BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN DAN IMPLIKASI 5.1. Simpulan Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi strategi bisnis, strategi SDM dan melihat keterkaitan antara strategi bisnis dan strategi SDM pada bisnis kuliner skala UKM. Setelah dilakukan analisis pada bab empat, dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Strategi bisnis pada bisnis kuliner skala UKM, secara mayoritas cenderung pada strategi bertahan. Hal tersebut ditunjukkan pada bagaimana mereka melihat pasar, yaitu berdasarkan kepemimpinan pasar, ketahanan pasar, pertumbuhan pasar, dimana mereka lebih memilih mempertahankan pasar yang telah mereka miliki. Disamping itu, kecenderungan strategi bertahan juga ditunjukkan pada bagaimana organisasi dijalankan, yaitu fokus administrasi, pemilihan struktur organisasi, dan pengendalian, yang semuanya masih terpusat pada pemilik atau manajer. 2. Strategi SDM pada bisnis kuliner skala UKM, secara mayoritas cenderung pada strategi penganalisa, yang ditujukkan pada praktik SDM sistem organisasi antara fleksibel dan birokratis, perencanaan tenaga kerja dengan kombinasi formal dan informal, orientasi penilaian kinerja berdasarkan proses dan hasil, perbandingan kinerja yang membandingkan antara kinerja bisnis lain dan tahun sebelumnya, evaluasi individu dan keseluruhan organisasi, basis kompensasi berdasarkan kinerja dan posisi, 118
serta bentuk kompensasi dalam bentuk gaji dan insentif. Mengenai penyusunan strategi SDM, para pelaku bisnis dalam penelitian ini cenderung menggunakan perspektif universalisme yang menawarkan kemudahan. Selain itu, adapun beberapa hal terkait praktik SDM yang dilakukan para pelaku bisnis kuliner UKM, antara lain: a. Sistem SDM pada bisnis kuliner skala usaha kecil, secara mayoritas menggunakan sistem informal, sedangkan untuk usaha kuliner skala menengah, menggunakan sistem formal. Semakin banyaknya jumlah pegawai yang terlibat dalam organisasi, membutuhkan sistem yang semakin formal. b. Tidak banyak para pelaku bisnis kuliner skala UKM melakukan perencanaan SDM. Perencanaan SDM dilakukan ketika pertama kali bisnis didirikan, dan menjadi satu dengan perencanaan bisnis. Hal tersebut yang menjadikan para pelaku bisnis kuliner UKM kurang siap dengan adanya perubahan SDM yang ada di dalam organisasi sehingga segala sesuatunya dijalankan secara fleksibel, tergantung oleh pemilik atau manajer. c. Rekrutmen SDM pada bisnis kuliner skala UKM secara mayoritas menggunakan sistem terbuka. Meski sistem ini dinilai lebih mahal daripada sistem tertutup, sistem ini lebih menjamin ketersediaan SDM melalui banyaknya pilihan pelamar. Seleksi dilakukan melalui wawancara, dan pengadaan sumber daya manusia ini dilakukan sesuai kebutuhan organisasi. 119
d. Setiap bisnis dalam penelitian ini telah memiliki program pelatihan. Uniknya, program pelatihan diadakan sebelum pelamar diterima dan dijadikan sebagai program orientasi. Metode pelatihan dilakukan di dalam pekerjaan dan diberikan oleh pemilik untuk dapat menekan biaya dan pengeluaran organisasi. Untuk program pengembangan, para pelaku bisnis tidak memiliki program tersebut. e. Setiap bisnis dalam penelitian ini telah melakukan evaluasi kerja, dan mayoritas dilakukan secara langsung. Selain itu, evaluasi dilakukan secara informal oleh pemilik atau manajer. Mengenai penilaian kinerja, tujuh bisnis telah menerapkan hal tersebut, secara periodik dan formal. Adapun penilaian kinerja ini berbasiskan kinerja, dan memiliki imbal balik pada bonus, dengan pemilik atau manajer sebagai penilai. f. Untuk kompensasi, para pelaku bisnis kuliner skala UKM telah memiliki sistem kompensasi yang kompleks, dengan basis waktu kerja dan menggunakan sistem pembeda berdasarkan posisi dan lama kerja. Selain itu, adanya bonus dan manfaat lain juga diberikan untuk menjadikan organisasi lebih kompetitif, khususnya terkait pengelolaan SDM. g. Promosi tidak banyak dilakukan oleh para pelaku bisnis dikarenakan adanya keterbatasan posisi yang ada di dalam 120
