PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DALAM MATA KULIAH PEMBELAJARAN MATEMATIKA SD I. Oleh Wahyudi

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA. untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari

II. TINJAUAN PUSTAKA. berarti mempunyai efek, pengaruh atau akibat, selain itu kata efektif juga dapat

II. TINJAUAN PUSTAKA. siswa memahami konsep-konsep yang sulit dalam pemecahan masalah.

II. TINJAUAN PUSTAKA. hidup manusia sebagai makhluk sosial. Pembelajaran kooperatif merupakan. semua mencapai hasil belajar yang tinggi.

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP KALOR DENGAN METODE GROUP INVESTIGATION. Siswandi

Almiati SMK Negeri 8 Semarang. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. perubahan. Pada era globalisasi, dituntut suatu mutu lulusan yang disiapkan

I. PENDAHULUAN. kreatif, terampil, bertanggung jawab, produktif, dan berakhlak. Fungsi lain dari

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran yang lebih efektif dan

*Keperluan Korespondensi, telp/fax: ,

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA di sekolah saat ini menuntut para guru harus selalu. kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran dengan melalui

II. TINJAUAN PUSTAKA

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGASI PADA MATERI GEOMETRI

BAB I PENDAHULUAN. ini semakin berkembanng dengan sangat pesat. integratif, produktif, kreatif dan memiliki sikap-sikap kepemimpinan dan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PADA BIDANG STUDI IPS MATERI BENUA AFRIKA DENGAN PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION

II. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang diperoleh melalui

Macam-Macam Model Pembelajaran

PENERAPAN MODEL BELAJAR GROUP INVESTIGATION

I. PENDAHULUAN. mendorong terjadinya belajar. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuantujuan

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pembelajaran IPA di SMP Negeri 3 Pacitan khususnya pada

BAB I PENDAHULUAN. bahwa pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inquiri ilmiah (Scientific

BAB I PENDAHULUAN. Begitu pula dengan sumber belajar yang akan digunakan karena dari sumber

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan manusia yang bertakwa

BAB II KAJIAN TEORITIK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. belajar untuk mengamati, menentukan subkompetensi, menggunakan alat dan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa Indonesia untuk menciptakan manusia yang berilmu, cerdas dan terampil di lingkungan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. semakin baiknya kualitas bangsa tersebut. Di Indonesia pendidikan sangat

SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Matematika. Disusun Oleh: RATNA HERAWATI A

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut. Upaya peningkatan kualitas manusia harus

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab terhadap pembentukan sumber daya manusia yang unggul. Dalam

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS. Pada kajian teori akan dipaparkan teori dari beberapa ahli yang

Peningkatan Ketuntasan Belajar Siswa Melalui Model

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana S-1 Program Pendidikan Akuntansi

BAB I. pola pikir siswa tidak dapat maju dan berkembang. pelajaran, sarana prasarana yang menunjang, situasi dan kondisi belajar yang

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian ini memberikan gambaran pada beberapa aspek meliputi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Banyak guru yang telah melaksanakan kegiatan pembelajaran melalui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GI (GROUP INVESTIGATION)

I. PENDAHULUAN. seharusnya dicapai melalui proses pendidikan dan latihan. mendidik, melatih dan mengembangkan kemampuan peserta didik guna

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting sebagai sarana yang tepat untuk

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA MATERI HIMPUNAN. 1),

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

pengalaman kelompok menjadi tiga tingkat. Pertama, tingkat problem-solving

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatan mutu pendidikan pemerintah. mengeluarkan berbagai kebijakan. Salah satu kebijakannya adalah mengganti

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbicara sangat diperlukan untuk berkomunikasi lisan.

