BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Alfian Rizky Maulana, 2013

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. cukup digemari dan diminati serta seringkali dipertandingkan antar kelas maupun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PENGARUH PANJANG TUNGKAI DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP SERVIS DALAM PERMAINAN SEPAK TAKRAW PADA TIM PSTI KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan (IPTEK) belakangan ini sangat. mempengaruhi pendidikan, terutama di negara-negara yang sudah maju.

BAB I PENDAHULUAN. Permainan bolavoli merupakan salah satu permainan yang kompleks yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Satryandi Ahmad Fauzi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pendidikan yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas fisik, melalui cabang-cabang olahraga ataupun olahraga tradisional, yang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani dan kesehatan secara umum bertujuan membantu siswa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sendy Mohamad Anugrah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. kurikulum pendidikan jasmani. Upaya meningkatkan keterampilan bermain

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

2015 MOD IFIKASI PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN BOLAVOLI D ALAM UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA:

Materi: Konsep Dasar Pendekatan Taktik dalam Permainan Sepakbola. Pembelajaran Pendidikan Jasmani di sekolah masih cenderung dilaksanakan dengan

BAB I PENDAHULUAN. membawa nama bangsa ke dunia internasional menjadi baik. Mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. jenis olahraga yang ada di dunia adalah sepak takraw.untuk sebagian kalangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia pendidikan di Indonesia, bukan mustahil pendidikan di Indonesia akan

BAB I PENDAHULUAN. Permainan bolavoli merupakan salah satu cabang olahraga permainan

2016 PENGGUNAAN MEDIA AUDIOVISUAL TERHADAP KETERAMPILAN BERMAIN SEPAK TAKRAW PADA SISWA SMP NEGERI 1 CONGGENG

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan aspek fisik, psikomotor, kognitif, dan afektif secara total.

BAB I PENDAHULUAN. istiadat serta kebutuhan pembangunan terutama di sekolah-sekolah.

KRITIK TERHADAP PENDEKATAN TRADISIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Mudzakkir Faozi, 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai prestasi dan hasil belajar dalam lingkup ekstrakulikuler yang optimal

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara

BAB I PENDAHULUAN. untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang.

2015 PERBANDINGAN TINGKAT DISIPLIN SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKULIKULER BULUTANGKIS DAN KARATE DALAM PEMBELAJARAN PENJAS

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan memiliki peran yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. secara keseluruhan. Melalui pendidikan jasmani dikembangkan beberapa aspek yang

IMPLEMENTASI AKTIVITAS BERMAIN DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PERMAINAN BOLA TANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Perbandingan Model Pendekatan Taktis Dan Pendekatan Tradisional Terhadap Hasil Belajar Permainan Kasti

BAB I PENDAHULUAN. Melalui aktivitas jasmani memberi kesempatan yang sangat

PERBANDINGAN PENDEKATAN TAKNIS DAN PENDEKATAN TEKNIS TERHADAP HASIL BELAJAR PERMAINAN BOLA BASKET

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan harus diarahkan pada pencapaian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan cara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Generasi muda merupakan potensi bangsa yang perlu dibina untuk

Berbeda dengan bidang lain, misalnya pendidikan moral, yang penekanannya benar-benar pada

I. PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai sebuah upaya sadar yang dikerjakan oleh manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah. Sekolah adalah salah satu lembaga formal dalam sistem pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, agar menjadi manusia dewasa dan bertanggung jawab. Pendidikan jasmani

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan kebugarannya yang tinggi. yang tingginya kurang lebih 15 meter, (c) Perlengkapan pemain: Untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan banyaknya yang bermain bulutangkis baik di ruangan tertutup (indoor)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Citra Sandra Irani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. commit to user

BAB I PENDAHULUAN. perhatian, baik pemerintah maupun masyarakat Indonesia. Olahraga ini

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan olahraga sepak takraw, sehingga sangatlah wajar kalau daerah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional di bidang pendidikan adalah upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. bangsa tersebut. Hal itulah yang merupakan asumsi secara umum terhadap

