AKTIVITAS AIR PERASAN DAN EKSTRAK ETANOL DAUN ENCOK TERHADAP BAKTERI YANG DIISOLASI DARI SAPI MASTITIS SUBKLINIS

dokumen-dokumen yang mirip
Masniari Poeloengan Balai Besar Penelitian Veteriner Jin RE Martadinata No. 30, Kotak Pos 151 Bogor 16114

HASIL DAN PEMBAHASAN

EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN SIRIH (Piper betle Linn) TERHADAP MASTITIS SUBKLINIS

INTISARI. UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL RIMPANG TEMU GIRING (Curcuma Heyneana Val) TERHADAP PERTUMBUHAN Shigella Dysentriae SECARA IN VITRO

PENDAHULUAN. Latar Belakang. kelenjar susu mamalia. Susu memiliki banyak fungsi dan manfaat.

Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2007

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia serta negara-negara Asia lainnya berasal dari tumbuh-tumbuhan

AKTIVITAS ANTIMIKROBA PADA PUTIH TELUR DARI BEBERAPA JENIS UNGGAS TERHADAP BAKTERI GRAM POSITIF DAN GRAM NEGATIF SKRIPSI CHAIRUL

ABSTRAK. EFEK ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN SALAM (Syzygium polyanthum) TERHADAP Escherichia coli DAN Bacillus subtilis SECARA IN VITRO

BAB 1 PENDAHULUAN. pada wanita seperti kanker, tumor, mastitis, penyakit fibrokistik terus meningkat,

AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL BIJI BUAH PEPAYA (Carica papaya L.) TERHADAP Escherichia coli DAN Staphylococcus aureus

BAB I PENDAHULUAN UKDW. untuk meningkat setiap tahun (Moehario, 2001). tifoid dibandingkan dengan anak perempuan (Musnelina et al., 2004).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi Linn.) Daun Belimbing Wuluh mengandung flavonoid, saponin dan tanin yang

ABSTRAK. EFEK ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL BAWANG PUTIH (Allium sativum Linn.) TERHADAP Staphylococcus aureus DAN Escherichia coli SECARA IN VITRO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TINJAUAN PUSTAKA. A. Sapi perah (Peranakan Friesian Holstein)

ABSTRACT. Keywords: Inhibition, Muntingia calabura L., Staphylococcus aureus, Escherichia coli and Antimicrobial

BAB I PENDAHULUAN. juta penduduk setiap tahun, penyebab utamanaya adalah Vibrio cholera 01,

BAB 1 PENDAHULUAN. Disentri basiler yang berat pada umumnya disebabkan oleh Shigella

BAB I PENDAHULUAN. Data-data cemaran mikrobia pada produk susu mentah sudah ada dari

I. PENDAHULUAN. antara lain: disebabkan oleh penyakit infeksi (28,1 %), penyakit vaskuler

BAB I PENDAHULUAN. antigen (bakteri, jamur, virus, dll.) melalui jalan hidung dan mulut. Antigen yang

Analisis Hayati KEPEKAAN TERHADAP ANTIBIOTIKA. Oleh : Dr. Harmita

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tercemar kapan dan dimana saja sepanjang penanganannya tidak memperhatikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Hayati et al., 2010). Tanaman ini dapat tumbuh hingga mencapai tinggi 5-10

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai uji klinis dan di pergunakan untuk pengobatan yang berdasarkan

ABSTRAK AKTIVITAS ANTIMIKROBA MADU IN VITRO TERHADAP ISOLASI BAKTERI DARI LUKA

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah kesehatan terbesar tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mikroorganisme ke dalam tubuh, mikroorganisme tersebut masuk bersama makanan

BAB I PENDAHULUAN. Banyuwangi secara astronomis terletak di antara

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. maupun yang berasal dari alam (Karadi dkk., 2011). dibandingkan obat modern (Hastari, 2012).

