STUDI KOORDINASI RELE PENGAMAN PADA SISTEM KELISTRIKAN DI PT. CHANDRA ASRI, CILEGON, JAWA BARAT

dokumen-dokumen yang mirip
STUDI KOORDINASI RELE PENGAMAN PADA SISTEM KELISTRIKAN DI PT. CHANDRA ASRI, CILEGON, JAWA BARAT

STUDI KOORDINASI PROTEKSI PADA PT. CHANDRA ASRI AKIBAT INTEGRASI DENGAN PT. TRI POLYTA

STUDI KOORDINASI RELE PENGAMAN PADA SISTEM KELISTRIKAN DI PT.ASAHIMAS FLAT GLASS TBK, SIDOARJO

Studi koordinasi Proteksi pada Joint Operating Pertamina-Petrochina di Tuban akibat Integrasi Sukowati Plant

Hendra Rahman, Ontoseno Penangsang, Adi Soeprijanto

Analisis Koordinasi Sistem Pengaman Incoming dan Penyulang Transformator 3 di GI Sukolilo Surabaya

Evaluasi Ground Fault Relay Akibat Perubahan Sistem Pentanahan di Kaltim 1 PT. Pupuk Kaltim

Perencanaan Koordinasi Rele Pengaman Pada Sistem Kelistrikan Di PT. Wilmar Gresik Akibat Penambahan Daya

EVALUASI KOORDINASI RELE PENGAMAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV DI GARDU INDUK GARUDA SAKTI, PANAM-PEKANBARU

Perancangan Sistem Proteksi (Over Current dan Ground Fault Relay) Untuk Koordinasi Pengaman Sistem Kelistrikan PT. Semen Gresik Pabrik Tuban IV

Studi Koordinasi Proteksi Sistem Kelistrikan di Project Pakistan Deep Water Container Port

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No 1, (2013) 1-6

Proseding Seminar Tugas Akhir Teknik Elektro FTI-ITS, Oktober

Analisa Stabilitas Transien dan Koordinasi Proteksi pada PT. Linde Indonesia Gresik Akibat Penambahan Beban Kompresor 4 x 300 kw

STUDI KOORDINASI RELE PROTEKSI PADA SISTEM KELISTRIKAN PT. BOC GASES GRESIK JAWA TIMUR

2. TEORI PENUNJANG 1. PENDAHULUAN. Martinus Tri Wibowo, Ir. R. Wahyudi, Dedet Candra Riawan, S.T, M.Eng Jurusan Teknik Elektro FTI ITS

Studi Koordinasi Proteksi PT. PJB UP Gresik (PLTGU Blok 3)

Analisa Rele Proteksi pada Sistem Kelistrikan Industri Peleburan Nikel PT. Aneka Tambang Operasi Pomaala ( Sulawesi Tenggara )

Koordinasi Proteksi Sebagai Upaya Pencegahan Terjadinya Sympathetic Trip Di Kawasan Tursina, PT. Pupuk Kaltim

STUDI KOORDINASI RELE ARUS LEBIH DAN PENGARUH KEDIP TEGANGAN AKIBAT PENAMBAHAN BEBAN PADA SISTEM KELISTRIKAN DI PT. ISM BOGASARI FLOUR MILLS SURABAYA

Presentasi Sidang Tugas Akhir (Ganjil 2013) Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro ITS. Nama : Rizky Haryogi ( )

Studi Koordinasi Proteksi di PT. Ajinomoto, Mojokerto Oleh : Arif Andia K

Analisis Studi Rele Pengaman (Over Current Relay Dan Ground Fault Relay) pada Pemakaian Distribusi Daya Sendiri dari PLTU Rembang

Studi Koordinasi Rele Pengaman Sistem Tenaga Listrik di PT. Plaza Indonesia Realty Tbk.

Analisa Stabilitas Transien dan Koordinasi Proteksi pada PT. Linde Indonesia Gresik Akibat Penambahan Beban Kompresor 4 x 300 kw

Studi Koordinasi Proteksi Pada PT. Citic Seram Energy Ltd. Pulau Seram Maluku Tengah

KOORDINASI PROTEKSI TEGANGAN KEDIP DAN ARUS LEBIH PADA SISTEM KELISTRIKAN INDUSTRI NABATI

Koordinasi Proteksi Tegangan Kedip dan Arus Lebih pada Sistem Kelistrikan Industri Nabati

Rifgy Said Bamatraf Dosen Pembimbing Dr. Ir. Margo Pujiantara, MT Dr. Dedet Chandra Riawan, ST., M.Eng.

KOORDINASI RELAY PENGAMAN DAN LOAD FLOW ANALYSIS MENGGUNAKAN SIMULASI ETAP 7.0 PT. KRAKATAU STEEL (PERSERO) TBK

STUDI KOORDINASI RELE PENGAMAN PADA SISTEM KELISTRIKAN PT. WILMAR NABATI INDONESIA, GRESIK JAWA TIMUR. Studi Kasus Sistem Kelistrikan PT.