I. PENDAHULUAN. Sepakbola adalah suatu cabang olahraga permainan yang populer dan. sangat digemari oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia, baik tua

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kehidupan masyarakat disegala bidang siswa merupakan bagian

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Dan Motivasi Berprestasi Terhadap Keterampilan Teknik Dasar Lapangan

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan, karena pendidikan memiliki peran penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Deni Pazriansyah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2015 PENERAPAN BOLA MODIFIKASI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PASING DALAM PERMAINAN FUTSAL

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Permainan bola voli merupakan salah satu cabang olahraga yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. latihan olahraga, sebab penguasaan teknik dan pematangan psikis akan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan pendidikan melalui aktivitas fisik yang di

BAB I PENDAHULUAN. lawan dan berusaha memasukan bola ke dalam jaring atau gawang lawan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ridwan Firdaus, 2014

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan kondisi dan karakter siswa. Dengan melihat secara langsung, anak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PERMAINAN DALAM PENJAS

BAB I PENDAHULUAN. fisik sebagai media utama pembelajaran. Bentuk-bentuk aktivitas fisik yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Royan Rizalul Fiqri, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

permainan ini tidak sulit untuk dikembangkan di Indonesia.

I. PENDAHULUAN. sistematis dan teratur. Oleh sebab itu pembelajaran yang baik akan. menentukan keberhasilan dalam menciptakan siswa yang berprestasi.

BAB I PENDAHULUAN. dan prasarana yang memadai serta sumber daya manusia yang handal. Prestasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Materi pelajaran pendidikan jasmani merupakan salah satu mata

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani memiliki peran yang sangat penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. jasmani dan rohani yang sehat, sehingga mampu melaksanakan tugas untuk. kepentingan sendiri maupun bagi kepentingan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Kesadaran berolahraga bukan hanya akan mendapat kesehatan jasmani saja, namun

BAB I PENDAHULUAN. fungsi antara pengembangan aspek: (a) organik, (b) neuro moscular,(c)

Sepak takraw adalah sebuah permainan yang dilakukan di atas lapangan. berbentuk empat persegi panjang. Lapangan dibatasi dengan net dengan

BAB I PENDAHULUAN. berguna membentuk jasmani dan rohani yang sehat.sampai saat ini olahraga telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga salah satu cara untuk membina dan mempertahankan kesegaran

PENGARUH PENDEKATAN TEACHING GAME FOR UNDERSTANDING (TGFU) TERHADAP PERILAKU SOSIAL SISWA DALAM PENDIDIKAN JASMANI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. akan mendapatkan pengembangan dalam kepribadian maupun pengetahuan. maupun di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup.

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan pada Pasal 3, disebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah adalah lembaga formal dalam sistem pendidikan tidak terlepas

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga sekarang ini telah menjadi kebutuhan setiap individu, karena

BAB I PENDAHULUAN. juga peran guru. Siswa dan guru harus berperan aktif dalam pembelajaran. Guru

Transkripsi:

1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permainan Sepak Takraw sampai sekarang ini masih merupakan salah satu cabang olahraga yang belum memasyarakat, belum menjadi kegemaran masyarakat dari semua lapisan. Permainan Sepak Takraw baru merambah kepada masyarakat lapisan menengah ke bawah. Hal ini disebabkan permainan ini sulit dilakukan, berisiko cidera atau sakit lebih besar, dan masih ada kelompok masyarakat yang menganggap permainan Sepak Takraw sebagai olahraga yang kasar. Namun demikian perkembangan permainan Sepak Takraw terjadi sangat pesat sekali. Hal ini dapat dilihat mulai tahun 1983, seluruh daerah di Indonesia sudah memiliki Pengurus daerah (Pengda) atau sekarang bernama Pengurus Provinsi (Pengprov) Persatuan Sepak Takraw Seluruh Indonesia (PSTI). Permainan Sepak Takraw secara internasional telah membentuk induk organisasi tingkat asia sejak 1982, yang perkembangannya secara internasional sekarang ini sangat hebat. Tidak hanya negara-negara Asia Tenggara yang mengembangkan olahraga ini, tapi hampir seluruh bangsa di dunia ini mengembangkan permainan Sepak Takraw, seperti Amerika, Australia, dan sebagainya. Permainan sepak takraw saat ini masih kurang diminati siswa, apalagi siswa perempuan. Banyak yang merasa takut melkaukan kegiatan olahraga sepak takraw. Kebanyakan para siswa perempuan lebih memilih untuk diam dan tidak ikut serta dalam pembelajaran pendidikan jasmani bermain sepak takraw ataupun apabila olahraga yang tidak disukai. Sepak takraw merupakan olahraga yang membutuhkan keberanian juga skill yang cukup sulit, juga harus didasari dengan kesadaran dan kemauan dari diri sendiri, bukan dari tuntutan guru ataupun tuntutan nilai. Bentuk Permainan Sepak Takraw adalah suatu permainan yang menggunakan bola yang terbuat dari rotan (takraw), dimainkan di atas lapangan yang datar berukuran panjang 13,40 m dan lebar 6,10 m. Ditengah-tengah dibatasi oleh jaring/net seperti permainan Bulutangkis. Pemainnya terdiri dari dua pihak yang berhadapan, masingmasing terdiri dari 3 (tiga) orang. Dalam permainan ini yang dipergunakan terutama kaki dan semua anggota badan kecuali tangan. Tujuan dari setiap pihak adalah

2 mengembalikan bola sedemikian rupa sehingga dapat jatuh di lapangan lawan atau menyebabkan lawan membuat pelanggaran atau bermain salah. Penggunaan model pendekatan taktis diharapkan mampu mengatasi masalah-masalah yang telah dikemukakan pendekatan taktis, diharapkan mampu mengembangkan keterampilan tehnik dasar sepak takraw Dalam kegiatan olahraga setiap individu mempunyai tujuan masing-masing. Ada yang bertujuan untuk menjaga kesehatan jasmani, rekreasi, pendidikan dan lebih jauh lagi olahraga bertujuan untuk berprestasi. Salah satu pembelajaran pandidikan jasmani adalah olahraga rekreasi, yang melibatkan siswa dalam setting pembelajaran menyenangkan dan meningkatkan keterlibatan anak belajar. Karena itu, olahraga rekreasi merupakan salah satu alternatif dalam melakukan kegiatan olahraga. Pendidikan disekolah cenderung masih ada yang menggunakan pendekatan teknis, yakni menitikberatkan kepada siswa untuk menguasai keterampilan teknik. Pendekatan teknis biasanya digunakan untuk melatih suatu kecabangan olahraga. Dalam pendekatan ini, biasanya siswa hanya mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru, tanpa dituntut untuk memecahkan suatu pemecahan masalah yang mungkin menghadapi pada suatu pembelajaran. Kondisi ini yang menyebabkan kurang optimalnya fungsi pengajaran dan menghambat tercapainya suatu tujuan pembelajaran penjas. Pembelajaran penjas sebenarnya merangsang siswa untuk mampu berpikir dan mampu memecahkan masalah dalam satu permasalahan dan tugas gerak yang diberikan oleh guru, serta mampu memaknai setiap apa yang telah dilakukan dalam tugas yang diberikan guru. Pembelajaran yang menjenuhkan membuat siswa menjadi kurang antusias, siswa menjadi terpaksa melakukan yang diberikan tugastugas yang diberikan gurunya. Hal seperti ini yang menghambat untuk tercapainya tujuan pembelajaran kesesuaian metode merupakan kunci penting agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Penggunaan model pembelajaran atau metode pembelajaran diharapkan dapat mengatasi para siswa yang kurang meminati kegiatan pendidikan jasmani disekolah bahkan apabila olahraga yang dilakukan berbahaya atau kurang disenangi siswa dapat menggangu proses pembelajaran penjas berlangsung. Oleh karena itu disini sebagai tugas guru atau pendidik adalah harus bisa memilih metode yang tepat dalam kegiatan prose belajar mengajar penjas. Banyak strategi pembelajaran yang bisa dilakukan oleh para pendidik atau guru dalam mengatasi masalah tersebut. Penggunaan metode yang tepat

