BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Secara spesifik, tahapan-tahapan langkah yang diambil dalam menetukan tariff

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Secara spesifik, tahapan-tahapan langkah yang diambil dalam menentukan tarif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DATA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. DAMRI rute bandara Soekarno Hatta _ Bogor, dibuat bagan alir sebagai berikut :

BAB IV ANALISIS DATA. yang bertempat di Pool DAMRI jalan Tipar Cakung No. 39 Jakarta Timur.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISA KELAYAKAN TARIF ANGKUTAN UMUM DALAM KOTA MANADO (STUDI KASUS : TRAYEK PUSAT KOTA 45 MALALAYANG)

BAB III LANDASAN TEORI. SK.687/AJ.206/DRJD/2002 tentang tentang pedoman teknis penyelenggaraan

BAB II STUDI PUSTAKA 2.1. TARIF TOL

KAJIAN TARIF ANGKUTAN UMUM PENUMPANG DI PULAU TAGULANDANG

Grafik jumlah penumpang TransJakarta rata-rata perhari

ANALISA TARIF ANGKUTAN UMUM TRAYEK ANTAR TERMINAL SIMALINGKAR PANCING MEDAN TUGAS AKHIR

STUDI PENENTUAN TARIF PENUMPANG ANGKUTAN BUS KECIL. ( Studi Kasus Trayek Medan-Tarutung ) TUGAS AKHIR. Diajukan Untuk Memenuhi Syarat

Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.3 Maret 2016 ( ) ISSN:

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

LAMPIRAN 1. Baru Kredit, suku bunga %/Thn Bekas Leasing, suku bunga %/Thn Lainnya, sebutkan!

ANALISA KARAKTERISTIK MODA TRANSPORTASI ANGKUTAN UMUM RUTE MANADO TOMOHON DENGAN METODE ANALISA BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN (BOK)

BAB IV ANALISIS DATA. Dari hasil penelitian yang dilakukan pada hari senin tanggal 10 November

BAB III LANDASAN TEORI. maupun taksi kosong (Tamin, 1997). Rumus untuk menghitung tingkat

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM. 89 TAHUN 2002 TENTANG

KAJIAN TARIF ANGKUTAN UMUM TRAYEK PAAL DUA POLITEKNIK DI KOTA MANADO

berakhir di Terminal Giwangan. Dalam penelitian ini rute yang dilalui keduanya

BAB IV DATA DAN ANALISIS. yang telah ditentukan Kementerian Perhubungan yang intinya dipengaruhi oleh

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS PENENTUAN TARIF STANDAR ANGUTAN KOTA DI KABUPATEN BANYUWANGI. Rahayuningsih ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Nindyo Cahyo Kresnanto

BAB III METODE PENELITIAN

TUGAS AKHIR ANALISA TARIF BUS KOTA TERINTERGRASI BUSWAY (BKTB) TRANSJAKARTA RUTE PANTAI INDAH KAPUK (PIK) MONAS

BAB II KAJIAN PUSTAKA

KAJIAN KELAYAKAN TRAYEK ANGKUTAN UMUM DI PURWOKERTO

BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN (BOK) SEBAGAI DASAR PENENTUAN TARIF ANGKUTAN UMUM PENUMPANG (AUP)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu obyek. Objek yang dipindahkan mencakup benda tak bernyawa seperti sumber daya alam,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

OPTIMASI JUMLAH ARMADA ANGKUTAN UMUM DENGAN METODA PERTUKARAN TRAYEK: STUDI KASUS DI WILAYAH DKI-JAKARTA 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

penumpang yang dilakukan system sewa atau bayar. Termasuk dalam pengertian angkutan kota (bus, minibus, dsb), kereta api, angkutan air dan

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Addendum Dokumen Pengadaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PENETAPAN TARIF TAKSI DI KOTA PADANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Secara spesifik, tahapan-tahapan langkah yang diambil dalam menghitung

BAB III LANDASAN TEORI

KAJIAN JASA TRAVEL JURUSAN PALANGKARAYA-SAMPIT DITINJAU DARI BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN PENUMPANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisa Biaya Operasional Kendaraan Angkutan Penumpang Roda Dua di Waena Kota Jayapura