69 Media Bina Ilmiah ISSN No

Akhlakul Karimah dan Irni Cahyani STKIP PGRI Banjarmasin

I. PENDAHULUAN. mutu Sumber Daya Manusia (SDM). Undang-Undang Nomor 20 Tahun. Berdasarkan hal itu pemerintah terus berupaya mewujudkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika 2 Mahasiswa Teknik Informatika Universitas Potensi Utama

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berbicara tentang pendidikan, berarti membicarakan tentang hidup dan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan salah satu kunci keberhasilan suatu pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang

I. PENDAHULUAN. prasarana pendidikan, pengangkatan tenaga kependidikan sampai pengesahan

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS DI KELAS IV SD

PENERAPAN DISKUSI KELOMPOK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

Oleh: Winarsih SDN 3 Malasan, Trenggalek

METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS VII.2 SMP NEGERI 5 TEBING TINGGI

BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN REKOMENDASI

tanya jawab, pemberian tugas, atau diskusi kelompok) dan kemudian siswa merespon/memberi tanggapan terhadap stimulus tersebut. Pembelajaran harus

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

BAB I. aktivitas guru sebagai pengajar. Siswa dapat dikatakan belajar dengan aktif

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kegiatan belajar mengajar adalah suatu kondisi yang kompleks yang

PENDAHULUAN. Terjadinya perubahan paradigma dalam metode belajar mengajar yang

BAB I PENDAHULUAN. problema pendidikan yang dihadapinya. Pendidikan harus menyentuh potensi

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih

BAB I PENDAHULUAN. ukur kemajuan suatu bangsa, sehingga kualitas pendidikan sangat. diperhatikan oleh pemerintah. Hingga saat ini pemerintah terus

I. PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa terdiri atas empat komponen penting yaitu keterampilan

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD 6

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PGPAUD DALAM MATA KULIAH TARI UNTUK ANAK USIA DINI

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PKN MELALUI GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS V SD NEGERI I WONOREJO KABUPATEN TRENGGALEK SEMESTER II TAHUN 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Djamarah dan Zain (2006:76), menyatakan Sebagai salah satu sumber

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

LEMMA VOL I NO. 1, NOV 2014

I. PENDAHULUAN. kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing

Edumatica Volume 04 Nomor 01, April 2014 ISSN:

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIVIEMENT DIVISION (STAD)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan dalam pembelajaran yaitu: 1) kemampuan melakukan penalaran. 5) keterampilan komunikasi (Trisni dkk, 2012: 3).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. unsur yang terkait didalamnya saling mendukung. Dalam kegiatan belajar

Yonathan SMP Negeri 1 Tolitoli, Kab. Tolitoli, Sulawesi Tengah ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. sumber daya alam yang melimpah. Sumber daya manusia yang bermutu. lagi dalam rangka meningkatkan mutu sumber daya manusia bangsa

IMPLEMENTASI PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PKn SISWA DI SEKOLAH DASAR. Oleh. Arif Firmansyah*

BAB I PENDAHULUAN. yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan khusus. Dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Rizky Ridlo Rahmanda Putri. Kata kunci: model GI, aktivitas siswa, prestasi belajar fisika

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa: Perencanaan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah hal yang penting bagi setiap manusia, karena dengan pendidikan

Transkripsi:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DALAM MATA KULIAH PEMBELAJARAN MATEMATIKA SD I Oleh Wahyudi Pendahuluan Pendidikan pada dasarnya merupakan proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan yang terjadi. Untuk mewujudkan pembangunan manusia seutuhnya, pembangunan dibidang pendidikan merupakan sarana dan wahana yang sangat baik di dalam pembinaan sumber daya manusia. Oleh karena itu, bidang pendidikan perlu mendapat perhatian, 1

penanganan, dan prioritas secara intensif baik oleh pemerintah, keluarga, dan pengelola pendidikan khususnya. Undang-undang RI No. 20 pasal 40, ayat (2) tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional berbunyi: Dosen dan tenaga kependidikan berkewajiban: 1. Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis dan dialogis; 2. Mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan; dan 3. Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya. Lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah No. 19 tentang Standar Nasional Pendidikan, pasal 19, ayat (1) dinyatakan bahwa: Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi mahasiswa untuk berpartisipasi aktif, memberikan ruang gerak yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologi mahasiswa. Amanat perundang-undangan mengenai penyelenggaraan pendidikan tersebut sering kita dengar dengan istilah PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan). Untuk dapat melaksanakan amanat perundang-undangan tersebut, dosen (dan calon guru) hendaknya mengubah paradigma mengenai mengajar mahasiswa menjadi membelajarkan mahasiswa. Di samping itu, dosen (dan calon guru) harus memahami hakikat PAKEM dan menguasai berbagai strategi/model pembelajaran yang berorientasi pada PAKEM. Salah satu model pembelajaran yang sesuai dengan prinsip PAKEM adalah pembelajaran kooperatif tipe group investigation. Pembelajaran ini dapat menciptakan pembelajaran yang menyenangkan, memberikan kesempatan mahasiswa untuk aktif dalam mencari informasi, aktif diskusi, aktif dan kreatif dalam melakukan kajian, berpendapat dalam diskusi dan memberikan tanggapan terhadap hasil karya orang lain. Model Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif merupakan suatu strategi pembelajaran yang mengembangkan hubungan kerjasama di antara peserta didik dalam mengerjakan tugas-tugas akademik di dalam kelas. Di alam strategi kooperatif ini ada tiga aspek pengelolaan pembelajaran yang harus diperhatikan, yaitu tugas-tugas yang terstruktur yang harus dikerjakan peserta didik dalam bekerja sama dengan yang lainnya, struktur 2

