BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar adalah proses peningkatan pengetahuan siswa dari tidak tahu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang, banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang, banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum di Sekolah Dasar (SD) yang digunakan saat ini yaitu

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini

BAB 1 PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. seluruhnya sehingga terbentuk konsep dan prinsip. Sementara Abdullah Aly

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

Meningkatkan Prestasi Belajar IPA melalui Penggunaan Media Gambar pada Kelas IV SDN Majene

BAB I PENDAHULUAN. teknologi memiliki peranan penting dalam memberikan pemahaman mengenai

BAB I PENDAHULUAN. terlihat pada rendahnya kualitas pendidikan, dengan adanya kenyataan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) adalah salah satu ilmu dasar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi di Kelas IV SDN 14 Ampana

BAB 1 PENDAHULUAN. segala sesuatu yang ada di alam semesta ini. pada rumpun ilmu dimana obyeknya merupakan benda-benda alam dengan

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN. kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsipprinsip

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip saja tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan didasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Dalam mata pelajaran IPA siswa mempelajari

BAB I PENDAHULUAN. tentang sistem pendidikan nasional (2009:69) pasal 1 yang berbunyi:

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip

BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan terutama pendidikan IPA di Indonesia dan negara-negara maju.

BAB I PENDAHULUAN. bangsa ditentukan oleh kreativitas pendidikan bangsa itu sendiri.kompleksnya

BAB I PENDAHULUAN. Menengah Kejuruan (SMK). Posisi SMK menurut UU Sistem Pendidikan. SMK yang berkarakter, terampil, dan cerdas.

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas VI SDN Omu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas agar kualitas

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI

PENDAHULUAN. Salah satu kemampuan yang harus dimiliki guru, sebagai unsur. pendidik, agar mampu melaksanakan tugas profesionalnya adalah memahami

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan cara mencari tahu tentang alam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. diberikan mulai dari SD/MI. IPA mempelajari tentang bagaimana cara mencari

BAB I PENDAHULUAN. untuk kehidupan sehari- hari. Banyak hal yang ada disekitar kita yang berhubungan

BAB I PENDAHULUAN. anak untuk mengembangkan potensi yang ada pada dirinya. digunakan sebagai pijakan untuk mencapai hal yang diinginkan atau hal yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan aset masa depan yang menentukan maju

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran tematik sangat menuntut kreatifitas guru dalam memilih dan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa (para peserta didik) oleh karena itu bagi para pengajar (guru) harus

YANIK SULISTYANI SDN Ngletih Kec.Kandat Kab.Kediri

Jurnal Serambi PTK, Volume III, No.2, Desember 2016 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. penemuan. Trianto (2011:136) mengatakan bahwa Ilmu Pengetahuan. Alam merupakan suatu kumpulan teori yang sistematis.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Sekolah sebagai tempat proses belajar mempunyai kedudukan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. kondisi dan suasana belajar yang kondusif. Suasana belajar yang kondusif. mengeksplorasi dan mengelaborasi keterampilannya.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di kelas VC SDN 71 Kota Bengkulu. Subyek dalam

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi Dikelas V SDN 10 Biau

BAB I PENDAHULUAN. terencana untuk membekali peserta didik agar menjadi warga negara yang baik

BAB I PENDAHULUAN. 1. IPA merupakan mata pelajaran yang mempelajari tentang alam.

I. PENDAHULUAN. belajar mengajar di sekolah. Oleh karena itu kompetensi guru dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewi Diyanti, 2014

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya tujuan pendidikan yang dimaksud. dan menjadi warga yang demokratis serta bertanggung jawab. 1

I. PENDAHULUAN. yang telah di persiapkan sebelumnya untuk mencapai tujuan. Dalam

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA SISWA MELALUI METODE DISCOVERY DI KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI 16 PADANG

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya yang berlangsung sepanjang hayat. Oleh karena itu maka setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN. keluarga serta lingkungan masyarakat. Oleh karena itu, dalam proses pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yaitu 19 orang siswa mendapat nilai di bawah 65 atau 47,5%. Sedangkan nilai

BAB I PENDAHULUAN. ini semakin berkembanng dengan sangat pesat. integratif, produktif, kreatif dan memiliki sikap-sikap kepemimpinan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pendidikan tidak hanya dipengaruhi oleh siswa namun guru juga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru sebagai tenaga kependidikan memiliki tugas untuk melaksanakan proses

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek penting bagi pengembangan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. yang terpenting dalam meningkatkan kualitas maupun kompetensi manusia, agar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menuntut perubahan. berlangsung sesuai dengan tujuan yang diharapkan (Trianto, 2007:3).

