ANALISIS DAYA DUKUNG DAN PENURUNAN TIANG PANCANG PADA BORE HOLE II DENGAN METODE ANALITIS DAN METODE ELEMEN HINGGA (STUDI KASUS PROYEK SKYVIEW APARTMENT MEDAN) Beby Hardianty 1 dan Rudi Iskandar 2 1 Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No. 1 Kampus USU Medan E-mail: bebyhardianty14@gmail.com 2 Staf Pengajar Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No.1 Kampus USU Medan E-mail: sipil_s2_usu@yahoo.com ABSTRAK Setiap pondasi harus mampu mendukung beban sampai batas keamanan yang telah ditentukan, termasuk mendukung beban maksimal yang mungkin terjadi. Tujuan dari Tugas Akhir ini adalah untuk menghitung kapasitas daya dukung aksial berdasarkan data Sondir, SPT dan menggunakan Program Metode Elemen Hingga. Menghitung kapasitas daya dukung lateral tiang dengan metode Broms. Menghitung daya dukung kelompok berdasarkan Efisiensi. Menghitung penurunan tiang dengan Penurunan Elastis, metode Poulus dan Davis dan menggunakan Metode Elemen Hingga, serta menghitung penurunan kelompok pada proyek pembangunan Skyview Apartment Medan. Berdasarkan hasil perhitungan dari data Sondir, daya dukung ultimit titik S-2 = 416,36 ton, titik S-5 = 440,86 ton, dan berdasarkan data SPT nilai daya dukung tiang tunggal = 275,20 ton. Daya dukung lateral pada Bore Hole II secara analitis 19,79 ton dan secara grafis 20,11 ton. Nilai efisiensi tiang berdasarkan metode Converse-labarre = 0,88 maka daya dukung tiang kelompok = 193,74 ton. Penurunan Poulus dan Davis = 13,79 mm dan Penurunan Elastis = 11,50 mm. Hasil penurunan tiang kelompok = 15,90 mm. Nilai daya dukung dan penurunan berdasarkan Program Metode Elemen Hingga adalah 285,46 ton dan 11,42 mm, nilai ini tidak jauh berbeda dengan secara analitis. Kata Kunci : Kapasitas Daya Dukung, Sondir, SPT, Penurunan Elastis, Metode Elemen Hingga ABSTRACT Each foundation must be capable of supporting a load to its applicable safety limits, including supporting the maximum load that may occurs. The purpose of this Final Project is to calculate the axial bearing capacity based on the data Sondir, SPT and using Finite Element Method. This research calculates the lateral bearing capacity of pile with Broms s method. Calculate bearing capacity of pile group based on efficiency. Calculates the settlement of pile with the elastic settlement, Poulus and Davis s method and using Finite Element Method and this research calculates settlement for group at Project Skyview Apartment, Medan. Based on calculations of data Sondir, ultimate bearing capacity at point S-2 = 416,36 ton, at point S-5 = 440,86 ton and based of data SPT the bearing capacity of a single pile = 275,20 ton. Lateral bearing capacity at Bore Hole II of analytically = 19,79 ton and graphically = 20,11 ton. Efficiency value of pile based Converse-Labarre s method = 0,88 hence, bearing capacity of pile group = 193,74 ton. Poulus and Davis settlement = 13,79 mm and elastic settlement = 11,50 mm. the result settlement of group pile = 15,90 mm. Bearing capacity and settlement based Finite element Method 285,46 ton and 11,42 mm. The value is not much different from the analytically. Keywords : Bearing Capacity, Sondir, SPT, Elastic Settlement, Finite Element Method. 