tujuan, dan struktur penghargaan yang bergantung pada kinerja kelompok baik produk maupun hasil belajar lainnya yang ditampilkan oleh setiap peserta didik dalam proses pembelajaran (Ibrahim, Muslimin, dkk. 2000) Struktur tugas mengacu kepada organisasi kerja dalam kelompok yang tercermin salah satunya dari pembagian kerja (peran dan tanggung jawab anggota kelompok). Struktur tujuan mengacu kepada orientasi kelompok dalam mencapai tujuan (yaitu pretasi dan keberhasilan kelompok). Struktur ini dapat terlihat dari adanya saling ketergantungan dan kontribusi serta partisipasi yang merata. Mencapai tujuan merupakan semangat peserta didik untuk bekerjasama. Struktur Penghargaan mengacu pada prestasi kelompok sebagai prestasi setiap anggota kelompok; prestasi kelompok merupakan keberhasilan bersama anggota kelompok, bukan ditentukan oleh anggota tertentu (Chandler, L, 1995). Dalam penerapan pembelajaran kooperatif, dua atau lebih individu saling berinteraksi dan bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan. Agar peserta didik dapat memahami pentingnya pembelajaran kooperatif dalam meningkatkan kompetensi dan kecakapan hidup, penekanan berikut perlu diinformasikan kepada peserta didik: 1. Peserta didik dalam kelompoknya haruslah beranggapan bahwa mereka sepenanggungan bersama. 2. Peserta didik bertanggung jawab atas segala sesuatu di dalam kelompoknya seperti milik mereka sendiri. 3. Peserta didik harus melihat bahwa semua anggota di dalam kelompoknya memiliki tujuan yang sama. 4. Peserta didik harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama di antara anggota kelompoknya 5. Peserta didik akan dievaluasi atau diberikan hadiah/penghargaan yang juga akan dikenakan untuk semua anggota kelompok. 6. Peserta didik berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya. 7. Peserta didik diminta pertanggungjawabannya secara individu atas materi yang dipelajari dalam kelompok kooperatif. Karakteristik Pendekatan Pembelajaran Kooperatif Beberapa karakteristik pendekatan Cooperative Learning, antara lain: 3

