Daftar Pertanyaan Wawancara (Pedoman Wawancara) pada Tahap Formulasi

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PROSES PERUMUSAN DAN PENETAPAN KEBIJAKAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA MEDAN

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN PROGRAM LEGISLASI DAERAH

PERATURAN DAERAH KOTA PAREPARE NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PRODUK HUKUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA SERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH (BKPRD) KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

- 1 - PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA DINAS PENATAAN RUANG DAN PERMUKIMAN Jl. Willem Iskandar No. 9 Telepon : (061) M E D A N

VI. SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan Analisis yang telah peneliti lakukan, maka dapat

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 07 TAHUN 2016 TENTANG

PROVINSI RIAU BUPATI KEPULAUAN MERANTI PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI NOMOR 07 TAHUN 2014 TENTANG

ARAHAN PEMANFAATAN RUANG

GUBERNUR JAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL. No.04,2015 Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul. Pedoman, pembentukan, produk hukum, daerah

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 50 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR

Bagaimana Undang-Undang Dibuat

- 1 - GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH. Muchamad Ali Safa at

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2000 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PADANG LAWAS UTARA NOMOR 14 TAHUN 2014

Materi Teknis RTRW Kabupaten Pidie Jaya Bab VIII

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA PROBOLINGGO

NOMOR TENTANG. Pemerintah. Provinsi, P dan 3839); Negara. 4. Peraturan. Negara. Lembarann Negara Nomor. 6. Peraturan

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO

BAB I PENDAHULUAN. yang berlaku, yang mana bertujuan agar masyarakat dalam menjalani

BAB III PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA DAN PROSES PEMBENTUKAN PERATURAN DI KABUPATEN SUMBAWA

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

- 1 - PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 07 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG

Penyusunan Materi Teknis Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Serdang Bedagai Tahun ;

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR TAHUN 2011 TENTANG PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN PROGRAM LEGISLASI DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN

Ketentuan DPR, Alokasi Anggaran dan Kendala Implementasinya

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH

BUPATI DHARMASRAYA PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN DHARMASRAYA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PROGRAM PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 65 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

BUPATI SAMBAS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMBAS NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PROGRAM LEGISLASI DAERAH

RENCANA KERJA TAHUN 2017 BAGIAN PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH

PROVINSI KALIMANTAN BARAT

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

WALIKOTA AMBON PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH KOTA AMBON NOMOR - 15 TAHUN 2015 TENTANG PROSEDUR PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

PEDOMAN TATA KERJA BKPRD PROVINSI SUMATERA SELATAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI TAPIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 02 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2012 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG

BUPATI JENEPONTO PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN JENEPONTO NOMOR 02 TAHUN 2014 TENTANG

URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SEKRETARIAT DPRD KOTA MADIUN

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 58 TAHUN : 2006 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG NOMOR 09 TAHUN 2010

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

GUBERNUR SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

fpafpasa DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SULAWESI SELATAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH NOMOR 01 TAHUN 2014 TENTANG PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN PROGRAM LEGISLASI DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI LUMAJANG PROPINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sistem pemerintahan yang dikelola secara demokratis, pemerintahan dijalankan dengan melibatkan partisipasi publik secara

BUPATI KARANGANYAR PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 16 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. terdiri atas anggota partai politik peserta pemilihan umum yang dipilih melalui

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Gambaran Umum Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Metro

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR 13 TAHUN 2010

BUPATI BANDUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN PROGRAM LEGISLASI DAERAH

PROVINSI RIAU BUPATI KEPULAUAN MERANTI PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI NOMOR 09 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

Gubernur Jawa Barat DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT,

TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO

2016, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5568) sebagaimana telah

PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG TATA LAKSANA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

LEMBARAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 09 TAHUN 2008 SERI D NOMOR 02 PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 9 TAHUN 2008

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

Pedoman Wawancara. : Kantor DPRD Provinsi Sumatera Utara

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 58 TAHUN : 2006 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG

PENETAPAN KEBIJAKAN PENGHAPUSAN PIUTANG PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH

Transkripsi:

Daftar Pertanyaan Wawancara (Pedoman Wawancara) pada Tahap Formulasi 1. Menurut anda apa yang dimaksud dengan tata ruang/penataan ruang? 2. Menurut anda apa yang dimaksud dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota? 3. Bagaimana anda menjelaskan Undang undang No 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang? 4. Bagaimana anda menjelaskan tentang Peraturan Pemerintah No.26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional? 5. Bagaimana anda menjelaskan Peraturan Daerah Kota Medan No.13 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan? 6. Hal- hal apa saja yang terdapat dalam Peraturan Daerah Kota Medan No.13 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan? Dan bagaiamana pemahaman anda tentang Peraturan Daerah Kota Medan No.13 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan? 7. Apakah Peraturan Daerah Kota Medan No.13 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan perlu? Mengapa? 8. Apa sebenarnya latar belakang dibentuknya Peraturan Daerah Kota Medan No.13 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan tersebut? 9. Sudahkah ada sosialisasi terhadap Peraturan Daerah Kota Medan No.13 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan? 10. Apa yang menjadi hambatan dalam penyusunan Peraturan Daerah Kota Medan No.13 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan? 11. Bagaimana kondisi sosial,ekonomi,politik Kota Medan? apakah mempengaruhi anda dalam merumuskan kebijakan Rencana Tata Ruang Wilayah kota Medan? 12. Menurut anda siapa sajakah yang terlibat dalam perumusan Kebijakan RTRW Kota Medan? 220

13. Bagaimana tahap sebuah penyusunan dan perumusan sebuah kebijakan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan? 14. Bagaimana peranan atau posisi BAPPEDA dalam perumusan sebuah kebijakan RTRW Kota? 15. Bagaimana peranan atau posisi Dinas tata ruang dan tata bangunan dalam perumusan sebuah kebijakan RTRW Kota? 16. Bagaimana peranan atau posisi Bagian Hukum dalam perumusan sebuah kebijakan RTRW Kota? 17. Apakah dalam memformulasikan sebuah kebijakan RTRW anda berorientasi pada kepentingan publik? 18. Apakah dalam merumuskan kebijakan RTRW anda telah mengacu pada UU No.26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang? 19. Apakah dalam merumuskan kebijakan RTRW anda telah mengacu pada Peraturan Pemerintah No.26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional? 20. Bagaimana karateristik formulation implementor dalam merumuskan kebijakan RTRW? 21. Bagaiamana ukuran-ukuran dasar maupun tujuan-tujuan dalam merumuskan sebuah kebijakan RTRW? 22. Bagaimana komunikasi antar lembaga/dinas atau bagian terkait dalam perumusan kebijakan RTRW? 23. Bagaiamana mengenai sumber-sumber kebijakan apakah anda memperhatikannya dalam perumusan kebijakan RTRW? 24. Apakah struktur birokrasi mempengaruhi anda dalam merumuskan kebijakan RTRW? 25. Siapa sajakah yang berwenang dalam merumuskan kebijakan RTRW? 221

Daftar Pertanyaan Wawancara (Pedoman Wawancara) pada Tahap Adopsi 1. Menurut anda apa yang dimaksud dengan tata ruang/penataan ruang? 2. Menurut anda apa yang dimaksud dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota? 3. Bagaimana anda menjelaskan Undang undang No 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang? 4. Bagaimana anda menjelaskan tentang Peraturan Pemerintah No.26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional? 5. Bagaimana anda menjelaskan Peraturan Daerah Kota Medan No.13 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan? 6. Hal- hal apa saja yang terdapat dalam Peraturan Daerah Kota Medan No.13 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan? Dan bagaiamana pemahaman anda tentang Peraturan Daerah Kota Medan No.13 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan? 7. Apakah Peraturan Daerah Kota Medan No.13 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan perlu? Mengapa? 8. Apa sebenarnya latar belakang dibentuknya Peraturan Daerah Kota Medan No.13 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan tersebut? 9. Sudahkah ada sosialisasi terhadap Peraturan Daerah Kota Medan No.13 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan? 10. Apa yang menjadi hambatan dalam penyusunan Peraturan Daerah Kota Medan No.13 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan? 11. Menurut anda siapa sajakah yang terlibat dalam penetapan Peraturan Daerah Kota Medan No.13 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan? 12. Bagaimana tahap penetapan sebuah kebijakan Peraturan Daerah Kota Medan No.13 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan? 222