1. PENDAHULUAN Setiap pondasi harus dapat menahan beban di atasnya dan gaya luar yang bekerja, maka dibutuhkan suatu penyelidikan tanah untuk menghasilkan daya dukung ultimit dan penurunan tiang pancang yang mampu memikul dan memberikan keamanan. Untuk menghasilkan daya dukung ultimit yang akurat diperlukan penyelidikan tanah untuk mengetahui karakteristik tanah. Daya dukung ultimit tiang pancang dapat dihitung menggunakan metode yang
disarankan para ahli berdasarkan data-data penyelidikan tanah yang diperoleh di lapangan yaitu data SPT, data Sondir dan data Laboratorium. Dengan melihat perbandingan perhitungan yang akan disajikan dapat memberikan informasi yang akurat sehingga diperoleh perencanaan pondasi yang aman. 2. TUJUAN Menghitung nilai daya dukung ultimit (aksial dan lateral) tiang pancang secara Analitis dan Metode Elemen Hingga, daya dukung kelompok dengan metode Efisiensi, penurunan tiang tunggal secara Analitis dan Metode Elemen Hingga, serta penurunan kelompok tiang. 3. METODE PENELITIAN Kegiatan penelitian ini dilakukan untuk mencapai maksud dan tujuan dengan beberapa tahapan yang dianggap perlu dan secara garis besar diuraikan sebagai berikut : Tahap pertama adalah mengumpulkan berbagai jenis literatur dalam bentuk buku maupun tulisan ilmiah yang berhubungan dengan Tugas Akhir ini. Tahap kedua adalah meninjau langsung ke lokasi proyek dan menentukan lokasi pengambilan data yang dianggap perlu. Tahap ketiga adalah mengumpulkan data, data yang diperoleh adalah : 1. Data hasil Sondir 2. Data hasil SPT 3. Data uji Laboratorium Tahap keempat adalah melakukan analisis dan perhitungan data dengan menggunakan beberapa metode Analitis dan dengan bantuan Program Elemen Hingga. Tahap kelima adalah penyusunan laporan, mengadakan analisis terhadap hasil perhitungan dan membuat kesimpulan. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Menghitung Kapasitas Daya Dukung Aksial Pondasi Tiang Pancang berdasarkan data Sondir dengan Metode Meyerhoff Daya dukung pondasi tiang pancang Q ult = (q c x A p ) + (JHL x K) (1) Daya dukung ijin pondasi dinyatakan dengan persamaan : Q ijin = q c x A p 3 JHL x K + 5 Dengan q c = tahanan ujung sondir (kg/cm 2 ), A p = luas penampang tiang (cm 2 ), JHL= Jumlah Hambatan Lekat (kg/cm), K = keliling tiang (cm) Tabel 1. Perhitungan Daya Dukung Ultimit dan Daya Dukung Ijin Tiang Pancang pada Titik Sondir S-2 Diameter 60 cm dengan Metode Meyerhoff Kedalaman (m) PPK (q c ) (kg/cm 2 ) A p cm 2 JHL (kg/cm) K (cm) Q ult (ton) Q all (ton) 0 0 2826 0 188,40 0,00 0,00 1 7 2826 22 188,40 23,93 7,42 2 31 2826 70 188,40 100,79 31,84 3 18 2826 138 188,40 76,86 22,15 4 18 2826 204 188,40 89,30 24,64 5 23 2826 268 188,40 115,48 31,76 (2)