BAB 1 PENDAHULUAN. pernapasan bagian atas adalah batuk pilek biasa, sakit, radang tenggorokan,

BAB I PENDAHULUAN UKDW. S.Thypi. Diperkirakan angka kejadian ini adalah kasus per

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Kambing peranakan etawa (PE) merupakan salah satu ternak di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya dengan tumbuhan berkhasiat, sehingga banyak dimanfaatkan dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL TANAMAN YODIUM

I PENDAHULUAN. maksud dan tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka pemikiran, hipotesis

BAB I PENDAHULUAN. Bahan-bahan dari alam tersebut dapat berupa komponen-komponen biotik seperti

Staphylococcus aureus

ABSTRAK. Pembimbing I : Widura, dr., MS. Pembimbing II : Yenni Limyati, dr., Sp.KFR., S.Sn., M.Kes. Selly Saiya, 2016;

BAB I PENDAHULUAN. daging bagi masyarakat (BSN, 2008). Daging sapi sebagai protein hewani adalah

I. PENDAHULUAN. penyakit menemui kesulitan akibat terjadinya resistensi mikrobia terhadap antibiotik

I. PENDAHULUAN. mempublikasi kegunaan dan segala hal yang berkaitan dengan kefir ini berasal

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mikroorganisme dapat menyebabkan infeksi terhadap manusia. Infeksi

BAB I PENDAHULUAN. Barat dan Jambi dan produknya dikenal sebagai cassia-vera atau Korinjii

BAB I PENDAHULUAN UKDW. jika menembus permukaan kulit ke aliran darah (Otto, 2009). S. epidermidis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 P ENDAHULUAN. irasional dapat menyebabkan terjadinya resistensi bakteri yaitu menggunakan

PENGARUH SUHU PEMANASAN TERHADAP KANDUNGAN RESIDU ANTIBIOTIK DALAM AIR SUSU SAPI

UJI ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN SAWO (Manilkara zapota) TERHADAP BAKTERI Eschericia coli, dan Staphylococcus aureus SKRIPSI

Daya Hambat Perasan Daun Sirsak Terhadap Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN.

EFEKTIVITAS BERBAGAI SEDIAAN EKSTRAK BAWANG PUTIH

DAYA HAMBAT EKSTRAK DAUN CAPO (Blumea balsamifera. L) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Salmonella thypii ARTIKEL ILMIAH INDAH FADHILA PUTRI NIM.

Prosiding Seminar Nasional Kefarmasian Ke-1

BAB 1 PENDAHULUAN. positif yang hampir semua strainnya bersifat patogen dan merupakan bagian dari

BAB I PENDAHULUAN. virus, bakteri, dan lain-lain yang bersifat normal maupun patogen. Di dalam

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. sumber protein fungsional maupun pertumbuhan, terutama pada anak-anak usia

TINJAUAN PUSTAKA Bakteri Asam Laktat

BAB I PENDAHULUAN. folikel rambut dan pori-pori kulit sehingga terjadi peradangan pada kulit.

TINJAUAN PUSTAKA Sifat Umum Susu

EFEKTIFITAS EKSTRAK DAUN KATUK (SAUROPUS ANDROGYNUS L.) DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI STAPHYLOCOCCUS AUREUS SECARA IN VITRO

BAB I PENDAHULUAN UKDW. tersusun seperti buah anggur. Dikenal dua spesies Staphylococcus, yaitu

H Artikel Penelitian. Abstrak. Abstract. Ismail Fajri 1, Erly 2, Elly Usman 3

BAB 1 PENDAHULUAN. dari saluran napas bagian atas manusia sekitar 5-40% (Abdat,2010).

I. PENDAHULUAN. Bentuk jeruk purut bulat dengan tonjolan-tonjolan, permukaan kulitnya kasar

I. PENDAHULUAN. diramu sendiri dan memiliki efek samping merugikan yang lebih kecil

EFEKTIVITAS SALEP DAUN SIRIH DAN MENIRAN TERHADAP PENURUNAN JUMLAH BAKTERI PADA SAPI PERAH PENDERITA MASTITIS SUB KLINIS

Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor 3

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan sumber bahan obat

TINJAUAN PUSTAKA Anatomi dan Fisiologi Ambing

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK. PENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN KEMANGI (Ocimum americanum) TERHADAP PERTUMBUHAN Staphylococcus aureus DAN Escherichia coli SECARA IN VITRO