13. Apakah dalam menetapkan Ranperda menjadi Perda Kota Medan No.13 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan anda memperhatikan nilai-nilai yang ada pada diri anda? 14. Menurut Anda, apakah nilai-nilai pribadi berpengaruh dalam penetapan Peraturan Daerah No.13 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan 15. Menurut Anda, apakah nilai-nilai organisasi berpengaruh dalam penetapan Peraturan Daerah No.13 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan? 16. Menurut Anda, apakah nilai-nilai ideologi berpengaruh dalam penetapan Peraturan Daerah No.13 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan? 17. Menurut Anda, apakah nilai-nilai politik berpengaruh dalam penetapan Peraturan Daerah No.13 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan? 18. Apakah dalam menetapkan Perda Kota Medan No.13 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan tersebut,afiliasi parpol atau kesetiaan parpol menjadi salah satu kriteria anda dalam menetapkan kebijakan? 19. Apakah anda juga mempertimbangkan kepentingan konstituen dalam penetapan kebijakan? 20. Bagimana dengan opini publik? 21. Apakah dalam penetapan Perda tersebut ada terjadi perbedaan pendapat deengan pimpinan/pejabat yang berpengaruh? Jelaskan? 22. Menurut anada apakah Perda tersebut telah mengacu pada peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi? 23. Bagaiaman keadaan saat sidang paripurna tersebut berlangsung? 24. Apakah tingkat-tingkat pembicaraan sesuai dengan tata cara pembahasan dalam persidangan? 223

Transkrip Hasil Wawancara 1.Prakarsa Pembentukan Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan Kepala Bidang Fisik dan Tata Ruang BAPPEDA Kota Medan mengatakan bahwa Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 13 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan merupakan peraturan daerah yang diprakarsai oleh Kepala Daerah yaitu Walikota Medan. Kepala Sub Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup mengatakan bahwa Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 13 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan adalah suatu peraturan daerah yang dibentuk dari usulan Walikota Medan yang dibantu oleh Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah Kota Medan dan BKPRD bersekretariat di BAPPEDA Kota Medan. Hal serupa juga diungkapkan oleh Staf Sub Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup. Kepala Bagian Risalah dan Perundang-undangan Sekretariat Daerah Kota Medan dimana beliau mengatakan bahwa Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 13 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan merupakan Perda yang berasal dari eksekutif maka dari itu proses pembuatan Ranperda harus sesuai dengan alur Prakarsa Kepala Daerah. 2.Pemahaman Informan terhadap Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan 224

Kepala Bidang Fisik dan Tata Ruang mengatakan bahwa Rancangan Peraturan Daerah Kota Medan merupakan peraturan yang nantinya akan menjadi acuan dan pedoman Pemerintah Kota Medan didalam menata ruang dan wilayah Kota Medan dengan baik. Hal serupa juga diungkapkan oleh Staf Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup. Kepala Sub Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup BAPPEDA Kota Medan, mengatakan bahwa Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan ini adalah merupakan petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan dari Undang- Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang dan Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional. Dengan berlakunya Undang Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang maka strategi dan arahan kebijakan struktur dan pola ruang wilayah nasional perlu dijabarkan kedalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan dan untuk melaksanakan ketentuan pasal 78 ayat (4) huruf c Undang Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang maka perlu dibentuk Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan Tahun 2011-2031. 3.Latar belakang dari dibentuknya Peraturan Daerah Kota Medan tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan Ketua Panitia Khusus DPRD Kota Medan, beliau mengatakan bahwa Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan ini adalah suatu bentuk amanah dari Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang 225

Penataan Ruang dimana tata ruang Kota harus berpedoman pada Undang-undang tersebut,dengan harapan Peraturan Daerah ini akan menjadi solusi dari permasalahan tata ruang kota Medan. Hal serupa juga diungkapkan oleh salah seorang anggota Panitia Khusus DPRD Kota Medan yang juga menjabat sebagai Ketua Komisi D DPRD Kota Medan. 4.Proses Perumusan ( Formulasi ) Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 13 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan a.standar Kebijakan dan Sasaran Wawancara Kepala Bidang Fisik dan Tata Ruang BAPPEDA Kota Medan,Kejelasan standar dan sasaran dari Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan dapat dilihat dari Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang dan Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional. Kepala Sub Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup juga mengatakan bahwa standar dari Perumusan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan adalah karena adanya kebijakan maupun Undang-Undang yang mengharuskan Peraturan Daerah tersebut ada. Kepala Bidang Fisik dan Tata Ruang BAPPEDA Kota Medan, Setiap kebijakan atau peraturan pastinya memiliki pedoman pelaksanaan, demikian juga Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007, dimana pedoman pelaksanaan UU ini adalah Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 17 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota dan dari Peraturan 226