Tabel 1 (Lanjutan) Depth PPK (q c ) A p JHL K Q ult Q all (m) (kg/cm 2 ) cm 2 (kg/cm) (cm) (ton) (ton) 6 19 2826 352 188,40 120,01 31,16 7 21 2826 456 188,40 145,25 36,96 8 26 2826 532 188,40 173,70 44,53 9 31 2826 606 188,40 201,77 52,03 10 52 2826 704 188,40 279,58 75,51 11 46 2826 818 188,40 284,10 74,15 12 54 2826 930 188,40 327,81 85,91 13 66 2826 1028 188,40 380,19 100,90 14 72 2826 1130 188,40 416,36 110,40 15 115 2826 1224 188,40 555,59 154,45 16 161 2826 1318 188,40 703,29 201,32 Tabel 2. Perhitungan Daya Dukung Ultimit dan Daya Dukung Ijin Tiang Pancang padatitik Sondir S-5 Diameter 60 cm dengan Metode Meyerhoff Kedalaman (m) PPK (q c ) (kg/cm 2 ) A p cm 2 JHL (kg/cm) K (cm) Q ult (ton) Q all (ton) 0 0 2826 0 188,40 0,00 0,00 1 10 2826 28 188,40 33,53 10,47 2 24 2826 86 188,40 84,02 25,84 3 35 2826 150 188,40 127,17 38,62 4 52 2826 228 188,40 189,90 57,57 5 26 2826 200 188,40 111,15 32,02 6 21 2826 254 188,40 107,20 29,35 7 20 2826 324 188,40 117,56 31,04 8 31 2826 372 188,40 157,69 43,21 9 45 2826 428 188,40 207,80 58,51 10 31 2826 498 188,40 181,42 47,96 11 54 2826 590 188,40 263,76 73,09 12 61 2826 676 188,400 299,744 82,934 13 80 2826 756 188,400 368,510 103,846 14 100 2826 840 188,40 440,85 125,85 15 51 2826 928 188,40 318,96 83,01 Menghitung Kapasitas Daya Dukung Ultimate Tiang Pancang Berdasarkan Data SPT (Standart Penetration Test) 1. Kapasitas daya dukung pondasi tiang pada tanah non kohesif Daya dukung ujung pondasi tiang Q p = 40 x N b x A p (3) Tahanan geser selimut tiang Q s = 2 x N- SPT x P x L i (4) Dengan N b = N 1+N 2 ; N 1 = nilai SPT pada kedalaman 10D pada ujung tiang ke atas, N 2 = 2 nilai SPT pada kedalaman 4D pada ujung tiang ke bawah, A p = luas tiang (m 2 ), L i = tebal lapisan tanah (m), P = keliling tiang (m).
2. Kapasitas daya dukung pondasi tiang pada tanah kohesif Daya dukung ujung pondasi tiang Q p = 9 x c u x A p (5) Tahanan geser selimut tiang Q s = α x c u x P x L i (6) Dengan c u = kohesi undrained (kn/m 2 )= N -spt x 2 x 10; α = koefisien adhesi antara tanah 3 dan tiang,a p = luas penampang tiang (m 2 ), P = keliling tiang (m), L i = tebal lapisan tanah (m). Tabel 3. Perhitungan Daya Dukung Ultimit dan Daya Dukung Ijin Tiang Pancang pada Bore Hole II diameter 60 cm dengan Metode Meyerhoff dengan data SPT Menghitung Kapasitas Daya Dukung Lateral Pondasi Tiang Pancang 1. Cek perilaku tiang dan hitung faktor kekakuan tiang 5 T = EI n Dengan E = modulus elastis = 4700 f c, I = 1 T = 5 L 4 T 21 m 8,67 m 36406043 x 0.0063585 4850 = 2,16 m 64 π(d)4, n =koefisien variasi modulus Jenis tiang pancang dikategorikan tiang panjang/elastic pile. Tahanan tiang terhadap gaya lateral akan ditentukan oleh momen maksimum yang dapat ditahan tiangnya sendiri (M y ). (7)
2. Cek keruntuhan tiang akibat momen lentur maksimum tiang H u = 2M y e+0,54 H u γd K p Dengan M y = momen ultimit (KN-m), d = diameter tiang (m), H u = beban lateral (kn), K p = koefisien tekanan tanah pasif = tan 2 (45 + 2) H u = 0+0,54 2 (170) Beban ijin lateral H = 197,93 2,50 H u 16,77 0,6 (1,95) = 79,17 kn = 7,92 Ton = 197,93 kn = 19,79 Ton 3. Cek terhadap grafik hubungan M y /d 4 K p dan H u /d 3 K p (8) 28,50 40,15 Gambar 1. Grafik Hubungan M y /d 4 K p dan H u /d 3 K p M u = d 4 γk p 170 Tahanan momen ultimit : = 40,15 (0,6) 4 16,77 1,95 Nilai tahanan ultimit sebesar 40,15 diplot ke grafik pada Gambar 1, sehingga diperoleh tahanan lateral ultimit 28,50. Menghitung Kapasitas Kelompok Tiang Berdasarkan Efisiensi 60 180 60 180 a) Metode Converse-Labarre E g = 1 θ n 1 m+ m 1 n 90mn Gambar 2. Pile Cap Dengan θ = Arc tan (d/s), n = 2 ; m = 1 E g = 1 18,44 2 1 1 + 1 1 2 90 x 1 x 2 = 0,88 b) Metode Los Angeles E g = 1 d [m n 1 + n m 1 + 2 n 1 m 1 ] (10) π.s.m.n 300 (9)
