimia makanan dan material untuk preparasi sampel dan

III. METODOLOGI PENELITIAN

LAMPIRAN. I. SKEMA KERJA 1. Pencucian Abu Layang Batubara

BAB III BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab III Metodologi Penelitian

III METODOLOGI PENELITIAN

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA LAMPIRAN

3. Metodologi Penelitian

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB V RANCANGAN PENELITIAN

STRUKTUR DAN MORFOLOGI NANO KOMPOSIT CAMPURAN ZEOLIT ABU SEKAM PADI

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SIFAT MEKANIK BAHAN NANOKOMPOSIT EPOXY-TITANIUM DIOKSIDA

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN. yang umum digunakan di laboratorium kimia, set alat refluks (labu leher tiga,

Bab III Metodologi. III.1 Alat dan Bahan. III.1.1 Alat-alat

3 METODOLOGI PENELITIAN

L A M P I R A N. Lampiran 1. Dokumentasi. Gambar 1. Mesin Operator MBE. Gambar 2. Mesin Operator MBE

BAB III METODE PENELITIAN

Gambar 7 Desain peralatan penelitian

Metodologi Penelitian

LAMPIRAN 1 DATA HASIL PERCOBAAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Januari Februari 2014.

BAB 3 RANCANGAN PENELITIAN

Bab 3 Metodologi Penelitian

3 Metodologi penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2015 di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Juni 2015 di Balai Besar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada September hingga Desember 2015 di

BAB III METODE PENELITIAN. Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Untuk sampel

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

DAFTAR LAMPIRAN. No. Judul Halaman. 1. Pelaksanaan dan Hasil Percobaan Pendahuluan a. Ekstraksi pati ganyong... 66

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode penelitian yang telah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tahun 2011 di Laboratorium riset kimia makanan dan material untuk preparasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Laboratorium Riset Jurusan Pendidikann Kimia UPI. Karakterisasi dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MATERI DAN METODE. dan Kimia Fakultas Pertanian dan Peternakan UIN Suska Riau. Analisis Fraksi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (a) (b) (c) (d) Gambar 4.1 Tampak Visual Hasil Rheomix Formula : (a) 1, (b) 2, (c) 3, (d) 4

5007 Reaksi ftalat anhidrida dengan resorsinol menjadi fluorescein

BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Kerangka Penelitian Kerangka penelitian secara umum dijelaskan dalam diagram pada Gambar 3.

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian Secara Keseluruhan

BAB I PENDAHULUAN. Di negeri kita yang tercinta ini, sampah menjadi masalah yang serius.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Metodologi Penelitian

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah di laksanakan pada bulan Desember 2014 sampai April 2015

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Neraca Digital AS 220/C/2 Radwag Furnace Control Indicator Universal

Bab III Metodologi Penelitian

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil Pemeriksaan Bahan Baku Ibuprofen

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

BAB III METODE PENELITIAN

METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik-Fisik Universitas

BAB III METODE PENELITIAN. bulan agustus tahun 2011 sampai bulan Januari tahun Tempat penelitian

Rendemen APG dihitung berdasarkan berat APG yang diperoleh setelah dimurnikan dengan berat total bahan baku awal yang digunakan.

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KIMIA ANALITIK II. PENENTUAN KADAR KLORIDA Senin, 14 April 2014

BAB I PENDAHULUAN. fungsional, maupun piranti ke dalam skala nanometer.

PELINDIAN PASIR BESI MENGGUNAKAN METODE ELEKTROLISIS

METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

BAB 5. Sifat Mekanis Nano Komposit Bentonit a b c Gambar 5.1a. a. Bentonit Alam b. PE-g-Ma c HDPE 5.1. Analisis Mekanik Nano Komposit Bentonit Alam dengan Proses Ball Mill Sifat mekanis nano komposit HDPE, Eva M.Ginting 54