organisasi dan perputaran pegawai yang cepat. Jika ada, promosi dilakukan untuk memenuhi posisi kosong dalam organisasi. h. Ketidakhadiran karyawan pada bisnis kuliner UKM memiliki tingkat yang rendah, namun perputaran karyawan yang ada dalam organisasi sangat tinggi. Adanya ketidakmungkinan meninggalkan pekerjaan untuk tidak hadir, menjadikan para karyawan dalam bisnis ini lebih memilih untuk meninggalkan organisasi. 3. Mengenai keterkaitan strategi, secara keseluruhan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa para pelaku bisnis UKM melakukan strategi bertahan dan strategi SDM penganalisa yang berarti memiliki keterkaitan bisnis semi terkait. Namun jika diperhatikan pada masing-masing bisnis, mereka memiliki keterkaitan kuat, dimana dari dari enam bisnis, tiga diantaranya memiliki keterkaitan kuat pada strategi penganalisa dan penganalisa, dua selanjutnya memiliki keterkaitan kuat pada strategi bertahan dan bertahan, dan sisanya memiliki keterkaitan kuat pada strategi prospektor dan prospektor. 5.2. Keterbatasan Penelitian Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan. Keterbatasan pertama yaitu penelitian ini tidak mengukur kaitan keberadaan strategi dan performa. Penelitian ini hanya sebatas mengeksplorasi dan mengkategorisasikan strategi bisnis dan strategi SDM yang dilakukan oleh beberapa bisnis kuliner dan dengan demikian hasil dari penelitian ini hanya sebatas mengetahui strategi yang dilakukan para 121
pelaku bisis pada saat ini. Implikasi kedepan dari pemilihan strategi tertentu masih belum dapat diduga, khususnya terkait isu performa dan keberlanjutan usaha. Keterbatasan kedua, mengenai objek penelitian. Penelitian ini mungkin tidak representatif di semua bisnis kuliner di usaha kecil dan menengah. Kurang beragamnya objek penelitian, seperti kurangnya objek penelitian untuk skala menengah, serta terbatasnya jumlah objek penelitian karena penggunaan metode kualitatif, menjadikan penelitian ini masih perlu dibenahi untuk penelitian sebelumnya. Terakhir, keterbatasan ada dalam pengisian kuesioner, yaitu tidak adanya batasan dalam kriteria responden, khususnya pada karyawan dalam masingmasing bisnis UKM. Tidak semua karyawan memiliki pemahaman yg baik mengenai tempat kerja mereka. Pembagian kuesioner tidak ada kriteria karena hanya bersifat mendukung dan dipercayakan kepada pemilik bisnis. Jadi, kemungkinan adanya misleading dalam hasil penelitian bisa terjadi karena faktor tersebut. 5.3. Implikasi Adapun penelitian ini memberikan beberapa implikasi bagi para pelaku bisnis dan penelitian selanjutnya, antara lain: 1. Kajian ini dapat dijadikan referensi mengenai pengembangan usaha, khususnya pada bisnis kuliner skala UKM. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat menentukan arah dalam mencapai tujuannya melalui strategi yang tepat. Dengan demikian, sumber daya yang ada, baik 122
finansial, waktu, dan SDM dapat digunakan secara optimal. Pilihan untuk memakai strategi prospektor, bertahan, ataupun penganalisa dalam bisnisnya, mungkin dapat sesuai dengan perilaku maupun pemikiran pemilik. Namun hendaknya juga memperhatikan faktor-faktor internal dan eksternal organisasi sehingga strategi yang dipilihnya tidak sekedar menjadi panduan dalam mencapai tujuan, namun juga mempercepat pencapaian tujuan tersebut. 2. Implikasi eksplorasi strategi SDM dalam penelitian ini bagi para pelaku bisnis adalah adanya referensi dari berbagai bisnis kuliner skala kecil dan menengah, dimana mereka tidak hanya berfokus pada bagaimana mengelola orang, namun juga bagaimana orang-orang yang ada dalam bisnis tersebut dikaryakan sehingga memberikan nilai tambah bagi bisnis. Para pelaku bisnis dapat memilih berbagai cara, seperti halnya dalam penelitian ini, namun hendaknya kembali lagi dengan sumber daya yang dimiliki bisnis tersebut. Semakin kompleks strategi, sistem, dan praktik SDM yang diciptakan, bukan berarti semakin baik bagi masing-masing bisnis. Hanya yang paling dibutuhkan dan yang paling sesuai dengan bisnis saja, yang akan memberikan keuntungan bagi pelaku bisnis. 3. Strategi bisnis dan strategi SDM dengan keterkaitan kuat memang belum diuji dalam kaitannya terhadap performa bisnis. Namun para pelaku bisnis dapat menjadikan penelitian ini sebagai referensi, bahwa jika strategi bisnis dan strategi SDM mereka terkait seperti halnya enam dari sepuluh objek penelitian, maka bisnis mereka dapat berjalan setidaknya selama dua 123
tahun, seperti dalam penelitian ini. Secara mayoritas, bisnis yang masih berjalan setidaknya dua tahun memiliki keterkaitan strategi bisnis dan strategi SDM yang kuat. 4. Hasil penelitian dapat menambah referensi bagi penelitian-penelitian sebelumnya terkait strategi orientasi bisnis dan strategi sumber daya manusia, khususnya pada bisnis kuliner skala UKM, di lingkup regional Yogyakarta. 124