BAB I PENDAHULUAN. Indonesia pada Maret 2015 sebanyak 28,59 juta orang (11,22 %) dari jumlah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. terutama sejak terjadinya krisis ekonomi dan moneter pada tahun 1997.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan Negara yang kaya dengan Sumber Daya Alam dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kemiskinan menjadi salah satu masalah di Indonesia sejak dahulu hingga

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh bangsa Indonesia untuk penanggulangan kemiskinan dengan

BAB I PENDAHULUAN. hak-hak serta kewajibannya (Abdulsyani, 2007:92) lain, hal ini sangat mempengaruhi peranannya dalam masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat. Tolok ukur keberhasilan pembangunan dapat dilihat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rima Puspita Sari, 2013

ANALISA DAMPAK PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI TERHADAP TOTAL ANGKA KELAHIRAN DI PROVINSI MALUKU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Soekanto, 1995:431 (dalam Atika, 2011) proses pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Lanjut usia yang lazim disingkat, Lansia adalah warga negara Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. modern pada masa kini mereka tidak menikmati fasilitas pendidikan pelayanan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dari hasil analisis tentang Penyelenggaraan Program Kecakapan Hidup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu di antara sejumlah daftar negaranegara

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. besar dan berkualitas serta dikelola dengan baik, akan menjadi aset yang besar dan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan industri kecil menengah sebagai salah satu

I. PENDAHULUAN. oleh masalah kependudukan dengan segala tata kaitan persoalan, karena

PENTINGNYA ASPEK MENCIPTAKAN DAN MENINGKATKAN LAPANGAN PEKERJAAN MANDIRI BERBASIS UPPKS

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. telah disepakati dalam Dokument Millennium Declaration yang dituangkan sebagai

Menjadi Lembaga yang mantap dalam pembangunan kependudukan untuk mewujudkan Penduduk Tumbuh Seimbang menuju Keluarga Sejahtera

BAB I PENDAHULUAN an dimana terjadi krisis ekonomi. UKM (Usaha Kecil dan Menengah) demikian UKM tidak dapat dipandang sebelah mata.

BAB I PENDAHULUAN. upaya pemberdayaan ekonomi rakyat adalah koperasi. Hal ini dikarenakan

2015 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PENGUSAHA AIR MINUM ISI ULANG

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN KELUARGA BERENCANA DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KABUPATEN LOMBOK BARAT

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. optimal. Sedangkan kualitas keluarga yang dimaksud adalah keluarga yang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dilahirkan serta dididik sampai menjadi dewasa. Kewajiban suami selain menafkahi ekonomi keluarga, juga diharapkan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan usaha yang tergolong besar (Wahyu Tri Nugroho,2009:4).

BAB I PENDAHULUAN. Pada sebuah pembangunan dapat mendatangkan dampak berupa manfaat yang

PERAN WANITA DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN KELUARGA NELAYAN DI DESA TASIKAGUNG KECAMATAN REMBANG KABUPATEN REMBANG JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu masalah pokok yang dihadapi Pemerintah Indonesia sebagai negara

BAB I PENDAHULUAN. bersaing dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Negara-negara di ASEAN

BAB I PENDAHULUAN. berkembang, termasuk Indonesia. Salah satu masalah kependudukan yang dihadapi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Irma Susanti, 2013

Restorica Vol. 1, Nomor 01, April 2015 ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. parah bagi perekonomian nasional. Deputi Gubernur Bank Indonesia Ronald

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penduduk merupakan modal dasar dalam mewujudkan pembangunan

2015 PENGARUH KOMPETENSI SISWA TERHADAP DAYA SAING LULUSAN PADA PROGRAM ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMKN 11 BANDUNG

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. seluruh jumlah penduduk. Hal ini sama dengan yang disampaikan oleh Badan

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

Dr. Sugiri Syarief, MPA. ( Kepala BKKBN ) Disampaikan oleh Drs. Pranyoto, M.Sc. ( Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga )

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan senantiasa memiliki makna yang berwayuh wajah. Dalam arti luas,

wbab I PENDAHULUAN No Indikator Satuan Tahun 2011 *) TAHUN 2012 **) PERKEMBANGAN TAHUN Jumlah % Jumlah % Jumlah %

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan yang cukup besar jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga.