STUDI KOORDINASI RELE PENGAMAN PADA SISTEM KELISTRIKAN PLTU EMBALUT, PT. CAHAYA FAJAR KALTIM

Koordinasi Rele Pengaman pada Sistem Kelistrikan PT. Pertamina Unit Pengolahan IV Cilacap akibat Pembangunan Proyek Langit Biru

Analisis Studi Rele Pengaman (Over Current Relay Dan Ground Fault Relay) pada pemakaian distribusi daya sendiri dari PLTU Rembang

Analisis Sympathetic Trip pada Penyulang Ungasan dan Bali Resort, Bali

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6

Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

KOORDINASI PROTEKSI TEGANGAN KEDIP DAN ARUS LEBIH PADA SISTEM KELISTRIKAN PT. WILMAR NABATI, GRESIK JAWA TIMUR

Analisis Koordinasi Sistem Pengaman Incoming dan Penyulang Transformator 3 di GI Sukolilo Surabaya

Analisa Koordinasi Over Current Relay Dan Ground Fault Relay Di Sistem Proteksi Feeder Gardu Induk 20 kv Jababeka

Analisis Sympathetic Trip pada Penyulang Ungasan dan Bali Resort, Bali

Studi Koordinasi Proteksi Arus Lebih Fasa dan Ground Sistem Pembangkit UP PLTU Pacitan

Pendekatan Adaptif Multi Agen Untuk Koordinasi Rele Proteksi Pada Sistem Kelistrikan Industri

PENGARUH PENGETANAHAN SISTEM PADA KOORDINASI RELE PENGAMAN PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG

Pendekatan Adaptif Multi Agen Untuk Koordinasi Rele Proteksi Pada Sistem Kelistrikan Industri

KOORDINASI PROTEKSI RELE ARUS LEBIH DENGAN METODE FUZZY LOGIC MENGGUNAKAN PLANT PT.KPI (KALTIM PARNA INDUSTRI)

Perencanaan Koordinasi Rele Pengaman Pada Sistem Kelistrikan Di PT. Wilmar Gresik Akibat Penambahan Daya

PENGARUH PENGETANAHAN SISTEM PADA KOORDINASI RELE PENGAMAN PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG

EVALUASI GROUND FAULT RELAY AKIBAT PERUBAHAN SISTEM PENTANAHAN DI KALTIM 1 PT. PUPUK KALTIM

Pengaruh Kedip Tegangan dan Koordinasi Rele Arus Lebih pada Pabrik Semen

ANALISA SETTING GROUND FAULT RELAY (GFR) TERHADAP SISTEM PENTANAHAN NETRAL PENYULANG PANDEANLAMPER 06 JTM 20 KV SEMARANG

Setting Rele Diferensial Bus High Impedance Pada Sistem Distribusi Ring 33 kv di PT. Pertamina RU V Balikpapan

Studi Koordinasi Proteksi PT. PJB UP Gresik (PLTGU Blok 3)

Studi Koordinasi Proteksi Sistem Pembangkit UP GRESIK (PLTG dan PLTU)

Sidang Tugas Akhir (Genap ) Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro ITS

Studi Koordinasi Pengaman Rele Arus Lebih Akibat Adanya Proses Integrasi Sistem Kelistrikan Joint Operating Body Pertamina-Petrochina East Java

STUDI KOORDINASI PROTEKSI PADA PT PERTAMINA JOB MEDCO ENERGI TOMORI FIELD SENORO

SIMULASI OVER CURRENT RELAY (OCR) MENGGUNAKAN KARATERISTIK STANDAR INVERSE SEBAGAI PROTEKSI TRAFO DAYA 30 MVA ABSTRAK

Analisis Rele Pengaman Peralatan dan Line Transmisi Switchyard GITET Baru 500kV PT PLN (PERSERO) di Kediri

Evaluasi Koordinasi Proteksi pada Pabrik III PT. Petrokimia Gresik Akibat Penambahan Current Limiter

EVALUASI KOORDINASI SISTEM PROTEKSI PADA JARINGAN 150kV DAN 20Kv PT.PLN (PERSERO) APJ GILIMANUK

Analisa Koordinasi Rele Pengaman Transformator Pada Sistem Jaringan Kelistrikan di PLTD Buntok

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Analisis Implementasi Saturated Iron Core Superconducting Fault Current Limiter pada Jaring Distribusi PT. PERTAMINA RU V BALIKPAPAN

Analisis Koordinasi Rele Arus Lebih Pda Incoming dan Penyulang 20 kv Gardu Induk Sengkaling Menggunakan Pola Non Kaskade

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

Studi Koordinasi Proteksi Pada Pabrik PT.Chandra Asri Petrochemical Plant Butadiene

Pada kenyataannya, banyak permasalahanpermasalahan

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI HALAMAN PERSEMBAHAN HALAMAN MOTTO KATA PENGANTAR

STUDI ANALISIS SETTING BACKUP PROTEKSI PADA SUTT 150 KV GI KAPAL GI PEMECUTAN KELOD AKIBAT UPRATING DAN PENAMBAHAN SALURAN

Studi Koordinasi Proteksi Pada Sistem Kelistrikan PT. Semen Tonasa.