Proses Pemurnian dan Pembuatan Nano partikel Bentonit Alam. Pada tahapan ini bentonit alam diperoleh dari daerah Kecamatan Pahae Tapanuli Utara Propinsi Sumatera Utara, bentonit alam yang diambil dalam bentuk bongkahan dalam ukuran besar, maka untuk membuatnya dalam ukuran nanometer, maka dilakukan proses dengan langkahlangkah sebagai berikut; untuk memecahkan bongkahan besar, maka terlebih dahulu dihancurkan dengan martil lalu digerus dengan menggunakan mortar penggerus sampai bentuk halus dengan ukuran 74 mikrometer (200 mesh). Dalam proses pemurnian dari bahan -bahan pengotor yang ada dalam kandungan bentonit alam maka dilakukan proses aktivasi dengan langkahlangkah sebagai berikut ; untuk menghilangkan kadar pengotor Fe digunakan magnet, sementara untuk menghilangkan Pengotor Al dilakukan proses kimia dengan menggunakan larutan HCL dengan kadar 2M. Larutan HCl tersebut di campurkan kedalam bentonit dalam satu wadah dengan perbandingan Bentonit : HCl, 1:10, kemudian di aduk sampai homogen dengan menggunakan magnetik stirer selama 2 jam, setelah itu memisahkan larutan HCl dengan bentonit dengan menggunakan kertas saring kemudian melakukan pencucian ulang dengan menggunakan air aquades dan kembali memisahkan antara bentonit dengan air aquades sampai diperoleh ph netral. Sifat mekanis nano komposit HDPE, Eva M.Ginting 55

Bentonit alam hasil saringan yang sudah dimurnikan, dikeringkan terlebih dahulu dibawah sinar matahari kemudian di kalsinasi pada suhu 600 0 C sampai 2 jam. Bentonit hasil hasil pemurnian dan kalsinasi dimasukkan pada planetary ball mill P 200 selama 10 jam, (Bukit N et al,2013) Pembuatan Nano Komposit Pembuatan nano komposit dalam internal mixer laboplastomil dengan volume chamber 60 CC dengan presentasi pengisian 70 % serata dengan 50 gr. Suhu campuran pada 140 0 C dengan kecepatan rotor 60 rpm selama 10 menit. Tabel 5.1 Komposisi Campuran Bahan Dalam Internal Mixer Bahan Komposisi Campuran (% wt) S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 HDPE 100 97 95 93 91 89 87 PE-g-MA 0 3 3 3 3 3 3 Nano Bentonit alam 0 0 2 4 6 8 10 Sifat mekanis nano komposit HDPE, Eva M.Ginting 56

Gambar 5.1b Bentuk Produk yang dihasilkan Analisis Mekanik Nano Komposit Bentonit Alam. Sifat mekanis nano komposit HDPE, Eva M.Ginting 57

Gambar 5.2.hubungan dan Regangan Termoplastik HDPE Tabel 5.2 Sifat Mekanik Termoplastik HDPE Spesimen ke Yeld maksimum Perpanjanga n Putus mm Modulus Elastis MPa 1 22,709 22,715 466,00 709,88 2 22,352 22,353 444,33 721,48 3 22,820 22,820 461,67 734,78 Rata -rata 22,627 22,629 457,333 722,046 Sifat mekanis nano komposit HDPE, Eva M.Ginting 58

Gambar 5.3 hubungan dan Regangan Campuran Termoplastik HDPE dengan PE-g-MA Tabel 5.3. Sifat Mekanik Campuran Termoplastik HDPE dengan PE-g-MA Spesimen ke Yeld maksimum Perpanjangan Putus mm Modulus Elastis MPa 1 20,816 32,797 511,88 631,39 2 20,233 31,493 495,95 608,71 3 20,219 31,991 516,31 633,97 Rata - rata 20,422 32.093 508,043 624,690 Sifat mekanis nano komposit HDPE, Eva M.Ginting 59

Gambar 5.4 Grafik hubungan dan Regangan pada Campuran HDPE dengan Nano Bentonit alam 2% berat Tabel 5.4 Sifat Mekanik Campuran HDPE dengan Nano Bentonit 2 % berat Spesime n ke Rata - rata Yeld maksimum Perpanjangan Putus mm Modulus Elastis MPa 1 21,310 24,318 381,54 590,94 2 21,274 24,211 414,77 566,61 3 21,351 21,351 310,00 577,11 21,311 23,296 368,77 578,33 Sifat mekanis nano komposit HDPE, Eva M.Ginting 60

Gambar 5.5 Grafik hubungan dan Regangan pada Campuran HDPE dengan Nano Bentonit alam 4 % berat Tabel 5.5. Sifat Mekanik Campuran HDPE dengan Nano Bentonit 4 % berat Spesime n ke Rata - rata Yeld maksimum Perpanjangan Putus mm Modulus Elastis MPa 1 21,465 23,196 366,16 580,10 2 21,373 24,253 390,77 584,74 3 20,896 20,896 244,04 569,86 21,244 22,781 333,45 578,23 Sifat mekanis nano komposit HDPE, Eva M.Ginting 61

