BAB I PENDAHULUAN. serta untuk memenuhi keperluan darurat bila sewaktu-waktu diperlukan. 1 Oleh

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Fenomena ini disambut baik sebagai wujud kemajuan. pembangunan dan perkembangan teknologi. Namun, di sisi lain

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

KAFEIN DAN PERFORMA ATLETIK

BAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. ke-4 di dunia dengan tingkat produksi sebesar ton dengan nilai USD 367 juta

PENGARUH SENAM AEROBIK INTENSITAS RINGAN DAN SEDANG TERHADAP PENURUNAN PERSENTASE LEMAK BADAN DI AEROBIC AND FITNESS CENTRE FORTUNA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. daya regang atau distensibilitas dinding pembuluh (seberapa mudah pembuluh tersebut

BAB I PENDAHULUAN. diwaspadai. Hipertensi menjadi masalah kesehatan masyarakat yang terjadi

Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi)

BAB I PENDAHULUAN. degeneratif seperti jantung koroner dan stroke sekarang ini banyak terjadi

AYU CANDRA RAHMAWATI J

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN OLAHRAGA TERHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah. penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah,

Kafein? Berbahayakah atau menguntungkan untuk tubuh?

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Insiden hipertensi mulai terjadi seiring bertambahnya usia. Pada

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. kanan/left ventricle hypertrophy (untuk otot jantung). Dengan target organ di otak

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempertahankan atau meningkatkan derajat kesegaran jasmani (physical

Perbedaan Kadar Hemoglobin yang Berolahraga Futsal dan Tidak Berolahraga. Jl. Hariangbangga No.20 Bandung

BAB I PENDAHULUAN. secara Nation Wide mengingat prevalensinya cukup tinggi umumnya sebagian

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Pemberian Teh Hitam terhadap VO 2 max dan Pemulihan Denyut Nadi Pasca Melakukan Latihan Treadmill

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan

BAB I PENDAHULUAN. bertambah dan pertambahan ini relatif lebih tinggi di negara berkembang,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pada beban ganda, disatu pihak penyakit menular masih merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit jantung koroner (PJK) penyebab kematian nomor satu di dunia.

BAB 1 PENDAHULUAN. penunjangnya (Almatsier, 2003). Menurut WHO (2016), aktivitas fisik. sebagai komponen penting dari gaya hidup sehat (Pate, 2005).

I. PENDAHULUAN. sekaligus sebagai upaya memelihara kesehatan dan kebugaran. Latihan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan kejadian yang tidak asing bagi masyarakat Indonesia karena

I. PENDAHULUAN. kodratnya dengan tidak bergerak dan tidak beraktivitas. Banyak manfaat

Tomi Sutanto, 2007 Pembimbing : Dr. Iwan Budiman, dr., MS, MM, MKes, AIF

PERBEDAAN CARDIOTHORACIC RATIO

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkannya. Bila kondisi tersebut berlangsung lama dan menetap, maka dapat menimbulkan penyakit hipertensi.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. insulin dan kerja dari insulin tidak optimal (WHO, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. mengalirkan darah ke otot jantung. Saat ini, PJK merupakan salah satu bentuk

BAB I PENDAHULUAN. anaerobik adalah lari cepat jarak pendek, interval training, lari seratus. yard, renang sprint, serta bersepeda cepat.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. disikapi dengan baik. Perubahan gaya hidup, terutama di perkotaan telah

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga adalah aktivitas fisik yang bertujuan untuk meningkatkan

Mitos dan Fakta Kolesterol

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi modern dewasa ini telah membuat manusia lebih

BAB I PENDAHULUAN. melekat kecintaanya terhadap cabang olahraga ini. Sepuluh tahun terakhir ini

BAB 1 PENDAHULUAN. melaksanakan tugasnya dengan baik (Depkes, 2006). Dalam sebuah negara

BAB I PENDAHULUAN. nutrisi yang dibutuhkan untuk kesehatan optimal sangatlah penting.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. melakukan aktivitas fisik dengan baik untuk memacu semangat belajar.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pola kehidupan sehari-hari mahasiswi memiliki kegiatan yang cukup banyak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penyempitan pembuluh darah, penyumbatan atau kelainan pembuluh

PENGARUH SUPLEMEN TERHADAP KADAR ASAM LAKTAT DARAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN PENDAPATAN DENGAN TINGKAT KEKAMBUHAN HIPERTENSI DI WILAYAH PUSKESMAS GILINGAN SURAKARTA. Skripsi

BAB 1 PENDAHULUAN. darah. Kejadian hipertensi secara terus-menerus dapat menyebabkan. dapat menyebabkan gagal ginjal (Triyanto, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari sering kita jumpai kebiasaan orang. di rumah, halte, stadion olahraga, tempat-tempat olahraga maupun di