BAB IV PEMBAHASAN. Gardu Induk Godean berada di jalan Godean Yogyakarta, ditinjau dari

Analisa Relai Arus Lebih Dan Relai Gangguan Tanah Pada Penyulang LM5 Di Gardu Induk Lamhotma

Studi Koordinasi Proteksi Pada Sistem Kelistrikan Bandara Internasional Juanda Surabaya

Bambang Prio Hartono, Eko Nurcahyo, Lauhil Mahfudz Hayusman 1

Koordinasi Proteksi Directional Overcurrent Relay dengan Mempertimbangkan Gangguan Arah Arus di Pabrik PT. Petrokimia Gresik

STUDI KOORDINASI RELE ARUS LEBIH DAN PENGARUH KEDIP TEGANGAN AKIBAT PENAMBAHAN BEBAN PADA SISTEM KELISTRIKAN DI PT. ISM BOGASARI FLOUR MILLS SURABAYA

ANALISIS DAN EVALUASI SISTEM KOORDINASI PROTEKSI PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP (PLTU) PAITON 1 DAN 2

Fajar Akhmad Fauzi, Ontoseno Penangsang, I Gusti Ngurah Satriyadi Hernanda Jurusan Teknik Elektro FTI ITS

STUDI KOORDINASI RELE PENGAMAN PADA SISTEM KELISTRIKAN PT. WILMAR NABATI INDONESIA, GRESIK JAWA TIMUR

EVALUASI KOORDINASI SETTING RELAY PROTEKSI OCR PADA JARINGAN TEGANGAN MENENGAH 20 kv PT APAC INTI CORPORA SEMARANG DENGAN ETAP 12.6.

Analisa Koordinasi Relay Proteksi Dengan Recloser Pada Penyulang Purbalingga 05 Di PT. PLN (Persero) Rayon Purbalingga

Kata kunci hubung singkat, recloser, rele arus lebih

Analisa Perhitungan dan Pengaturan Relai Arus Lebih dan Relai Gangguan Tanah pada Kubikel Cakra 20 KV Di PT XYZ

Studi Rele Pengaman (Over Current Relay Dan Ground Fault Relay) pada pemakaian distribusi daya sendiri dari PLTU Rembang

RANCANG BANGUN SIMULASI PENGAMAN BEBAN LEBIH TRANSFORMATOR GARDU INDUK MENGGUNAKAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER

STUDI KOORDINASI PROTEKSI PADA PT. PETROKIMIA GRESIK AKIBAT PENAMBAHAN BEBAN PABRIK DAN GENERATOR 1 X 26.8 MW

Nama : Ririn Harwati NRP : Pembimbing : 1. Prof. Ir. Ontoseno Penangsang, M.Sc, PhD 2. Prof. Dr. Ir. Adi Soeprijanto, MT.

INSTALASI PENTANAHAN DAN PROTEKSI GANGGUAN KE TANAH PADA PEMBANGKITAN MULTI GENERATOR DI SISTEM KELISTRIKAN PT.WILMAR NABATI GRESIK

Pemodelan dan Simulasi Sistem Proteksi Microgrid

ANALISA SETTING RELAI PENGAMAN AKIBAT REKONFIGURASI PADA PENYULANG BLAHBATUH

BAB II GARDU INDUK 2.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI DARI GARDU INDUK. Gambar 2.1 Gardu Induk

Setting Rele Diferensial Bus High Impedance Pada Sistem Distribusi Ring 33 kv di PT. Pertamina RU V Balikpapan

ANALISIS PERENCANAAN KOORDINASI SISTEM PROTEKSI RELAY ARUS LEBIH PADA JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK DI PUSDIKLAT MIGAS CEPU

II. SISTEM PENGAMAN TENAGA LISTRIK DAN ENERGI BUSUR API

2.2.6 Daerah Proteksi (Protective Zone) Bagian-bagian Sistem Pengaman Rele a. Jenis-jenis Rele b.

EVALUASI SETTING PROTEKSI ARUS LEBIH DI JENE STATION PT. MEDCO E&P INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN ETAP

Dielektrika, [P-ISSN ] [E-ISSN X] 77 Vol. 4, No. 2 : 77-84, Agustus 2017

Evaluasi Koordinasi Proteksi pada Pabrik III PT. Petrokimia Gresik Akibat Penambahan Current Limiter

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. c. Memperkecil bahaya bagi manusia yang ditimbulkan oleh listrik.

Transkripsi:

STUDI KOORDISI RELE PEGM PD SISTEM KELISTRIK DI PT. CHDR SRI, CILEGO, JW BRT ris Widodo Jurusan Teknik Elektro - FTI, Institut Teknologi Sepuluh opember Kampus ITS, Keputih - Sukolilo Surabaya - 60111 bstrak : Kontinuitas dan keandalan merupakan faktor yang sangat dibutuhkan dalam sistem kelistrikan industri. Disini peran koordinasi sistem proteksi sangat penting untuk menjamin kontinuitas dan keandalan sistem penyaluran tenaga listrik. Untuk meningkatkan keandalan sistem kelistrikan di PT. Chandra sri, Cilegon, Jawa Barat, maka sensitifitas peralatan pengamannya perlu ditingkatkan. Hal ini dilakukan dengan menganalisa ulang setting dan koordinasi rele pengaman arus lebih serta rele gangguan tanah dan menggambarkan kurva karakteristik koordinasinya. Dalam melakukan analisa setting rele pengaman perlu diperhatikan besar arus gangguan hubung singkat, kapasitas daya beban, arus beban penuhnya serta pentanahan sistem tersebut. Selain itu juga harus memperhatikan karakteristik serta pemasangan peralatan pengaman terpasang. Dari analisa setting eksisting diketahui terdapat beberapa kesalahan pada setting rele arus lebih dan rele gangguan tanah sehingga perlu dilakukan resetting rele. Berdasar analisa resetting rele ini dapat dipastikan bahwa koordinasi rele pengaman arus lebih dan rele gangguan ketanah pada sistem kelistrikan di PT. Chandra sri, Cilegon telah sesuai dengan standard pengamanan. Sehingga sensitifitas peralatan pengamannya meningkat dan keandalan sistem tetap terjaga. I. PEDHULU PT. Chandra sri merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi bahan-bahan kimia, perusahaan ini berlokasi di Cilegon, Jawa Barat. Hasil produksi perusahaan ini antara lain ethylene, propylene dan pyrolisis gasoline (Pygas). Karena memproduksi bahanbahan kimia, dimana tidak boleh terjadi black out selama proses produksi berlangsung maka dibutuhkan sistem kelistrikan yang handal. Beberapa hal perlu dilakukan untuk memperoleh sistem kelistrikan yang handal antara lain, pertimbangan jangkauan pengindera peralatan pengaman dan pembahasan koordinasi peralatan pengaman. Peralatan pengaman pada sisi beban harus dapat menghilangkan gangguan yang terjadi pada saluran sebelum pengaman disisi sumber beroperasi memutuskan saluran sesaat atau membuka secara terus menerus. Pemadaman yang terjadi akibat adanya gangguan harus dibatasi sampai pada seksi sekecil mungkin. Tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk menyajikan analisa sistem pengaman tenaga listrik di PT. Chandra sri, simulasi koordinasi dan mengevaluasi unjuk kerja sistem pengaman tersebut. Dengan koordinasi sistem pengaman yang tepat diharapkan keandalan dan kontinuitas sistem tenaga listriknya meningkat sehingga dapat bekerja optimal bila ada gangguan. II. TEORI PEUJG 2.1 Gangguan Hubung Singkat Gangguan hubung singkat merupakan gangguan yang sangat berbahaya bagi peralatan karena arus yang mengalir menjadi sangat besar disekitar titik gangguan. Gangguan hubung singkat dalam sistem tenaga dibagi menjadi dua macam yaitu: gangguan hubung singkat simetri dan asimetri. Gangguan hubung singkat simetri terdiri dari gangguan hubung singkat tiga fasa (L-L-L) dan tiga fasa ke tanah (L-L- L-G). Gangguan hubung singkat tidak simetri terdiri dari gangguan hubung singkat satu fase ke tanah (L-G), dua fase ketanah (L-L-G) dan antar fase (L-L). 2.2 Rele rus Lebih (Overcurrent Relay) Rele arus lebih bekerja berdasarkan besarnya arus masukan, bila arus masukan melebihi suatu harga tertentu yang dapat diatur (Ip) maka rele bekerja. a. Setting rus Batas penyetelan setting rele arus lebih sebagai berikut: (1,05-1.3) I maks < Is < 0,8 Isc min... (3) Dengan pedoman diatas setting arus yang digunakan pada PT. Chandra sri adalah: 1,05 I maks < Is < 0,8 Isc min... (7) Selain rele arus lebih juga terdapat rele beban lebih, setting arus rele ini biasanya antara (110-120)% x In. b. Setting Kelambatan Waktu Pada setelan waktu dikenal setting kelambatan waktu ( t). Perbedaan waktu kerja minimal antara rele utama dan cadangan adalah 0.3 0.4 detik. Untuk rele statik dan digital berbasis mikroprosesor waktu yang diperlukan adalah 0,2-0,4 detik. 2.3 Rele Gangguan Tanah (Ground Fault Relay) Gangguan satu fasa ketanah dan dua fasa ketanah dapat diamankan dengan rele gangguan tanah. Rele ini merupakan pengaman arus lebih yang dilengkapi zero sequence current filter. Range setting rele ini antara 20% - 80% dari rating arusnya atau 10% - 40%, referensi lain menggunakan 10% - 50%. Dengan pedoman diatas setting arus yang digunakan di PT. Chandra sri yaitu 10% Imax- 50% Imax: Gambar 1. (a) Rele zero sequence, (b) Kombinasi rele arus lebih dan rele gangguan tanah. Procedings Seminar Tugas khir Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS Halaman 1 dari 6

