BAB I PENDAHULUAN. Jumlah pasien kanker di dunia setiap tahun selalu meningkat. Kanker

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyakit yang tidak mengenal status sosial dan dapat

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Disusun Oleh : UT UILA J

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. negara-negara maju penyebab kematian karena kanker menduduki urutan kedua

BAB I PENDAHULUAN. Kata kanker merupakan kata yang paling menakutkan di seluruh

BAB I PENDAHULUAN. sekitar 8,2 juta orang. Berdasarkan Data GLOBOCAN, International Agency

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kanker payudara seperti dapat melakukan sadari (periksa payudara

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyakit yang menakutkan karena berpotensi menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mempengaruhi setiap bagian tubuh. Penyakit kanker sangat. kematian di seluruh dunia disebabkan oleh kanker.

BAB I PENDAHULUAN. Kanker serviks adalah kanker pembunuh perempuan nomor satu. maka pengobatan yang diberikan adalah kemoterapi (Baradero,2007).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. paling banyak terjadi pada wanita (Kemenkes, 2012). seluruh penyebab kematian (Riskesdas, 2013). Estimasi Globocan,

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat

BAB I PENDAHULUAN. abnormal yang melibatkan kerusakan pada sel-sel DNA (Deoxyribonucleic Acid).

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Payudara atau kelenjar mammae merupakan pelengkap alat reproduksi wanita dan

BAB I PENDAHULUAN. terkendali. Kanker menyerang semua manusia tanpa mengenal umur, jenis

GAMBARAN FISIK DAN PSIKOLOGIS KLIEN DENGAN KANKER SERVIKS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. tidak terkendali dan kemampuan sel-sel tersebut untuk menyerang jaringan

BAB I PENDAHULUAN. ganas hidung dan sinus paranasal (18 %), laring (16%), dan tumor ganas. rongga mulut, tonsil, hipofaring dalam persentase rendah.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker payudara (Carcinoma mammae) adalah keganasan yang

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah keganasan pada sel-sel yang terdapat pada

BAB I. Pendahuluan. cenderung menjadi salah satu penyebab utama kematian. Kanker adalah suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. wanita. WHO (World Health Organization) tahun 2008, menyebut sebanyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. tahun dan penyebab kematian kedua pada kelompok anak usia 5-14 tahun (Minino

BAB I PENDAHULUAN. Kanker kepala dan leher adalah penyebab kematian akibat kanker tersering

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih dari setengahnya terdapat di negara berkembang, sebagian besar dari

BAB I PENDAHULUAN. menduduki rangking ke 4 jumlah penyandang Diabetes Melitus terbanyak

BAB 1 PENDAHULUAN. pada usia 6-12 tahun. Dimana anak ketika dalam keadaan sakit akan. masalah maupun kejadian yang bersifat menekan.

BAB I PENDAHULUAN. Health Organization, 2014). Data proyek Global Cancer (GLOBOCAN) dari

A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. menyerang perempuan. Di Indonesia, data Global Burden Of Center pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Insiden kecelakaan merupakan penyebab utama orang mengalami

BAB I PENDAHULUAN. menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat, baik di dunia maupun

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. (Kementrian Kesehatan RI, 2010). Kanker payudara bisa terjadi pada perempuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kanker tidak hanya menyerang orang dewasa, tetapi anak-anak juga dapat

memberikan gejala yang berlanjut untuk suatu target organ seperti stroke, Penyakit ini telah menjadi masalah utama dalam kesehatan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. menyebar pada organ tubuh yang lain (Savitri et al, 2015). Penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker adalah istilah umum untuk pertumbuhan sel tidak normal, yaitu tumbuh sangat cepat, tidak terkontrol, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masalah kesehatan masyarakat di dunia maupun di Indonesia. Di dunia, 12%

BAB I PENDAHULUAN. luas dan kompleks, tidak hanya menyangkut penderita tetapi juga keluarga,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. wanita dan penyebab kematian tertinggi pada wanita umur tahun (Bland,

BAB I PENDAHULUAN. Pasien dengan penyakit kronis pada stadium lanjut tidak hanya mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara, atau disebut sebagai karsinoma mamae merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang mengerikan, hal ini dikarenakan kanker merupakan penyakit yang

I. PENDAHULUAN. saat ini menjadi permasalahan dunia, tidak hanya di negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Kanker adalah penyakit tidak menular yang ditandai dengan pertumbuhan sel