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN UKDW. negara berkembang seperti Indonesia (Stella et al, 2012). S. typhii adalah bakteri

HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Kadar Air Ekstraksi dan Rendemen Hasil Ekstraksi

BAB I PENDAHULUAN. kematian di negara-negara berkembang termasuk Indonesia, sebagai akibatnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. maupun anaerob. Bakteri Streptococcus viridans dan Staphylococcus aureus

POPULASI BAKTERI PADA TELUR AYAM LEGHORN SETELAH PENAMBAHAN EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum) DENGAN KONSENTRASI YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Friesian Holstein (FH) impor dan turunannya. Karakteristik sapi FH yaitu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini pemanfaatan obat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan berkembang dengan

BAB VI PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. Untuk mengetahui efek pemberian ekstrak mengkudu terhadap daya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

PERBEDAAN DAYA HAMBAT EKSTRAK ETANOL BIJI ALPUKAT (Persea americana Mill.) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Escherichia coli DENGAN Staphylococcus.

ABSTRAK. AKTIVITAS ANTIMIKROBA INFUSA DAUN ASAM JAWA (Tamarindus indica Linn.) TERHADAP Escherichia coli SECARA IN VITRO

Transkripsi:

AKTIVITAS AIR PERASAN DAN EKSTRAK ETANOL DAUN ENCOK TERHADAP BAKTERI YANG DIISOLASI DARI SAPI MASTITIS SUBKLINIS (Activity Water Extract and Ethanol Extraction of Plumbago Zeylanica L. leaves Against Bacteria Isolated from Sub Clinical Mastitis in Cattle) MASNIARI POELOENGAN Balai Besar Penelitian Veteriner, Jl. R.E.Martadinata No.30, Bogor 16114 ABSTRACT Extraction of Plumbago zeylanica L. leaves did not produced an inhibition zone at concentration of 50, 25, 12.5, and 6.25% against four bacteria Gram positive ( aureus, epidermidis, dysgalactiae and agalactiae) isolated from subclinical mastitis milk. Ethanol extraction at concentration 50, 25, 12.5 and 6.25% can inhibit epidermidis but only inhibit Plumbago zeylanica L. leaves gave the biggest inhibition zone against aureus, epidermidis and dysgalactiae. Reaction of antimicroba against tetracycline is bigger than 50% ethanol extraction of essential oil of Plumbago zeylanica L. leaves. Key Word: Ethanol Extract, Plumbago zeylanica L., Mastitis. ABSTRAK Air perasan daun encok tidak memberikan zona hambat pada konsentrasi 50, 25, 12,5 dan 6,25% terhadap empat bakteri Gram positif ( aureus, epidermidis, dysgalactiae and agalactiae) hasil isolasi dari susu sapi yang terkena mastitis subklinis. Ekstrak etanol daun encok pada konsentrasi 50, 25, 12,5 dan 6,25% dapat menghambat pertumbuhan bakteri aureus dan epidermidis, tetapi hanya menghambat bakteri agalactiae dan dysgalactiae pada konsentrasi 12,5 50%. Konsentrasi 50% ekstrak etanol dan minyak atsiri daun encok memberikan zona hambat paling besar terhadap bakteri aureus, epidermidis, dysgalactiae dan agalactiae. Daya antibakteri antibiotika tetrasiklin lebih besar dibandingkan konsentrasi 50% ekstrak etanol daun encok terbukti dengan memberikan zona hambat yang lebih besar. Kata Kunci: Air Perasan, Ekstrak Etanol, Daun Encok, Mastitis PENDAHULUAN Susu merupakan salah satu bahan makanan utama yang berkualitas sangat baik karena memiliki komponen-komponen yang sangat penting untuk pertumbuhan, kesehatan dan kecerdasan. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi susu antara lain mutu genetik, tata laksana dan juga penyakit. Susu merupakan sumber zat makanan yang baik bagi kuman. Penyakit yang paling sering terjadi pada sapi perah yang disebabkan oleh kuman (bakteri) yaitu peradangan pada ambing (mastitis). Mastitis merupakan salah satu penyakit yang sangat merugikan peternak sapi perah yang berakibat menurunnya produksi susu. Penyakit ini disebabkan karena masuknya kuman atau bakteri ke dalam ambing sapi perah. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi susu antara lain makanan, tata laksana, mutu genetik dan penyakit (SUBRONTO, 1985). Insiden mastitis pada sapi perah di Indonesia sangat tinggi (85 %) dan sebagian besar merupakan infeksi yang bersifat subklinik. Sebagai penyebab utama radang pada sapi adalah kuman-kuman 300