III. SISTEM KELISTRIK DI PT CHDR SRI, CILEGO, JW BRT Sistem distribusi tenaga listrik diperusahaan ini menggunakan sistem radial. Sistem kelistrikan ini mendapat pasokan daya dari PL dan dua buah pembangkit sendiri. Tegangan yang digunakan adalah 11 kv, 20 kv, 6 kv dan 0,4 kv. Beban berada dalam composite network Main Utility-1 S/S, Main Utility-2 S/S, Ethylene S/S dan dan Polyethylene S/S. Pasokan daya pada sistem kelistrikan di PT Chandra sri adalah sebagai berikut: a. Steam Turbine Generator dengan kapasitas 20 MW. b. Gas Turbine Generator dengan kapasitas 33 MW. c. Sumber dari PL Gardu Induk sahimas 150 kv. Tipikal setting Gambar 2 Diagram sederhana kelistrikan di PT. Chandra sri Gambar 3 Single line diagram composite network MI_UTY-1 IV. LIS HUBUG SIGKT D KOORDISI RELE Studi koordinasi rele arus lebih dan rele gangguan ketanah pada PT. Chandra sri, Cilegon, mengacu pada flowchart seperti ditunjukkan pada Gambar 4. 4.1 nalisis Gangguan rus Hubung Singkat rus hubung singkat maksimum yang dipakai dalam analisis adalah arus hubung singkat 3 fasa 4 cycle pada pembangkitan maksimum (kondisi PL-STG-GTG = O). Sedangkan arus hubung singkat minimumnya adalah arus hubung singkat 2 fasa 30 cycle pada pembangkitan minimum (kondisi STG = O, PL dan GTG = OFF). rus gangguan hubung singkat ditunjukkan pada tabel 1 berikut: Tabel 1 Tabel arus hubung singkat maksimum dan minimum Bus Isc Max 4 cyle Isc Min 30 cycle ID kv 3500-SWM-2010,2020 20,00 34.928 1.967 3510-SWM-6001,B 6,00 20.254 4.347 3510-SWM-6002,B 6,00 18.857 4.496 3530-SWM-6001,B 6,00 23.161 4.410 3514-SWM-6001 6,00 15.289 4.100 3515-SWM-6001 6,00 18.852 4.281 3510-SWL-3801 0,4 30.614 17.961 3510-SWL-3801B 0,4 30.614 17.959 3511-SWL-3801,B 0,4 25.520 16.027 3512-SWL-3801 0,4 15.214 10.309 3512-SWL-3801B 0,4 17.595 11.860 3513-SWL-3801 0,4 17.676 11.909 3514-SWL-3801 0,4 24.985 15.737 3515-SWL-3801 0,4 31.074 18.682 3530-SWL-3801 0,4 31.563 18.830 3530-SWL-3801B 0,4 31.610 18.853 3530-SWL-3802,B 0,4 31.610 18.853 4.2 nalisis Setting Rele Pengaman rus Lebih Rele yang digunakan yaitu IC03F-T1/T2H,, rele motor SE-K1 dan S2E20. 4.2.1 Setting Rele Bus 3515-SWL-3801 hingga Main Bus 3500-SWM-2010. Gambar 4 Flowchart langkah penelitian Gambar 5 Single line diagram bus 3515-SWL-3801 hingga main bus 3500-SWM-2010. a. Rele 51.F.1.1 = Toshiba IC03F-T1 Dipilih kurva = Very Inverse Isc max 4 cycle 3515-SWL-3801, 0,4 kv : 31.074 Isc min 30 cycle 3515-SWL-3801, 0,4 kv : 18.682 kv 1250 FL : = = 1804,2 3.kV 3(0,4) : 2000/5 Procedings Seminar Tugas khir Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS Halaman 2 dari 6

Setting rus ( I> ) 1,05 x FL Ipp 0,8 x Isc min 30 cycle 3515-SWL-3801, 0,4 kv 1894,41 Ipp 14945,6 Dengan n : 2000/5 maka tap setting arus: 1894,41 14945,6 Ips ; 4,74 Ips 37,36 2000/5 2000/5 2000 Dipilih tap arus: 5, setelan aktual Ipp = 5 x = 2000 5 Setting Waktu ( ) Waktu operasi td = 0,1 + t = 0,1 + 0,3 = 0,4 detik Multiple of Tap Current Seting (MOTCS): Isc Max 4 Cycle 3515 - SWL - 3801, 0,4 kv 31074 = = 15,5 Ipp 2000 Berdasarkan kurva karakteristik rele Toshiba IC03F seperti ditunjukkan pada Gambar 6, dengan waktu operasi 0,4 detik dan MOTCS 15,5 maka dipilih TDS = 3. Gambar 6 Kurva karakteristik rele Toshiba IC03F. b. Rele 51.F.1 = Toshiba IC03F-T1 - very Inverse Isc max 4Cl 3515-SWL-3801 kon 6 kv = (0,4/6) x 31.074 = 2071,6 Isc min 30 cycle 3515-SWM-6001, 6 kv : 4.281 FL : kv = 1250 = 120,3 3.kV 3(6) : 200/5 51.F.1.1, didapat tap setting arus = 4. Dengan td = 0,4 + t = 0,4 + 0,3 = 0,7detik, maka dipilih time dial = 5 s. c. Rele 51.F.5 = Toshiba IC03F-T2H Dipilih kurva = Very Inverse Isc max 4 cycle 3515-SWL-3801, 0,4 kv Konversi ke 6 kv : 2071,6 Isc min 30 cycle 3515-SWM-6001, 6 kv : 4.281 FL : kv = 1684 = 162 3.kV 3(6) : 300/5 51.F.1.1, didapat tap setting arus = 3. Dengan td = 0,7 + t = 0,7 + 0,3 = 1detik maka dipilih time dial = 7 s. Current Setting High Set (I>>) Isc max3515-swl-3801 kon 6kV Iset 0,8xIscmin 3515-SWM-6001 Dengan n 300/5 maka current setting high set = 2071,6 3424,8 I set 300 5 300 5 ; 34,5 I set 57,08 Dipilih Iset = 37, Delay Setting ( t>> ) : 0,4 detik Gambar 7 Kurva koordinasi resetting rele bus 3515-SWL-3801 hingga main bus 3500-SWM-2010. Koordinasi rele resetting bus 3515-SWL-3801 hingga bus 3500-SWM-2010 ditunjukkan pada Gambar 7. Pada setting rele eksisting koordinasi 51.F.1.1 dengan pengaman dibawahnya kurang tepat karena selisih waktu trip < 0,3 detik. Pada kondisi resetting, rele 51.F.1.1 disetting 0,4 detik sehingga selisih waktu tripnya sesuai standard pengamanan. Fuse digunakan sebagai pengaman cadangan. 4.2.2 Setting Rele 51F2, 5II1 dan 5II2 Single line diagram rele 5II1 dan 5II2 ditunjukkan pada Gambar 8 dibawah ini. Gambar 8 Single line diagram rele 51F2, 5II1 dan 5II2. a. Rele 51F2 = Toshiba Dipilih kurva = Very Inverse Isc max 4 cycle 3510-SWM-6001 konv ke 20 kv= 6076,2 Isc min 30 cycle 3500-SWM-2010, 20 kv : 1.967 FL : kv = 15000 = 433 3.kV 3(20) : 600/5 Current setting IDMT ( I> ) 1,05 x FL Ipp 0,8 x Isc min 30 cycle 3500-SWM-2010, 20 kv 454,6 Ipp 1573,6 Dengan n = 600/5 maka tap setting arus : 454,6 1573,6 x In Ip x In ; 0,76 In 600 600 Ip 2,62 In Dipilih tap current setting In Setelan aktual Iset = 1 x 600 = 600 Setting IDMT ( ) Waktu operasi td = 0,7 + t = 0,7 + 0,3 = 1 detik td = k x 13,5 ( I / Ieb) 1, I/Ieb = 10,12 Setting eksisting : 0,22 detik Resetting : 0,4 detik didapat k 0,68, dipilih setting time multiplier (k) = 0,7s Procedings Seminar Tugas khir Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS Halaman 3 dari 6