BAB I PENDAHULUAN. dan mengerti tentang konsep dasar matematika. Matematika menjadi salah

PEGGUNAAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS III SD NEGERI TANJUNGREJO TAHUN AJARAN 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pengalaman disini berupa pengalaman untuk melakukan proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor terpenting yang menentukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGENAL TEKNOLOGI PRODUKSI MELALUI METODE KARYAWISATA PADA SISWA KELAS IV SDN 3 BEJI KABUPATEN TULUNGAGUNG

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. 2 Keberhasilan. kualitas sumber daya manusia pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. setelah ada proses pembelajaran. Menurut Sugiyanto (1993: 24-25), berpendapat

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai tempat proses belajar mengajar mempunyai. sebagai wadah untuk menciptakan kehidupan manusia yang lebih baik

Peningkatan Prestasi Belajar PKn Materi Kebebasan Berorganisasi Melalui Metode Mind Mapping Bagi Siswa Kelas V SD Karya Thayyibah Baiya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Rinendah Sihwinedar 16

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa di Kelas IV SD Inpres Pedanda

BAB I PENDAHULUAN. tidak langsung menyebabkan terjadinya pergeseran paradigma dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, pendidikan memegang peranan yang penting.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Heni Sri Wahyuni, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ini sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan salah satu bidang

Kanti Sukowati 9. Kata Kunci: metode demonstrasi, hasil belajar. Guru Kelas VI A SDN Darungan 01 Kec. Tanggul

BAB I PENDAHULUAN. dan melaksanakan proses belajar mengajar didalam kelas, melainkan juga

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan. Nasional :

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL INQUIRY PADA MATA PELAJARAN IPA

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan serta dipupuk secara efektif dengan menggunakan strategi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses peningkatan pengetahuan siswa dari tidak tahu menjadi tahu. Proses tersebut akan terhambat apabila ada kendala-kendala yang menyebabkan siswa sulit untuk memahami materi yang disampaikan guru. Kendala-kendala tersebut adalah kurangnya guru terampil dalam memilih strategi pembelajaran, guru kurang memotivasi siswa, media pembelajaran kurang menarik, siswa tidak terlibat aktif dalam pembelajaran, dan suasana belajar yang terkesan membosankan. Untuk mengatasi kondisi ini ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh guru diantaranya adalah guru harus terampil dalam memilih strategi pembelajaran yang sesuai, guru harus dapat memberikan motviasi belajar pada siswa, guru seharusnya menggunakan media yang menarik minat belajar siswa, guru harus bisa menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan guru harus dapat memilih metode belajar agar siswa menjadi aktif. Hal tersebut dapat mempermudah guru dan siswa pada saat proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran guru harus meningkatkan pengetahuan siswa melalui pemahaman materi yang disampaikan. Untuk itu guru harus terampil memilih model pembelajaran yang sesuai, memberikan siswa motiviasi, menggunakan media yang menarik, menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, memilih metode belajar agar siswa aktif. Sehingga 1