BAB 1 PENDAHULUAN. (1969) yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak dalam

Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Pada Usia Produktif Untuk Menghadapi Peluang Dan Tantangan Dari Bonus Demografi Di Kabupaten Gunung Mas

BAB I PENDAHULUAN. yaitu Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Kurang kokohnya perekonomian Indonesia

I. PENDAHULUAN. Kecamatan Bebandem merupakan salah satu kecamatan yang ada di. Kabupaten Karangasem. Kecamatan Bebandem memiliki masalah yang paling

BAB I PENDAHULUAN. Telah banyak kebijakan pemberdayaan ekonomi keluarga miskin. yang diprogramkan pemerintah sebagai langkah efektif dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Perkembangan Jumlah UMKM dan Usaha Besar Tahun Tahun

BAB I PENDAHULUAN. minat dan semangat keluarga untuk berwirausaha. oleh pemerintah yang dimotori oleh BKKBN. Kegiatan kegiatan tersebut

PENDAHULUAN Latar Belakang

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan suatu kondisi bukan hanya hidup dalam

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang berkepanjangan banyak menimbulkan masalah,

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi pertama kali muncul di Eropa pada awal abad ke-19. Ketika itu,

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas. Melalui pendidikan akan dapat dihasilkan sumber

BAB I PENDAHULUAN. usaha manusia dalam rangka memajukan aktivitas. Pendidikan sebagai suatu

PEMBINAAN KELOMPOK UPPKS WANITA MANDIRI DALAM

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kontribusi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) terhadap. 1. Peran UMKM terhadap Perekonomian di Indonesia

PENERAPAN IPTEKS. Peningkatan Pemberdayaan UPPKS Al-Riska Melalui Inovasi Pengemasan Produk di Kota Tanjung Balai. Alkhafi Maas Siregar

I. PENDAHULUAN. tidak segera mendapatkan pemecahannya. Jumlah penduduk yang besar dapat. menimbulkan dampak terhadap kesejahteraan setiap keluarga.

BAB I PENDAHULUAN. lapangan kerja, menaikan devisa negara serta mengangkat prestise nasional.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah bidang yang sangat penting terutama di Negara. berkembang seperti Indonesia, karena pendidikan yang berintegritas

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali di Indonesa. Peranan UMKM dalam perekonomian Indonesia diakui

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduknya bertempat tinggal di kawasan permukiman perdesaan, dan. pertanian semakin berkurang.berkaitan dengan hal tersebut, maka

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat perekonomian nasional mengalami stagnasi, usaha mikro, kecil

BAB I PENDAHULUAN. Hasil Sensus Penduduk tahun 2000 menunjukkan, penduduk Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. kependudukan, termasuk juga di Indonesia. Salah satu masalah yang di hadapi

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan terdapat nilai-nilai yang baik, luhur, dan pantas untuk dikembangkan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pada suatu negara terutama pada negara-negara berkembang

2015 ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA KECAP MAJALENGKA

NARASI MENTERI PERINDUSTRIAN RI Pembangunan Industri yang Inklusif dalam rangka Mengakselerasi Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. menjamin pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Periode dapat dikatakan sebagai

Pembinaan Kelompok UPPKS Maju Bersama Deli Serdang. Sulaiman Lubis (Dosen Jurusan Manajemen Universitas Negeri Medan)

BAB I PENDAHULUAN. terbanyak di dunia yaitu sekitar 258 juta jiwa (United Nations, 2015). Dalam kurun

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di dunia ini khususnya di negara berkembang. Sekitar 1,29 milyar penduduk dunia

1 BAB I PENDAHULUAN. pernyataan direktur eksekutif UNFPA Dr. Babatunde Osotimehin (Syarief, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan pada kondisi ekonomi yang kurang baik. UMK menjadi sektor

