BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. jenis olahraga yang ada di dunia adalah sepak takraw.untuk sebagian kalangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

2016 PENGGUNAAN MEDIA AUDIOVISUAL TERHADAP KETERAMPILAN BERMAIN SEPAK TAKRAW PADA SISWA SMP NEGERI 1 CONGGENG

BAB 1 PENDAHULUAN. cukup digemari dan diminati serta seringkali dipertandingkan antar kelas maupun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bersaing, di samping memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Mudzakkir Faozi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Dalam undang-undang sistem pendidikan nasional No.20 Tahun 2003, disebutkan bahwa pendidikan adalah :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. akan mendapatkan pengembangan dalam kepribadian maupun pengetahuan. maupun di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup.

BAB 1 PENDAHULUAN. berolahraga yang dilakukan secara sistematis, terarah dan terencana, pembekalan

PERBANDINGAN PENDEKATAN TAKNIS DAN PENDEKATAN TEKNIS TERHADAP HASIL BELAJAR PERMAINAN BOLA BASKET

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Wahyu Tristian Pribadi, 2013

Dijelaskan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003 dalam (Haryanto 2012) disebutkan bahwa :

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Alfian Rizky Maulana, 2013

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan harus diarahkan pada pencapaian

Berbeda dengan bidang lain, misalnya pendidikan moral, yang penekanannya benar-benar pada

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan, karena pendidikan memiliki peran penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. membawa nama bangsa ke dunia internasional menjadi baik. Mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Permainan bolavoli merupakan salah satu permainan yang kompleks yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mendorong, mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmani

BAB I PENDAHULUAN. fungsi antara pengembangan aspek: (a) organik, (b) neuro moscular,(c)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan aspek fisik, psikomotor, kognitif, dan afektif secara total.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sandy Windiana, 2014 Pengaruh Model Pendekatan Taktis Terhadap Hasil Belajar Permainan Kasti

BAB I PENDAHULUAN. bangsa tersebut. Hal itulah yang merupakan asumsi secara umum terhadap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kebutuhan manusia sampai kapanpun dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

2015 PENERAPAN BOLA MODIFIKASI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PASING DALAM PERMAINAN FUTSAL

GALIH PERMANA, 2015 PENGARUH PENGGUNAAN ALAT BANTU MODIFIED SMARTER SPOTTER TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SIKAP KAYANG

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan terasa kurang lengkap jika tidak ada pendidikan jasmani.

PENGARUH MODIFIKASI BOLA KARET TERHADAP KETEPATAN SMASH KEDENG PADA PERMAINAN SEPAK TAKRAW DI SMK PGRI 4 KOTA KEDIRI TAHUN 2015 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Muhammad Irvan Andriana, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ridwan Firdaus, 2014

BAB I PENDAHULUAN. dan bahkan terbelakang. Dengan demikian pendidikan harus betul betul

I. PENDAHULUAN. SMAN 4 Metro adalah lembaga pendidikan menengah atas yg membantu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Perbandingan Model Pendekatan Taktis Dan Pendekatan Tradisional Terhadap Hasil Belajar Permainan Kasti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sepak Takraw merupakan cabang olahraga permainan asli dari Indonesia.

BAB I. memelihara kesehatan dan memperkuat otot-otot tubuh.kegiatan ini dalam perkembangannya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. G. Morgan pada tanggal 9 Februari 1895 di Holyoke Massachusetts (Amerika

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Satryandi Ahmad Fauzi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi.