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS KEBUTUHAN ANGKUTAN UMUM PENUMPANG KOTA MANADO (Studi Kasus : Paal Dua Politeknik)

ANALISIS TARIF BUS TRANS BALIKPAPAN TRAYEK TERMINAL BATU AMPAR- PELABUHAN FERI KARIANGAU

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2007 NOMOR 10 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sarana transportasi umum merupakan sarana transportasi yang di gunakan

Fransiska Nathalia Marganda Libertina,

BIAYA POKOK ANGKUTAN BUS TRANS JOGJA PASCA KENAIKAN HARGA BAHAN BAKAR MINYAK (241T)

BAB II STUDI LITERATUR. demand. Pada demand yang kecil lebih optimal menggunakan angkutan

Kajian Dampak Relokasi Terminal Gadang Kota Malang Terhadap Biaya Operasional Kendaraan dan Pengguna Angkutan Kota

ANALISA BIAYA OPERASI KENDARAAN (BOK) ANGKUTAN UMUM ANTAR KOTA DALAM PROPINSI RUTE PALU - POSO

STUDI EFEKTIFITAS PELAYANAN ANGKUTAN KOTA JURUSAN ABDUL MUIS DAGO

SENSITIVITAS BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN (BOK) TERHADAP TARIF ANGKUTAN UMUM KOTA BOGOR

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB V 5 ANALISIS DATA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. barang dari satu tempat ke tempat lain untuk tujuan tertentu. Manusia selalu berusaha

ANALISIS TARIF ANGKUTAN PEDESAAN BERDASARKAN BIAYA OPERASI KENDARAAN (BOK) (Studi Kasus Kabupaten Gayo Lues Nanggroe Aceh Darussalam)

STUDI PENENTUAN TARIF PENUMPANG ANGKUTAN BUS SEDANG (Studi Kasus Trayek Lhokseumawe-Bireuen)

Ekonomi Ek Tr T ansport r a ansport si a AY 11

EVALUASI TARIF DAN MUTU PELAYANAN ANGKUTAN ANTAR PROVINSI (Studi Kasus: Angkutan Minibus Jurusan Puruk Cahu Banjarmasin)

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KAJIAN TARIF ANGKUTAN KOTA TRAYEK 011 DI KOTA TASIKMALAYA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pendahuluan, berkaitan dengan penilaian kinerja finansial taksi.

yang sebenarnya dalam setiap harinya. Faktor muat (loadfactor) sangat dipengaruhi

Penentuan Umur Ekonomis Truk Trailer Berdasarkan Biaya Tahunan Rata-rata di PT Richie Persada Logistindo

EVALUASI KINERJA ANGKUTAN PENGUMPAN TRANS SARBAGITA DI KOTA DENPASAR TUGAS AKHIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

*Korespondensi penulis: Abstract

PENENTUAN TARIF ANGKUTAN UMUM (BUS) ANTARKOTA (STUDI KASUS : ANGKUTAN UMUM BUS TRAYEK BITUNG-MANADO)

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB II DASAR TEORI. Angkutan umum sebagai salah satu elemen dari sistem transportasi perkotaan

Penentuan Tarif Angkutan Umum Berdasarkan Metode Ability to Pay dan Willingness to Pay Pada Trayek Cicaheum-Ciroyom di Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi merupakan salah satu aspek penunjang kemajuan bangsa terutama

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan dari hasil seluruh analisis dan pembahasan dalam tugas akhir

Kata Kunci: Pelayanan, Tarif, Bus Ekonomi, Bus Eksekutif, Malang Surabaya, IPA, BOK, ATP, WTP.

PERHITUNGAN VEHICLE OPERATION COST GUNA KESINAMBUNGAN PERUSAHAAN: (STUDI KASUS SHUTTLE SERVICE TUJUAN BANDUNG-BANDARA SOEKARNO HATTA)

BAB III LANDASAN TEORI. a. UU No. 22 Tahun 2009 Tentang lalu Lintas dan Angkutan. b. PP No. 74 Tahun 2014 tentang Angkutan Jalan

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I F A K U L T A S T E K N I K UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