E g = 1 c) Metode Feld E ff tiang = 1 0,60 (3,14) 1,80 1 (2) E ff tiang = 1 1 16 = 0,94 [1 2 1 + 2 1 1 + 2 2 1 1 1 ] = 0,91 Jumlah tiang yang mengelilingi 16 Berdasarkan ketiga metode efisiensi kelompok tersebut, diambil nilai terkecil, yaitu metode Converse-Labarre dengan E g = 0,88. Dari data SPT didapat nilai Q a = 110,08 ton. Maka : Q g = E g. n. Q a = 0,88 x 2 x 110,08 = 193,74 ton Penurunan pada Tiang Tunggal a. Metode Poulos dan Davis (1980) : 1. Untuk tiang apung atau tiang friksi S = QI (12) E s d I = I o R k R h R μ (13) 2. Ujung tiang dukung ujung (end bearing) S = QI (14) E s d I = I o R k R b R μ (15) Dengan Q = beban yang bekerja (kg), I o = faktor pengaruh penurunan tiang yang tidak mudah mampat, R k = faktor koreksi kemudah mampatan tiang, R h = faktor koreksi untuk ketebalan lapisan yang terletak pada tanah, R b = faktor koreksi untuk kekakuan lapisan pendukung, R μ = faktor koreksi angka poison µ=0,30 K = E p.r a E s A p R a = 1 (17) πd2 4 Dengan K = faktor kekakuan tiang, E p = modulus elastisitas dari bahan tiang (kg/cm 2 ), E s = modulus elastisitas tanah di sekitar tiang (kg/cm 2 ), E b = modulus elastisitas tanah di dasar tiang. E s = 3 x 240 = 720 kg/cm 2 = 72 MPa Menentukan modulus elastisitas tanah di dasar tiang: E b = 10 E s = 10 x 72 MPa = 720 Mpa E p = 36406,04 MPa Menentukan faktor kekakuan tiang Ra = K = 0,2826 m 2 1 4 36406,04 1 π 0,60 2 = 1 72 = 505,64 Untuk d b d = 60 60 = 1 dan L d = 2100 60 = 35 (11) (16) Gambar 3. Faktor Penurunan I o Gambar 4. Faktor Penurunan R µ
Gambar 5. Faktor Penurunan R k Gambar 6. Faktor Penurunan R b Gambar 7. Faktor Penurunan R b Dengan menggunakan masing-masing grafik diperoleh dari Gambar 3,4,5,6 dan 7 maka : I o = 0,06 (untuk L = 35 dan d b = 1) d d R k = 1,80 (untuk L = 35 dan K = 505,64) d R = 0,50 (untuk L = 35 dan = 24,45 = 1,16) d L R μ = 0,98 (untuk μ s = 0,30 dan K = 505,64) R b = 0,90 (untuk L d = 35 ; E b E s = 10 ; dan K = 505,64) Maka penurunan tiang apung atau tiang friksi : I= 0,06 x 1,8 x 0,5 x 0,98 = 0,05 = 400000 kg 0,05 720 kg cm 2 60 cm = 0,49 cm Untuk tiang dukung ujung : I = 0,06 x 1,80 x 0,90 x 0,98 = 0,09 cm = 400000 kg 0,09 720 kg cm 2 60 cm b. Penurunan Elastis = 0,88 cm 21 S = Se (1) + Se (2) + Se (3) (18) Se 1 = Q wp +ξq ws.l A p E p (19) Se 2 = Q wp C p d.q p (20) Se 3 = Q ws C s L.q p Dengan S = penurunan total (m), Se (1) = penurunan elastis dari tiang (m), Se (2) = penurunan tiang yang disebabkan oleh beban di ujung tiang (m), Se (3) = penurunan tiang yang disebabkan oleh beban di sepanjang batang tiang (m), Q wp = daya dukung yang bekerja pada (21)