2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEER TEACHING DANMODEL INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SENAM PADA SISWI DI SMP NEGERI 5 BANDUNG

2016 IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PERMAINAN EFTOKTON TERHADAP JUMLAH WAKTU AKTIF BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN BULUTANGKIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

KRITIK TERHADAP PENDEKATAN TRADISIONAL

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas fisik, melalui cabang-cabang olahraga ataupun olahraga tradisional, yang

Sepak takraw adalah sebuah permainan yang dilakukan di atas lapangan. berbentuk empat persegi panjang. Lapangan dibatasi dengan net dengan

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS BAWAH BOLA VOLI MELALUI PENGGUNAAN MODIFIKASI BOLA

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Setiap cabang olahraga mempunyai sejarah kelahirannya sendiri-sendiri, begitu juga

BAB I PENDAHULUAN. intrakurikuler, (2) ekstrakurikuler, dan (3) ko-kurikuler. Pelaksanaan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Definisi Pendidikan Jasmani (Penjas) menurut Harold M. Barrow dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi belakangan ini sangat

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. jasmani juga mencakup aspek mental, emosional, sosial dan spiritual.

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SHOTTING

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan bagi siswa di

SKRIPSI. DiajukanUntukMemenuhiSebagaiSyaratGuna. MemperolehGelarSarjanaPendidikan (S. Pd.) ProgamStudiPedidikanJasmani,KesehatandanRekreasi

I. PENDAHULUAN. Sepaktakraw merupakan olahraga permainan asli dari Indonesia. Awal

BAB I PENDAHULUAN. Futsal adalah permainan bola yang dimainkan oleh dua tim, yang masingmasing

BAB I PENDAHULUAN. Dijelaskan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003 dalam (Haryanto 2012) disebutkan bahwa :

2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEER TEACHING DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SHOOTING DALAM PERMAINAN BOLABASKET

BAB I PENDAHULUAN. guru-guru belanda yang mengajar di sekolah-sekolah lanjutan.

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan karakter bangsa dari suatu negara. Pendidikan jasmani

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar yang menumbuh

BAB I PENDAHULUAN. Permainan bolavoli merupakan salah satu cabang olahraga permainan

BAB I PENDAHULUAN. ini terbukti dari pertandingan dan perlombaan olahraga bola voli yang telah

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan secara terencana akan meningkatkan kebugaran jasmani seseorang.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. fisik sebagai media utama pembelajaran. Bentuk-bentuk aktivitas fisik yang

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... BAB I PENDAHULUAN...

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. A. Kesimpulan Kreativitas mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. investasi jangka panjang dalam upaya pembinaan mutu sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SMPIT AT TAQWA Beraqidah, Berakhlaq, Berprestasi

BAB I PENDAHULUAN. secara keseluruhan yang memfokuskan pengembangan aspek kebugaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga merupakan sebuah aktivitas fisik yang memiliki aspek yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Hakikat Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan di Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN. merambah hingga masing-masing mata pelajaran, sehingga hampir semua

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sisten pendidikan secara keseluruhan. Pendidikan sebagai proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup mempunyai peranan yang sangat penting yaitu memberi kesempatan kepada siswa untuk terlibat langsung dalam aneka pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani. Menurut (Depdiknas:2003): Pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani yang direncanakan secara sistematik, bertujuan untuk meningkatkan individu secara organic, neuromuscular, perseptual, kognitif, social dan emosional. Berdasarkan uraian diatas pada hakikatnya pendidikan jasmani adalah upaya yang dilakukan dengan memanfaatkan aktivitas jasmani yang bertujuan untuk meningkatlan individu baik dari segi kognitif, afektif maupun psikomotor. Hal tersebut sesuai dengan apa pengertian pendidikan jasmani menurut Abduljabar (2009, hlm.8) yaitu : Pendidikan jasmani dilaksanakan melalui media fisikal, yaitu beberapa aktivitas fisikal atau bebebrapa tipe gerak tubuh. Meskipun para siswa mendapat keuntungan dari proses aktivitas fisikal ini, etapi keuntungan bagi siswa tidak selalu harus berupa fisikal, non fisikal pun bisa diraih seperti: perkembangan intelektual, sosial dan estetika, seperti juga perkembangan kognitif dan afektif. Banyak jenis olahraga dan permainan yang mampi menarik banyak peminat. Salah satu jenis olahraga yang dimaksud adalah sepak takraw. Bagi sebagian kalangan masyarakat, sepak takraw merupakan olahraga permainan yang menyenangkan. Hal ini dikarenakan sepak takraw terdiri atas gerakan-gerakan yang melibatkan seluruh anggota badan. Selain itu sepak takraw juga memiliki tingkat kesulitan yang berbeda, bagi sebagian orang itu merupakan sebuah tantangan dan sesuatu hal yang menyenangkan namun ada juga yang menganggap permainan sepak takraw sebuah olahraga permainan berbahaya yang rentan terhadap cedera atau celaka karena gerakannya yang aktraktif. 1