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat

BAB I PENDAHULUAN. penyakit ini. Sejarah kasus dari penyakit dan serangkaian treatment atau

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. yang tumbuh melampaui batas normal yang kemudian dapat menyerang semua

BAB I PENDAHULUAN. tergantung dimana kanker tersebut tumbuh dan tipe dari sel kanker tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penderitanya semakin mengalami peningkatan. Data statistik kanker dunia tahun

BAB 1 PENDAHULIAN. Keperawatan holistik adalah pemberian asuhan keperawatan untuk. kesejahteraan bio-psikososial dan spiritual individu, keluarga dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak menular. Menurut Depkes RI, 2003 (dalam Tanjung 2012) Pada akhir abad 20

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat

KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA PENYANDANG KANKER PAYUDARA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker payudara adalah pertumbuhan sel yang abnormal pada jaringan payudara

BAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) dapat digolongkan menjadi satu kelompok utama dengan faktor

BAB I PENDAHULUAN. Kanker serviks (leher rahim) adalah salah satu kanker ganas yang

BAB I PENDAHULUAN. Antropologi secara harfiah dapat dikatakan sebagai suatu ilmu yang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. semua orang, hal ini disebabkan oleh tingginya angka kematian yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mudah, terjangkau dan terukur kepada masyarakat dan pihak-pihak terkait.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu penyakit mematikan di dunia. Sampai saat ini, kanker

BAB I PENDAHULUAN. Kejadian medication error (kesalahan pengobatan) merupakan indikasi

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh terdiri dari sel-sel yang selalu tumbuh. Kadang-kadang. pertumbuhan tersebut tidak terkontrol dan membentuk suatu gumpalan.

BAB 1 PENDAHULUAN. menginduksi pertumbuhan dan pembelahan sel. tubuh tidak membutuhkan sel untuk membelah.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kanker merupakan suatu kondisi sel telah. kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya,

BAB I PENDAHULUAN. operasi/pembedahan (misalnya takut sakit waktu operasi, takut terjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker merupakan salah satu penyebab kematian terbesar di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. diagnosa menderita kanker leher rahim (Groom,2007). Kanker leher rahim ini menduduki

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization

BAB 1 PENDAHULUAN. bawah usia tiga puluh tahun, kanker payudara sangat jarang muncul.

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat manusia akan dapat melakukan segala sesuatu secara optimal. Tetapi

BAB I PENDAHULUAN. memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat. Peran perawat tidak hanya

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP TINGKAT KECEMASAN KEMOTERAPI PADA PASIEN KANKER SERVIKS DI RSUD Dr. MOEWARDI

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan salah satu jenis penyakit tidak menular yang insidennya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hiperplasia prostat merupakan salah satu keluhan atau penyakit

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan di RS Islam Surakarta, pada tahun 2013 pasien kanker

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat kompleks. Hirarki kebutuhan dasar manusia menurut Maslow adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. (12%) wanita di Amerika akan mengembangkan kanker payudara infasif selama

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menyebabkan kematian. Angka tersebut menunjukan peningkatan sebesar 70%

DUKUNGAN KELUARGA DAN HARGA DIRI PASIEN KANKER PAYUDARA DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam UU No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan disebutkan bahwa setiap

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jumlah pasien kanker di dunia setiap tahun selalu meningkat. Kanker merupakan penyebab kematian nomor dua setelah penyakit kardiovaskuler. Penderita kanker di negara berkembang sekitar 20 juta orang, Jumlah ini diperkirakan meningkat sebanyak 30 juta orang pada tahun 2020. Kanker adalah sekelompok penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan tidak terkendali sel-sel tubuh tertentu yang berakibat merusak sel dan jaringan tubuh lain, bahkan sering berakhir dengan kematian. Kare na sifatnya demikian ganas (tumbuh tak terkendali dan berakibat kematian), maka kanker juga disebut sebagai penyakit keganasan, dan sel kanker juga disebut sel ganas. Semua sel tubuh dapat terkena kanker, kecuali rambut, gigi, dan kuku, (Azrul, 2007). Menurut WHO, pada tahun 2005 jumlah penderita kanker payudara mencapai 1.150.000 orang. Di Kanada pada tahun 2005 sebanyak 21.600 orang menderita kanker payudara. Sedangkan di Amerika Serikat pada tahun 2006, diperkirakan 274.900 wanita menderita kanker payud ara (National Breast Cancer Coalition, 2006). Di Indonesia kanker payudara menduduki urutan kedua tertinggi setelah kanker leher rahim dengan insiden relatif sebesar 12,6%. Menurut data dari Pathology Based Cancer Registries dengan ASCAR (Age Standarize Cancer Ratio) sebesar 17,46% dan diperkirakan di 1