agalactiae dysgalactiae, uberis dan aureus, epidermidis, Escherichia coli, Escherichia feundii, Aerobacter aerugenes dan Klebsiella pneumoniae. Penyebab mastitis subklinik yang paling sering terdeteksi adalah aureus, agalactiae, epidermidis, Escherichia coli (SUBRONTO, 1985). Sebelumnya telah dilakukan penelitian di Universitas Missouri oleh MARSHALL dan KEISLER pada tahun 1995 dengan mengisolasi bakteri dari susu sapi penderita mastitis subklinis. Mastitis subklinis adalah bentuk peradangan pada ambing yang tidak menampakkan tanda klinis. bentuk mastitis ini hanya dapat dideteksi melalui pemeriksaan laboratorium atau uji-uji khusus seperti California Mastitis Test (CMT). Mastitis subklinis tidak nampak secara nyata sehingga kurang disadari dan dimengerti oleh peternak dan mutu susu, penyingkiran air susu, biaya perawatan dan pengobatan yang cukup tinggi serta ternak yang terpaksa dikeluarkan dari peternakan (SUBRONTO, 1985; SCHALM et al., 1971). Pengobatan dengan antibiotik merupakan pilihan utama dokter hewan dalam mengatasi kasus mastitis. Uji sensitifitas kuman terhadap beberapa antibiotik diperlukan untuk menentukan antibiotik yang tepat untuk digunakan. Dengan berkembangnya penggunaan antibiotik pada ternak maka perlu dilakukan suatu penelitian yang dapat menjelaskan efektifitas antibiotik yang telah diberikan oleh peternak karena setiap bakteri mempunyai kepekaan yang berbeda terhadap antibiotik tertentu. Antibiotik yang pada mulanya bermanfaat bagi pengobatan infeksi sekarang mulai menimbulkan masalah yaitu dengan munculnya galur-galur mikroba yang resisten terhadap antibiotik. Selain itu susu yang mengandung antibiotik mempunyai dampak negative berupa residu yang dapat menimbulkan alergi bagi orang yang mengkonsumsinya (WIBAWAN et.al., 1990). Penggunaan produk alami pada pangan menjadi salah satu tuntutan konsumen pada saat ini. Pada penelitian ini menggunakan daun encok yang dalam pustaka dinyatakan memiliki khasiat antibakteri (MOERYATI, 1998; DEPKES, 1995; PERRY, 1980). Secara klinis terdapat dua macam mastitis yaitu mastitis subklinis dan mastitis klinis. Mastitis sub klinis memiliki ciri-ciri ambing tidak bengkak, tidak sakit dan tidak panas, tetapi terdapat kelainan tertentu pada susunya, sedangkan pada mastitis yang klinis, terdapat suatu gejala abnormalitas pada ambing dan susu yang dihasilkan. Susu terlihat menggumpal atau encer seperti air, terdapat darah atau nanah pada susunya. Mastitis klinis dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu mastitis akut dan mastitis kronis. Mastitis akut ditandai dengan adanya pembengkakan pada ambing, ambing terasa sakit. Kadang-kadang diikuti dengan gejala demam, sapi kelihatan lemah dan nafsu makannya hilang. Mastitis kronis ditandai dengan terdapat pembengkakan pada ambing, terasa keras tetapi tidak terasa sakit dan tidak panas. Pengobatan terhadap penyakit mastitis ini masih menggunakan antibiotika yang biasa digunakan dalam pengobatan penyakit mastitis ini diantaranya penisilin, sefalosporin, eritromisin, neomisin, novobiosin, tetrasiklin dan streptomisin. Pengobatan dengan menggunakan antibiotika ini dapat menyebabkan resistensi kuman dan juga menyebabkan kontaminasi atau residu pada air susu sapi yang dapat membahayakan konsumen, diantaranya bisa terjadi keracunan, alergi gangguan pencernaan. Seiring dengan tumbuhnya kesadaran akan dampak buruk produk-produk kimiawi, maka tumbuh pula kesadaran akan pentingnya produk-produk alami termasuk dalam kesehatan (pengobatan), karena produk ala mini dianggap lebih aman, murah dan sedikit memiliki efek samping. Salah satu tumbuhan yang dikenal sebagai tanaman obat yaitu daun encok (VALSARAJ et al., 1997). Dipilih tetrasiklin sebagai pembanding karena banyak digunakan secara luas dalam pengobatan, berspektrum luas meliputi bakteri Gram positif (+) dan Gram negatif (-), aerob dan anaerob (SUBRONTO, 1985; EDBERG et al., 1986). Tujuan penelitian ini untuk membandingkan daya antibakteri antara ekstrak daun encok (Plumbago zeylanica L.). dan antibiotik tetrasiklin terhadap bakteri penyebab mastitis yaitu aureus, epidermidis, agalactiae dan dysagalactiae. 301