BAB I PENDAHULUAN. gizi terjadi pula peningkatan kasus penyakit tidak menular (Non-Communicable

7 Kebiasaan Penyebab Kadar Gula Darah Melonjak

BAB I PENDAHULUAN. (Armilawati, 2007). Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif

BAB 1 PENDAHULUAN. hari yang dicirikan dengan penurunan voluntary body movement dan penurunan

BAB I PENDAHULUAN. remote control, komputer, lift, escalator dan peralatan canggih lainnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis dimana terjadi

BAB V PEMBAHASAN. A. Karakteristik responden yang mempengaruhi tekanan darah. rentang tahun dan lansia akhir pada rentang tahun.

BAB I PENDAHULUAN. landasan awal dalam pencapaian prestasi (M. Sajoto, 1988)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka fertilitas. mengakibatkan populasi penduduk lanjut usia meningkat.

HUBUNGAN MINUMAN ISOTONIK DENGAN KONSUMSI OKSIGEN MAKSIMAL PADA MAHASISWA JPOK UNLAM BANJARBARU

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDERITA JANTUNG MENJADI BUGAR MELALUI OLAHRAGA

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010 yang perlu diukur

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Sustrani, dkk (2009) dalam Putra (2014) mengatakan hipertensi sering

GERAKAN GEMAR MAKAN BUAH DAN SAYUR (GEMABYUR) DALAM PENGENDALIAN FAKTOR RESIKO HIPERTENSI DI DUSUN SABRANG GIRIPURWO PUSKESMAS GIRIMULYO I 2015

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan menuju hidup sehat 2010 yaitu meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Jantung adalah salah satu organ vital manusia yang terletak di dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh perilaku yang tidak sehat. Salah satunya adalah penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi, bahan serta peralatan yang semakin rumit dan kompleks tersebut sering tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit jantung koroner (PJK) atau di kenal dengan Coronary Artery

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Aktivitas fisik adalah gerakan tubuh yang dihasilkan oleh kontraksi otot

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul

HUBUNGAN RASIO LINGKAR PINGGANG PINGGUL DENGAN PROFIL LIPID PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)

BAB I PENDAHULUAN. darah merupakan penyebab utama kematian di rumah sakit dan menempati

BAB I PENDAHULUAN. fisiologis maupun psikologis. Segala yang dibutuhkan manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular dan penyakit kronis. Salah satu penyakit tidak menular

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebugaran jasmani merupakan kemampuan seseorang menyelesaikan tugas sehari-hari tanpa mengalami kelelahan berarti dengan pengeluaran energi yang cukup besar guna memenuhi kebutuhan geraknya dan menikmati waktu luang serta untuk memenuhi keperluan darurat bila sewaktu-waktu diperlukan. 1 Oleh karena itu setiap orang mutlak memerlukan kebugaran agar bisa menjalankan kehidupannya dengan nyaman tanpa keluhan. Mahasiswa kedokteran tingkat akhir memiliki kesibukan aktivitas dan tugas kuliah, dimungkinkan seorang mahasiswa menjadikan olah raga bukan sebagai prioritas yang harus dilakukan, yang pada akhirnya mempengaruhi kebugaran tubuhnya. Hal ini juga dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit yang diakibatkan kurangnya aktivitas fisik, salah satunya adalah penyakit jantung koroner. 2 Perubahan-perubahan seperti penyempitan arteri oleh plak, dinding jantung menebal, beratnya bertambah, dan ruang bilik jantung mengecil. Perubahan tersebut akan dipicu dengan berkurangnya aktivitas. 3 Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Departemen Republik Indonesia menunjukkan bahwa proporsi penyakit kardiovaskular meningkat dari tahun ke tahun sebagai akibat kematian; 5,9% tahun 1975, 9,1% tahun 1986, dan 1