2 apabila hal-hal tersebut dilakukan oleh guru diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada setiap mata pelajaran. Salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah adalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Pembelajaran IPA tidak hanya terdiri atas penguasaan konsep, ilmu pengetahuan yang faktual atau berbagai prinsip ilmu saja, tetapi juga merupakan proses penemuan karena IPA berhubungan dengan cara mencari tahu melalui hasil percobaan dan pengamatan. Pengajaran IPA di sekolah dasar ditujukkan untuk memajukan teknologi yang bermanfaat bagi manusia dimasa yang akan datang. Pembelajaran IPA di MI sangatlah bermanfaat apabila didasari melalui proses berfikir secara sistematis dan ditekankan pada pengalaman belajar langsung melalui percobaan dan pengamatan. Oleh karena itu materi pembelajaran IPA di MI haruslah dapat memberikan pengalaman belajar secara langsung kepada siswa. Dari uraian di atas menunjukkan bahwa tujuan pembelajaran IPA di MI adalah untuk memberikan pengalaman belajar langsung supaya siswa dapat mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari hari. Siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan sehingga dapat membantu siswa memahami alam sekitarnya. Dalam konteks isi pembelajaran IPA merupakan proses belajar yang bersifat aktif. Proses belajar yang bersifat aktif dapat membantu keberhasilan dan peningkatan hasil belajar siswa. Dalam proses pembelajaran MI seorang guru

3 harus dapat memilih strategi pembelajaran yang sesuai dengan mata pembelajaran dan karakter siswa agar memudahkan dalam mencapai tujuan pembelajaran. Salah satu strategi pembelajaran yang tepat untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah strategi pembelajaran konstektual. Menurut Trianto pembelajaran kontekstual menyajikan suatu konsep yang mengaitkan materi pelajaran dengan konteks dimana materi tersebut digunakan serta berhubungan dengan bagaimana seseorang belajar atau cara siswa belajar. 1 Pembelajaran kontekstual menjadikan pengalaman belajar lebih nyata dan akan bermanfaat untuk siswa membangun pengetahuan yang akan mereka terapkan dalam kehidupan sehari hari. Dengan melakukan aktivitas belajar menggunakan strategi pemnbelajaran konstekttual, guru dapat merangsang kemampuan siswa untuk membentuk konsep konsep kearah pemahaman yang lebih baik. Saat terjadi pembentukan konsep, siswa memerlukan benda konkret dalam prosesnya sehingga dapat mengeksplorasi fakta dan menemukan ide ide baru.dalam pembelajaran tersebut bermanfaat untuk mengembangkan kompetensi dengan menjelajahi alam sekitarnya secara ilmiah. Dengan menggunakan pembelajaran konstektual tersebut siswa akan menjadi lebih aktif karena siswa membangun pengetahuan dan menemukan fakta dari pengalaman belajarnya sendiri secara langsung sehingga siswa lebih 1 Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), Hal. 104.

4 memahami akan materi yang diajarkan. Hal ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan memudahkan dalam mencapai tujuan pembelajaran. MI Darul Ulum Medaeng sudah menerapkan model pembelajaran inovatif dan berusaha menerapkan PAKEM dalam setiap mata pelajaran, namun dalam pembelajaran IPA masih belum mencapai KKM. Tingginya presentasi siswa yang tidak memenuhi KKM, diduga karena siswa mengerjakan soal yang bersifat hafalan (konseptual), sehingga siswa cenderung merasa kaget dengan tipikal soal yang bersifat pemecahan masalah dan melibatkan siswa dalam menemukan konsep pembelajarannya sendiri yang diperoleh dari hasil pengamatan maupun percobaan yang dilakukan. 2 Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Nadlir selaku guru kelas IV di MI Darul Ulum Medaeng Sidoarjo dapat disimpulkan bahwa kesulitan guru dalam proses pembelajaran adalah sulitnya guru menentukan strategi yang cocok untuk mata pelajaran, kurangnya fasilitas belajar yang memadai salah satunya media pembelajaran, dan sulitnya guru memotivasi siswa agar aktif dalam proses pembelajaran. Sama halnya dengan guru siswa juga mengalami kesulitan dalam memahami materi yang disampaikan guru. Banyak siswa yang tidak memperhatikan guru saat mengajar karena merasa jenuh dengan proses pembelajaran tersebut. Media yang tidak menarik dapat menyebabkan siswa merasa jenuh dan tidak memperhatikan pelajaran. 2 Nadlir, Guru Mata Pelajaran IPA kelas IV MI Darul Ulum Sidoarjo, wawancara 12 Januari 2013