2 Indonesia akan dijumpai minimal 20 ribu kasus baru tiap tahunnya (Profil Kesehatan Indonesia, 2010). Di propinsi Jawa Tengah, berdasarkan laporan program dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang berasal dari rumah sakit dan Puskesmas pada tahun 2009 ditemukan kasus kanker payudara sebesar 12.281 kasus (50,74%) (Profil Kesehatan Jawa Tengah, 2009). Menurut WHO, lebih dari 40% dari semua kanker dapat dicegah, selebihnya dengan deteksi dini dan terapi yang tepat, bahkan dapat disembuhkan. Kalaupun sudah stadium lanjut, penderitaan pasien dapat dikurangi dengan perawatan dan p aliatif yang baik. Sayangnya, pengetahuan masyarakat tentang menghadapinya masih sangat minim (Azrul, 2007). Pengobatan kanker pada stadium lanjut sangat sukar dan hasilnya sering tidak memuaskan. Tujuan dari penanganan kanker adalah menyembuhkan, pengendalian atau meringankan gejala. Kanker dapat ditangani/diobati melalui pembedahan, terapi radiasi, bioterapi atau kemoterapi. Kemoterapi adalah pemakaian obat-obatan untuk mencegah selsel kanker dari penggandaan/ berkembang biak,invasi pada jaringan yang berdekatan/berbatasan, dan penyebaran/ mestatasis (Perry & Potter, 1990). Penggunaan kemoterapi dapat mendukung pengobatan, pengendalian, rem isi jangka panjang dan meringankan dari kanker. Agen kemoterapi sering diberikan secara kombinasi. Saat kombinasi kemoterapi efektif, pemakaian lebih dari satu obat memungkinkan peningkatan toksisitas efek samping obat kemoterapi.

3 Efek samping kemoterapi u ntuk setiap pasien berbeda-beda. Akut, lambat atau efek yang kronis, bertingkat mulai dari ringan atau toksisitas yang fatal, mungkin dapat atau mungkin tidak dapat di perkirakan (Gates & Fink, 2001). Tingkatan atau beratnya efek samping bervariasi tergantu ng jenis obat, dosis obat, pengaturan tempo atau durasi, rute pemberian kemoterapi atau radiasi sebelumnya, kombinasi pemberian dengan agen lain, kondisi pasien dan sensifitas individu. Efek samping kemoterapi timbul karena obat-obat kemoterapi sangat kua t dan tidak hanya membunuh sel-sel kanker tetapi juga menyerang sel-sel sehat, terutama sel-sel yang membelah dengan cepat. Pengaruh sitotoksis obat kemoterapi terhadap sel -sel sehat yang membelah dengan cepat akan menimbulkan efek samping antara lain rambu t rontok, anoreksia, mual, muntah, anemia, kerusakan organ, fertilitas, diare dan sebagainya. Hal ini sering menimbulkan ketakutan pada pasien untuk menjalani kemoterapi, padahal pasien sudah cukup menderita akibat penyakit kanker yang sudah dideritanya. P ada penelitian Arantzamedi dan Kearney (2004), disadari bahwa beberapa efek samping secara fisik pasien yang menjalani kemoterapi, dapat berpengaruh kuat terhadap psikologis pasien. Selama kemoterapi, beberapa masalah psikologis dapat menimbulkan distress emosional tingkat sedang hingga berat (Lemone & Burke, 2004). Perawat bertanggung jawab untuk dapat mengantisipasi efek samping yang mungkin terjadi sebagai akibat dari pemberian regimen tertentu dan mengatasi respon pasien secara fisiologis dan psikologis setelah kemoterapi.

