Berbeda dengan bidang lain, misalnya pendidikan moral, yang penekanannya benar-benar pada

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani dan kesehatan secara umum bertujuan membantu siswa

2015 PENERAPAN BOLA MODIFIKASI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PASING DALAM PERMAINAN FUTSAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani dan kesehatan pada hakikatnya adalah proses pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Asas dan Falsafah Pendidikan Jasmani

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional,

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perbandingan Model Pendekatan Taktis Dan Pendekatan Tradisional Terhadap Hasil Belajar Permainan Kasti

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Hakikat Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan di Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. maupun sebagai anggota kelompok yang dilakukan secara sadar dan. kemampuan, keterampilan jasmani, pertumbuhan kecerdasan dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang

Dijelaskan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003 dalam (Haryanto 2012) disebutkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan secara terencana akan meningkatkan kebugaran jasmani seseorang.

I. PENDAHULUAN. penalaran, penghayatan nilai (sikap-mental-emosional-spiritual-sosial),

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sandy Windiana, 2014 Pengaruh Model Pendekatan Taktis Terhadap Hasil Belajar Permainan Kasti

BAB I PENDAHULUAN. lancar sangat ditentukan oleh beberapa unsur antara lain guru, siswa,

GALIH PERMANA, 2015 PENGARUH PENGGUNAAN ALAT BANTU MODIFIED SMARTER SPOTTER TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SIKAP KAYANG

2015 KESULITAN-KESULITAN MENGAJAR YANG DIALAMI GURU PENJAS DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI ADAPTIF DI SEKOLAH LUAR BIASA SE-KABUPATEN CIREBON

SOSIALISASI PERMAINAN TONIS SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PROFESIONALISME BAGI GURU PENDIDIKAN JASMANI SEKOLAH DASAR KABUPATEN KULONPROGO YOGYAKARTA

2016 IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PERMAINAN EFTOKTON TERHADAP JUMLAH WAKTU AKTIF BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN BULUTANGKIS

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar.

BAB I PENDAHULUAN. individu secara menyeluruh. Namun, perolehan keterampilan dan

BAB I PENDAHULUAN. jasmani juga mencakup aspek mental, emosional, sosial dan spiritual.

BAB 1 PENDAHULUAN. luar jam sekolah melalui kegiatan ektsrakurikuler. keolahragaan butir C (diklusppra, 1999:2), sebagai berikut:

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING ATAS BOLA VOLI MELALUI BANTUAN TUTOR SEBAYA SISWA KELAS VIII DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 5 PALEMBANG

pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang.

BAB I PENDAHULUAN. Permainan bolavoli merupakan salah satu permainan yang kompleks yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mendorong, mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmani

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks penelitian. Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan pada dasarnya merupakan

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SEPAK TAKRAW MELALUI PENDEKATAN PERMAINAN JALA HIP HOP

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan,

BAB I PENDAHULUAN. jasmani memperlakukan anak sebagai sebuah kesatuan utuh, mahluk total,

GUMELAR ABDULLAH RIZAL,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Riska Dwi Herliana, 2013

I. PENDAHULUAN. diharapkan siswa akan dapat mencapai standar kompetensi pada masingmasing

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah KTSP Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Wahyu Tristian Pribadi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. diartikan sebagai perubahan dalam kemampuan, sikap atau perilaku siswa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. seseorang. Sesuai dengan aktivitas yang di tekuni dan dilakukan seorang anak. Penguasaan

BAB I PENDAHULUAN. kondisi fisik siswa dalam beraktifitas untuk mendidik lebih mengedepankan pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang

BAB I PENDAHULUAN. internasional dan membangkitkan rasa kebangaan nasional. Pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pedidikan jasmani pada dasarnya bagian integral dari pendidikan secara

BAB I PENDAHULUAN. investasi jangka panjang dalam upaya pembinaan mutu sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ridwan Firdaus, 2014

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan salah satu alat yang dapat digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik,

BAB I PENDAHULUAN. Hal tersebut merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat penting bagi manusia untuk menunjang dalam

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan keterampilan olah raga tetapi pada perkembangan si anak seutuhnya.