MATERI DAN METODE Penelitian dalam bentuk isolasi, identifikasi dan pengujian daya antibakteri dilakukan di Laboratorium Bakteriologi, BBalitvet, sedangkan pembuatan ekstrak daun encok (Plumbago zeylanica L.). dilakukan di Laboratorium Balitro, Bogor, Jawa Barat. Tahapan penelitian yang dilakukan yaitu isolasi dan seleksi koloni bakteri dari sapi perah yang menderita mastitis subklinis, identifikasi isolat bakteri yang diperoleh dari sapi perah yang menderitamastitis subklinis, peremajaan stok isolat koloni bakteri hasil isolasi ke media agar darah, pembuatan air perasan, ekstrak etanol serta penyulingan minyak atsiri dari daun encok dan pengujian potensi antimikroba, ekstrak etanol daun encok terhadap bakteri yang diperoleh dari hasil isolasi dengan metode kertas cakram dengan pembanding antibiotika tetrasiklin. HASIL DAN PEMBAHASAN Isolasi dan identifikasi bakteri Bakteri yang didapat dari hasil isolasi yaitu aureus dan epidermidis, sedangkan agalactiae yang berasal dari sapi yang menderita mastitis subklinis di daerah Citayam Bogor, Jawa Barat, seperti terlihat pada Tabel 1. Tabel 1. Hasil isolasi bakteri dari susu sapi yang terkena mastitis subklinis No dan identifikasi No puting agalactiae aureus Jenis bakteri epidermidis dysgalactiae 9A 1 + - - - Laktasi ke: 1 2 + - - - Umur: 3 tahun 3 + - - - 4 - - - - 6C 1 - - + - Laktasi ke: 2 2 + - - - Umur: 3 tahun 3 - - + - 4 - - - - 8C 1 + - - - Laktasi ke: 3 2 - + - - Umur: 3,5 tahun 3 + - - - 4 + + - - 11B 1 - - - - Laktasi ke: 1 2 - - - + Umur: 3 tahun 3 + + - - Bunting: 2 bulan 4 - + - - 3B 1 + - - - Laktasi ke: 2 2 - + - - Umur: 7 tahun 3 + - - - 4 - - - - 5B 1 - - + - Laktasi ke: 7 2 + - - - Umur: 12 tahun 3 - - - + Bunting: 3 bulan 4 - + - - + = ditemukan adanya bakteri; - = tidak ditemukan adanya bakteri 302