5 Berdasarkan studi dokumen diperoleh data bahwa hasil belajar siswa kelas IV MI Darul Ulum Medaeng Sidoarjo tahun ajaran 2012 2013 masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari hasil ulangan siswa. Dari 35 siswa yang terdiri dari 15 laki laki dan 20 perempuan, hasilnya hanya menunjukkan ketuntasan sebanyak 54%. Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, seorang siswa dikatakan berhasil mencapai ketuntasan apabila mencapai nilai 75 atau sama dengan 75 %. Namun dalam pembuatan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM pada hal hal yang perlu diperhatikan antara lain kemampuan dasar siswa intake siswa), kerumitan materi, sarana dan prasarana juga kemampuan guru. Berdasarkan hal tersebut pada pembelajaran IPA di MI Darul Ulum Kelas IV dinyatakan mencapai ketuntasan menurut Badan Statistik Nasional (Permendiknas nomor 6 tahun 2007) apabila memperoleh nilai 65 atau tingkat penguasaan 65 % dan secara klasikal dinyatakan tuntas apabila mencapai 85% dari seluruh jumlah siswa. Berdasarkan kondisi di atas, peneliti tertarik untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian ini bertujuan memperbaiki hasil pembelajaran IPA serta meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA. Adapun tindakan yang diambil adalah menerapkan pembelajaran kontekstual. Model pembelajaran ini dipilih karena dalam prosesnya siswa terlibat secara aktif untuk menemukan konsep dan menghubungkannya dengan situasi yang nyata. Siswa diharapkan merespon segala aktifitas motorik, emosi dan pikiran melalui caranya sendiri. Diharapkan pada

6 penerapan pembelajaran kontekstual hasil pembelajaran lebih bermakna untuk siswa. Siswa dapat terlibat aktif dalam proses penemuan informasi. Siswa akan mengalami dan bukan hanya mengetahui. Berdasarkan hasil penelitian oleh peneliti sebelumnya oleh Bu Sutinah dalam skripsi yang berjudul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA melalui Penerapan Pembelajaran Konstektual Pada Siswa Kelas VI SDN Sawahan IV Kecamatan Sawahan Kota Surabaya dengan pembahasan tentang penerapan pembelajaran kontekstual pada mata pelajaran IPA di kelas VI dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa dalam pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran kontekstual mengalami peningkatan. Hal ini dikarenakan banyak siswa memahami materi pembelajaran dengan baik, selain itu aktivitas perkembangan afektif dan psikomotor siswa juga mengalami peningkatan karena banyak siswa yang terlibat aktif saat proses pembelajaran. 3 Dia menggunakan media yang tidak abstrak atau benda yang nyata untuk bahan penelitiannya berdasarkan Kompetensi Dasar yang dibuat untuk penelitian adalah Mendeskripsikan hubungan antara ciri-ciri khusus yang dimiliki hewan dan lingkungan hidupnya. Dia meminta setiap kelompok belajar siswa membawa bahan penelitian seperti jangkrik, belalang, kumbang, cicak dari rumahnya. Di sekolah siswa melakukan pengamatan berdasarkan instrumen yang diberikan oleh guru. Siswa mengamati hewan-hewan tersebut dan menemukan 3 Sutinah, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA Melalui Penerapan Pembelajaran Konstektual Pada Siswa Kelas VI SDN Sawahan IV Kecamatan Sawahan Kota Surabaya, (Universitas Surabaya: 2012)