Menteri Pekerjaan Umum Nomor 11 Tahun 2009 tentang Pedoman Persetujuan Substansi dalam Penetapan Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi dan Kabupaten/Kota beserta rinciannya. b.sumber Daya Kepala Bidang Fisik dan Tata Ruang mengungkapkan bahwa didalam penyusunan Rancangan Peraturan Daerah dibentuk sebuah badan yakni Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah (BKPRD) yang bertujuan untuk memperhatikan apa sebenarnya masalah kota dan selanjutnya mengembangkan tujuan dan sasaran dari adanya penataan ruang dan wilayah di daerah, dimana Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah ini harus bisa menjawab apa sebenarnya permasalahan yang dialami Kota Medan. Kepala Sub Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup menambahkan bahwa selain Badan Koordinasi Penataan Ruang Wilayah Daerah, masih banyak lagi sumber daya manusia yang ada dalam penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan seperti Bagian Hukum yang akan mengeksaminasi Ranperda RTRW tersebut apakah sudah sesuai dengan peraturan yang berlaku. Dan juga adanya Konsultan, dimana menurut Kepala Sub Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup, hasil kerja konsultan tersebut masih belum maksimal, begitu juga dengan utusan-utusan yang dikirim oleh setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dimana menurut Kepala Sub Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup, utusan yang dikirim oleh setiap SKPD sewaktu pertemuan dinilai kurang memiliki kapasitas mengenai data maupun informasi yang diperlukan sehingga disiasati dengan meminta data nya 227

langsung ke SKPD yang terkait. Dan mengenai sumber daya lainnya seperti kebutuhan mengenai data, Kepala Sub Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup mengatakan bahwa masih ada beberapa SKPD yang masih agak tertutup dalam meminta data sehingga tidak dapat menghimpun semua data karena terbatas. Staf Bidang Tata Ruang Dinas Tata Ruang dan Bangunan, Pemberian data untuk penyusunan Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan seharusnya dilakukan dengan semaksimal mungkin,banyak data yang diberikan oleh dari Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan seperti datadata mengenai Izin Mendirikan Bangunan, Jalan Lingkar, izin-izin yang sudah diterbitkan lainnya seperti izin yang terkait dengan IMB yang telah dikeluarkan. Data yang telah diberikan oleh Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan akan sangat berguna bagi BAPPEDA dalam penyusunan Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan. Staf Bagian Hukum mengatakan bahwa didalam proses pengeksaminasian Ranperda Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan, Bagian Hukum mengundang SKPD terkait, tetapi didalam proses pertemuan tersebut masih ditemukan adanya ketidakseriusan dari SKPD terkait mengenai pengeksaminasian Ranperda RTRW tersebut. c.komunikasi dan Penguatan Aktivitas Kepala Sub Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup BAPPEDA Kota Medan Komunikasi yang dilakukan oleh BAPPEDA dengan Satuan Perangkat Kerja Daerah lainnya berjalan dengan baik dengan baik. Misalnya saja, dengan 228