Tabel 1 menunjukkan dari 6 (enam) sapi yang terkena mastitis subklinis bakteri penyebab mastitis terbanyak yaitu agalactiae disusul oleh aureus dan epidermidis. Bakteri hasil isolasi kemudian diidentifikasi. Hasil identifikasi yaitu berupa karakteristik morfologi dapat dilihat pada Tabel 2. aureus pada pembenihan agar darah menunjukkan koloni bakteri berbentuk bulat, berwarna putih agak kekuningan dengan permukaan cembung. Hasil pewarnaan Gram sel bakteri bersifat gram positif pada uji katalase dan koagulase dan memfermentasi manitol. Koloni bakteri agalactiae pada perbenihan agar darah berbentuk bulat, berwarna transparan dengan permukaan cembung, pada pewarnaan gram bakteri ini bersifat gram positif dan berbentuk bulat, berwarna abu-abu sampai putih dengan permukaan cembung, bakteri ini bersifat koagulase negatif dan tidak hemolitik. Aktivitas antibakteri air perasan daun encok Dilihat dari ukuran diameter daerah hambat masing-masing dari air perasan daun encok tidak menunjukkan aktivitas sebagai antibakteri terhadap bakteri aureus, agalactiae, epidermidis, dan dysgalactiae. Hal ini disebabkan zat aktif yang bersifat sebagai antibakteri tidak tersari sehingga tidak menghambat pertumbuhan bakteri uji. Tetrasiklin yang digunakan sebagai kontrol menunjukkan sensitif terhadap ketiga jenis bakteri tersebut dapat dilihat pada Tabel 3. Aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun encok Ekstrak etanol pada konsentrasi 50, 25, 12,5 dan 6,25% dapat menghambat pertumbuhan bakteri aureus dan epidermidis, sedangkan agalactiae dan dysagalactiae hanya dapat dihambat pada konsentrasi 50, 25 dan 12,5%. Tetrasiklin memiliki daya hambat yang lebih besar dibandingkan dengan ekstrak etanol daun encok (Tabel 4). Semakin besar konsentrasi maka zona hambat yang terbentuk semakin besar pula, karena semakin besar konsentrasi maka semakin besar pula zat aktif yang terdapat didalamnya, sehingga menyebabkan Tabel 2. Karakteristik morfologi koloni bakteri pada perbenihan agar darah Bentuk Warna Permukaan Hemolisis Bakteri Bulat Putih agak kekuningan Cembung (+) β aureus Bulat Kehijauan Cembung (-) α agalactiae Bulat Putih keabuan Cembung (-) epidermidis Bulat Agak Kehijauan Cembung (-) α dysgalactiae Tabel 3. Rataan diameter zona hambat (mm) perasaan daun encok dengan kontrol tetrasiklin Konsentrasi perasan daun encok agalactiae Diameter zona hambat (mm) epidermidis aureus dysgalactiae 50 % 0,0 0,0 0,0 0,0 25 % 0,0 0,0 0,0 0,0 12,5 % 0,0 0,0 0,0 0,0 6,25 % 0,0 0,0 0,0 0,0 Tetrasiklin 22,0 27,3 30,7 21,0 303