1. Tanggung jawab individu, yaitu; bahwa setiap individu di dalam kelompok mempunyai tanggung jawab untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh kelompok, sehingga keberhasilan kelompok sangat ditentukan oleh tanggung jawab setiap anggota. 2. Keterampilan sosial, meliputi seluruh kehidupan sosial, kepekaan sosial dan mendidik peserta didik untuk menumbuhkan pengekangan diri dan pengarahan diri demi kepentingan kelompok. Keterampilan ini mengajarkan peserta didik untuk belajar memberi dan menerima, mengambil dan menerima tanggung jawab, menghormati hak orang lain dan membentuk kesadaran sosial. 3. Ketergantungan yang positif, adalah sifat yang menunjukkan saling ketergantungan satu terhadap yang lain di dalam kelompok secara positif. Keberhasilan kelompok sangat ditentukan oleh peran serta setiap anggota kelompok, karena setiap anggota kelompok dianggap memiliki kontribusi. Jadi peserta didik berkolaborasi bukan berkompetensi. 4. Group Processing, proses perolehan jawaban permasalahan dikerjakan oleh kelompok secara bersama-sama. Model Kooperatif Tipe Group Investigation Group investigation (GI) merupakan salah satu metode dari pembelajaran kooperatif. Metode ini sering dipandang sebagai metode yang paling kompleks dibandingkan dengan metode lain dalam pembelajaran kooperatif (Mcklar,2010). Secara substansial, hal yang ditawarkan dalam metode ini adalah, suatu bentuk proses belajar mengajar dengan melibatkan mahasiswa sejak perencanaan, baik dalam penentuan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Pada awal perkuliahan, mahasiswa akan dibekali dengan aspek teoritis (keilmuan) tentang berbagai hal yang berkaitan dengan pembelajaran, teori belajar, dan karakteristik dan kurikulum matematika SD. Tujuan akhir dari kegiatan ini adalah mahasiswa dapat mengidentifikasi model-model pembelajaran inovatif, mereview film sebagai penerapan model pembelajaran dan teori belajar, sehingga mahasiswa mampu membuat perencanaan pembelajaran dan mengimplementasikannya. Ibrahim, dkk. (2000:23) menyatakan dalam kooperatif tipe Group investigation dosen membagi kelas menjadi kelompok-kelompok dengan anggota 5 atau 6 mahasiswa heterogen dengan mempertimbangkan keakraban dan minat yang sama dalam topik 4

tertentu. Mahasiswa memilih sendiri topik yang akan dipelajari, dan kelompok merumuskan penyelidikan dan menyepakati pembagian kerja untuk menangani konsep-konsep penyelidikan yang telah dirumuskan. Dalam kegiatan diskusi kelas ini diutamakan keterlibatan pertukaran pemikiran paramahasiswa. Dalam penerapan metode investigasi ini, kelas dibagi menjadi beberapa kelompok, beranggotakan 5-6 orang mahasiswa. Masing-masing anggota kelompok dengan karakteristik yang berbeda (heterogen) yang didasarkan atas kesenangan berteman atau kesamaan minat terhadap suatu topik tertentu. Dosen bersamamahasiswa memilih topik yang ingin dipelajari, mengikuti investigasi yang mendalam terhadap subtopik yang telah dipilih, kemudian menyiapkan dan menyajikan laporan di depan kelas secara keseluruhan. Dengan penggunaan metode baru (inovatif) ini, proses belajar mengajar diharapkan akan lebih efektif dan efisien. Proses pembelajaran tidak lagi semata-mata berpusat pada dosen (instructur centered learning), akan tetapi mengkondisikan terjadinya interaktif (interactive colaboration) antara dosen danmahasiswa. Intinya adalah, bagaimana mahasiswa bisa belajar secara aktif dan mandiri. Dengan proses seperti ini, proses pembelajaran yang berpusat padamahasiswa (student centered learning) akan bisa diberdayagunakan. Pembelajaran ini pengajar seyogyanya mengarahkan, membantu para mahasiswa menemukan informasi, dan berperan sebagai salah satu sumber belajar, yang mampu menciptakan lingkungan sosial yang dicirikan oleh lingkungan demokrasi dan proses ilmiah. Menurut Siti Maesaroh (2005) sifat demokrasi dalam kooperatif tipe Group investigation ditandai oleh keputusan-keputusan yang dikembangkan atau setidaknya diperkuat oleh pengalaman kelompok dalam konteks masalah yang menjadi titik sentral kegiatan belajar. Dosen danmahasiswa memiliki status yang sama dihadapan masalah yang dipecahkan dengan peranan yang berbeda. Jadi tanggung jawab utama dosen adalah memotivasi mahasiswa untuk bekerja secara kooperatif dan memikirkan masalah sosial yang berlangsung dalam pembelajaran serta membantu mahasiswa mempersiapkan sarana pendukung. Sarana pendukung yang dipergunakan untuk melaksanakan model ini adalah segala sesuatu yang menyentuh kebutuhan para pelajar untuk dapat menggali berbagai informasi yang sesuai dan diperlukan untuk melakukan proses pemecahan masalah kelompok. Slavin (1995) mengemukakan tahapan-tahapan dalam menerapkan pembelajaran kooperatif Group investigation adalah sebagai berikut: 5