3 akan mampu lebih menghidupkan kelas, agar lebih antusias dalam mengikuti pendidikan jasmani di sekolah. Penggunaan model pendekatan taktis dan teknis diharapkan mampu mengatasi masalah masalah yang telah dikemukakan. Pendekatan taktis adalah salah satu model pembelajaran yang didalamnya menggunakan permainan, sedangkan pendekatan teknis adalah pendekatan yang kebih menitikberatkan kepada pengulangan pengulangan latihan tehnik dasar yang sesungguhnya, seperti menurut Griffin Oslin Mitche 1997, dan Metzler yang dikutip oleh Yunyun Yudiana (2010:2) menjelaskan bahwa model latihan pendekatan tehnik yaitu model pendekatan latihan yang lebih menekankan pada penguasaan tehnik dasar terlebih dahulu sebelum pada tehnik pola pola permainan. Pendekatan teknis adalah cara yang dilakukan seseorang dalam rangka mengimplementasi suatu metode. Berdasarkan latar belakang penulis menggunakan judul : Pengaruh Pendekatan Taktis dan Teknis terhadap penguasaan tehnik dasar bermain sepak takraw. B. Identifikasi masalah Berdasarkan latar belakang bahwa pembelajaran sepak takraw yang dilaksanakan di SMP N 2 Situraja terdapat masalah, diantaranya. a. Fasilitas yang ada di sekolah kurang memadai. b. Kurangnya waktu yang diberikan sekolah dalam belajar penjas. c. Banyak siswa yang menungu giliran bermain. Sehingga menyebabkan siswa kurang bergerak dalam pembelajaran. d. Guru cenderung memberikan aktivitas pelatihan cabang olahraga sepak takraw, bukan memberikan aktivitas pembelajaran permainan sepak takraw. e. Penerapan model dan pendekatan yang kurang tepat diberikan oleh guru. C. Batasan Masalah. Pembatasan penelitian dilakukan agar penelitian tetap fokus dan dapat mencapai tuuan penelitian. Batasan penelitian ini adalah 1. Penelitian hanya dilakukan pada siswa kelas VIII SMPN 2 Situraja. 2. Perlakukan terhadap kelompok perlakuan adalah pendekatan taktis dan teknis dengan materi pembelajaran bermain sepak takraw

4 3. Variabel terikat (Y) yang diteliti sebagai dampak dari penerapan pendekatan taktis dan teknis adalah dapat mengusai tehnik dasar bermain sepak takraw. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut : a. Apakah terdapat pengaruh pendekatan taktis terhadap penguasaan bermain sepak takraw.? b. Apakah terdapat pengaruh pendekatan teknis terhadap penguasaan bermain sepak takraw.? c. Sebarapa besar perbedaan dari pendekatan taktis dan teknis dalam pembelajaran bermain sepak takraw.? E. Tujuan Penelitian Dalam melaksanakan penelitian ini tujuan yang akan dicapai peneliti sehubungan dengan masalah yang telah dipilih adalah : 1. untuk mengetahui pengaruh pendekatan taktis dan teknis terhadap keterampilan tehnik dasar bermain sepak takraw. 2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pendekatan taktis dan teknis terhadap penguasaan bermain sepak takraw. 3. Untuk mengetahui pendekatan taktis atau teknis yang paling berpengaruh terhadap penguasaan bermain sepak takraw. Tujuan Khusus Untuk mengetahui gambaran pendekatan taktis yang berpengaruh terhadap keterampilan tehnik dasar sepak takraw Untuk mengetahui faktor yang paling berpengaruh terhadap keterampilan tehnik dasar bermain sepak takraw. F. Manfaat Penelitian. Berdasarkan latar belakang masalah maka diharapkan manfaat hasil penelitian ini adalah : 1. Secara teori