BAB I PENDAHULUAN. program pengembangan kegiatan usaha dan peningkatan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan Negara yang dilihat dari jumlah penduduknya ada

BAB 1 PENDAHULUAN. Sensus Penduduk tahun 2010 sebesar 237,6 juta jiwa dengan laju

BAB I PENDAHULUAN. oleh orang dewasa. Hal ini disebabkan oleh anak-anak yang dianggap masih

DENI HAMDANI, 2015 PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN, PERSAINGAN, DAN MODAL KERJA TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN PEDAGANG

BAB I PENDAHULUAN. negara. Khususnya bagi industri-industri, perusahaan dan pelaku ekonomi lainnya

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan untuk mewujudkan kondisi tersebut. Disamping itu berbagai upaya

BAB I PENDAHULUAN. Selama ini diakui bahwa program Keluarga Berencana (KB) di Indonesia

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kemiskinan merupakan masalah yang dialami secara global dan telah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesejahteraan bagi masyarakat merupakan salah satu permasalahan yang cukup berat, seperti pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan lingkungan hidup.salah satu contoh adalah masalah yang terjadi pada sektor ekonomi yaitu kemiskinan, keterbatasan lapangan pekerjaan, dan sebagainya. Kemiskinan merupakan masalah yang sangat kompleks dan masalah yang mengglobal. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, jumlah penduduk miskin Indonesia pada Maret 2015 sebanyak 28,59 juta orang (11,22 %) dari jumlah penduduk Indonesia yang sebelumnya pada tahun 2014 sebesar 27,73 juta orang (10,96%). (Online). http://bps.go.id/brs/view/1158. Diakses 15 Sept 2015-Data Sensus. Penuntasan kemiskinan dapat dicapai dengan pendekatan pemberdayaan masyarakat melalui pembangunan nasional. Slamet (2003), menekankan bahwa hakikat pemberdayaan adalah bagaimana membuat masyarakat mampu membangun dirinya dan memperbaiki kehidupannya sendiri.pembangunan(development) merupakan perubahan dalam pemenuhan kebutuhan dalam peningkatan kualitas hidup. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, namun nyatanya tidak menunjukan hasil yang cukup signifikan, hal ini tentu beralasan kuat, 1

2 mengingat masih banyaknya masyarakat yang berstatus Keluarga Pra Sejahtera (belum dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal) dan Keluarga Sejahtera I (telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal, tetapi belum dapat memenuhi keseluruhan kebutuhan sosial psikologisnya). Berdasarkan data dari Desa Bakaran Batu, keluarga yang berstatus Pra S sebanyak 19 KK, dan KS I sebanyak 203 KK. Keluarga ini sangat rentan terhadap masalah-masalah ekonomi dan sosial. Sehingga sangat mungkin terjadi penurunan status kesejahteraan setiap saat. Tentunya keadaan ekonomi yang serba kekurangan akan menimbulkan dampak negatif bagi keluarga itu sendiri dan juga masyarakat. Oleh karena itu diperlukan usaha terpadu dan menyeluruh yang dilakukan oleh pemerintah, masyarakat, dan keluarga untuk memberikan kemampuan kepada keluarga terutama keluarga yang masih dalam tahap Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I agar dapat diberdayakan. Salah satu bentuk kebijakan pembangunan yang dilakukan pemerintah saat ini adalah melakukan pendekatan pemberdayaan keluarga yang mengacu pada Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009. Pada pasal 48 ayat 1 disebutkan bahwa kebijakan pembangunan keluarga melalui pembinaan ketahanan dan kesejahteraan keluarga diarahkan pada pemberdayaan keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera. BKKBN sebagai salah satu instansi pemerintah yang memfokuskan pada kesejahteraan masyarakat. Program KB adalah sebagai salah satu