ujung tiang dikurangi daya dukung friction (kn), Q ws = daya dukung friction (kn), A p = luas penampang tiang pancang (m 2 ), L= panjang tiang pancang (m), E p = modulus elastisitas dari bahan tiang (kn/ m 2 ), = koefisien dari skin friction=0,67, q p = daya dukung ultimit (kn), C p = koefisien empiris=0,02, C s = konstanta empiris= (0,93 + 0,16 Q wp = 497,38 295,04 = 202,34 kn Q ws = 295,04 kn Ep = 36.406,04 MPa = 36.406.040 kn/m 2 q p = 497,38+202,34 = 279,89 kn 2,50 C s = (0,93 + 0,16 21/0,6) x 0,02 = 0,0375 Dari Persamaan (18), (19), (20), dan (21) penurunan di dapat sebesar : Se 1 = Se 2 = 497,38+0,67 x 295,04 x 21 0,2826 x 36.406.040 = 0,00141 m = 1,41 mm 497,38 x 0,02 = 0,00961 m = 9,61 mm 0,60 x 279,89 221,28 x 0,0375 Se 3 = = 0,001548 m = 1,55 mm 21 x 255,12 S = 0,344 + 9,61 + 1,55 = 11,50 mm < 25 mm (Aman) Penurunan Kelompok Tiang S g = 2q B g I q = N 60 Q g L g B g L/d)xCp. I = (1 L 8B g ) 0,50 (24) Maka berdasarkan Persamaan (22), nilai penurunan kelompok adalah q = 200000 300 x 180 180 I = 1-0,50 8 x 300 S g = 0,92 0,50 = 3,70 kg/cm2 2 x 3,70 x 180 x 0,92 60 = 1,59 cm = 15,90 mm Menghitung Kapasitas Daya Dukung Ultimate Tiang Pancang Berdasarkan Program Metode Elemen Hingga. Proses Pemodelan pada Program Metode Elemen Hingga sebagai beriku : 1. Atur parameter dasar dari model elemen hingga dijendela general settings 2. Pemodelan tanah digambar menggunakan garis geometri, diambil kedalaman 21 m (kedalaman Bore Hole II) yang terdiri dari beberapa layer dengan ketebalan tertentu. 3. Kemudian gambarkan dinding diafragma sebagai tiang dengan cara menggunakan tombol pelat, lalu gunakan tombol interface untuk memisahkan kekakuan lebih dari satu elemen, yaitu kekakuan antara tanah dan tiang. 4. Setelah itu gambarkan beban permukaan, yaitu sistem beban A-beban terpusat dengan menggunakan, kemudian input nilai bebannya dengan mengklik ujung beban. 5. Untuk membentuk kondisi batas, klik tombol jepit standar (standard fixities), maka akan terbentuk jepit penuh pada bagian dasar dan jepit rol pada sisi-sisi vertikal. 6. Kemudian masukkan data material dengan menggunakan tombol material set. Untuk data tanah, pilih soil & interface pada set type, sedangkan data tiang pilih plates pada set type. Setelah itu seret data-data yang telah diinput ke dalam pemodelan geometri awal, (22) (23)
7. Kemudian klik generate mesh untuk membagi-bagi elemen menjadi beberapa bagian yang beraturan sehingga mempermudah dalam perhitungan lalu klik update. 8. Kemudian klik tombol initial conditions untuk memodelkan muka air tanah. Klik pada tombol phreatic level untuk menggambarkan kedalaman muka air tanah. 9. Kemudian klik tombol generate water pressure untuk mendefenisikan tekanan air tanah. Lalu setelah muncul diagram active pore pressures, klik update, maka akan kembali ke tampilan initial water pressure, lalu klik initial pore pressure, dan generate pore pressure maka akan muncul diagram untuk effective stresses, klik update lalu calculate. 10. Dalam window calculation terdapat beberapa fase yang akan dikerjakan dari awal hingga akhir pemodelan yang ditunjukkan pada Gambar 8. Gambar 8. Pemodelan Fase Sebelum Konsolidasi dan Setelahnya 11. Setelah perhitungan selesai, maka akan diperoleh nilai ΣMsf dari kotak dialog Phi/c reduction yang ditunjukkan pada Gambar 9 dan 10. Msf Gambar 9. Hasil Kalkulasi dan Besar ΣMsf pada Fase 3 Nilai Σ Msf 1 (sebelum konsolidasi) sebesar 1,3579 Q u titik Bore Hole II adalah : Q u = Σ Msf x 2000 kn = 1,3579 x 2000 kn = 2715,8 kn = 271,58 Ton