5 Hasil penelitian dapat memberikan gambaran tentang implementasi dari konsep pembelajaran jasmani melalui pendekatan taktis untuk menguasai keterampilan tehnik dasar sepak takraw. Gambaran implementasi penerapan pendekatan taktis dan teknis serta hubungannya dalam pembelajaran bermain sepak takraw. Hasil penelitian akan memperkaya pengetahuan para pendidik pendidikan jasmani dalam mengembangkan pembelajaran yang bermanfaat bagi siswa. 2. Secara praktis a. Bagi guru pendidikan jasmani Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai salah satu referensi bagi upaya untuk menerapkan model pembelajaran pendekatan yang tepat. b. Bagi peneliti Hasil penelitian akan menambah pengalaman dan pemahaman peneliti mengenai konsep pembelajaran pendidikan jasmani terutama mengenai pembelajaran dalam meningkatkan minat siswa. Interaksi dengan siswa dan sumber belajar merupakan pengalaman yang sangat berharga bagi peneliti untuk memahami dunia pendidikan olahraga. c. Bagi siswa Hasil penelitian akan menambah pemahaman siswa bahwa pembelajaran pendidikan jasmani dapat dilakukan dengan bermain untuk meningkatkan keterampilan siswa. Pengalaman tersebut akan menambah wawasan siswa sehingga lebih dapat memaknai betapa pentingnya pendidikan jasmani. G. Penjelasan Istilah 1. Permainan. Sukintaka (2001:1) menyatakan bahwa, Bermain merupakan kata kerja sedangkan permainan merupakan kata benda. Individu bermain berarti individu mengerjakan suatu permainan, sedangkan permainan merupakan sesuatu yang dikenai kerja bermain. Yang termasuk permainan ialah permainan anak-anak, permainan tradisional, permainan kecil dan permainan besar. 2. Sepak Takraw adalah suatu permainan yang menggunakan bola yang terbuat dari rotan (takraw), dimainkan di atas lapangan yang datar berukuran panjang 13,40 m dan lebar 6,10 m. Ditengah-tengah dibatasi oleh jaring/net seperti permainan Bulutangkis. Pemainnya terdiri dari dua pihak yang berhadapan, masing-masing terdiri dari 3 (tiga)

6 orang. Dalam permainan ini yang dipergunakan terutama kaki dan semua anggota badan kecuali tangan. Tujuan dari setiap pihak adalah mengembalikan bola sedemikian rupa sehingga dapat jatuh di lapangan lawan atau menyebabkan lawan membuat pelanggaran atau bermain salah. 3. Pendekatan taktis adalah salah satu model pembelajaran yang didalamnya menggunakan permainan. 4. Abduljabar (170:2010) dalam landasan ilmiah pendidikan intelektual dalam pendidikan jasmani menjelaskan bahwa model pembelajaran permainan taktikal menggunakan minat siswa dalam suatu struktur permainan untuk mempromosikan pengembangan keterampilan dari pengetahuan taktikal yang diperlukan untuk penampilan permainan. Lebih lanjut lagi Hoedaya (17:2010) menjelaskan bahwa secara khusus, esensi pengajaran melalui pendekatan taktis bisa dicermati sebagai berikut ini : pendekatan taktis berusaha menghubungkan kemampuan taktis bermain dan keterampilan tehnik dasar dengan menekankan pemilihan waktu yang tepat untuk melatih tehnik dasar tersebut dalam keterkaitannya dengan kemampuan taktis bermain. 5. pendekatan teknis adalah pendekatan yang kebih menitikberatkan kepada pengulangan pengulangan latihan tehnik dasar yang sesungguhnya. 6. griffin odin Mitchel, 1997 dan Metzler (yunyun 2010:2) menjelaskan bahwa model latihan pendekatan teknik yaitu model keterampilan latihan yang lebih menekankan pada penguasaan teknik dasar terlebih dahulu sebelum pada tehnik pola-pola bermain. Pendekatan teknis adalah kebalikan dari pendekatan taktis tidak dilakukan banyak permainan dalam pembelajaran, akan tetapi lebih menekankan kepada tehnik penguasaan materi. Seperti dalam olahraga prestasi. 7. Hubungan adalah kesinambungan interaksi antara dua orang atau lebih yang memudahkanproses pengenalan satu akan yang lain. Hubungan terjadi dalam setiap proses kehidupan manusia. Hubungan dapat dibedakan menjadi hubungan dengan teman sebaya, orangtua, keluarga, dan lingkungan sosial. Secara garis besar, hubungan terbagi menjadi hubungan positif dan negatif. Hubungan positif terjadi apabila kedua pihak yang berinteraksi merasa saling diuntungkan satu sama lain dan ditandai dengan adanya timbal balik yang serasi. Sedangkan, hubungan yang negatif terjadi apabila suatu pihak merasa sangat diuntungkan dan pihak yang lain merasa dirugikan. Dalam hal ini, tidak ada keselarasan timbal balik antara pihak yang