3 program strategis yang memutus angka kemiskinan dengan beberapa faktor seperti pendidikan, kesejahteraan keluarga, dan kelestarian lingkungan. Dikatakan bahwa tujuan Pemerintah untuk menyelenggarakan program keluarga berencana adalah agar keluarga kecil yang terbentuk dapat meningkatkan kualitasnya serta hidup layak dan sejahtera. Upaya yang dilakukan secara langsung adalah memberi kesempatan kepada masyarakat, terutama keluarga miskin (Pra S & KS I) untuk meningkatkan tahapan kesejahteraan mereka melalui pemberdayaan ekonomi keluarga. Kegiatan pemberdayaan keluarga diantaranya dengan memberikan pembelajaran dalam berbagai bidang usaha atau menjadi tenaga terampil melalui pendekatan kelompok yakni kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS). Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) adalah sekumpulan keluarga yang saling berinteraksi dan terdiri dari berbagai tahapan keluarga sejahtera, baik yang sudah ber-kb (akseptor) maupun masyarakat umum dalam rangka mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera. Program Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) merupakan model usaha mikro keluarga yang berfungsi untuk menggerakkan roda ekonomi keluarga dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan dan potensi diri masyarakat dalam memenuhi kebutuhan diri dan keluarga sehingga kondisi ekonomi keluarga menjadi lebih baik melalui pembelajaran usaha ekonomi. Program UPPKS (Usaha Peningkatan Pendapatan keluarga Sejahtera) sangatlah penting keberadaannya oleh karena itu perlu dipertahankan dan

4 dikembangkan. Usaha ini membina ibu- ibu rumah tangga yang termasuk golongan keluarga Pra S dan KS I agar dapat mendapatkan penghasilan pribadi dengan memanfaatkan sumber daya alam di sekitar lingkungan tempat tinggalnya untuk diolah dan dikelola menjadi suatu usaha yang dapat menghasilkan pendapatan. Karena selain menambah pendapatan bagi keluarganya, penciptaan usaha melalui UPPKS juga dapat menciptakan lapangan pekerjaan bagi ibu-ibu yang suaminya adalah seorang pengangguran. Namun kenyataannya menunjukkan bahwa banyak pihak yang mempertanyakan keberadaan program UPPKS di Desa Bakaran Batu. Hal ini disebabkan karena minimnya informasi dan lemahnya sosialisasi yang diberikan kepada masyarakat tentang program UPPKS yang berdampak pada tingkat partisispasi masyarakat. Hal ini juga menjadi salah satu alasan mengapa program UPPKS di Bakaran Batu tidak berkembang. Berdasarkan data dari Desa Bakaran Batu Kecamatan Lubuk Pakam, kegiatan UPPKS ini telah dilaksanan, sejak tahun 2009. Awalnya kelompok UPPKS ini berjumlah 3 kelompok, namun lambat laun kelompok tersebut tidak aktif lagi, saat ini hanya tinggal 1 kelompok. Adapun kegiatan kelompok yang ada di desa tersebut adalah usaha industri rumah tangga yaitu pembuatan tape ubi/ketan. Kelompok ini pun mengalami kendala dalam mendapatkan bahan baku yang berkualitas dan keterampilan untuk memberi inovasi pada produk maupun pengemasan. Banyak kendala yang diprediksi menjadi hambatan tidak berkembangnya program UPPKS, seperti yang dihadapi di Desa Bakaran Batu