Tabel 4. Rataan diameter zona hambat (mm) ekstrak etanol daun encok dengan control tetrasiklin Konsentrasi ekstrak etanol agalactiae Diameter zona hambat (mm) epidermidis aureus dysgalactiae 50 % 10,5 12,0 11,5 10 25 % 8,5 10,0 10,0 9 12,5 % 7,0 8,5 9,0 7 6,25 % 0,0 7,0 7,5 0 Tetrasiklin 21,7 30,7 28,0 21,6 daya hambat terhadap pertumbuhan bakteri juga semakin besar. Ekstrak etanol memiliki zona hambat terbesar terhadap bakteri aureus dan epidermidis, sedangkan agalactiae dan dysagalactiae dibandingkan dengan air perasan daun encok. Hal ini dimungkinkan karena zat aktif yang bersifat sebagai antibakteri pada daun encok lebih mudah tersari dalam pelarut etanol 70% sehingga kemampuan daya hambat yang diberikan lebih besar. Penggunaan antibiotika tetrasiklin (Oxoid) 30 µg/cakram bertujuan untuk membandingkan kemampuan daya hambat perasaan daun encok ekstrak etanol daun encok dengan antibiotika terhadap bakteri uji. Dinding selnya mengandung lipid asam teikoat dan peptidoglikan. Peptidoglikan merupakan komponen utama penyusun dinding sel bakteri. Keempat bakteri hasil isolasi dari susu sapi yang terkena mastitis subklinis termasuk ke dalam bakteri Gram positif, akan tetapi keempatnya memiliki kepekaan yang berbeda-beda terhadap antibakteri yang diberikan, terbukti dengan adanya perbedaan zona hambat yang terbentuk. Menurut JOHNSON et al. (1994) aureus memiliki dinding yang terdiri dari 50% lapisan peptidoglikan dan memiliki susunan dinding yang kompak. Dinding inilah yang menyebabkan aureus bersifat sangat toleran. aureus termasuk bakteri yang memiliki aktivitas koagulase positif sedangkan epidermidis koagulase negatif (COWAN dan STEEL S, 1981), sehingga aureus bersifat lebih patogen dari pada epidermidis tetapi epidermidis pun termasuk bakteri yang sangat toleran dan patogenik (BEISHIR, 1974). Keadaan inilah yang menyebabkan epidermidis lebih peka terhadap ekstrak daun encok yang diberikan daripada aureus. agalactiae memiliki kapsul yang tersusun dari asam sialat dan senyawa karbohidrat lainnya yang membentuk struktur oligosakarida. Kapsul ini sebagai salah satu faktor virulen dari agalactiae yang berperan dalam mencegah fagositosis, menentukan ketahanan hidup dan mencegah proses pembunuhan bakteri (WIBAWAN dan LAEMMLER, 1990). KESIMPULAN Air perasan daun encok tidak menunjukkan aktivitas sebagai antibakteri terhadap bakteri aureus, epidermidis, dysagalactiae dan agalactiae. Ekstrak etanol pada konsentrasi 50, 25, 12,5 dan 6,25% dapat menghambat pertumbuhan bakteri aureus dan epidermidis, sedangkan agalactiae dan dysagalactiae hanya dapat dihambat pada konsentrasi 50, 25 dan 12,5%. Semakin besar konsentrasi dari ekstrak etanol daun encok, maka semakin besar juga daya hambatnya. Daya antibakteri tetrasiklin memiliki daya hambat lebih baik dibandingkan dengan ekstrak etanol. DAFTAR PUSTAKA BEISHIR, L. 1974. Microbiology in Practice Confield Press. San Faransisco. London. 304

DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA. 1995. Materia Medika Indonesia. Jilid VI. Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, Jakarta. EDBERG SC, BERGER SA. 1986. Antibiotic and infection. Alih bahasa oleh Chandra S, Adrianto P. Penerbit buku kedokteran, Jakarta. JOHNSON, A.G., R.ZEIGLER, T.J. FITGERALD, O. LUKASEWYCZ and L. HAWLEY. 1994. Mikrobiologi dan Imunologi. Binarupa Aksara, Jakarta. MOERYATI, S. 1998. Alam Sumber Kesehatan: Manfaat dan Kegunaan. Edisi I. Balai Pustaka, Jakarta. PERRY LM. 1980. Medical Plants of East and Southeast Asia. The Mit Press, London. SCHALM OW, CAROL EJ, NC JAIN. 1971. Bovine mastitis. Lea Febiger, Philadelphia, USA. SUBRONTO, 1985, Ilmu Penyakit Ternak I. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. STEEL S and COWAN. 1981. Manual for Identification of Medical Bacteria. Cambridge University Press, Sydney. WIBAWAN, I.W.T. and C.H. LAEMMLER. 1990. Properties of Group B. Streptococci with Herd Improvemen Co-operative Society Limited. George Gray Centre, Victoria. WIBAWAN, I.W.T. and C.H. LAEMMLER. 1990. Properties of Group B. Streptococci with Protein Surface Antigen X and R. J. Clin. Microbiol 28: 2834 2836. VALSARAJ, R. 1997. Antimicrobial screening of selected medicinal plants from India. J. Ethnopharm 58: 75 83. DISKUSI Pertanyaan: Mengapa menggunakan daun encok dan ekstrak etanol? Jawaban: Mudah didapat, ekstrak etanol untuk melarutkan extrak kemudian dieliminir dengan evaporator. 305