1) Tahap Pengelompokan (Grouping) Yaitu tahap mengidentifikasi topik yang akan diinvestigasi serta mebentuk kelompok investigasi, dengan anggota tiap kelompok 5 sampai 6 orang. Pada tahap ini: 1) mahasiswa mengamati sumber, memilih topik, dan menentukan kategori-kategori topik permasalahan, 2) mahasiswa bergabung pada kelompok-kelompok belajar berdasarkan topik yang mereka pilih atau menarik untuk diselidiki, 3) dosen membatasi jumlah anggota masing-masing kelompok antara 5 sampai 6 orang berdasarkan keterampilan dan keheterogenan. 2) Tahap Perencanaan (Planning) Tahap Planning atau tahap perencanaan tugas-tugas pembelajaran. Pada tahap ini mahasiswa bersama-sama merencanakan tentang: (1) Apa yang mereka pelajari? (2) Bagaimana mereka belajar? (3) Siapa dan melakukan apa? (4) Untuk tujuan apa mereka menyelidiki topik tersebut? 3) Tahap Penyelidikan (Investigation) Tahap Investigation, yaitu tahap pelaksanaan proyek investigasimahasiswa. Pada tahap ini,mahasiswa melakukan kegiatan sebagai berikut: 1) mahasiswa mengumpulkan informasi, menganalisis data dan membuat simpulkan terkait dengan permasalahan-permasalahan yang diselidiki, 2) masing-masing anggota kelompok memberikan masukan pada setiap kegiatan kelompok, 3) mahasiswa saling bertukar, berdiskusi, mengklarifikasi dan mempersatukan ide dan pendapat. 4) Tahap Pengorganisasian (Organizing) Yaitu tahap persiapan laporan akhir. Pada tahap ini kegiatan mahasiswa sebagai berikut: 1) anggota kelompok menentukan pesan-pesan penting dalam proteknya masing-masing, 2) anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan dan bagaimana mempresentasikannya, 3) wakil dari masing-masing kelompok membentuk panitia diskusi kelas dalam presentasi investigasi. 5) Tahap Presentasi (Presenting) Tahap presenting yaitu tahap penyajian laporan akhir. Kegiatan pembelajaran di kelas pada tahap ini adalah sebagai berikut: (1) penyajian kelompok pada keseluruhan 6

kelas dalam berbagai variasi bentuk penyajian, (2) kelompok yang tidak sebagai penyaji terlibat secara aktif sebagai pendengar, (3) pendengar mengevaluasi, mengklarifikasi dan mengajukan pertanyaan atau tanggapan terhadap topik yang disajikan. Misalnya: 1) mahasiswa yang bertugas untuk mewakili kelompok menyajikan hasil atau simpulan dari investigasi yang telah dilaksanakan, 2) mahasiswa yang tidak sebagai penyaji, mengajukan pertanyaan, saran tentang topik yang disajikan, 3) mahasiswa mencatat topik yang disajikan oleh penyaji. 6) Tahap evaluasi (evaluating) Pada tahap evaluating atau penilaian proses kerja dan hasil proyek mahasiswa. Pada tahap ini, kegiatan dosen atau mahasiswa dalam pembelajaran sebagai berikut: 1) mahasiswa menggabungkan masukan-masukan tentang topiknya, pekerjaan yang telah mereka lakukan, dan tentang pengalaman-pengalaman efektifnya, 2) dosen dan mahasiswa mengkolaborasi, mengevaluasi tentang pembelajaran yang telah dilaksanakan, 3) penilaian hasil belajar haruslah mengevaluasi tingkat pemahaman mahasiswa. Misalnya: 1) mahasiswa merangkum dan mencatat setiap topik yang disajikan, 2) mahasiswa menggabungkan tiap topik yang diinvestigasi dalam kelompoknya dan kelompok yang lain, 3) dosen mengevaluasi dengan memberikan tes uraian pada akhir siklus. Implementasi Pembelajaran Group Investigation Dalam Perkuliahan Pembelajaran Matematika SD I Mata kuliah Pembelajaran Matematika SD I, merupakan mata kuliah yang diberikan kepada mahasiswa pada semester 5 dengan kompetensi yang ingin dicapai adalah mahasiswa mampu mengenali karakteristik siswa SD sehingga mampu membuat perencanaan pembelajaran dengan model-model pembelajaran yang inovatif berdasarkan karakter siswa SD untuk meningkatkan mutu pembelajaran matematika dan pendidikan di SD. Salah satu materi kuliah Pembelajaran Matematika SD I membahas tentang model-model pembelajaran matematika inovatif. Salah satunya adalah model pembelajaran kooperatif. Untuk lebih memahami dan mendapat pengalaman langsung, maka dalam pembelajaran ini diterapkan salah satu tipe model pembelajaran kooperatif yaitu tipe group investigation. 7