4 Efek psikologis yang sering dialami oleh pasien kanker payudara adalah depresi. Berdasarkan penelitian terhadap 83 wanita dengan keganasan ginekologis, Evans, dkk (Lily, 20) melaporkan bahwa 23 persen memenuhi kriteria psikiatri untuk depresi mayor, 24 persen pasien memenuhi kriteria untuk gangguan penyesuaian dengan suasana perasaan yang berupa depresi, dan 14 persen pasien memiliki diagnosis psikiatri lain. Hasil penelitian lainnya dilakukan oleh Shanty (2006) menunjukkan bahwa pasien kanker payudara Di RSUP Dr. Kariadi Semarang sebanyak 40,9% mengalami depresi dengan kategori 23,9% depresi ringan, 12,5% sedang, dan 4,5% berat. Rerata skor depresi pada penderita kanker payudara 47,76±11,08. Terapi kognitif adalah terapi terstruktur ja ngka pendek yang menggunakan kerja sama aktif antara pasien dan ahli terapi untuk mencapai tujuan terapetik. Terapi ini berorentasi terhadap masalah sekarang dan pemecahannya. Terapi biasanya dilakukan atas dasar individual, walaupun metode kelompok juga d igunakan. Terapi juga dapat digunakan bersama - sama dengan obat. Terapi kognitif telah diterapkan terutama untuk gangguan depresif (dengan atau tanpa gagasan bunuh diri). Terapi depresi dapat berperan sebagai paradigma pendekatan kognitif (Kaplan, 1997). Teori kognitif tentang depresi menyatakan bahwa disfungsi kognitif adalah inti dari depresi dan bahwa perubahan afektif dan fisik dan ciri penyerta lainnya dari depresi adalah akibat dari disfungsi kognitif. Tujuan terapi adalah untuk menghilangkan depresi d an mencegah rekurensinya dengan membantu pasien: (1) untuk mengidentifikasikan dan menguji kognisi

5 negatif, (2) untuk mengembangkan skema alernatif dan lebih fleksibel, (3) untuk mengulangi respon kognisi yang baru dan respon perilaku yang baru (Kaplan, 1997). Jumlah pasien kanker di RSMS Purwokerto yang mendapat pengobatan kemoterapi dari tahun ke tahun juga cenderung meningkat. Berdasarkan data dari bagian rekam medik pasien dengan kanker yang berobat selama dua tahun terakhir yaitu baik unit rawat jalan maupun unit rawat inap yang melayani pasien kanker pada tahun 2010 didapat data p asien kanker yang berobat ke RSMS pada bulan Januari hingga Desember sebanyak 7.912, dan pasien kanker yang mendapatkan kemoterapi berjumlah 2.830 orang. Pada tahun 2011 awal bulan Januari hingga Desember jumlah total pasien kanker yang berobat ke RSMS sebanyak 8.582 orang, dan pasien kanker yang mendapatkan kemoterapi berjumlah 5.432 orang. Jumlah penderita kanker payudara yang dilakukan tindakan kemoterapi pada tahun 2010 sebanyak 174 orang, tahun 2011 sebanyak 242 orang dan bulan Januari Desember 2012 sebanyak 283 orang. Pasien kanker yang menjalani kemoterapi tersebut sering mengalami efek samping yang tidak menyenangkan. Manusia mempunyai sifat yang holistik yaitu makhluk fisik dan sekaligus psikologis, yang saling mempengaruhi. Sehingga apa yang terjadi dengan kondisi fisik akan mempengaruhi pula kondisi psikologisnya (Lubis, 2009). Hal ini dapat kita lihat pada penderita penyakit kronis seperti kanker payudara. Reaksi psikologis yang dapat muncul pada pasien kanker payudara umumnya merasa

6 shock mental, takut, tidak bisa menerima kenyataan, sampai pada keadaan depresi (Hawari, 2004). Berdasarkan fenomena di atas, peneliti ingin mengetahui Pengaruh Cognitive Behavioral The raphy Terhadap Penurunan Skor Depresi Pasien Kanker Payudara Yang Menjalani Kemoterapi di Ruang Bugenvil di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto Tahun 2012. B. Perumusan Masalah Permasalahan penelitian ini yaitu: Adakah pengaruh Cognitive Behavioral Theraphy terhadap penurunan skor depresi pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi di Ruang Bugenvi l di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto Tahun 2012. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui pengaruh cognitive behavioral theraphy terhadap penurunan skor depresi pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi di Ruang Bugenvil di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto Tahun 2012. 2. Tujuan Khusus Tujuan khusus penelitian ini adalah : a. Mendiskripsikan karakteristik responden yaitu umur, jenis kelamin, status perkawinan, pendidikan dan pekerjaan di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto Tahun 2012.