OPTIMASI JUMLAH ARMADA ANGKUTAN UMUM DENGAN METODA PERTUKARAN TRAYEK: STUDI KASUS DI WILAYAH DKI-JAKARTA 1

BAB II STUDI PUSTAKA STUDI PUSTAKA EVALUASI KINERJA OPERASIONAL ARMADA BARU PERUM DAMRI UBK SEMARANG TRAYEK BANYUMANIK - JOHAR

ANALISIS UNJUK KERJA ANGKUTAN ANTAR KOTA DALAM PROPINSI RUTE PALU - POSO Ali Alhadar * 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. didapat pada aktif periode, jadi suatu proyek mempunyai ciri-ciri sebagai berikut

Kata Kunci : Biaya Operasional Kendaraan, Kenaikan Tarif, Kenaikan Harga BBM, 2015

Ibnu Sholichin Mahasiswa Pasca Sarjana Manajemen Rekayasa Transportasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah gudang distributor Unilever Indonesia CV Berkat Abadi dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS SUBSIDI ANGKUTAN PERDESAAN MELALUI BIAYA OPERASI KENDARAAN (BOK) DI KABUPATEN SLEMAN

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. orang atau barang dari satu tempat (asal) ke tempat lain (tujuan) dengan tujuan

Analisis Keseimbangan Jumlah Armada Angkutan Umum Berdasarkan Kebutuhan Penumpang

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Langkah Kerja Penelitian Secara spesifik, tahapan-tahapan langkah yang diambil dalam menetukan tariff pada angkutan TransJakarta dapat dilihat pada flowchart berikut. PERMINTAAN ANGKUTAN (DEMAND) FIXED TARIF PENGUMPULAN DATA TARIF BERDASARKAN BOK BREAK EVENT KETENTUAN DLLAJ SURVEY WAWANCARA INSTANSI TERKAIT OPERATOR TRANSJAKARTA USERS KEBIJAKAN TARIF DLLAJ TARIF WTO (Willingness to Pay) Gambar 3.1. Langkah Kerja III - 1

Jika kita lihat pada flowchart diatas, dapat dikemukakan bahwa dengan adanya permintaan angkutan maka ditetapkan suatu tariff yang menjadi suatu patokan dalam penetuan tariff yang sudah ada. Data-data yang dikumpulkan dalam penelitian ini didapat dari hasil survey wawancara dengan instansi-instansi terkait, dengan para operator kendaraan juga para pengguna TransJakarta. Selain dari data wawancara, penentuan tarif didapat dari data Biaya Operasional Kendaraan yang diperoleh dari 2 macam metoda yaitu Break Event dan metoda yang memang sudah menjadi ketentuan DLLAJ. Setelah dilakukan pengumpulan data-data, maka didapatkan besarnya tarif yang sesuai dengan kemampuan bayar (Willingnes to Pay) dari pengguna TransJakarta. Namun tariff tersebut memiliki pengendalian yang dikenal sebagai kebijakan tariff yang dikeluarkan oleh pihak DLLAJ sehingga tidak terjadi ketimpangan antara tariff BOK yang dikeluarkan operator dan tariff yang sesuai dengan kemampuan bayar (Willingness to Pay) dari pengguna TransJakarta. Pada dasarnya penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah tarif TransJakarta yang dikeluarkan oleh operator kendaraan dan sudah disetujui oleh DLLAJ itu sesuai dengan kemampuan bayar dari pengguna atau belum, dan berapa besar subsidi yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk mendukung program TransJakarta ini. III - 2

3.2 Pengumpulan Data 3.2.1 Pengumpulan Data (wawancara) dengan Operator Wawancara dilakukan secara langsung kepada operator yang bertempat di Kantor Badan Pengelola TransJakarta Jl. Trunojoyo No. 1 Jakarta Selatan. Metode wawancara yang dilakukan dilakukan secara langsung dengan melampirkan formulir perhitungan Biaya Operasi Kendaraan (BOK) yag dapat dilihat pada gambar 3.2. Berdasarkan hasil wawancara dengan BP TransJakarta Divisi Pengembangan dan Analisis (Bangsis) terdapat 5 faktor utama yang menetukan dalam proses penerapan tarif TransJakarta yaitu : 1.Tarif operator Bus 2. Tiket Operasional 3. Security 4. Biaya Overhead TransJakarta 5. Maintenance Infrastruktur III - 3