7 hasilnya dari pengamatan. Guru bersama siswa menyimpulkan tentang ciri-ciri khusus hewan yang telah diamati siswa. Siswa begitu antusias mengikuti pembelajaran tersebut. Siswa tidak hanya mengetahui saja akan tetapi menemukan sendiri konsep dari pengamatan yang telah dilakukan, sehingga meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang telah diajarkan dengan strategi pembelajaran konstektual dan meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan konsep pembelajaran kontekstual tersebut, peneliti mencoba melakukan Penelitian Tindakan Kelas dengan mengambil judul Peningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA Melalui Pembelajaran Kontekstual Pada Siswa Kelas IV MI Darul Ulum Medaeng Sidoarjo. B. Identifikasi Masalah Belajar merupakan proses peningkatan pengetahuan siswa dari tidak tahu menjadi tahu. Proses tersebut akan terhambat apabila ada kendala-kendala yang menyebabkan siswa sulit untuk memahami materi yang disampaikan guru. Kendala tersebut dapat berupa: 1. Guru kurang terampil memilih strategi pembelajaran 2. Guru kurang memotivasi siswa 3. Media pembelajaran kurang menarik 4. Suasana belajar terkesan membosankan 5. Siswa tidak terlibat aktif dalam pembelajaran Untuk meningkatkan hasil belajar siswa, ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh guru diantaranya:

8 1. Guru harus terampil memilih strategi pembelajaran yang sesuai 2. Guru harus memberikan motivasi belajar pada siswa 3. Guru menggunakan media yang menarik minat belajar siswa 4. Guru harus bisa menciptakan suasana belajar yang menyenangkan 5. Guru harus memilih metode belajar agar siswa aktif Dalam proses belajar mengajar guru harus meningkatkan pengetahuan siswa melalui pemahaman materi yang disampaikan. Untuk itu guru harus terampil memilih strategi yang sesuai, memberikan siswa motivasi, menggunakan media yang menarik, menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, memilih metode belajar agar siswa aktif. Sehingga apabila hal-hal tersebut dilakukan oleh guru diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. C. Analisis Masalah Berdasarkan pengamatan dan diskusi dengan teman guru kelas IV ditemukan beberapa penyebab dari permasalahan di atas antara lain : 1. Metode pengajaran yang diterapkan guru kurang cocok. 2. Siswa tidak terlibat aktif selama proses pembelajaran sehingga cenderung monoton dan membosankan. 3. Media yang digunakan guru tidak bervariasi. Kebanyakan yang digunakan hanyalah media gambar. Guru tidak memberikan contoh benda konkrit pada siswa.

9 4. Pada saat melaksanakan eksperimen, guru langsung memberikan jawaban atas permasalahan kepada siswa, sehingga siswa tidak menemukan sendiri dari percobaan tersebut. Berdasarkan kondisi di atas, peneliti tertarik untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas.penelitian ini bertujuan memperbaiki hasil pembelajaran IPA serta meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana pembelajaran IPA di kelas IV MI Darul Ulum selama diterapkannya pembelajaran konstektual? 2. Apakah ada peningkatan hasil belajar IPA kelas IV MI Darul Ulum dengan menggunakan model pembelajaran konstektual? E. Tindakan yang dipilih Adapun tindakan yang diambil setelah berdiskusi dengan guru kelas adalah menerapkan pembelajaran kontekstual. Model pembelajaran ini dipilih karena dalam prosesnya siswa terlibat secara aktif untuk menemukan konsep dan menghubungkannya dengan situasi yang nyata. Siswa diharapkan merespon segala aktifitas motorik, emosi dan pikiran melalui caranya sendiri. Diharapkan pada penerapan pembelajaran

10 kontekstual hasil pembelajaran lebih bermakna untuk siswa. Siswa dapat terlibat aktif dalam proses penemuan informasi. Siswa akan mengalami dan bukan hanya mengetahui. F. Tujuan Penelitian Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Mengetahui proses pembelajaran dikelas IV MI Darul Ulum selama pembalajaran konstektual diterapkan 2. Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas IV MI Darul Ulum setelah mengikuti pembelajaran IPA dengan menerapkan pembelajaran kontekstual G. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : 1. Guru Dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk menciptakan suasana belajar yang lebih kondusif, bermakna, kreatif dan menyenangkan serta menambah pengalaman guru mengenai penerapan pembelajaran kontekstual dan dapat menjadi wacana baru untuk merningkatkan kualitas guru SD melalui penelitian. 2. Siswa