Gambar 5.6. Grafik hubungan dan Regangan pada Campuran HDPE dengan Nano Bentonit alam 6 % berat Tabel 5.6 Sifat Mekanik Campuran HDPE dengan Nano Bentonit 6 % berat Spesime n ke Rata - rata Yeld maksimum Perpanjangan Putus mm Modulus Elastis MPa 1 21,248 21,248 264,62 575,64 2 21,034 21,034 216,00 590,14 3 21,033 21,033 258,46 585,57 21,105 21,105 240,36 583,783 Sifat mekanis nano komposit HDPE, Eva M.Ginting 62

Gambar 5.7 Grafik hubungan dan Regangan pada Campuran HDPE dengan Nano Bentonit alam 8 % berat Tabel 5.7 Sifat Mekanik Campuran HDPE dengan Nano Bentonit 8 % berat Spesime n ke Rata - rata Yeld maksimum Perpanjanga n Putus mm Modulus Elastis MPa 1 21,315 24,964 407,51 611,37 2 21,180 25,926 409,60 615,59 3 20,923 25,241 401,69 603,02 21,139 25,377 406,26 609,99 3 Sifat mekanis nano komposit HDPE, Eva M.Ginting 63

Gambar 5.8. Grafik hubungan dan Regangan pada Campuran Termopalstik HDPE dengan Nano Bentonit alam 10 % berat Tabel 5.8 Spesim en ke Sifat Mekanik Campuran HDPE dengan Nano Bentonit 10 % berat Yeld maksimum Perpanjanga n Putus mm Modulus Elastis MPa 1 21,108 21.040 286,77 595,20 2 20,931 21.180 247,39 614,70 3 21,108 20,932 250,80 620,27 Rata - rata 21,049 21,.026 261.65 610,05 Sifat mekanis nano komposit HDPE, Eva M.Ginting 64

Tabel 5.9. Sifat Mekanik Campuran HDPE dengan Nano Bentonit Nano Bentonit alam HDPE Murni Yeld 22,627 maksimum 22,629 Perpanjangan Putus mm Modulus Elastis MPa 457,333 722,046 0 20,422 32.093 508,043 624,690 2 21,311 23,296 368,77 578,33 4 21,244 22,781 333,45 578,23 6 21,105 21,105 240,36 583,783 8 21,139 25,377 406,26 609,993 10 21,049 21,.026 261.65 610,05 Gambar 5.9. Grafik Hubungan Kekuatan Tarik Maksimum terhadap Komposisi Nano Bentonit Alam Sifat mekanis nano komposit HDPE, Eva M.Ginting 65

Gambar 5.10. Hubungan Yeild Terhadap Komposisi Nano Bentonit Alam Gambar 5.11. Perpanjangan Putus Terhadap Komposisi Nano Bentonit Alam Sifat mekanis nano komposit HDPE, Eva M.Ginting 66

Gambar 5.12. Perpanjangan Putus Terhadap Komposisi Nano Bentonit Alam Analisis Mekanik Nano Komposit Bentonit Alam/HDPE Gambar 5.13. Grafik hubungan dan Regangan Termoplastik HDPE Sifat mekanis nano komposit HDPE, Eva M.Ginting 67

5.2 Analisis Mekanis Nano Komposit Bentonit Alam Sistesis Dengan CTAB a b c d e Sifat mekanis nano komposit HDPE, Eva M.Ginting 68

Proses pengolahan Bentonit dengan Surfaktan CTAB. Bentonit alam ukuran 200 mesh,0,2 mol (sekitar 21,88 gr Cetyl Trimethyl Ammonium Bromide - CTAB) dilarutkan kedalam 300 ml air dan selanjutnya dipanaskan dengan suhu 80 0 C diaduk selama 1 jam sebagai larutan A. Kemudian bentonit sebanyak 50 gr ditambahkan air sebanyak 1000 ml, dipanaskan dan diaduk pada suhu 100 0 C selama 2 jam sebagai larutan B.Setelah pemanasan dan pengadukan, larutan A dan larutan B dicampurkan. Campuran tersebut ditambahkan dengan aguades hingga volume mencapai 1500 ml. kemudian dipanaskan dengan suhu 100 0 C selama 1 jam Campuran tersebut disaring dengan penyaring vakum,2 gr AgNO3 ditambahkan dengan aquabides 100 ml dengan menggunakan beaker gelas. Tujuan dari ditambahkannya larutan AgNO3 untuk menghilangkan bromide. Campuran disaring dengan menggunakan kertas saring sampai tidak berubah warna menjadi gelap ketika menggunakan AgNO3. Jika masih berubah campur kembali dengan aquades dan disaring kembali. Selanjutnya campuran tersebut dikeringkan pada microwave pada suhu 100 0 C selama 1 hari. kemudian dilakukan proses balmill selama 2 jam, lalau dikarakterisasi. Sifat mekanis nano komposit HDPE, Eva M.Ginting 69