REKAPITULASI STRUKTUR BIAYA OPERATOR KENDARAAN BUS TRANSJAKARTA NO 1 ASUMSI (HANYA UNTUK CATATAN) Jumlah Bus Total JUMLAH 91 2 Jumlah Bus Beroperasi Hari Kerja 81 3 Jumlah Bus Beroperasi Hari Libur 60 4 Kilometer tempuh dalam 1 Tahun 7,062,496 5 Rasio Konsumsi BBM (km per liter) 1.7 NO JENIS BIAYA JUMLAH (RP) 1 BIAYA INVESTASI 1 Pembelian Bus 2 BIAYA OPERASIONAL BUS 1 Pemakaian Bahan Bakar 2 Pemakaian Pelumas 3 Pemakaian Ban 4 Pemakaian Suku Cadang 5 Biaya Pramudi 6 Biaya Mekanik 7 Biaya Tol 8 Biaya Retribusi Terminal 3 BIAYA OVERHEAD 1 Biaya SDM SDM Manajemen dan Kantor SDM Pool dan Bengkel 2 Biaya Operasional Kantor 3 Biaya Operasional Bengkel 4 Pajak & KIR Bus 5 Asuransi Bus 6 Biaya Pemeliharaan Bangunan Pool dan Bengkel 7 Biaya Pemeliharaan Peralatan dan Perlengkapan Pool dan Bengkel 8 Depresiasi Bangunan Pool dan Bengkel 9 Depresiasi Peralatan dan Perlengkapan Pool dan Bengkel 350,000,000 4,300 330,000 1,500,000 780,000 2,370,000 1,730,000 4,500 2,500 3,525,000 1,730,000 7,500,000 5,500,000 575,000 8,750,000 6,000,000 6,000,000 9,000,000 6,000,000 Gambar 3.2. Struktur BOK TransJakarta III - 4

3.2.2 Pengumpulan Data (wawancara) dengan Instansi Terkait Wawancara dilakukan secara langsung kepada operator yang bertempat di Dinas Perhubungan Pemda DKI Jakarta Bagian Pengembangan Sistem Jl. Taman Jatibaru No. 1 Jakarta Pusat. Wawancara dilakukan berdasarkan data-data baku yang menjadi patokan dalam dasar-dasar penentuan Biaya Operasional Kendaraan (BOK). Dari wawancara tersebut diinfokan bahwa pada proses penetapan tariff dilakukan survey harga pasar baik untuk biaya operasional kendaraan yang termasuk pada biaya langsung maupun biaya tidak langsung. Dari hasil survey tersebut dibuat suatu patokan harga yang menjadi standar penentuan tarif. Dalam penentuan tarif yang dilakukan oleh Pemda DKI bekerjasama dengan Badan Pengelola (BP) TransJakarta sebagai operator dari Busway TransJakarta ini, ditetapkan penetapan tarif flat atau tarif seragam. Penetapan tarif dengan metoda ini sangat sederhana. Kemudahan dalam pengumpulan ongkos kendaraan, pengecekan karcis penumpang juga memungkinkan proses transaksi yang cepat adalah salah satu alasan mengapa digunakan metoda penetapan tarif flat pada Busway TransJakarta. Namun kelemahan pada penetapan tarif dengan metoda ini mengakibatkan jumlah subsidi yang harus dikeluarkan oleh Pemda akan besar. III - 5

3.3.3 Pengumpulan Data (wawancara) dengan Users Wawancara dilakukan secara langsung kepada pengguna jasa TransJakarta di setiap halte pada Koridor I TransJakarta Blok M Kota. Jenis pertanyaan yang disampaikan kepada para pengguna TransJakarta dapat dilihat pada gambar 3.3 berikut ini. Gambar 3.3 Form Wawancara dengan Users III - 6