I. PENDAHULUAN. SMAN 4 Metro adalah lembaga pendidikan menengah atas yg membantu

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti halnya

BAB I PENDAHULUAN. secara keseluruhan. Melalui pendidikan jasmani dikembangkan beberapa aspek yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia baik itu di sekolah maupun di luar sekolah selalu akan

BAB I PENDAHULUAN. untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh sumber daya manusia yang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. Proses kegiatan belajar mengajar merupakan suatu aktivitas yang bertujuan

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SEPAK TAKRAW MELALUI PENDEKATAN PERMAINAN JALA HIP HOP PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KUTAMENDALA 02.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar yang menumbuh

BAB I PENDAHULUAN. senam, aktivitas ritmik, aktivitas air, dan pendidikan luar kelas. Permainan dan olahraga

PERBANDINGAN PENDEKATAN TAKNIS DAN PENDEKATAN TEKNIS TERHADAP HASIL BELAJAR PERMAINAN BOLA BASKET

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mas Athi Sugiarthi, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Slamet Santoso, M.Pd ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha orang dewasa secara sengaja menuju kedewasaan baik

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dijelaskan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003 dalam (Haryanto 2012) disebutkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. Dalam undang-undang sistem pendidikan nasional No.20 Tahun 2003, disebutkan bahwa pendidikan adalah :

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan aspek fisik, psikomotor, kognitif, dan afektif secara total.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya

BAB 1 PENDAHULUAN. cukup digemari dan diminati serta seringkali dipertandingkan antar kelas maupun

BAB I PENDAHULUAN. G. Morgan pada tanggal 9 Februari 1895 di Holyoke Massachusetts (Amerika

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. jenis olahraga yang ada di dunia adalah sepak takraw.untuk sebagian kalangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PenjasOrkes) sebagai bagian

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan karakter bangsa dari suatu negara. Pendidikan jasmani

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (Penjasorkes) meliputi permainan

BAB I PENDAHULUAN. jasmani yang direncanakan secara sistematik untuk mencapai suatu tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara

IMPLEMENTASI AKTIVITAS BERMAIN DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PERMAINAN BOLA TANGAN

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional, (Depdiknas, 2003: 30). Karanggambas sesuai silabus adalah: atletik, senam, renang, kesehatan dan

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Tanamodindi Dalam Memukul Bola Kasti dengan Menggunakan Modifikasi Alat Bantu Pemukul dan Bola

KRITIK TERHADAP PENDEKATAN TRADISIONAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan bagian dari program pendidikan umum yang

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional. Pendidikan jasmani memperlakukan anak sebagai sebuah kesatuan utuh, makhluk total, daripada hanya menganggapnya sebagai seseorang yang terpisah kualitas fisik dan mentalnya. Pada kenyataannya, pendidikan jasmani adalah suatu bidang kajian yang sungguh luas. Titik perhatiannya adalah peningkatan gerak manusia. Lebih khusus lagi, penjas berkaitan dengan hubungan antara gerak manusia dan wilayah pendidikan lainnya: hubungan dari perkembangan tubuh-fisik dengan pikiran dan jiwanya. Fokusnya pada pengaruh perkembangan fisik terhadap wilayah pertumbuhan dan perkembangan aspek lain dari manusia itulah yang menjadikannya unik. Tidak ada bidang tunggal lainnya seperti pendidikan jasmani yang berkepentingan dengan perkembangan total manusia. Per definisi, pendidikan jasmani diartikan dengan berbagai ungkapan dan kalimat. Namun esensinya sama, yang jika disimpulkan bermakna jelas, bahwa pendidikan jasmani memanfaatkan alat fisik untuk mengembangan keutuhan manusia. Dalam kaitan ini diartikan bahwa melalui fisik, aspek mental dan emosional pun turut terkembangkan, bahkan dengan penekanan yang cukup dalam. Berbeda dengan bidang lain, misalnya pendidikan moral, yang penekanannya benar-benar pada perkembangan moral, tetapi aspek fisik tidak turut terkembangkan, baik langsung maupun secara tidak langsung.