.Pembuatan Nano Komposit Bentonit Alam Pembuatan nano komposit dalam internal mixer laboplastomil dengan volume chamber 60 CC dengan presentasi pengisian 70 % serata dengan 50 gr. Suhu campuran pada 150 0 C dengan kecepatan rotor 60 rpm selama 10 menit. Tabel 5.10 Komposisi Campuran bahan dalam Internal Mixer Bahan Komposisi Campuran (% wt) S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 HDPE 100 97 95 93 91 89 87 PE-g-MA 0 3 3 3 3 3 3 Nano Bentonit CTAB 0 0 2 4 6 8 10 Komposisi bahan seperti pada Tabel 4.1 dicampur di dalam Internal Mixer Technical cooperation bythe government of Japan jenis Labo Plastomill model 30 R150 volume chamber 60 cc,dengan persentase pengisian 70% atau setara dengan 50 gram. Suhu campuran 150 C dan kecepatan rotor 60 rpm selama 10 menit Sifat mekanis nano komposit HDPE, Eva M.Ginting 70

Gambar 5.15. Grafik hubungan dan Regangan pada Campuran HDPE dengan Nano Bentonit CTAB 2 % berat Gambar 5.16. Grafik hubungan dan Regangan pada Campuran HDPE dengan Nano Bentonit CTAB 4% berat Sifat mekanis nano komposit HDPE, Eva M.Ginting 71

Gambar 5.17. Grafik hubungan dan Regangan pada Campuran HDPE dengan Nano Bentonit CTAB 6 % berat Gambar 5.18. Grafik hubungan dan Regangan pada Campuran HDPE dengan Nano Bentonit CTAB 8 % berat Sifat mekanis nano komposit HDPE, Eva M.Ginting 72

Gambar 5.19. Grafik hubungan dan Regangan pada Campuran Termopalstik HDPE dengan Nano Bentonit CTAB 10 % berat Tabel 5.11. Sifat Mekanik Campuran HDPE Nano Bentonit dengan proses Ball mill 10 jam Nano Bentonit alam (%) HDPE Murni Yeld maksimum Perpanjangan Putus mm Modulus Elastis MPa 22,627 22,629 533,03 514,50 2 21,139 25,377 406,26 609,993 4 21,311 23,296 368,77 578,33 6 21,244 22,781 333,45 578,23 8 21,105 21,105 240,36 583,783 10 21,049 21,.026 261.65 610,05 Sifat mekanis nano komposit HDPE, Eva M.Ginting 73

Tabel 5.12. Sifat Mekanik Campuran HDPE dengan Nano Bentonit dengan Sintesis CTAB dan Ball mil Nano Bentonit CTAB (%) HDPE Murni Yeld maksimum Perpanjangan Putus (%) Modulus Elastis MPa 22,627 22,629 533,03 514,5 2 22,12 31,08 1101,50 518,88 4 21,85 26,68 1045,11 522,71 6 21,70 26,99 844,55 534,20 8 21,39 22,93 610,72 527,03 10 21,27 22,66 618,48 536,00 Gambar 5. 20. Grafik Hubungan Kekuatan Tarik Maksimum terhadap Komposisi Nano Bentonit CTAB Sifat mekanis nano komposit HDPE, Eva M.Ginting 74

Gambar 5.21. Hubungan Yeild Terhadap Komposisi Nano Bentonit CTAB Gambar 5.22. Perpanjangan Putus Terhadap Komposisi Nano Bentonit Alam Sintesis CTAB Sifat mekanis nano komposit HDPE, Eva M.Ginting 75