3.3 Metoda Perhitungan Biaya Operasi Kendaraan (BOK) 3.3.1 Metoda Break Event Pada dasarnya ketentuan umum dalam penentuan tariff adalah sebagai berikut : a. Tarif adalah besarnya biaya yang dikenakan kepada setiap penumpang kendaraan angkutan umum di wilayah perkotaan yang dinyatakan dalam rupiah untuk satu kali perjalanan tanpa dibedakan antara jarak jauh dan jarak pendek. b.load factor atau factor muatan adalah perbandingan jumlah penumpang dengan jumlah kapasitas penumpang yang bisa ditampung oleh satu bis dalam satu perjalanan yang dinyatakan dalam persen (%). c. Kapasitas kendaraan adalah daya angkut penumpang setiap kendaraan angkutan umum termasuk penumpnag berdiri. d. Titik impas (Break Even Point = BEP) adalah titik yang memperlihatkan jumlah biaya yang dikeluarkan sama dengan pendapatan yang diterima Operator moda angkutan (BP TransJakarta). Variabel-variabel yang dianggap penting dalam perhitungan Biaya Operasi pada metoda Break Event ini adalah : 1. Biaya tetap a. Upah pengemudi dan kondektur Gaji yang diterima oleh pengemudi dan kondektur besarannya sudah ditetapkan oleh Pemerintah. Untuk besarnya gaji pengemudi Rp. 2.300.000,- / bulan. dan kondektur ditetapkan sebesar Rp.1.700.000,- / bulan. III - 7

b. Biaya administrasi : STNK, KIR, Retribusi terminal, Biaya pegawai selain sopir dan kondektur. Biaya STNK adalah biaya yang dikeluarkan untuk membayar pajak atas kendaraan tiap tahunnya. Besarnya biaya untuk tiap bis untuk tahun 2005 ditetapkan sebesar Rp. 2.700.000,- per bis. Sedangkan biaya KIR adalah biaya yang dikeluarkan untuk pemeriksaan kendaraan secara teknis dapat laik atau tidaknya beroperasi di jalan raya. KIR ini dilaksanakan setiap enam bulan. Biaya satu kali KIR ditetapkan sebesar Rp. 250.000,-. Untuk biaya retsibusi setiap bis membayar Rp. 2,500,- / hari c. Asuransi Biaya asuransi terdiri dari biaya asuransi kendaraan dan asuransi Jasa Raharja. Dengan membayar biaya asuransi, perusahaan bisa menjamin awak kendaraan apabila terjadi kecelakaan akan mendapat ganti rugi pengobatan dan santunan bagi keluarga bila awak dan penumpang meninggal dunia. Besar biaya asuransi berbeda-beda untuk masing-masing kendaraan. Ditetapkan dalam perhitungan di penelitiaan ini besarnya biaya asuransi sebesar 2.5% per tahun dari harga kendaraan. d. Bunga modal & angsuran Biaya ini dikeluarkan untuk membayar besarnya pinjaman dan bunganya. Bunga modal yang berlaku disini sebesar 14% per tahun (sumber DDLAJ). III - 8

Asumsi-asumsi yang dipakai dalam perhitungan ini adalah: 1) Operator kendaraan (BP TransJakarta) membeli kendaraan dengan menggunakan modal yang dipinjam dari bank. 2) Pinjaman tersebut beserta bunganya harus dibayarkan dalam jangka waktu 5 tahun. 2. Biaya Variabel a. Biaya bahan bakar (BBM) Biaya bahan bakar didapat dari data jumlah pemakaian bahan bakar per harinya. Besarnya biaya ini untuk tiap-tiap harinya besarnya berbeda-beda tergantung pada jenis kendaraan yang dipergunakan. Dalam penelitian ini pemakaian bahan bakar antara bis yang satu dengan yang lain dibuat sama berdasarkan rata-rata pemakaian bahan bakar per tahunnya yaitu 7,062,496 km. Dengan harga bahan bakar (solar) dipasaran sebesar Rp. 4.300,- / liter. b. Biaya minyak pelumas : oli pelumas, gemuk, minyak rem, minyak kopling Biaya minyak pelumas (oli) adalah biaya yang dikeluarkan untuk pembelian oli atau minyak pelumas, misalnya oli mesin, gemuk, oli garden. Besarnya biaya ini juga berbeda-beda untuk masing-masing jenis kendaraan. c. Biaya pemakaian ban Biaya pemakaian ban adalah biaya yang dikeluarkan untuk pembelian ban. Besarnya biaya ini tergantung pada banyak faktor, seperti teknik III - 9