Current Setting High Set (I>>) I sc max 4Cl 3510-SWM-6001 konv20 kv >I sc min 30Cl 3500-SWM-2010 I I set sc Max 4 cycle 3510-SWM-6001 dikonv 600 ke 20 kv 6076,27 I set In, I set 10,12 In 600 Dipilih Iset = 11In dan Setting waktu ( t>> ) : 0,1 detik. b. Rele 5II1 51F2 (n : 1500/5 serta daya trafo 33000 kv), didapat tap current setting = In. Dengan waktu operasi td = 1 + t = 1 + 0,3 = 1,3 detik serta persamaan untuk menghitung waktu operasi td seperti dibawah ini maka dipilih k = 0,29. td = ( I / k x 80 I EB ) 2 1 Current Setting High Set (I>>) Penghitungan current setting high set sama seperti rele 51F2 dengan n = 1500/5 maka dipilih I set = 7 In. Setting waktu ( t>> ) : 0,4 detik c. Rele 5II2 5II1 (n : 1000/5 dan daya trafo 21000 kv) didapat tap current setting = In, k = 0,65, current setting high set (I>>) = 9In dan waktu tunda (t>>) = 0,4 detik. Pada setting eksisting, setelan rele diatas damage curve trafo, ini menunjukkan bahwa rele tidak akan mampu mengamankan trafo jika terjadi gangguan hubung singkat. Koordinasi resetting kurva arus waktu rele 51F2, 5II1 dan 51I2 ditunjukkan pada Gambar 9. Rele disetting dibawah damage curve trafo, diatas beban penuh dan inrush current. In In = 21, Istarting = 676 % dan Tstarting = 3 detik Perhitungan setting rele hampir sama seperti sebelumnya, dengan persamaan untuk setting Ipp = 110 % x In didapat tap = 0,3 dan time dial 1 x 4 s (sesuai karakteristik rele SE-K1). Fuse yang digunakan 30. Rele Fuse untuk gangguan hubung singkat Gambar 10 Kurva koordinasi resetting rele motor G-1803-M pada bus 3515-SWM-6001 4.2.4 Setting Rele Motor GB-5101C-M hingga Bus 3500- SWM-2010 Untuk melindungi motor dengan kapasitas daya diatas 355 kw digunakan rele Toshiba S2E20. Perhitungan setting rele hampir sama seperti sebelumnya. Setting rele pengaman motor : Istarting < Ipp < 0,8 Isc min 3510-SWM-6001. Setting eksisiting : 0,15 detik. Resetting : 0,1 detik. Setting dibawah damage curve trafo sehingga mampu mengamankan trafo Gambar 9 Kurva koordinasi resetting rele 5II1 dan 5II2. 4.2.3 Setting Rele Motor G-1803-M pada Bus 3515- SWM-6001 Untuk melindungi motor dengan kapasitas 355 kw dari beban lebih digunakan rele BB SE-K1. Sedangkan untuk melindungi motor dari gangguan hubung singkat, rele dikombinasikan dengan fuse. = BB SE-K1 Inverse Daya = 185 kw Data spesifikasi motor : Gambar 11 Kurva koordinasi resetting rele motor GB-5101C-M hingga main bus 3500-SWM-2010. 4.3 nalisis Setting Rele Gangguan Tanah Pentanahan sistem pada PT. Chandra sri menggunakan neutral grounding resistor (GR) 100 dan solid grounded. GR dipasang antara titik netral dengan tanah pada sisi sekunder tranformator 11/20 kv dan 20/6 kv, sedangkan solid grounded dipasang pada sisi sekunder trafo 6/0,4 kv. Rele gangguan tanah yang digunakan : ICG2D- T1, dan rele motor S2E20. 4.3.1 Setting Rele Gangguan Tanah pada Bus 3515- SWL-3801 hingga Main Bus 3500-SWM-2010. a. Rele 50G.F.1/51G.F.1 : Toshiba ICG2D-T1 Curve : Inverse time : 200/5 Setting rus ( I> ) : 10 % Imax Ipp 50 % Imax n : 200/5, Imax 100 Procedings Seminar Tugas khir Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS Halaman 4 dari 6