7 berinteraksi. Lebih lanjut, hubungan dapat menentukan tingkat kedekatan dan kenyamanan antara pihak yang berinteraksi. Semakin dekat pihak-pihak tersebut, hubungan tersebut akan dibawa kepada tingkatan yang lebih tinggi. 8. Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari suatu ( orang, benda, dan sebagainya ) yang berkuasa atau berkekuatan (W.J.S Poerwadarminta dalam kamus bahasa indonesia, 1882:731). 9. Perbedaan adalah suatu yang dibandingkan antara dua karakter atau dua pendapat yang dibuktikan melaui beberapa cara. perbedaan individu penting dibahas dan dipahami oleh pendidik agar para guru bisa memahami perbedaan dari masing masing peserta didik. Setiap individu mempunyai karakteristik yang berbeda-beda, sehingga sering timbulnya permasalahan akibat itu. Permasalahan ini kita akan mengetahui berbagai macam perbedaan individu, diantaranya perbeaan kognitif, perbedaan afektif, perbedaan motorik dan lain sebagainya. 10. Pendekatan taktis adalah pendekatan yang didalamnya menggunakan permainan dalam memberikan sebuah materi kepada siswa, akan tetapi tidak sepenuhnya jam pelajaran dipakai untuk bermain, tetapi ada jeda waktu untuk menjelaskan manfaat permainan yang dilakukan oleh para siswa. 11. Pendekatan teknis ialah suatu pendekatan pembelajaran yang didalamnya sering terdapat pengulangan pengulangan tehnik dasar olahraga yang sedang dipelajari. Masalah taktis dalam pembelajaran sepak takraw Salah satu masalah taktis dalam sepak takraw yaitu meliputi domain kognitif, afektif, dan psikomotorik. Selain itu, penempatan posisi, penguasaan bola, dan ruang gerak tanpa bola menjadi masalah taktis dalam sepak takraw. Oleh karena itu menjadi tugas seorang guru untuk mampu mengevaluasi masalah yang timbul dalam pendekatan taktis. Siswa perlu memposisikan diri dilapangan, menginterpretasi bola datang, memutuskan dan memahami pola gerak yang dilakukan. Pembelajaran taktikal mengutamakan pada pemanfaatan masalah-masalah taktikal sebagai perantara dan tujuan pembelajaran. Guru harus mampu menunjukan masalah-masalah taktik yang diperlukan dalam situasi bermain. Bagi siswa sangat penting untuk mengenali posisi bermain dilapangan secara benar, pilihan-pilihan gerak yang mungkin dilakukan dan situasi-situasi bermain yang dihadapi siswa.

8