mengemudi, iklim, kualitas ban, kondisi kendaraan, load faktor, kondisi permukaan jalan, kecepatan kendaraan serta gradient dan curvature d. Biaya penggantian suku cadang : Accu, platina, busi, kondesor, plat kopling, timing belt, cross joint, ball joint, boss steer,karet rem, pirodo depan, pirodo belakang, saringan udara, saringan oli, saringan solar, lager depan, lager belakang. e. Biaya pemeliharaan Biaya pemeliharaan adalah biaya servis kendaraan yang dikeluarkan jika kendaraan telah menempuh jarak tertentu. Servis atau perbaikan ini dilakukan untuk mengembalikkan kondisi kendaraan agar tetap optimal dan laik digunakan. Penggantian suku cadang dilakukan jika suku cadang tersebut telah mencapai waktu tertentu ataupun mengalami kerusakan. f. Retribusi Biaya retribusi dikeluarkan untuk penggunan terminal yang dipungut oleh Dinas Pendapatan Daerah (DISPENDA) setiap 2,500,- / harinya. g. Depresiasi Biaya depresiasi adalah biaya yang diperhitungkan karena penyusutan nilai modal, dalam hal ini kendaraan. III - 10

3. Biaya Overhead Biaya Overhead disini mencakup biaya-biaya gaji dan tunjangan pegawai staf administrasi dan direksi serta biaya pengelolaan administrasi perusahaan dan biaya-biaya lainnya yang tidak tercakup dalam komponen-komponen biaya tetap dan biaya variabel. Besarnya biaya ini dalam perhitungan ini ditetapkan sebesar 10% dari jumlah biaya tetap dan jumlah variabel. 4. Biaya tak terduga Biaya ini mencakup biaya-biaya tambahan yang harus dikeluarkan oleh pemilik/pengemudi kendaraan untuk hal-hal tak terduga, misalnya pungutanpungutan tambahan diluar ketentuan yang berlaku. Pada penelitian ini biaya ini dihilangkan karena variabelnya tidak jelas. 5. Keuntungan bagi Operator kendaraan Besarnya nilai keuntungan bagi Operator pada penelitian ini ditetapkan sebesar 20% per tahun dari harga kendaraan. Besarnya nilai keuntungan ini didasarkan berdasarkan nilai suku bunga yang berlaku saat ini, jika modal yang ada diinvestasikan di depositokan di dalam bank. III - 11

Dalam menentukan Biaya Operasi Kendaraan, data-data yang ada kita olah didasarkan pada rumus-rumus sebagai berikut: BOK (Rp / hari) = BT + (BV x J ) (12 x 25) BT (Rp / tahun) = UP + ADM + IN + AS + BM BV (Rp / km) = (BBM + MP + BN + DEP + TPR + SC ) J OV (Rp / hari) = 10% x BOK K (Rp / hari) = 20% x P BOK TOTAL (Rp/hari) = BOK + K + OV + TG (3.1) dimana: BT BV UP = biaya tetap (Rp / tahun). = biaya variabel (Rp/km). = upah pengemudi dan kondektur (Rp/tahun). ADM = biaya administrasi (Rp/tahun). III - 12

IN AS BM = biaya investasi (Rp/tahun). = biaya asuransi (Rp/tahun). = biaya bunga modal dan angsuran pinjaman (Rp/tahun). BBM = biaya bahan bakar (Rp/hari). MP MN DEP TPR SC OV K TG P J = biaya minyak pelumas (Rp/hari) = biaya pemeliharaan kendaraan (Rp/hari) = depresiasi (Rp/hari) = biaya retsibusi (Rp/hari) = biaya penggantian suku cadang (Rp/hari) = biaya overhead (Rp/hari) = keuntungan (Rp/hari) = biaya tak terduga (Rp/tahun) = harga kendaraan baru (Rp) = jarak yang ditempuh kendaraan per hari. III - 13

Langkah-langkah penentuan tarif dengan menggunakan metoda Break Event dapat dilihat pada gambar 3.2 berikut ini. UPAH PENGEMUDI ADMINISTRASI BUNGA MODAL ANGSURAN BBM BAN OLI PEMELIHARAAN SUKU CADANG DEPRESIASI RETSIBUSI JARAK / RIT JUMLAH RIT JML. HARI OPERASI JML. PENUMPANG KEUNTUNGAN BIAYA TOTAL MODEL BOK OVERHEAD TARIF Gambar 3.4. Metoda Break Event III - 14