Karena hasil-hasil kependidikan dari pendidikan jasmani tidak hanya terbatas pada manfaat penyempurnaan fisik atau tubuh semata, definisi pendidikan jasmani tidak hanya menunjuk pada pengertian tradisional dari aktivitas fisik. Kita harus melihat istilah pendidikan jasmani pada bidang yang lebih luas dan lebih abstrak, sebagai satu proses pembentukan kualitas pikiran dan juga tubuh. Sungguh, pendidikan jasmani ini karenanya harus menyebabkan perbaikan dalam pikiran dan tubuh yang mempengaruhi seluruh aspek kehidupan harian seseorang. Pendekatan holistik tubuh-jiwa ini termasuk pula penekanan pada ketiga domain kependidikan: psikomotor, kognitif, dan afektif. Dengan meminjam ungkapan Robert Gensemer, penjas diistilahkan sebagai proses menciptakan tubuh yang baik bagi tempat pikiran atau jiwa. Artinya, dalam tubuh yang baik diharapkan pula terdapat jiwa yang sehat, sejalan dengan pepatah Romawi Kuno: Men sana in corporesano. Pendidikan jasmani dan kesehatan adalah suatu bagian pendidikan yang mengutamakan aktivitas jasmani dan pembinaan mentalitas, sikap, dan tindakan untuk hidup sehat. Sasaran pendidikan jasmani dan kesehatan adalah pertumbuhan dan pengembangan jasmani, mental, sosial dan emosional serta spiritual yang serasi, selaras, dan seimbang. Pendidikan jasmani dan kesehatan secara umum bertujuan membantu siswa untuk meningkatkan derajat kesehatan, kebugaran jasmani, keterampilan gerak dasar serta meningkatkan kesadaran berolahraga, dan kebiasaan hidup sehat. Belajar gerak adalah belajar yang diwujudkan melalui respon-respon muscular dan diekspresikan dalam gerakan tubuh. Di dalam belajar gerak yang dipelajari adalah pola-pola gerak keterampilan tertentu contoh gerak-gerak keterampilan olahraga. Proses belajar gerak berbentuk kegiatan mengamati gerakan dan kemudian mencoba menirukan berulangulang. Dalam belajar gerak siswa harus memahami gerakan untuk mampu melakukannya, maka selain unsur fisik maka terlibat juga unsur fikir. Selain itu unsur emosi dan perasaan juga terlibat dalam belajar gerak. Namun perlu diingat bahwa tujuan utama belajar gerak adalah untuk meningkatakan keterampilan gerak. Di dalam mempelajari gerakan olahraga siswa

berusaha untuk mengerti gerakan yang dipelajari, kemudian apa yang dimengerti itu dikomandokan kepada otot-otot tubuh untuk diwujudkan dalam gerakan tubuh secara keseluruhan atau hanya sebagian sesuai dengan pola gerakan yang dipelajari. Untuk itu para siswa diharapkan dapat mengerti, memahami, dan mampu melaksanakan semua materi yang dipelajari di sekolah masing-masing, untuk SDN 2 Kebagusan Gedongtataan sepak takraw adalah salah satu materi yang diajarkan. Materi pembelajaran sepak takraw masuk ke dalam materi permainan bola kecil, pada silabus yang terdapat di SDN 2 Kebagusan Gedongtataan materi permainan bola kecil untuk kelaskelas VI adalah: (1) Bulutangkis, (2) kasti, dan (3) rounders (4) slag ball. Sepak takraw memang tidak terdapat pada silabus, namun menurut ketetapan kurikulum baru yaitu KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) sekolah memiliki otonomi atau wewenang untuk mengganti atau menambah materi yang tidak sesuai dengan situasi dan kondisi sekolah. Untuk daerah Pesawaran umumnya dan SDN 2 Kebagusan Gedongtataan khususnya sepak takraw adalah cabang yang dipilih seuai dengan unggulan daerah untuk menggantikan materi pembelajaran yang lain dan situasi dan kondisi yang ada. Sepak takraw, karakteristik permainan ini sangat unik karena merupakan kombinasi dua macam olahraga yaitu sepakbola dan sepak takraw yang dimainkan pada lapangan berbentuk empat persegi panjang yang berukuran, panjang 13,40 m dan lebar 6,10 m sama dengan ukuran lapangan badminton, seperti halnya dalam sepak bola pemain tidak diperkenankan menyentuh bola dengan tangan dan bola harus dimainkan sebanyak tiga kali tanpa menyentuh lantai seperti dalam permainan voli, namun pada sepak takraw bola boleh dimainkan 3 kali berturut-turut oleh satu orang pemain. Permainan ini dimainkan oleh dua regu, yang masing-masing regu terdiri dari tiga orang, sedangkan kemenangan dalam permainan ini ditentukan oleh set. Masing-masing setnya sebanyak 15 poin menggunakan sistem reli poin.