Dalam implementasinya, penyampaian materi perkuliahan khususnya yang berifat teoritis (pengetahuan dasar) tetap dilakukan dengan metode ceramah dan diskusi. Hal ini dilakukan untuk memberikan pemahaman keilmuan kepada mahasiswa tentang karakteristik anak SD dan kurikulum matematika di SD. Aktualisasi dari pemahaman teoritis tersebut diimplementasikan melalui diskusi kelompok. Sesuai dengan esensi metode group investigation, maka para mahasiswa peserta kuliah akan dibagi berkelompok secara heterogen agar keberadaan mahasiswa saling mengisi dan melengkapi. Secara keseluruhan, mahasiswa peserta mata kuliah Pembelajaran Matematika SD I berjumlah 37 orang. Untuk keperluan penerapan metode group investigatian ini, peserta mata kuliah dibagi menjadi 7 kelompok, dimana masing-masing kelompok berjumlah antara 5-6 orang. Untuk menjaga optimalisasi dan efektifitas proses pembelajaran, pelaksanaan investigasi dilakukan di dalam maupun di luar jam kuliah dalam jadwal. Untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan investigasi secara akademik dan ilmiah, masing-masing kelompok diwajibkan mempresentasikan laporan pelaksanaan investigasi di depan kelas. Hal ini bertujuan untuk menumbuhkan budaya kritis dikalangan mahasiswa. Dengan cara ini diharapkan terjadinya peningkatan responbilitas maupun motivasi mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan. Hal utama yang diharapkan dari penggunaan metode ini sebuah proses pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa (student centered learning) dalam usaha tercapainya peningkatan kualitas dalam proses pembelajaran. Masing-masing kegiatan dirancang sebagai berikut: Kegiatan Pertama Kegiatan pertama membahas tentang model-model pembelajaran matematika inovatif dengan kompetensi dasar mahasiswa mampu menjelaskan model-model pembelajaran matematika inovatif. Kegiatan ini dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan dengan rincian kegiatan berikut ini. Pertemuan Pertama Rincian Kegiatan 1. Penyampaian tujuan pembelajaran yang akan dilakukan 2. Penjelasan tentang gambaran kegiatan yang akan dilaksanakan 3. Pembagian kelompok 4. Pembagian materi model pembelajaran (setiap kelompok memilih materinya masing-masing) 5. Kegiatan ivestigasi kelompok dengan modul yang sudah disediakan di dalam kelas 8

Kedua 6. Kegiatan investigasi dilakukan di luar kelas dengan kajian teori yang lain 1. Mendesain kelas sesuai keinginan mahasiswa 2. Menyampaikan rencana kegiatan dalam pembelajaran (kunjung karya dari hasil investigasi kelompok) 3. Masing-masing kelompok menyiapkan petugas yang akan menjaga rumah dan petugas untuk mengunjungi kelompok lain 4. Mahasiswa melakukan kegiatan kunjung karya di kelompok lain 5. Dosen dan mahasiswa membuat kesimpulan bersama Kegiatan Kedua Kegiatan kedua merupakan pemantapan dari kegiatan pertama tentang pemahaman mereka tentang model-model pembelajaran yang sudah dipelajari pada kegiatan pertama. Kegiatan ini diisi dengan kegiatan menonton bersama yang dilakukan setiap kelompok secara mandiri dengan pertimbangan durasi film yang cukup panjang yaitu ± 3 jam. Rincian kegiatan dan tugas yang harus dikerjakan setiap kelompok adalah sebagai berikut. Tugas yang harus Anda Kerjakan adalah: 1. Silahkan Anda menonton Film "3 Idiot" 2. Buat Review dari Film tersebut mengenai: a. Paradigma pembelajaran yang diperlakukan b. Perubahan paradigma belajar dan mengajar c. Bagaimana seorang pengajar seharusnya menghargai murid/mahasiswanya Setiap jawaban Anda silahkan berikan alasan yang tepat mengacu pada teori belajar, pendekatan dan model-model pembelajaran yang diajarkan Di akhir kegiatan kedua, masing-masing kelompok menyampaikan hasil investigasinya berupa hasil review film 3 Idiot dalam kegiatan persentasi kelompok. Kegiatan Ketiga Kegiatan ketiga merupakan implementasi dari kegiatan satu dan dua dimana mahasiswa akan membuat perencanaan pembelajaran matematika. Kegiatan ketiga dilaksanakan dengan rincian kegiatan sebagai berikut: 1. Penyampaian tujuan pembelajaran 9