5 diantaranya dari aspek Sumber Daya Manusianya (SDM) dan aspek usaha mikro. Dari aspek SDM adalah relatif rendahnya keterampilan dan kemampuan dalam memanfaatkan sumber daya yang ada (SDA, permintaan pasar), cenderung rendahnya partisipasi masyarakat Pra S terhadap UPPKS. Sedangkan dari aspek usaha adalah tidak adanya dana yang diberikan pemerintah untuk kelompok UPPKS, sedikitnya pemanfaatan sumber daya alam yang ada di lingkungan sekitar sebagai bahan baku produk, produk yang dihasilkan belum inovatif, dan belum adanya pemanfaatan teknologi untuk produksi maupun pemasaran. Dari aspek SDM, juga diprediksi terdapat faktor kurang berkembangnya UPPKS tersebut, yakni faktor persepsi (tanggapan) dari masyarakat bahwa dengan keadaan mereka yang masih pra sejahtera mereka tidak bisa mengikuti kegiatan UPPKS mengingat minimnya dana, pengetahuan, dan keterampilan mereka. Mereka beranggapan anggota kelompok UPPKS adalah keluarga yang sudah memiliki usaha kecil. Ini lah yang menjadi salah satu faktor penghambat kemajuan program tersebut. Kendala-kendala yang dialami diatas, telah mengakibatkan program UPPKS di Desa Bakaran Batu tidak berkembang. Ini sejalan dengan keadaan UPPKS di Bakaran Batu yaitu dimana desa ini hanya memiliki satu kelompok dan tidak adanya masyarakat pra sejahtera yang sebagai sasaran utama menjadi anggota dalam kelompok tersebut. Hal ini juga disebabkan karena sulitnya pekerja KB dalam membentuk kelompok UPPKS yang memiliki keterampilan yang sama. Pada akhirnya program UPPKS ini belum benarbenar memberdayakan masyarakat miskin (Pra S dan KS I). Hal ini tentu tidak

6 boleh dibiarkan perlu dianalisis faktor-faktor penyebab tersebut untuk kemudian dikaji solusi yang tepat dalam meningkatkan keefektifan program UPPKS di tengah-tengah masyarakat. Upaya menganalisis faktor-faktor penghambat berkembanganya program UPPKS dapat dilakukan dalam berbagai pendekatan, termasuk diantaranya dengan melakukan penelitian. Hal ini yang mendorong perlunya dilakukan penelitian ini dengan judul Tanggapan Masyarakat Terhadap Program Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera Di Desa Bakaran Batu Kecamatan Lubuk Pakam. 1.2. Identifikasi Masalah 1. Masih adanya keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I di Desa Bakaran Batu Kecamatan Lubuk Pakam. 2. Lemahnya pemberian informasi program UPPKS kepada masyarakat di Desa Bakaran Batu Kecamatan Lubuk Pakam 3. Adanya anggapan dari masyarakat bahwa program UPPKS dilaksanakan bagi masyarakat/keluarga yang memiliki usaha kecilkecilan (mikro). 4. Rendahnya kemampuan masyarakat dalam memanfaatkan sumber daya alam yang ada disekitar sebagai bahan baku produk. 5. Sulit terbentuknya kelompok UPPKS di Desa Bakaran Batu

7 1.3. Batasan Masalah Banyak faktor yang dapat menentukan berkembang tidaknya program UPPKS di masyarakat, namun dalam penelitian ini faktor tersebut dibatasi hanya pada tanggapan masyarakat terhadap program Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS). Penelitian ini dapat dilakukan dimana saja, namun karena gejala tidak berkembangnya program ini di Lubuk Pakam, maka penelitian ini dibatasi hanya di Desa Bakaran Batu Kecamatan Lubuk Pakam. 1.4. Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah tersebut, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Seberapa baik tanggapan masyarakat terhadap program Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera di Desa Bakaran Batu Kecamatan Lubuk Pakam?. 1.5. Tujuan Sejalan dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui tanggapan masyarakat Pra Sejahtera terhadap program Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) di Desa Bakaran Batu Kecamatan Lubuk Pakam.

8 1.6. Manfaat Manfaat Teoritis 1. Sebagai bahan masukan untuk memahami tanggapan masyarakat Pra S terhadap manfaat program UPPKS. 2. Sebagai bahan masukan bagi instansi terkait guna penyempurnaan strategi program peningkatan kesejahteraan keluarga. Manfaat Praktis 1. Sebagai bahan masukan bagi pengelolah kelompok UPPKS dalam meningkatkan partisipasi masyarakat pra sejahtera. 2. Sebagai upaya untuk mengetahui manfaat kelompok UPPKS bagi masyarakat.