2 Salah satu alasan mengapa olahraga ini menarik adalah karena sepak takraw merupakan olahraga campuran dari 3 cabang yaitu sepakbola, bola voli, dan bulu tangkis. Bola tidak menyentuh tanah dan dimainkan dalam 3 sentuhan seperti voli, menyepak bola seperti sepakbola, dan lapangan yang menyerupai bulutangkis. Sepak takraw merupakan permainan beregu, setiap regu hanya berisi 3 orang pemain sehingga tidak memerlukan banyak orang untuk dapat memainkan olahraga ini. Olahraga yang mulai digerakan di Indonesia pada tahun 1945-1946 ini kurang jelas awal mulanya berasal dari mana karena masing masing Negara mengaku bahwa sepak takraw berasal dari daerahnya dengan nama yang berbeda. Di Indonesia sendiri sepak takraw tetap terpelihara di daerah Sumatera, Sulawesi dan beberapa daerah di Kalimantan. Sementara untuk di Jawa Barat sepak takraw juga di beberapa daerah masih terjaga seperti di daerah Kab. Garut, Sumedang, Ciamis, Subang, Kota Cimahi, dan daerah lainnya. Banyak siswa siswi di sekolah yang belum banyak mengetahui bagaimana teknik bermain sedangkan dalam proses pelaksanaannya, olahraga sepak takraw termasuk jenis olahraga yang memerlukan banyak hal yang mesti diperhatikan, dari mulai kelenturan, kekuatan, dan keberanian. Teknik dasar permainan sepak takraw meliputi : servis, juggling atau sepak sila, smash, heading, dan block. Bahkan tata cara bermain dan peraturannyapun siswa siswi di sekolah masih banyak yang belum paham betul, misalkan posisi saat bermain seperti tekong, apit kiri dan apit kanan. Dilihat dari fakta tersebut, olahrga sepak takraw memang belum sepopuler olahraga lainnya, seperti sepakbola, bola voli, futsal, bola basket, dan badminton. Apabila kita mengacu kepada fakta-fakta tersebut maka akan sangat sulit untuk mengenalkan dan mempelajari olahraga tersebut di sekolah. Disinilah letak kesulitan para guru penjas namun apabila guru penjas memliki kompetensi yang baik dengan memilih suatu metode atau model pembelajaran yang tepat maka bukan tidak mungkin para siswa siswi disekolah mampu mempelajari olahraga