11 Meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami materi pada pembelajaran IPA serta penerapannya dalam kehidupan sehari hari dan membuat siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran. 3. Sekolah Meningkatkan kualitas sekolah karena memiliki guru-guru yang terampil dan berkualitas serta meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pihak sekolah H. Definisi operasional Judul penelitian tindakan kelas yang penulis angkat berjudul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA Melalui Pembelajaran Kontekstual Pada Siswa Kelas IV MI Darul Ulum Medaeng Sidoarjo. Agar tidak terjadi salah arti dalam penulisan, perlu penulis jelaskan beberapa istilah berikut: Meningkatkan : Menurut Adi D, (2001), dalam kamus bahasanya istilah meningkat berasal dari kata dasar tingkat yang berarti lapis dari sesuatu yang bersusun dan meningkatkan berarti memajukan atau menaikkan. 4 Dalam penelitian ini yang ditingkatkan adalah hasil belajar siswa 4 Antok, Peningkatan Mutu Pendidikan, (Desember 21, 2007). http://catatanpakguru.wordpress.com/2007/12/21/peningkatan-mutu-pendidikan/tanggal 14 april 2013

12 Hasil Belajar : Hasil belajar pada dasarnya adalah hasil yang di dicapai dalam usaha penguasaan materi dan ilmu pengetahuan yang merupakan suatu kegiatan yang menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya. Melalui belajar dapat diperoleh yang lebih baik. 5 Hasil belajar dalam penelitian ini adalah hasil belajar IPA pada siswa kelas IV MI Darul Ulum Medaeng Sidoarjo. Pembelajaran Konstektual : Menurut Trianto pembelajaran kontekstual menyajikan suatu konsep yang mengaitkan materi pelajaran dengan konteks dimana materi tersebut digunakan serta berhubungan dengan bagaimana seseorang belajar atau cara siswa belajar. 6 I. Ruang Lingkup Penelitian Untuk menghindari pembahasan yang melebar maka peneliti memfokuskan masalah ini melalui model Pembelajaran Konstektual 5 http://www.sekolahdasar.net/2011/06/pengertian-hasil-belajar.html tanggal 14 april 2013 6 Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, Jakarta, 2007, hal. 104.

13 dalam meningkatkan hasil belajar pada pembelajaran IPA kelas IV MI Darul Ulum Medaeng Sidoarjo. J. Sistematika Pembahasan Sistematika dalam skripsi ini penulis susun secara sistematis dari bab ke bab yang terdiri dari lima bab dan bab satu dengan bab lain merupakan integritas atau kesatuan yang tidak terpisahkan serta memberikan gambaran secara lengkap dan jelas tentang penelitian dan hasilnya. Adapun sistematika pembahasan selengkapnya adalah sebagai berikut: BAB I : Pendahuluan, meliputi: (a) Latar Belakang Masalah (b) Identifikasi Masalah (c) Analisis Masalah (d) Rumusan Masalah (e) Tindakan yang dipilih (f) Tujuan Penelitian (g) Manfaat Penelitian (h) Definisi Operasional (i) Sistematika Pembahasan. BAB II : Kajian teori, meliputi: (a) Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di MI (b) Perubahan Bentuk dan Gerak pada Suatu Benda Akibat Pengaruh Gaya (c) Pembelajaran Konstektual (d) Prinsip yang Melandasi (e) Pembelajaran Konstektual (f) Karakteristik Pembelajaran Kontekstual (g) Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Kostektual (h) Langkahlangkah Pembelajaran Konstektual (i) Hasil Belajar

14 BAB III : Metode dan Rencana Penelitian, meliputi: (a) Subjek dan Tempat Penelitian (b) Variabel yang Diselidiki (c) Siklus Penelitian (d) Tahap-tahap Penelitian (e) Data dan Teknik (f) Pengumpulan Data (g) Instrumen (h) Analisis Data (i) Indikator Keberhasilan Penelitian BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan, meliputi : (a) Hasil Penelitian Siklus I (b) Hasil Penelitian Siklus II (c) Peningkatan Hasil Siklus I dan Siklus II (d)pembahasan BAB V : Penutup, meliputi (a) Kesimpulan (b) Saran