Gambar 5.23. Modulus Young,s Terhadap Komposisi Nano Bentonit Alasintesis CTAB Dari data sifat mekanik pada kekuatan tarik terjadi peningkatan pada campuran HDPE dengan nano bentonit 2 % sampai 6 % dan terjadi penurunan kekuatan tarik maksimum pada nano bentonit alam 8 sampai 10 %, hal ini disebabkan karena pada komposisi tertentu terjadi penggumpalan bentonit alam sehingga mengurangi kekuatan tarik, sedangkan untuk tegangan yield relatif sama dengan penambahan bentonit alam, demikian juga halnya dengan perpajangan putus dan modulus Young terjadi penurunan dengan bertambahnya nano bentonit alam. Ukuran partikel bahan pengisi yang kecil meningkatkan derajat penguatan polimer berbanding dengan ukuran partikel yang besar (Leblanc, 2002). Ukuran partikel mempunyai hubungan secara langsung dengan luas permukaan per gram bahan Sifat mekanis nano komposit HDPE, Eva M.Ginting 76

pengisi. Oleh itu, ukuran partikel yang kecil menyediakan luas permukaan yang besar bagi interaksi di antara polimer matrik dan bahan pengisi seterusnya meningkatkan penguatan bahan polimer. Ringkasnya, semakin kecil ukuran partikel semakin tinggi interaksi antara bahan pengisi dan matrik polimer. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian (Kohls & Beaucage,2002) melaporkan menyatakan bahwa luas permukaan dapat ditingkatkan dengan adanya permukaan yang poros atau rongga pada permukaan pengisi. Dimungkinkan bahwa polimer dapat menembus masuk ke dalam permukaan yang poros ketika proses pencampuran. Partikel yang terserak secara homogen meningkatkan interaksi melalui penjerapan polimer di atas permukaan bahan pengisi. Sebaliknya, partikel yang tidak terserak secara homogen mungkin menghasilkan aglomerat atau penggumpalan di dalam matriks polimer. Kewujudan aglomerat mengurangkan luas permukaan seterusnya melemahkan interaksi di antara bahan pengisi dan matriks dan mengakibatkan penurunan sifat fisik bahan polimer. Dari Gambar 5.20 didapat kekuatan tarik untuk nano partikel bentonit alam hasil pemurnian terbesar diperoleh pada komposisi campuran 2 % wt yakni 31,08 MPa dan 6% wt sebesar 26,99 MPa, sedangkan, untuk tanpa mengunakan nano partikel bentonit alam diperoleh kekuatan tarik sebesar 22,62 MPa.Secara umum besar kekuatan Sifat mekanis nano komposit HDPE, Eva M.Ginting 77

tarik lebih baik menggunakan campuran nano partikel bentonit alam yang dilakukan dengan proses kalsinasi. Hal ini kemungkinan disebabkan karena lapisan silikat pada bentonit alam yang berukuran nanometer dapat tersebar secara acak dan merata yang memberikan struktur eksfoliasi pada nanokomposit. Lapisan silikat yang ada pada bentonit yang tersebar secara individu memiliki luas kontak permukaan yang besar sehingga dapat berikatan kuat dengan matrik HDPE dan kompatibeliser PE-g-MA yang selanjutnya memberikan efek pada peningkatan kekuatan tarik. Penggabungan nano bentonit alam lebih dari 8 % wt justru sebaliknya memberikan efek negatif yakni menurunkan kekuatan tarik akan tetapi lebih besar jika tanpa bahan pengisi nano partikel bentonit. Hal ini kemungkinan disebabkan karena terjadinya penurunan derajat penyebaran eksfoliasi dari lapisan silikat bentonit alam pada nanokomposit dengan kandungan nano partikel bentonit alam yang tinggi ( >6 % wt ). Selain itu, Aglomerasi bentonit alam dipercaya menjadi tempat konsentrasi tegangan dan menjadi awal terjadinya retak sehingga kekuatan akan turun. Hal yang sama dari penelitian (Kusmono, 2010) Penggabungan clay lebih dari 4 phr justru sebaliknya memberikan efek negatif yakni menurunkan kekuatan tarik. Hal ini kemungkinan disebabkan karena terjadinya penurunan derajat penyebaran eksfoliasi dari lapisan silikat clay pada nano komposit. Sifat mekanis nano komposit HDPE, Eva M.Ginting 78

Hasil penelitian (Tserki,2006) melaporkan dengan penambahan bahan kompatibeliser akan membentuk reaksi esterfikasi atau ikatan hidrogen pada antar muka grup hidroksil yang ada pada partikel pengisi alami di satu sisi dan group karbosilat pada kompatibeliser yang berdifusi kedalam matrik polimer disisi yang lain Gambar 5. 24. Grafik Hubungan Kekuatan Tarik Terhadap Komposisi Nano Bentonit Sifat mekanis nano komposit HDPE, Eva M.Ginting 79

Gambar 5. 25. Grafik Hubungan Yeild Terhadap Komposisi Nano Bentonit Sifat mekanis nano komposit HDPE, Eva M.Ginting 80