2. Penjelasan rencana kegiatan pembelajaran 3. Diskusi tentang pengalaman mahasiswa dari kegiatan menonton film 3 Idiot 4. Diskusi tentang keterkaitan film 3 Idiot dengan Model-model pembelajaran dan teori belajar yang sudah dipelajari 5. Pengambilan komitmen bersama dari pengalaman yang diperoleh 6. Penjelasan tentang Pelaksanaan Perkuliahan Model Kooperatif Tipe Group Investigation Pembelajaran model kooperatif tipe Group Investigation diterapkan dalam mata kuliah Pembelajaran Matematika SD I untuk mahasiswa S1 PGSD Reguler angkatan 2008 Kelas F dilaksanakan setiap hari Kamis jam 10.00 12.00 diruang E120 semester 2 2010/2011. Pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dibagi dalam tiga kegiatan dengan dua materi yaitu model-model pembelajaran matematika inovatif, dan perencanaan pembelajaran matematika. Ketiga kegiatan tersebut adalah, ivestigasi tentang model-model pembelajaran inovatif, mereview film 3 idiot sebagai terapan model pembelajaran dan teori pembelajaran, serta perencanaan pembelajaran matematika. Pada kegiatan pertama masing-masing kelompok memilih model pembelajaran matematika inovatif. Masing-masing kelompok melakukan investigasi terhadap model pembelajaran yang mereka sudah pilih baik di kelas maupun di luar kelas. Sebagai akhir kegiatan kelompok mereka harus menjelaskan hasil ivestigasi kepada kelompok lain melalui kegiatan kunjung karya yang sudah disiapkan oleh dosen. Diakhir kegiatan pertama dosen dan mahasiswa membuat kesimpulan bersama tentang model-model pembelajaran yang sudah dipelajari. Kegiatan yang kedua diisi dengan kegiatan mereview film 3 idiot. Film ini bercerita tentang kegiatan perkuliahan yang penuh tekanan dengan aturan yang sangat kaku. Kegiatan ini digunakan untuk menguji pemahaman mahasiswa terhadap konsep teori belajar dan model pembelajaran yang sudah mereka miliki sebagai dasar mereka untuk menyusun rencana pembelajaran. Kegiatan ini diakhiri dengan persentasi kelompok mengenai hasil investigasi mereka. Isi dari persentasi ini bercerita tentang isi film, teori belajar yang diterapkan dalam film, serta model pembelajaran yang dilaksanakan dosen dalam film tersebut. 10

