CHM-K Health Journal Volume o. Oktober 06 SURVEY FAKTOR-FAKTOR YAG MEMPEGARUHI PEMBERIA ASI EKSKLUSIF PADA IBU POST PARTUM DI PUSKESMAS ALAK KOTA KUPAG Kristina Gotia,b*, Maria A. Makingb, Petrus K. S.Tageb a Mahasiswa S- Prodi Keperawatan, STIKes CHMK, Kupang 85 b Prodi Keperawatan, STIKes CHMK, Kupang 85 *E-mail: kristinagoti@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian ASI pada ibu post partum di Puskesmas Alak Kota Kupang. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Sampel dalam penelitian ini berjumlah orang yang didapat dengan menggunakan teknik consecutive sampling sesuai dengan kriteria sampel yang ditetapkan. Data diambil dengan menggunakan kuesioner. Penelitian ini terdiri dari 4 variabel faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian ASI pada ibu post partum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 5% subjek memiliki tingkat pengetahuan rendah, 89% tidak mengalami masalah psikologi, 6% mengalami masalah kesehatan dan 5% mengalami masalah sosial budaya. Berdasarkan hasil penelitian di atas disarankan kepada pihak tenaga kesehatan perlu mengadakan penyuluhan dan promosi kesehatan kepada masyatakat khususnya pada ibu-ibu menyusui tentang pentingnya pemberian ASI pada bayi baru lahir. Kata kunci: Pemberian ASI, pengetahuan, psikologis, kesehatan, sosial budaya.. PEDAHULUA Pemberian nutrisi yang optimal sejak dini dapat diberikan melalui pemberian air susu ibu (ASI) secara bagi bayi baru lahir. ASI merupakan cairan yang terbaik bagi bayi baru lahir sampai usia 6 bulan karena mengandung berbagi komponen antibodi, nutrisi yang lengkap dan mudah dicerna oleh bayi baru lahir dibandingkan dengan susu formula. Pengeluaran Air Susu (ASI) secara dini adalah syarat penting dalam mendukung ASI. amun pemberian ASI terkendala pada minggu-minggu awal postpartum. Ada pun faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian ASI, yaitu: ). Faktor pengetahuan, di mana ibu tidak menyusui bayinya karena kurangnya pengertian dan pengetahuan ibu tentang manfaat ASI dan menyusui. ). Faktor sosial budaya, di mana ibu yang memiliki pekerjan atau kesibukan. ). Faktor psikologi, di mana interelasi antara ibu dan bayinya bisa terganggu apabila ibu tersebut mengalami kecemasan dan konflik-konflik batin serius. 4). Faktor fisik ibu, di mana terdapat kelainan pada ibu seperti puting susu lecet, payudara membengkak, mastitis dan abses sehingga kondisi ini menyulitkan ibu untuk memberikan ASI pada bayinya. Saat ini pemberian ASI di Indonesia masih rendah. Menurut Survey Demografi Indonesia (007) di Indonesia hanya 4% bayi yang mendapatkan ASI dalam jam kelahirannya. Menurut Direktorat Jendral Bina Masyarakat (00), pemberian ASI pada 0 menit pertama bayi 55
CHM-K Health Journal Volume o. Oktober 06 baru lahir hanya 8,%, 4-6% pada jam pertama bayi baru lahir,,7% bayi yang memperoleh ASI pada hari pertama. Berdasarkan capaian indikator pembinaan gizi di Provinsi TT pada tahun 00, presentase bayi usia 6 bulan yang mendapatkan ASI mencapai 5,%, sedangkan target ASI di Provinsi TT pada tahun 0 yaitu 44,5%. Hal ini menunjukkan bahwa di Provinsi TT, pemberian ASI pada bayi 06 bulan masih jauh dari harapan. Dari data awal yang diperoleh di Puskesmas Alak Kota Kupang jumlah ibu post partum pada bulan terakhir dari bulan Januari 06 sampai bulan Maret 06 sebanyak 6 orang. yang melakukan inisiasi menyusui dini (IMD) sebanyak orang, sedangkan ibu yang tidak melakukan inisiasi menyusui dini (IMD) sebanyak 40 orang.. METODE PEELITIA Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Alak Kota Kupang. Desain yang digunakan pada penelitan ini adalah rancangan penelitian deskriptif. Hal ini guna mendeskripsikan (memaparkan) peristiwa-peristiwa penting yang terjadi pada masa kini. Dalam rancangan penelitian ini, peneliti menggunakan jenis rancangan penelitian survey.. HASIL DA PEMBAHASA Karakteristik responden pada penelitian ini adalah kriteria umur, pendidikan responden, pekerjaan, psikologi ibu yang mempengaruhi pemberian ASI, sosial budaya yang mempengaruhi pemberian ASI dan kesehatan ibu yang mempengaruhi pemberian ASI. Karakteristik bersdasarkan Umur Tabel. Karakteristik responden berdasarkan umur o 4 Keterangan 6-0 Tahun -5 Tahun 6-0 Tahun -5 Tahun 6 7 Presntase 4% 8% % 5% 00 (Sumber: Data Primer, Juni 06) Berdasarkan Tabel di atas menunjukkan bahwa dari responden didapatkan 6 responden (4%) paling banyak berusia 6-0 tahun dan paling sedikit 7 responden (5%) berusia -5 tahun. Karakteristik bersdasarkan Pendidikan Tabel. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan o Pendidikan SD SMP SMA 4 % % 0% 00% (Sumber: Data Primer, Juni 06) Berdasarkan Tabel di atas menunjukkan bahwa dari responden didapatkan responden (%) paling banyak berpendidikan SD dan paling sedikit responden (%) berpendidikan SMP. Karakteristik bersdasarkan Pekerjaan Berdasarkan Tabel. menunjukkan bahwa dari responden didapatkan 4 responden (87%) paling banyak memiliki pekerjaan ibu rumah tangga dan paling sedikit 6 responden (%) memiliki pekerjaan swasta. Tabel. Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan 56
CHM-K Health Journal Volume o. Oktober 06 o Pekerjaan Rumah Tangga Swasta 4 87% 6 % 00% (Sumber: Data Primer, Juni 06) Karakteristik pengetahuan ibu tentang pemberian ASI Tabel 4. Karakteristik responden berdasarkan pengetahuan ibu tentang pemberian ASI o 0 4 8% % 5% 00% (Sumber: Data Primer, Juni 06) Berdasarkan Tabel 4. diperoleh bahwa pengetahuan ibu tentang pemberian ASI dari responden, yang memiliki tingkat pengetahuan kurang yaitu 4 responden (5%) dan responden (8%) memiliki pengetahuan baik. Karakteristik bersdasarkan psikologi ibu yang mempengaruhi pemberian ASI Tabel 5. Karakteristik responden berdasarkan psikologi ibu yang mempengaruhi pemberian ASI o Psikologi 4 5 89% % 00% (Sumber: Data Primer, Juni 06) Berdasarkan Tabel 5 di atas menunjukkan dari responden didapatkan 4 responden (89%) paling banyak memiliki psikologi baik dan 5 responden (%) memiliki psikologi cukup. Karakteristik berdasarkan sosial budaya yang mempengaruhi pemberian ASI Tabel 6. Karakteristik responden berdasarkan sosial budaya yang mempengaruhi pemberian ASI o Sosial Budaya 7 6% 6 % 4 5% 00% (Sumber: Data Primer, Juni 06) Berdasarkan Tabel 6. menunjukkan dari responden didapatkan 4 responden (5%) paling banyak memiliki sosial budaya kurang dan 6 responden (%) memiliki sosial budaya cukup. Karakteristik responden berdasarkan kesehatan ibu yang mempengaruhi pemberian ASI Tabel 7. Karakteristik responden berdasarkan kesehatan ibu yang mempengaruhi pemberian ASI o 6 4% 4 0% 7 6% 00% (Sumber: Data Primer, Juni 06) Berdasarkan Tabel 7. di atas menunjukkan dari responden didapatkan 7 responden (6%) paling banyak memiliki kesehatan kurang dan 4 responden (0%) memiliki kesehatan cukup. 57
CHM-K Health Journal Volume o. Oktober 06 Faktor Pengetahuan Menurut Rahmadhanny (0) fenomena kurangnya pemberian ASI disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya pengetahuan ibu yang kurang tentang ASI ekslusif4. Hal ini dimungkinkan karena ibu kurang mendapat informasi tentang ASI. yang memiliki pengetahuan kurang tentang pentingnya pemberian ASI cenderung memiliki perilaku yang kurang baik dalam pemberian ASI dan beranggapan bahwa makanan pengganti ASI (susu formula) dapat membantu ibu dan bayinya5. Faktor Psikologi Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa psikologi ibu tentang pemberian ASI, dari responden didapatkan 4 responden (89%) memiliki psikologi baik sedangkan 5 responden (%) memiliki psikologi cukup. Adanya anggapan para ibu bahwa menyusui akan merusak penampilan sehingga ibu takut kehilangan daya tarik sebagai seorang wanita. Sebagian kecil ibu mengalami tekanan batin di saat menyusui bayi sehingga dapat mendesak ibu untuk mengurangi frekuensi dan lama menyusui bayinya bahkan tidak memberikan ASI. Padahal dengan menyusui akan membantu menumbuhkan ikatan psikologi antara ibu dan bayinya6. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Josefa pada tahun 0 tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pemberian ASI pada ibu, menunjukkan adanya anggapan para ibu bahwa menyusui akan merusak penampilan7. Hampir semua partisipan merasa bahwa ASI saja tidak cukup bagi bayinya sehingga mereka memberikan makanan tambahan pada bayinya. Hal ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ahmad pada tahun 0 tentang faktor ibu yang berhubungan dengan praktik pemberian ASI, menunjukkan bahwa faktor psikologi ibu tidak berpengaruh terhadap pemberian ASI 8. Seorang ibu yang mau menyusui harus yakin bahwa dirinya bisa. Sosial Budaya Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa sosial budaya dari responden sebanyak 7 responden (6%) memiliki sosial budaya baik, 6 responden (%) memiliki sosial budaya cukup, sedangkan 4 responden (5%) memiliki sosial budaya kurang. Sosial budaya adalah segala hal yang dicipta oleh manusia dengan pikiran dan budi nuraninya dalam kehidupan bermasyarakat atau manusia membuat sesuatu berdasarkan budi dan pikirannya yang diperuntukan dalam kehidupan bermasyarakat9. Manusia berada dalam lingkungan sosial budaya yang terdiri dari pola interaksi antar budaya, teknologi dan organisasi sosial. Lingkungan sosial budaya mengalami perubahan sejalan dengan peningkatan kemampuan adaptasi cultural manusia terhadap lingkungannya0. Kebudayaan yang diartikan sebagai manifestasi kehidupan setiap individu dan kelompok orang yang meliputi segala perbuatan manusia. Budaya dan tradisi yang berlaku seringkali menyukarkan ibu untuk memberikan makanan yang cukup untuk bayinya, karena dipengaruhi oleh kepercayaan dan norma-norma sosial yang ada dalam lingkungan. Faktor sosial budaya meliputi : ibu bekerja, wanita karir, dan kesibukan sosial lainnya, meniru teman dan tetangga yang memberikan susu botol. Berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ahmad pada tahun 0, menunjukkan ada hubungan sosial 58
CHM-K Health Journal Volume o. Oktober 06 budaya terhadap pemberian ASI pada bayi8. Hal ini dipengaruhi oleh persepsi masyarakat yang menganggap susu formula sangat cocok dan terbaik bagi bayi. [5] [6] 4. KESIMPULA Berdasakan hasil dan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar ibu memiiki tingkat pengetahuan kurang (5%) yang mempengaruhi pemberian ASI, sebagian besar ibu tidak memiliki masalah psikologi (4%) dalam pemberian ASI, sebagian besar ibu memiliki masalah sosial budaya (4%) yang mempengaruhi pemberian ASI dan sebagian besar ibu memiliki masalah fisik/kesehatan (7%) yang mempengaruhi pemberian ASI. Berdasarkan hasil penelitian di atas disarankan kepada pihak tenaga kesehatan perlu mengadakan penyuluhan dan promosi kesehatan kepada masyarakat khususnya pada ibu-ibu menyusui tentang pentingnya pemberian ASI pada bayi baru lahir. [7] [8] [9] DAFTAR PUSSTAKA Potter, P.A. & Perry, A.G. 00. [] Fundamental Keperawatan. Buku Edisi 7. Jakarta: Salemba Medika. Badan Pusat Statistik. 007. [] Survei Demografi dan Indonesia. Jakarta: Badan Pusat Statistik. Maryunani, A. 0. Inisiasi [] Menyusu Dini, ASI Eksklusif Dan Manajemen Laktasi. Jakarta : CV. Trans Info Media. Rahmadhanny, R. 0. Faktor [4] Penyebab Putusnya Asi Eksklusif pada Menyusui di Puskesmas Rumbai Kecamatan Rumbai Pesisir Tahun 0. Skripsi. [0] [] Depok: Universitas Indonesia. Purwanti. H.S. 004. Konsep Penerapan ASI Eksklusif: Buku Saku Untuk Bidan. Jakarta : Buku Kedokteran EGC. Soetjingsih. 997. ASI Petunjuk Untuk Tenaga. Jakarta: Buku Kedokteran EGC. Josefa. 0. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Pemberian ASI Eksklusif Pada (Studi Kasus Di Wilayah Kerja Puskesmas Manyaran Kecamatan Semarang Barat). Skripsi. Semarang: Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Atabik, A. 0. Faktor Yang Berhubungan Dengan Praktik Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Pamotan. Skripsi. Semarang: Jurusan Ilmu Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas egeri Semarang. Ahira, A. 0. Menguasai Ilmu Pengetahuan. Jakarta: Indeks Kurniadi Deliyanto, B. 996. Lingkungan Sosial Budaya. Jakarta: Universitas Terbuka. otoadtmojo. 00. Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta. 59