3 sepak takraw secara maksimal dan mampu meningkatkan keterampilan serta hasil belajar. Seperti yang dikemukakan oleh Supandi dan Seba (1987, hlm. 29), menjelaskan bahwa cara yang digunakan guru dalam mengajarkan satuan atau unit materi pengajaran dengan memusatkan keseluruhan proses atau situasi belajar untuk mencapai tujuan. Salah satu model pembelajaran yang sedang berkembang saat ini adalah model pendekatan taktis dan model pembelajaran peer teaching. Menurut Griffin, Mitchel, dan Osilin (Meztler, 2000, hlm.340) pembelajaran taktis adalah : suatu proses yang terencana untuk menyempurnakan penampilan yang didalamnya terkandung penggabungan untuk kesadaran taktis dan pelaksanaan keahlian. Dalam mengajarkan permainan sepak takraw melalui pembelajaran taktis bertujuan untuk menyempurnakan penampilan yang didalamnya terkandung penggabungan untuk kesadaran taktis dan pelaksanaan keahlian. Dalam mengajarkan permainan sepak takraw melalui pembelajaran taktis bertujuan untuk menyempurnakan penampilan siswa dalam bermain melalui kombinasi kesadaran dan gerakan, serta pemilihan keahlian dan pengguanaan keterampilan pada akhirnya kegiatan ini dapat dijadikan sebagai acuan strategi untuk menyempurnakan penampilan bermain yang pada akhirnya berujung pada peningkatan hasil belajar siswa. Sedangkan model pembelajaran inkuiri adalah sebuah pola belajar dimana guru memberikan simulasi sebuah masalah dalam pembelajaran maka siswa mencari pemecahan dari masalah tersebut, peran guru disini hanya sebagai fasilitator. Dalam penerapannya pada pembelajaran sepak takraw, model pembelajaran inkuiri memberikan siswa kebebasan secara aktif untuk mencari tahu dan memperagakan tugas gerak yang menjadi materi dalam pembelajaran. Dalam pembelajaran sepak takraw siswa dapat mempraktekan dan menelusuri mana gerakan yang paling benar dan gerakan yang paling efektif dalam melakukan tugas gerak yang diberikan oleh guru, karena siswa diberikan keleluasaan untuk melakukan hal tersebut. Schlenker (Bruce, 2009, hlm.291)

4 melaporkan bahwa Inkuiri akan meningkatkan pemahaman ilmu pengetahuan, produktifitas dalam berfikir kreatif, dan keterampilan dalam memperoleh dan menganalisis informasi. Hal ini karena siswa mencari dan menemukan sendiri masalah yang ia temui sehingga menimbulkan pemahaman yang lebih mendalam jika dibanding penemuan oleh guru atau rekannya. Kedua model tersebut memiliki kelebihan serta kekurangan masing masing. Model pembelajaran inkuiri akan membuat siswa aktif berdiskusi terhadap sesama teman dan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru, dengan model inkuiri siswa akan lebih aktif bersama-sama mencari informasi dan memecahkan masalah, sehingga secara tidak langsung siswa telah belajar berkomunikasi, menyampaikan informasi dan menumbuhkan rasa percaya diri siswa, selaim itu juga model pembelajaran inkuiri juga akan merangsang siswa untuk berfikir kritis terhadap suatu gerak yang diberikan oleh guru. Melihat karakteristik kesulitan yang dihadapi siswa dalam proses pembelajaran aktivitas permainan sepak takraw, serta kurangnya motivasi dan pemahaman tentang bermain dan belajar aktivitas permainan sepak takraw, maka kedua model ini sangat cocok digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam permainan sepak takraw. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis melakukan penelitian dengan judul Perbandingan Model Pendekatan Taktis dan Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Hasil Belajar Siswa Dalam Permainan Sepak Takraw Pada Siswa Kelas VIII SMP Bakti Bangsa Bandung. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, terdapat masalah yang dihadapi pada saat pembelajaran sepak takraw. Diantaranya. 1. Kurang pahamnya siswa dalam bermain sepak takraw. 2. Kurangnya motivasi siswa dalam bermain sepak takraw. 3. Kurangnya sosialisasi permainan sepak takraw terhadap siswa.

5 4. Sarana dan pra sarana untuk olahraga sepak takraw tidak memadai. 5. Sepak takraw memiliki tingkat kesulitan yang tinggi. 6. Penerapan model yang dilakukan guru pada saat pembelajaran sepak takraw kurang tepat. 7. Pendekatan guru dalam memperkenalkan permainan sepak takraw kurang tepat. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraiakan di atas terdapat permasalahan yaitu penampilan bermain siswa dan penguasaan keterampilan dalam permaianan sepak takraw sangat kurang sehingga hasil belajar yang mereka dapatkan sangatlah kurang. Untuk itu model pendekatan taktis dan model pembelajaran inkuiri merupakan salah satu upaya yang digunakan untuk memecahkan permasalahan tersebut. Dengan demikian penulis merumuskan pernasalahan sebagai berikut: 1. Apakah model pendekatan taktis berpengaruh terhadap hasil belajar permainan sepak takraw pada siswa kelas VIII SMP Bakti Bangsa Bandung? 2. Apakah model pembelajaran inkuiri berpengaruh terhadap hasil belajar permainan sepak takraw pada siswa kelas VIII SMP Bakti Bangsa Bandung? 3. Mana yang lebih berpengaruh antara model pendekatan taktis dengan model pembelajaran inkuiri terhadap hasil belajar permainan sepak takraw pada kelas VII SMP Bakti Bangsa Bandung? D. Tujuan Penelitian Segala bentuk kegiatan, tujuan merupakan dasar pemikiran utama, tanpa adanya tujuan suatu kegiatan tidak dapat berjalan dengan lancar. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