4.3.2 Setting Rele 51GF2, 5IGI1 dan 5IGI2 Single line diagram rele gangguan ketanah 51GF2, 5IGI1 dan 5IGI2 ditunjukkan pada Gambar 15. Gambar 12 Single line diagram rele gangguan ketanah pada bus 3515-SWL-3801 hingga main bus 3500-SWM-2010 10 50 Tap setting arus : Ipp 200 / 5 200 / 5 0,25 Ipp 1,25 dipilih tap : 0,3 200 Setelan aktual Ipp = 0,3 x = 12 5 Setting Waktu ( ) Dipilih time dial (TDS) = 1 Imax 100 MOTCS = = = 8,5 Ipp 12 Dari pembacaan kurva karakteristik rele Toshiba ICG2D-T1 seperti ditunjukkan pada Gambar 13, dengan time dial = 1 dan MOTCS 8,5 didapat waktu operasi = 0,4 s. Gambar 15 Single line diagram rele gangguan ketanah pada 51GF2, 5IGI1 dan 5IGI2. a. Rele 51GF2 : Toshiba FS1- definite : 100/5 Dengan perhitungan sama seperti rele 50G.F.1/ 51G.F.1 didapat tap 0,7, setting waktu dipilih 0,1 detik. b. Rele 51GI1 dan 51GI2 Dengan perhitungan yang sama didapat tap 0,25, dan waktu operasi 0,4 detik. Koordinasi resetting rele gangguan ketanah 51GF2, 5IGI1 dan 5IGI2 ditunjukkan pada Gambar 16. Pada kondisi resetting setting arus diturunkan, sehingga lebih sensitif bila ada gangguan sedangkan setting waktu dirubah dari 0,4 dan 0,7 detik menjadi 0,1 dan 0,4 detik. Gambar 13 Kurva karakteristik rele Toshiba ICG2D-T1. b. Rele 50G.F.5/51G.F.5 Dengan perhitungan yang sama (n 300/5 ) dan syarat : Ipp rele 50G.F.5/ 51G.F.5 > Ipp 50G.F.1/51G.F.1 serta setting kelambatan waktu t = 0,3-0,4 detik terpenuhi, didapat tap 0,5, time dial 1 s dan waktu operasi 0,8 detik. c. Rele 51.1.1 Dengan perhitungan yang sama (n 100/1 ) dan syarat : Ipp rele 51.1.1 > Ipp rele 50G.F.1/51G.F.1 serta setting kelambatan waktu t = 0,3-0,4 detik terpenuhi, didapat tap 0,4, time dial 1 s dan waktu operasi 1,1 detik. Setting eksisting : selisih waktu trip < 0,2 detik. Resetting : selisih waktu trip 0,4 detik Setting tap dirubah sehingga lebih sensitif Resetting: setting waktu 51F2 0,1 detik, 51GI1 dan 51GI1 0,4 detik. Gambar 16 Kurva koordinasi resetting rele gangguan ketanah pada transformator 5IGI1 dan 5IGI. 4.3.3 Setting Rele Gangguan Tanah pada Motor G- 1803-M di Bus 3515-SWM-6001 Setting eksisting : selisih waktu trip < 0,2 detik. Resetting selisih waktu trip 0,4 detik Gambar 14 Kurva koordinasi resetting rele gangguan ketanah bus 3515-SWL-3801 hingga main bus 3500-SWM-2010. Gambar 17 koordinasi resetting rele gangguan ketanah pada motor G-1803-M di Bus 3515-SWM-6001 Procedings Seminar Tugas khir Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS Halaman 5 dari 6