Dinas Petamanan, Dinas Bina Marga, Dinas Tata Ruang dan Bangunan maupun dinas-dinas yang lainnya,pentingnya komunikasi dalam perumusan Rancangan Peraturan Daerah RTRW ini akan sangat berpengaruh agar tidak terjadi kesalahan informasi. Kepala Bidang Fisik dan Tata Ruang mengungkapkan bahwa Komunikasi yang dilakukan para agen pelaksana tersebut dilakukan secara langsung maupun tidak langsung yakni melalui via telepon dan pertemuan langsung baik kepada salah satu Satuan Kerja Perangkat Daerah maupun seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Komunikasi yang dilakukan tersebut juga dilakukan dalam pertemuan yang dilaksanakan boleh BAPPEDA, dimana setiap SKPD di Lingkungan Pemerintah Kota Medan diundang oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Medan. Staf Bagian Hukum Sekretariat Daerah mengatakan bahwa komunikasi diantara Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Medan dinilai masih kurang. Hal ini terlihat dari sewaktu Bagian Hukum mengundang Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang ada di Medan dimana ada beberapa SKPD yang tidak mengirimkan utusannya kedalam pertemuan tersebut dan juga masih ada SKPD yang egois didalam proses pertemuan tersebut. Kepala Bidang Fisik dan Tata Ruang mengatakan bahwa Bappeda telah melakukan komunikasi dengan masyarakat seperti adanya Focus Group Discussion dan melakukan pendekatan partisipatif dengan masyarakat. Kepala Sub Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup juga mengatakan bahwa Bappeda telah melakukan jaringan aspirasi di setiap Kecamatan dan ada 229

survey lapangan, walaupun pada kenyataannya masyarakat tidak mengerti tentang tata ruang, masyarakat hanya berfokus pada bentuk fisik nya saja seperti jalan yang bagus dan tidak berlubang, tetapi pada dasarnya masyarakat turut aktif dalam penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan namun tidak memahami apa itu tata ruang dan apa yang mereka dapatkan dari adanya perencanaan tata ruang. Kepala Sub Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup Bappeda Kota Medan mengatakan bahwa Bappeda telah mensosialisasikan tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan yang dimulai sejak akhir Desember 2012, dimana sosialisasinya Bappeda mengundang Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi sebagai pemberi rekomendasi dan pembicara serta mengundang akademisi untuk mengkaji strategi penataan ruang dan juga mengundang perwakilan SKPD dan juga masyarakat Kota Medan dan Bappeda juga menjelaskan tentang pentingnya Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan. Kepala Bidang Fisik dan Tata Ruang Bappeda Kota Medan menambahkan bahwa Bappeda juga turut mengundang Lembaga Swadaya Masyarakat yang ada di Kota Medan. d.karakteristik agen pelaksana Staf Bagian Hukum Sekretariat Daerah mengatakan bahwa didalam proses pengeksaminasian sebuah rancangan produk hukum daerah terkadang sering bersinggungan antara masalah keadaan struktur birokrasi dengan Peraturan 230

Perundang-undangan yang berlaku, dimana beliau tidak menjelaskan lebih rinci masalahnya seperti apa. e.kondisi sosial, ekonomi dan politik Kepala Sub Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup Bappeda Kota Medan mengatakan bahwa Didalam perumusan Peraturan Daerah Kota Medan tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan, kondisi sosial, ekonomi dan politik sangat mempengaruhi proses perumusannya namun tidak mengganggu. Maksudnya adalah seperti ketika dalam penghimpunan data yang berasal dari masyarakat, masyarakat banyak yang mengeluhkan tentang keadaan sosial di sekitar mereka seperti banyaknya ruko yang semrawut, papan reklame yang tidak tertata baik, dan keadaan jalan di sekitar mereka yang berlubang. Adanya tanggapan dari masyarakat ini akan sangat membantu Bappeda dalam merumuskan kebijakan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan yang sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat. Ketua Panitia Khusus DPRD Kota Medan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan mengatakan bahwa Elit politik yang ada di Kota Medan juga tidak memberi respon negatif atas proses perumusan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan. Elit politik cenderung bersikap terbuka dan mendukung proses perumusan tersebut. Hal ini dikarenakan selama ini kota Medan sepertinya tumbuh tanpa perencanaan yang jelas. 231

f.disposisi implementor Staf Sub Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup mengatakan bahwa Adanya Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang dan PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRWN dijadikan sebagai acuan dalam proses perumusan Peraturan Daerah Kota Medan tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan. Kepala Bidang Fisik dan Tata Ruang Bappeda Kota Medan mengatakan bahwa Diterbitkannya Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang dan PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRWN menjadi guidline bagi perumus kebijakan rencana tata ruang wilayah kota Medan, dengan tujuan menghasilkan Peraturan Daerah yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kepala Sub Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup Bappeda Kota Medan mengatakan bahwa, Pertemuan- pertemuan yang dilakukan oleh Bappeda dua sampai tiga kali pertemuan. Dimana Bappeda mengundang SKPD yang ada di lingkup Pemerintahan Kota Medan. 5.Proses Penetapan ( Adopsi ) Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 13 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan a. Nilai ( Values ) Kepala bagian Risalah dan Perundang-undangan mengatakan bahwa proses penetapan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah harus sesuai dengan mengikuti prosedur Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 232

tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan yang ditindaklanjuti dengan Peraturan Menteri Nomor 53 Tahun 2011, dan sebelumnya harus melalui kajian dari Badan Legislasi Daerah. Dan didalam pembahasan yang akan dilakukan oleh Panitia Khusus bisa saja terdapat perubahan-perubahan pasal maupun penambahan pasal. Ketua Panitia Khusus DPRD Kota Medan untuk Pembahasan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan mengatakan bahwa Didalam proses penetapan Peraturan Daerah Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan, anggota Fraksi maupun Panitia Khusus pasti memiliki nilai-nilai dari dalam diri mereka, misalnya saja nilai yang berorientasi pada kepentingan rakyat maupun nilai yang lainnya yang akan mempengaruhi seseorang dalam menetapkan maupun memilih kebijakan publik. Sekretaris Panitia Khusus DPRD Kota Medan untuk Pembahasan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan mengatakan bahwa, nilai yang berada di dalam diri seseorang akan berpengaruh didalam pengambilan keputusan, tetapi seharusnya dengan tidak mengesampingkan kepentingan publik. Karena tujuan utama dari Peraturan Daerah ini adalah untuk memenuhi dan melayani publik. b. Afiliasi Partai Politik ( Political Party Affiliation ) Ketua Panitia Khusus DPRD Kota Medan untuk Pembahasan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan mengatakan bahwa Proses penetapan Peraturan Daerah Kota Medan tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan tidak ada keterkaitannya dengan kesetiaan pada partai politik. Hal ini dikarenakan yang 233

melakukan pembahasan atas Rancangan Peraturan Daerah tersebut adalah Panitia Khusus, dimana Panitia Khusus tersebut berorientasi pada masyarakat dan kawasan Kota Medan. Sekretaris Panitia Khusus DPRD Kota Medan untuk Pembahasan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan mengatakan bahwa kesetiaan pada partai politik bukanlah suatu kriteria didalam pengambilan keputusan ataupun penetapan kebijakan karena hal yang paling utama yang harus diprioritaskan adalah kepentingan publik. c. Kepentingan konstituen Ketua Panitia Khusus DPRD Kota Medan untuk Pembahasan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan mengatakan bahwa, Didalam penetapan sebuah kebijakan publik, suara dari konstituen pasti akan sangat berpengaruh. Maksudnya adalah didalam penetapan kebijakan harus menyerap aspirasi masyarakat yang tidak lain adalah konstituen dari sebuah partai politik. Hal ini bisa ditemukan dengan melakukan survey ke lapangan untuk mengetahui apa kebutuhan dari masyarakat. Hal serupa juga diungkapkan oleh Anggota Panitia Khusus DPRD Kota Medan. d. Opini publik ( Public Opinion ) Sekretaris Panitia Khusus DPRD Kota Medan untuk Pembahasan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan mengatakan bahwa Dalam proses Penetapan Peraturan Daerah Kota Medan, Panitia Khusus Medan melakukan survey ke 234

lapangan dimana Panitia Khusus menemukan adanya daerah-daerah (kepulauankepulauan) kecil wilayah Deli Serdang yang berada di tengah-tengah kota Medan yang menjadi beban sosial dan beban ekonomi bagi Pemerintahan Kota Medan, misalnya keberadaan Pasar Bengkok di Aksara yang termasuk Kabupaten Deli Serdang, maka dari itu Panitia Khusus merekomendasikan agar wilayah tersebut menjadi wilayah Kota Medan dengan memanfaatkan batas sungai Denai sebelah timur. e. Pendapat pejabat/pimpinan ( deference ) Ketua Panitia Khusus Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan mengatakan bahwa selama proses penetapan Peraturan Daerah tentang RTRW tidak ada perbedaan pendapat yang mencolok yang ada hanya saran-saran maupun himbauan yang akan membantu penetapan Peraturan Daerah tersebut. Sekretaris Panitia Khusus Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan mengatakan bahwa selama proses Penetapan Peraturan Daerah tentang RTRW tidak ada perbedaan pendapat antara atasan dan bawahan hal ini dikarenakan semuanya sudah dirangkum didalam Pemandangan Umum Fraksi maupun Pendapat Fraksi. f. Peraturan Perundang-undangan Ketua Panitia Khusus DPRD Kota Medan untuk Pembahasan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan mengatakan bahwa Peraturan Daerah Kota Medan tentang RTRW telah mengacu pada peraturan perundang-undangan yang 235