7 b. Mendiskripsikan skor depresi pasien kanker payudara yang dilakukan kemoterapi sebelum dilakukan Cognitive Behavioral Theraphy di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto Tahun 2012. c. Mendiskripsikan skor depresi pasien kanker payudara yang dilakukan kemoterapi sesudah dilakukan Cognitive Behavioral Theraphy di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto Tahun 2012. d. Menganalisis pengaruh Cognitive Behavioral Theraphy terhadap penurunan skor depresi pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi di Ruang Bugenvil di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto Tahun 2012. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi peneliti Bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan dan pengalaman dalam melaksanakan penelitian khususnya mengenai pengaruh cognitive behavioral theraphy terhadap penurunan skor depresi pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi. 2. Bagi Institusi Pendidikan Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi ilmiah bidang kesehatan, khususnya tentang cognitive behavioral theraphy. 3. Bagi Rumah Sakit Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu memberi masukan kepada pihak rumah sakit dalam pelaksanaan pengelolaan respon pasien setelah tindakan kemoterapi.

8 4. Bagi Masyarakat Diharapkan dapat memberikan informasi mengenai kanker payudara, pengobatan dan kemoterapi serta efek samping yang timbul setelah kemoterapi sehingga dapat menjalani pengobatan dengan lebih nyaman pada masyarakat yang sudah terdiagnos is kanker payudara dan sedang menjalani pengobatan. E. Keaslian Penelitian Penelitian tentang pemberian terapi perilaku kognitif dan kejadian depresi sudah pernah dilakukan oleh beberapa peneliti terdahulu sebagai berikut: 1. Penelitian oleh Amin (2008) yang be rjudul Sindrom Depresif pada Pasien Kanker Payudara di RSUP Haji Adam Malik Medan. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain cross-sectional. Sampel penelitian ini sebanyak 66 pasien kanker payudara yang telah berumur > 30 tahun. Analisis data penelitian menggunakan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pasien kanker payudara mengalami sindrom depresif sedang sebanyak 42,4%, diikuti sindrom depresif berat sebanyak 25,8%, sindom depresif ringan ringan sebanyak 19,7%, dan sindrom depresif minimal sebanyak 12,1%. Persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu sama -sama meneliti tentang kejadian depresi pasien kanker payudara. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu terletak pada jenis pene litian yang digunakan, uji analisis data yang digunakan, dan lokasi penelitian yang dipilih.

9 Penelitian ini merupakan penelitian pre eksperimental design dengan menggunakan paired t-tes dan lokasi penelitian dilakukan di RSMS Purwokerto. 2. Penelitian oleh Jihan (2010) yang berjudul Efektivitas Terapi Perilaku Kognitif Distraksi dan Relaksasi pada Pasien Kanker dengan Nyeri Kronis di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen pre test dan pos test. Juml ah sampel sebanyak 16 pasien yang mengalami nyeri kronis. Analisis data menggunakan uji t-tes independent. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara distraksi dan relaksasi dengan nilai p =0,086. Persamaan penelitian ini denga n penelitian terdahulu yaitu sama - sama meneliti pengaruh terapi perilaku kognitif. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu terletak pada alat analisis yang digunakan dan lokasi penelitian. Penelitian ini menggunakan paired t-tes dan lokasi penelitian dilakukan di RSMS Purwokerto. 3. Penelitian oleh Shanty (2006) yang berjudul Perbandingan Skor Depresi pada Penderita Kanker Serviks Uteri dan Penderita Kanker Payudara di RSUP Dr. Kariadi Semarang. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain cross-sectional. Subyek penelitian ini 88 orang kanker serviks uteri dan 88 orang kanker payudara yang memenuhi kriteria inklusi. Analisis dilakukan dengan Independent T-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kanker serviks uteri 31,8% pend erita alami depresi, 22,7% depresi ringan, 6,8% sedang dan 2,2% berat. Pada kanker

10 payudara 40,9% alami depresi, 23,9% depresi ringan, 12,5% sedang, dan 4,5% berat. Rerata skor depresi pada penderita kanker serviks uteri adalah 42,92±11,34, sedangkan untuk penderita kanker payudara 47,76±11,08.. Hasil analisis Independent T-test terhadap rerata skor depresi pada penderita kanker serviks uteri dan penderita kanker payudara menunjukan perbedaan bermakna ( p = 0,005). Persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu sama-sama meneliti tentang kejadian depresi pasien kanker. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu terletak pada jenis penelitian yang digunakan dan lokasi penelitian yang dipilih. Penelitian ini merupakan penelitian pre-eksperimental design dan lokasi penelitian dilakukan di RSMS Purwokerto.