3.3.2 Metoda DLLAJ Pada metoda DLLAJ, penetapan Biaya Operasi Kendaraan didasarkan pada 2 jenis biaya yaitu : 1. Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan oleh Operator moda angkutan untuk membayar biaya administrasi dan penunjang lainnya, agar operasi pelayanan angkutan tetap berjalan. Biaya ini diantaranya biaya gaji Direksi, pemeliharaan gedung dan pajak. Biaya langsung ini dibagi menjadi dua, yaitu biaya tetap langsung dan biaya tetap tidak langsung. Yang termasuk Biaya Tetap adalah a. Biaya tetap langsung, meliputi: pajak, wajib uji, retribusi, penyusutan kendaraan, asuransi. a. Biaya tetap tidak langsung, meliputi: gaji Direksi, gaji manager, gaji staf administrasi, aktiva tetap, bunga modal b. Biaya tidak tetap (variabel) yaitu biaya yang dikeluarkan oleh Operator moda angkutan untuk operasional kendaraam. Biaya ini diantaranya biaya upah crew kendaraan, biaya pembelian bahan bakar, biaya pemeliharaan kendaraan dan sebagainya. Yang termasuk pada biaya tidak tetap (variable) adalah BBM, minyak pelumas, biaya servis, suku cadang. III - 15

Langkah-langkah penentuan tarif dengan menggunakan metoda DLLAJ dapat dilihat pada gambar 3.3 berikut ini. GAJI DIREKSI GAJI MANAGER GAJI STAF ADM AKTIVA TETAP BIAYA KANTOR BUNGA MODAL BIAYA TETAP TIDAK LANGSUNG PAJAK KIR RETRIBUSI PENYUSUTAN KEND ASTEK BIAYA TETAP LANGSUNG BIAYA KARY BBM PELUMAS/SERVIS BAN ACCU REPARASI JARAK/RIT JUMLAH RIT JML HARI OPERASI JML PENUMPANG BIAYA TETAP BIAYA VARIABEL MODEL BOK BIAYA BEP TARIF PENUMPANG Gambar 3.5. Metoda DLLAJ III - 16

Pedoman dalam menghitung biaya operasi kendaraan dengan metoda DLLAJ harus memperhitungkan variabel-variabel yang ada. Variabel-variabel yang berpengaruh disini adalah : a. Jarak yang ditempuh dalam satu tahun (seat - Km) b. Load factor atau faktor muatan c. Biaya total termasuk biaya langsung dan biaya tidak langsung. Jadi rumus yang digunakan adalah: TB = BL + BTL (3.3) dimana: TB = Total Biaya BL = Biaya Langsung BTL = Biaya Tidak Langsung Sedangkan hubungan yang dapat ditarik dari total biaya (TB) dan tarif yang harus dikeluarkan oleh penumpang adalah: TF = TB / PST PST = PSB x 12 (3.4) PSB = LF x PSR x F x 26 dimana: TF = Tarif TB = Total Biaya III - 17

PST = Jumlah Penumpang per Tahun PSB = Jumlah Penumpang per Bulan LF = Load Factor PSR = Jumlah Penumpang per rit F = frekwensi rit / hari Untuk Load Factor atau factor muatan dihitung menggunakan rumus: LF = P x 100% (3.5) K dimana: LF P K = Load Factor atau factor muatan = Rata-rata jumlah penumpang angkutan umum per kendaraan / rit = Kapasitas atau daya angkut teoritis kendaraan umum yang diamati. Untuk metoda DLLAJ factor muatan diambil sebesar 100%. III - 18

3.2.3 Penentuan Tarif Penumpang Di dalam penelitian ini, penentuan tarif penumpang ditentukan terhadap rute utama pada Trans Jakarta yaitu Kota-Blok M. Sedangakan rumus yang digunakan untuk menentukan tarif adalah sebagai berikut: TARIF (Rp/Pnp) = BOK TOTAL (Rp/hari) (3.2) dimana: Jpu (pnp/hari) + y x Jpp (pnp/hari) Jpu Jpp y = jumlah penumpang umum = jumlah penumpang pelajar = perbandingan antara tarif pelajar dan penumpang umum III - 19