berlaku seperti Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang dan Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRWN dimana peraturan perundang-undangan tersebut menjadi pedoman yang harus diikuti. Kabag Risalah dan Perundang-undangan Sekretariat DPRD Kota Medan megatakan bahwa, Ranperda Rencana Tata Ruang tersebut memperoleh persetujuan substansi dari Pemerintah Pusat, dan sudah dilakukan penyesuaian substansi dengan ketentuan Undang-Undang Penataan Ruang Nomor 26 Tahun 2007,. Selanjutnya, sudah dievaluasi untuk disesuaiakan dengan ketentuan substansi yang tertuang di dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 17 Tahun 2009 tentang Pedoman Substansi Rencana Tata Ruang Wilayah Kota. Kepala Sub Bidang Bagian Dokumentasi dan Evaluasi Hukum mengatakan bahwa, Rancangan Peraturan Daerah Kota Medan tentang RTRW telah sesuai dan tidak melanggar peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan juga telah dievaluasi oleh Biro Hukum Pemprovsu. 6.Kesesuaian Peraturan Daerah Kota Medan tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan terhadap Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi. Staf Bagian Hukum mengatakan bahwa Peraturan Daerah Kota Medan tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan (RTRW) telah melalui proses eksaminasi oleh Bagian Hukum Sekretariat daerah Kota Medan, dan juga telah dievaluasi oleh Biro Hukum Pemerintahan Provinsi Sumatera Utara, telah memperoleh persetujuan substansi dari Pemerintah Pusat, dan telah dilakukan 236

penyesuaian substansi dengan ketentuan Undang-Undang Penataan Ruang Nomor 26 Tahun 2007, telah dievaluasi untuk disesuaikan dengan ketentuan substansi dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 17 Tahun 2009 tentang Pedoman Substansi Rencana Tata Ruang Wilayah Kota. 7.Kendala- kendala dalam Perumusan dan Penetapan Kebijakan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan Kepala Bidang Fisik dan Tata Ruang BAPPEDA Kota Medan mengatakan bahwa Pemerintah Kota Medan sejak tahun 2006 telah menyusun rancangan RTRW yang baru, namum sebelum Rencana Tata Ruang tersebut memperoleh persetujuan substansi dari Pemerintah Pusat, terbit Undang-Undang Penataan Ruang Nomor 26 Tahun 2007, sehingga perlu dilakukan penyesuaian substansi dengan ketentuan Undang-Undang yang baru. Selanjutnya, dalam perjalanannya, pada tahun 2009 terbit kembali peraturan Menteri Pekerjaan Umum tentang Pedoman Substansi Rencana Tata Ruang Wilayah Kota. Hal ini menyebabkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan yang telah tersusun, kembali dievaluasi untuk disesuaiakan dengan ketentuan substansi yang tertuang di dalam Peraturan Menteri yang berlaku. Sampai pada akhirnya terbit persetujuan substansi dari Pemerintah Pusat melalui Kementrian Pekerjaan Umum pada tahun 2010, sehingga dapat disampaikan kepada DPRD. Oleh karena itu, keterlambatan penetapan RTRW yang baru, pada dasarnya lebih disebabkan pada perubahanperubahan yang diberlakukan secara rasional. 237

Kassubid Tata Ruang dan Lingkungan Hidup Bappeda Medan serta Staf Bagian Hukum Setda Medan mengatakan bahwa kurangnya komunikasi dan koordinasi antar aktor-aktor yang terlibat termasuk SKPD yang terkait, hal ini menyebabkan adanya beberapa SKPD yang tidak serius, cuek dan enggan memberikan data secara terbuka bagi perumus kebijakan rencana tata ruang wilayah tersebut. Hal ini menyebabkan proses menjadi lebih lama karena harus mencari data dari sumber yang lain 238