Tabel 2 Relay setting record dibus 3500-SWM-2010 Relay Symbol Service Phase 51I1 51GI1 51I2 51GI2 51F1 51GF1 51F2 51GF2 51F3 51GF3 GTG GI101 GTG GI101 STG GI3101 GTG SI3101 Ethylene Ethylene S/S-6002 S/S-6002 Type Form /PT Ratio 1500:5 100:1 1000:5 100:1 750:5 100:5 600:5 100:5 600:5 100:5 Setting Resetting Tabel 3 Relay setting record di bus 3510-SWM-6001 Relay Setting Resetting /PT Type Symbol Service Phase Ratio Tap Inst Tap Inst Form 50.1.1/ L1,L2, IC03F- 2000 : 51.1.1 Incoming L3 T2H 5 5 3 20 4 5 37 51.1.1 T1 1 0.3 1-0,4 1-51.F.1 3510-TR- L1,L2, IC03F- 300 : 3801 L3 T1 5 5 5-3 5-50G.F.1 (1600 ICG2D- 300 : 51G.F.1 kv TR) T1 5 0.2 1-0.2 1-51.F.2 3511-TR- L1,L2, IC03F- 150 : 3801 L3 T1 5 6 5-4 5-50G.F.2 (1000 ICG2D- 150 : 51G.F.2 kv TR) T1 5 0.4 1-0.4 1-51.F.3 3512-TR- L1,L2, IC03F- 100 : 3801 L3 T1 5 8 5-4 5-50G.F.3 (630 kv 51G.F.3 TR) T1 5 0.5 1-0.5 1-51.F.4 3513-TR- L1,L2, IC03F- 100 : 3801 L3 T1 5 8 5-4 5-50G.F.4 (630 kv 51G.F.4 TR) T1 5 0.5 1-0.5 1-51.F.5 Tank L1,l2, IC03F- 300 : Yard 2 L3 T2H 5 5 7-3 7 37 51G.F.5 S/S ICG2D- 300 : T1 5 0.3 1-0.5 1 - L1,L2, IC03F- 400 : 51.F.6 dmin 2 5-1,5 5 - L3 T1 5 S/S 50G.F.6 0.2 1-0,5 1-51G.F.6 T1 5 51.F.1 3515-TR- L1,L2, IC03F- 200 : 5 5-4 5-50G.F.1 3801 (1000 L3 T1 ICG2D- 5 200 : 0,3 1-0,3 1-51G.F.1 kv TR) T1 5 3E.F.2 G- L1,L2, SE-KI 40 : 7x0.5 1x4 6x0.5 1x4-50G.F.2 51G.F.2 1803-M (185 kw) L3 ICG2D- T1 5 40 : 5 3,5 0,4 1 3 1,5 1 - V. KESIMPUL Berdasarkan analisis yang telah dilakukan maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: a. Setting eksisting rele arus lebih pengaman trafo 3510- TR-6001, TR-2011 dan TR-2012 tidak tepat karena setelan berada diatas damage curve trafo. Pada kondisi resetting, kurva setelan berada dibawah damage curve sehingga mampu mengamankan trafo bila terjadi gangguan hubung singkat dibus bawahnya. b. Koordinasi setting rele pengaman arus lebih mengacu pada kapasitas daya beban, arus hubung singkat minimum dan arus hubung singkat maksimum. Sedangkan koordinasi setting rele gangguan ketanah di PT Chandra sri mengacu pada arus maksimum yang dapat mengalir melalui neutral grounding resistor. c. Koordinasi setting waktu pada resetting rele pengaman arus lebih dan rele gangguan ketanah sudah tepat karena Tap 5 4 4.5 5 5 1.0 s 0.5/ 1.0 s Inst Tap - 1 0.35-1 0.35 40 1 0,3/ Inst 7 0,4 0,25 0,6/ 9 0,4 0,25 0,75/ 11 0.5 s 1.4 0,1 0,7 50 1 0,7/ VI 11 0.5 s 1.4 0,1 0,7 50 1 0,83/ 12 0.5 s 1.4 0,1 0,7 perbedaan waktu minimum satu langkah antara sisi hulu dan hilir 0,3-0,4 detik. Selain itu juga dalam koordinasinya sesuai dengan urutan grading waktu. d. Koordinasi resetting rele arus lebih dan rele gangguan ketanah pada sistem kelistrikan di PT. Chandra sri, Cilegon, telah sesuai dengan standard pengamanan. DFTR PUSTK [1] nderson, P.M., Power System Protection, McGraw-Hill, US, 1998. [2] Bergen, rthur R., Vittal, Vijay, Power System nalysis 2 nd Edition, Prentice Hall, US, 2000. [3] Gonen, Turan, Modern Power System nalysis, US, 1988. [4] Gross, Charles., Modern Power System nalysis, John Wiley & Sons, Inc., US, 1986. [5] Hewitson, L.G., Brown, Mark, Balakrishnan, Ramesh, Practical Power System Protection, IDC, 2004. [6] Horowitz, S.H. dan Phadke, G., Power System Relaying, John Wiley & Sons Ltd, England, 2008. [7] Lazar, Irwin, Electrical Systems nalysis and Design for Industrial Plants, The Heyward-Robinson, 1980. [8] Manuals Rele Toshiba dan BB [9] Marsudi, Djiteng, Operasi Sistem Tenaga Listrik, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2006. [10] Penangsang, O, Diktat Kuliah nalisa Sistem Tenaga 2, Teknik Elektro-ITS, Surabaya, 2006. [11] Preve, Cristophe, Protection of Electrical etwork, ISTE Ltd, Great Britain and the United States, 2006. [12] Ravindranath, B., Chander, M., Power System Protection and Switchgear, [13] Reimert, Donald, Protective Relaying For Power Generation Systems, CRC Press,US, 2006 [14] Short, T.., Electric Power Distribution Handbook, CRC Press, US, 2004. [15] Stevenson, Jr., William D., nalisis Sistem Tenaga Listrik, alih bahasa: Ir. Kamal Idris, Erlangga, 1990. [16] Sulasno, nalisa Sistem Tenaga Listrik, Satya Wacana, Semarang, 1993. [17] T., Davies, Protection of Industrial Power System second edition, Elsevier Ltd., UK, 1996. [18] Vijayaghravan G., Brown, Mark and Barnes, Malcolm, Grounding, Bonding, Shielding and Surge Protection, ewnes, 2004 [19] Wahyudi R, Diktat Kuliah Sistem Pengaman Tenaga Listrik, Teknik Elektro-ITS,Surabaya, 2008. DFTR RIWYT HIDUP ris Widodo dilahirkan di Kebumen, 10 Mei 1984. Menempuh pendidikan di SD 1 Mulyosri pada tahun (1990-1996), SLTP 1 Prembun tahun (1996-1999) dan SMU 1 Prembun tahun (1999-2002). Setelah lulus SMU, penulis melanjutkan ke Universitas Gadjah Mada (UGM) Program Studi D3 TE tahun (2002-2006). Tahun 2008 penulis melanjutkan studinya di program Lintas Jalur Institut Teknologi Sepuluh opember (ITS) Jurusan Teknik Elektro bidang studi Teknik Sistem Tenaga. Procedings Seminar Tugas khir Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS Halaman 6 dari 6