Kegiatan yang ketiga adalah pengambilan keputusan untuk membuat perencanaan pembelajaran matematika yang menyenangkan. Kegiatan ini adalah sebagai akhir dari penerapan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation. Kegiatan pembelajaran diawali dengan curhat hasil pengalaman mereka tentang film yang sudah ditonton untuk mengetahui komitmen mereka sebagai calon guru setelah melihat model pembelajaran yang diterapkan di film tersebut. Hasil curhat dan diskusi singkat tersebut, didapatkan sebagian besar mahasiswa prehatin dengan keadaan tersebut. Dari hasil ini mahasiswa diminta mengambil komitmen bagaimana seharusnya mereka nantinya mengajar. Hasil Tindakan dan Pembahasan Hasil tindakan dari penerapan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dapat dilihat dari hasil pengamatan pembelajaran (observasi), isian lembar refleksi dan wawancara terhadap mahasiswa setelah mengikuti pembelajaran. Hasil observasi memberikan informasi bahwa pembelajaran kooperatif tipe group investigation membuat mahasiswa lebih senang dalam belajar, mampu berdiskusi dalam kelompok, saling memberikan argumentasi, dan bahkan berani bertanya dan membuat model persentasi yang unik dan menarik. Satu hal yang menarik juga, mahasiswa yang semula pendiam menjadi berani berargumen di dalam kelompoknya dan pada akhirnya berani untuk menyampaikan pendapat di depan mahasiswa dalam satu kelas. Hasil refleksi mahasiswa memberikan gambaran tentang apa yang sudah dirasakan mahasiswa saat pembelajaran maupun setelah pembelajaran. Hasil refleksi menunjukkan bahwa pembelajaran yang dilakukan sangat menarik. Mahasiswa diberi kebebasan untuk menggali informasi dari materi yang dipiih. Hal ini membuat kelompok lebih kritis untuk menentukan langkah-langkah kegiatan yang akan dilakukan dan merencanakan bentuk investigasi yang akan dilaksanakan. Kelompok semakin terbuka untuk mencari dan mengumpulkan data sehingga membuat mereka lebih kreatif. Terjalin interaksi antara dosen dan mahasiswa yang begitu dekat karena dosen selalu memberikan pertanyaan kepada mahasiswa sehingga membuat mahasiswa terlibat aktif dalam pembelajaran. Yang menarik menurut mereka bahwa pembelajaran dikaitkan dalam kehidupan sehari-hari yaitu dengan kegiatan menonton film yang merupakan bukti nyata proses pembelajaran yang menyedihkan, kaku, 11

otoriter sehingga membuat mahasiswa tertekan. Pengalaman nyata ini membuat mahasiswa berani mengambil komitmen untuk mengajar lebih baik. Hasil wawancara menguatkan data di atas. Data yang diperoleh mereka merasa sangat senang mengikuti pembelajaran. Mereka diberi kesempatan untuk mencari, berdiskusi, berbicara, sehingga mahasiswa merasa menjadi bagian dalam pembelajaran. Yang paling penting menurut mereka bahwa berbicara tidak harus selalu benar, salah adalah pengalaman. Sehingga mahasiswa yang semula takut atau malu bertanya berani bertanya. Selain itu pembelajaran mendidik mahasiswa untuk belajar dari apa yang dilihat. Hal ini bisa dilihat dari pengalaman mereka melihat film 3 Idiot bahwa belajar bukan sekedar menghafal dan mendapat ijasah, tetapi bagaiman pembelajaran itu bermakna buat mereka. Belajar tidak harus sama persis dengan buku, tetapi bagaimana kita memahami itu dan mengungkapkan kembali dengan bahasa sendiri. Ketiga hasil ini menunjukkan bahwa model kooperatif tipe group investigation cukup efektif diterapkan dalam pembelajaran di perguruan tinggi khususnya di program studi S1 PGSD FKIP UKSW. Kesimpulan Pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation cukup efektif digunakan di dalam proses belajar mengajar dilingkungan Program Studi S1 PGSD dalam rangka menerapkan pembelajaran PAKEM dalam perkuliahan. Pembelajaran ini dapat menciptakan pembelajaran yang menyenangkan, memberikan kesempatan mahasiswa untuk aktif dalam mencari informasi, aktif diskusi, aktif dan kreatif dalam melakukan kajian terhadap film sebagai implementasi model pembelajaran, berinisiatif sendiri dalam rangka mencari kesesuaian antara teori belajar dengan model pembelajaran, berpendapat dalam diskusi dan memberikan tanggapan terhadap hasil karya kelompok lain. Pembelajaran kooperatif tipe group investigation membuat dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa. 12

DAFTAR PUSTAKA Chandler, L. (1995). Cooperative Learning and Hands-on Science. California : Kagan Cooperative Learning Ibrahim, Muslimin, dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: UNESA Press Mcklar. 2010. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Group Investigation Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa pada Mata Diklat. http://one.indoskripsi.com/ judul-skripsi/ skripsi-lainnya/ penerapanpembelajaran-kooperatif-model-group- investigation- untuk- meningkatkanmotivasi- dan- has. (Diakses tgl 12 September 2010). Slavin, R.E. (1995). Cooperative Learning : Theory, Research and Practice, Boston : Allyn and Bacon Siti Maesaroh. 2005. Efektivitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Group Investigation Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. 13