Setelah penulis melakukkan observasi di SDN 2 Kebagusan Gedongtataan kelas V dalam belajar sepak takraw khususnya dalam melakukan gerak dasar servis masih kurang karena servis adalah sajian dan serangan pertama dalam bermain hal ini dikarenakan: 1) kurangnya minat siswa dalam mengikuti pembelajaran sepak takraw khususnya servis, 2) setelah mendapatkan pembelajaran gerak dasar servis dalam sepak takraw siswa enggan berlatih secara berulang-ulang, 3) kurangnya sarana dan prasarana yang mendukung pembelajaran gerak dasar servis dalam sepak takraw, 4) metode pembelajaran kurang bervareasi. Dari uraian di atas peneliti ingin melakukan suatu tindakan dalam proses pembelajaran gerak dasar servis dalam sepak takraw yang bertujuan agar dapat meningkatkan hasil pembelajaran di kelas V SDN 2 Kebagusan Gedongtataan. B. Indentifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis mengedentifikasi masalah sebagai berikut : a. Rendahnya kemampuan gerak dasar servis bola sepak takraw siswa kelaskelas V SDN 2 Kebagusan Gedongtataan. b. Kurangnya minat siswa dalam melaksanakan pembelajaran servis dalam sepak takraw. c. Ketidakseriusan siswa dalam melakukan gerak dasar servis dalam sepak takraw. C. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian yang dikemukakan pada latar belakang dan indentifikasi masalah, permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: a. Apakah keterampilan gerak dasar servis dalam sepak takraw dapat ditingkatkan dengan menggunakan pendekatan modifikasi alat pembelajaran.

b. Apakah keterampilan gerak dasar servis dalam sepak takraw dapat ditingkatkan dengan menggunakan pendekatan modifikasi alat pembelajaran berupa bola kertas dibungkus plastic berbentuk bola dengan ukuran lebih besar dari bola standar. c. Apakah keterampilan gerak dasar servis dalam sepak takraw dapat ditingkatkan dengan menggunakan pendekatan modifikasi alat pembelajaran berupa bola plastik. Apakah keterampilan gerak dasar servis bola sepak takraw dapat ditingkatkan dengan menggunakan pendekatan modifikasi alat pembelajaran berupa bola dan net yang di rendahkan. D. Batasan Masalah Berdasarkan rumusan masalah di atas agar masalah peneliti ini tidak meluas, maka penulis membatasi masalah dalam penelitian ini hanya pada masalah meningkatkan keterampilan gerak dasar servis dalam sepak takraw siswa kelas V SDN 2 Kebagusan Gedongtataan dengan metode penelitian tindakan kelas (PTK). E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah:. a. Untuk meningkatkan kemampuan gerak dasar servis dalam sepak takraw dengan mennggunakan bola kertas dibungkus plastik. b. Untuk meningkatkan kemampuan gerak dasar servis dalam sepak takraw dengan menngguna- kan bola plastic dan rotan. F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai wawasan dan masukan bagi:

a. Bagi penliti Dapat menambah pengetahuan terutama yang berkaitan dengan sepak takraw. b. Bagi siswa Sebagai motivasi dalam meningkatkan gerak dasar servis dalam sepak takraw. c. Sekolah Sebagai bahan masukan dan referensi bagi pembina sekolah mengenai penggunaan alat modifikasi pembelajaran (bola plastik, kertas digulung menyerupai bola, dan bola rotan) pada sepak takraw keterampilan servis. d. Bagi Program Studi Sebagai informasi dan acuan bagi pihak yang ingin melaksanakan penelitian sejenis. G. Ruang lingkup Penelitian. Obyek penelitian : Memberikan upaya peningkatan gerak dasar servis dalam sepak takraw. Subyek peneliti Tempat Penelitian : Siswa Kelaskelas V SDN 2 Kebagusan Gedongtataan : SDN 2 Kebagusan Gedongtataan.