6 1. Untuk mengetahui pengaruh model pendekatan taktis terhadap hasil belajar permainan sepak takraw pada siswa kelas VIII SMP Bakti Bangsa Bandung. 2. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran inkuiri terhadap hasil belajar permainan sepak takraw pada siswa kelas VIII SMP Bakti Bangsa Bandung. 3. Untuk mengetahui mana yang lebih pengaruh antara model pendekatan taktis atau model pembelajaran inkuiri terhadap hasil belajar permainan sepak takraw pada siswa kelas VIII SMP Bakti Bangsa Bandung. E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis, sebagai berikut : 1. Secara Teoritis, dapat dijadikan sebagai sumbangan bagi dunia keilmuan bagi pengembangan metodik dalam pendidikan jasmani untuk mengembangkan bentuk-bentuk teknik pembelajaran partisipatif yang cocok diterapkan baik di tingkat sekolah menengah pertama sampai tingkat perguruan tinggi. Dijadikan masukan bagi pengkaji dan pelaksana proses belajar mengajar pendidikan jasmani dan olahraga dalam memilih serta melaksanakan proses belajar mengajar secara efektif dan efisien. 2. Secara Praktis a. Sebagai bahan masukan bagi guru pendidikan jasmani dalam proses belajar mengajar bidang permainan sepak takraw dalam bentuk pembelajaran taktis yang efektif. b. Bahan masukan bagi para peneliti cabang olahraga sepak takraw dalam memberikan materi yang variatif, efektif, dan efisien. c. Menambah pemahaman siswa tentang permainan sepak takraw serta pemahaman mengenai pendidikan jasmani dan rekreasi yang sesungguhnya.

7 F. Pembatasan Penelitian Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada hal-hal sebagai berikut : 1. Variabel bebas atau Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Variabel independennya yaitu model pendekatan taktis dan model pembelajaran inkuiri. 2. Variabel terikat atau variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. variabel dependennya yaitu hasil belajar permainan sepak takraw. 3. Penelitian ini hanya terbatas pada pengaruh model pendekatan taktis dan model pembelajaran inkuiri terhadap hasil belajar permainan sepak takraw. 4. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Bakti Bangsa Bandung yang berjumlah 30 orang. Kelompok eksperimen 15 orang, kelompok kontrol 15 orang. 5. Kriteria penilaian pada hasil pembelajaran sepak takraw yang menggunakan model pendekatan taktis dan model pembelajaran inkuiri dapat dilihat dari tes keterampilan dasar sepak takraw. 6. Tes keterampilan dasar dibatasi hanya tes sepak sila, tes sepak mula, dan tes smash. 7. Lokasi yang menjadi tempat penelitian adalah di SMP Bakti Bangsa Bandung. G. Struktur organisasi skripsi Struktur penulisan skripsi ini terdiri dari BAB I Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang penelitian, identifikasi dan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat/signifikasi penelitian dan struktur organisasi skripsi. BAB II Kajian Pustaka, Kerangka pemikiran. BAB III Metode Penelitian yang terdiri dari

8 populasi dan Sample penelitian,desain penelitian, definisi oprasional, instrumen penelitian, langkah-langkah penelitian dan teknik analisis data. BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan yang memaparkan hasil penelitian serta pembahasan. BAB V Kesimpulan dan Rekomendasi.