2 pada tahun 1995 menjadi 19%, tahun 1995 menunjukkan bahwa penyakit kardiovaskular telah menduduki urutan pertama pada masyarakat sebagai penyebab kematian terbanyak saat ini. Prevalensi penyakit jantung koroner di Indonesia terus meningkat tiap tahunnya (tahun 1992 16,6%; 1995 19,0%; 2001 26,0%). 4 Tingginya prevalensi penyakit jantung (khususnya penyakit jantung koroner) diakibatkan oleh sejumlah faktor yang berhubungan dengan pola hidup dan perilaku masyarakat yang cenderung mengalami pergeseran misalnya merokok, minum alkohol, makan makanan berlemak, stres dan kurangnya aktivitas fisik. Faktor-faktor tersebut dapat berisiko terhadap penyakit jantung koroner. 2 Berdasarkan dari data penyakit jantung diatas menunjukkan bahwa di Indonesia penyakit jantung masih menjadi penyebab kematian pertama dan faktor risikonya adalah kurangnya aktivitas fisik. 2,4 Jantung yang sehat akan menentukan seberapa besar oksigen yang akan dialirkan ke dalam jaringan, terutama saat berolahraga. Hal ini dipengaruhi oleh cardiac output yang dihasilkan oleh jantung. Cardiac output dapat terjadi maksimal akibat adanya aktivitas fisik yang dapat mempengaruhi otot otot jantung. Semakin baik kontraksi otot jantung maka semakin baik juga cardiac output yang dihasilkan dan semakin banyak juga oksigen yang dihantarkan menuju jaringan tubuh. 5 Hal ini dibuktikan pada pelari marathon yang memiliki cardiac output yang lebih tinggi sebesar 45% dibandingkan orang yang bukan pelari maraton. 5 Sebaliknya, apabila jantung mengalami kondisi abnormal seperti infark miokardial yang mengakibatkan adanya nekrosis miokardial akibat dari kekurangan asupan darah

3 oleh pembuluh darah jantung yang mengalami penyempitan karena trombus, maka fungsi jantung berupa cardiac output menjadi abnormal. 6 Cardiac output yang abnormal tidak dapat memompa darah keseluruh tubuh dengan maksimal dan oksigen di dalam darah tidak dapat terdistribusi dengan baik ke dalam jaringan, sehingga masukan oksigen di dalam jaringan menurun dan juga akan menurunkan VO 2 maksimal. 5 Olahraga seperti yang diketahui merupakan salah satu faktor penting dalam usaha pencegahan terhadap penyakit. Olahraga terbukti pula dapat meningkatkan derajat kesehatan dan tingkat kesegaran jasmani seseorang. 7 Seseorang yang memiliki kesegaran jasmani prima dapat melakukan kegiatan sehari-hari dengan optimal dan tidak cepat lelah, serta masih memiliki cadangan energi untuk melakukan kegiatan lain. 8 Untuk menentukan kebugaran jasmani seseorang dapat digunakan VO 2 maks yang merupakan ambilan oksigen maksimal yang digunakan untuk metabolisme tubuh secara aeorobik yang terdapat peran dari jantung.vo 2 maks akan meningkat ketika seseorang melakukan program olahraga selama 7 sampai 13 minggu. Program olahraga akan meningkatkan 10 persen VO 2 maks dari sebelumnya. 5 Ada berbagai metode untuk mengukur VO 2 maks yang dapat dibedakan dengan metode yaitu, metode langsung dan metode tidak langsung. Salah satu yang termasuk metode langsung yaitu treadmill, ergometer, dan tes langkah, sedangkan metode tidak langsung yaitu grafik dan formula Astrand dan fisiologis misalnya, denyut jantung (HR) dan subjektif misalnya, rating of perceived exertion (RPE) variabel. 9

4 Pada saat ini sudah banyak dipasarkan dan dipromosikan minuman yang mengandung kafein baik pada media cetak maupun media elektronik dengan mengklaim mempunyai khasiat yang bermacam -macam, klaim tersebut di antaranya adalah dapat menghilangkan kelelahan, meningkatkan ketahanan kerja (endurance), meningkatkan kewaspadaan dan menambah energi. 10 Kafein ialah senyawa alkaloid xantina berbentuk kristal dan berasa pahit yang bekerja sebagai obat perangsang psikoaktif dan diuretik ringan 11. Sumber kafein yang umumnya sering digunakan adalah kopi, teh, dan kakao. 12 Kafein juga terkandung dalam sejumlah minuman ringan seperti kola. Minuman ringan biasanya mengandung sekitar 10 sampai 50 miligram kafein per sajian. Kafein pada minuman jenis ini berasal dapat berasal dari bahan ramuan minuman itu sendiri ataunya dari bahan aditif yang didapatkan dari proses dekafeinasi. Guarana, bahan utama pembuatan minuman energi, mengandung sejumlah besar kafein dengan jumlah teobromina dan teofilin yang kecil 13. Kafein mengikat reseptor adenosine di otak. Adenosine ialah nukleotida yang mengurangi aktivitas sel saraf saat terhambat pada sel tersebut. Seperti adenosine, molekul kafein juga berkompetisi pada reseptor yang sama, tetapi akibatnya berbeda. Kafein tidak akan memperlambat aktivitas sel saraf/otak, sebaliknya menghalangi adenosine untuk berfungsi. Dampaknya aktivitas otak meningkat dan mengakibatkan pelepasan hormon epinefrin. Hormon tersebut akan menaikkan detak jantung, meningkatkan tekanan darah, menambah penyaluran darah ke otot-otot, mengurangi penyaluran darah ke kulit dan organ

5 dalam, dan mengeluarkan glukosa dari hati. Lebih jauh, kafein juga menaikkan ambang neurotransmiter dopamin di otak. 11 Berdasarkan efek farmakologis tersebut, kafein ditambahkan dalam jumlah tertentu ke minuman 14. Konsumsi kafein dalam dosis rendah memang terbukti memberikan manfaat. Dikatakan bahwa 12,5 100 mg kafein dapat memberikan efek positif dan jarang menimbulkan efek samping. 15 Berdasarkan data diatas, penulis tertarik untuk meneliti pengaruh minuman berkafein terhadap tingkat kebugaran mahasiswa tingkat akhir Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung (UNISBA) tanpa dilakukan aktivitas olahraga rutin. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut : Bagaimana pengaruh minuman berkafein terhadap VO 2 maks mahasiswa Fakultas Kedoteran Universitas Islam Bandung? 1.3 Tujuan Penelitian 1) Tujuan umum: Mengetahui pengaruh pemberian minuman berkafein terhadap VO 2 maks.

6 2) Tujuan khusus: a. Menilai VO 2 maks mahasiswa tingkat akhir Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung. b. Menganalisis hubungan pemberian minuman berkafein terhadap VO 2 maks mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung. 2.4 Manfaat Penelitian 1) Manfaat Akademis Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang pengaruh minuman berkafein terhadap kebugaran jasmani. 2) Manfaat praktis Diharapkan melalui penelitian ini didapatkan hasil penelitian mengenai pengaruh minum minuman berkafein rendah terhadap kebugaran jasmani sehingga dapat menjadi alternatif untuk meningkatkan kebugaran jasmani selain dengan berolahraga.

7 1 Menurut Judith Rink dalam Mochamad Sajoto (1988: 43) 2 Anonim. Stress dan Risiko Penyakit Jantung Koroner. 2009. Tersedia di: http://www.isfinational.or.id/artikel/59/697- stres-dan-resiko-penyakitjantungkoroner. Diakses pada 24 Januari, 2009. 3 Kusmana, D. Olahraga untuk Orang Sehat dan Penderita Penyakit Jantung. Jakarta: Universitas Indonesia; 2007. 4 Karim, F. Panduan Kesehatan Olahraga Bagi Petugas Kesehatan. Jakarta: Pusat promosi Departemen Kesehatan RI; 2007. 5 Guyton AC, Hall JE. Textbook of medical physiology. Edisi ke-11. 2006. Elsevier Saunders. Halaman.1037 6 Lilly LS. Pathophysiology of heart disease. Edisi ke-5 2011. Lippincott Williams & Wilkins, Wolters Kluwer. Halaman 136. 7 Samihardja J. Peranan ilmu-ilmu kedokteran dalam peningkatan prestasi olah raga. Dalam buku: Simposium dan diskusi panel peningkatan prestasi olah raga, Semarang,1985. 8 Bastian. Meningkatkan kesegaran jasmani siswa dengan permainan kecil. Available from URL :

8 http://sman1- padangpanjang.sch.id/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=40 Diakses pada tanggal 14 Desember 2014 pukul 08.15 WIB 9 Nasl-Saraji J, Zeraati H, Pouryaghub G, Gheibi L. Musculoskeletal Disorders study in damming construction workers by Fox equation and measurement heart rate at work. Iran Occup Health. 2008;5:55 60. 10 Ismail, N.E., Suheryanto, R., Kustomo, S., Harsono, W.J.B. (1998). Efektivitas Extra Joss dalam memperbaiki kinerja ketahanan kerja. Cermin Dunia Kedokteran No. 121. 11 Maughan, RJ; Griffin J (2003). "Caffeine ingestion and fluid balance: a review.". J Human Nutrition Dietetics 16: 411 20 12 Matissek, R (1997). "Evaluation of xanthine derivatives in chocolate: nutritional and chemical aspects". European Food Research and Technology 205 (3): 175 84. 13 Haskell, C. F.; Kennedy D., Wesnes K. A., Milne A. L., Scholey A. B. (January 2007). "A double-blind, placebo-controlled, multi-dose evaluation of the acute behavioural effects of guarana in humans". J Psychopharmacol 21 (1): 65 70. doi:10.1177/0269881106063815. PMID 16533867 14 Farmakologi UI. 2002. Farmakologi dan Terapi Edisi 4. Gaya Baru : Jakarta 15 Ingrouille K. Effect of caffeinated beverages upon breakfast meal consumption of University of Wisconsin-Stout undergraduate students.

9 2013. [diakses tanggal 12 November 2013] Diunduh dari : http://www2.uwstout.edu/content/lib/thesis/ 2013/2013ingrouillek.pdf.