Msf Gambar 10. Hasil Kalkulasi dan Besar ΣMsf pada Fase 4 Nilai Σ Msf 2 (sebelum konsolidasi) sebesar 1,4273 Q u titik Bore Hole II adalah : Q u = Σ Msf x 2000 kn = 1,4273 x 2000 kn = 2854,6 kn = 285,46 ton 5. KESIMPULAN Berdasarkan hasil perhitungan pada proyek Pembangunan Skyview Apartment Medan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil perhitungan analitis nilai daya dukung ultimit dan daya dukung ijin tiang pancang dari data Sondir dengan Metode Meyerhoff pada Bore Hole II ditunjukkan pada Tabel 4. Tabel 4. Daya Dukung Ultimit dan Daya Dukung Ijin Menggunakan Data Sondir dengan Diameter 0,60 m Diameter (cm) Kedalaman (m) Sondir Q ult (ton) Q ijin (ton) 14 S-2 416,36 110,40 60 14 S-5 440,86 125,12 2. Hasil perhitungan kapasitas daya dukung ultimit dan daya dukung ijin tiang pancang dari data SPT pada Bore Hole II dengan metode Meyerhoff ditunjukkan pada Tabel 5. Tabel 5. Daya Dukung Ultimit dan Daya Dukung Ijin Menggunakan Data SPT dengan Diameter 0,60 m Diameter (cm) Kedalaman (m) SPT Q ult (ton) Q ijin (ton) 60 cm 21 BH-II 275,20 110,08 3. Hasil perhitungan kapasitas daya dukung ultimit lateral tiang pancang dengan metode Broms pada diameter 60 cm secara Analitis 19,79 ton dan secara Grafis 20,11 ton. 4. Diperoleh nilai efisiensi kelompok tiang (E g ) berdasarkan metode Converse-Labarre sebesar 0,88. Maka hasil perhitungan nilai daya dukung kelompok (Q g ) sebesar 193,74 ton. 5. Hasil penurunan tiang pancang yang diperoleh dengan beban rencana 200 ton dengan metode Poulus dan Davis dan metode Penurunan Elastis dapat di lihat pada Tabel 6. Tabel 6. Hasil Penurunan Tiang Metode Penurunan Hasil Penurunan Tiang (mm) Penurunan Poulus dan Davis 13,79 Penurunan Elastis 11,50 6. Hasil penurunan tiang pancang kelompok dengan metode Meyerhoff sebesar S g = 15,90 mm 7. Hasil perhitungan daya dukung ultimit dan penurunan tiang pancang pada Bore Hole II dengan diameter 60 cm menggunakan Program Metode Elemen Hingga dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Hasil Perhitungan Daya Dukung Ultimit dan Penurunan Tiang Pancang dengan Program Metode Elemen Hingga Daya Dukung Ultimit (Ton) Penurunan (mm) Sebelum Konsolidasi 271,58 66,96 Setelah Konsolidasi 285,46 11,42 8. Perbandingan kapasitas daya dukung tiang pancang menggunakan data SPT dan Program Metode Elemen Hingga pada Tabel 8 hasilnya mendekati, sehingga hasil ini cukup dapat dipercaya. Tabel 8. Perbandingan Kapasitas Daya Dukung Ultimit data SPT dan Program Metode Elemen Hingga pada Kedalaman 21 m. SPT Program MEH Perbedaan Persentase (%) Q ult (ton) 275,20 285,46 10,26 3,59 6. DAFTAR PUSTAKA Bowles, J. E. 1997. Analisis dan Desain pondasi. Edisi Keempat jilid 1. Jakarta: Erlangga. Das, M. B. 1995. Mekanika Tanah (Prinsip-prinsip Rekaya Geoteknik). Jilid 1. Jakarta : Erlangga. Das, M. B. 2008. Principles of Foundation Enggineering Seventh Edition. PWS Publishing. Pasific Grove. Hardiyatmo, H. C. 2011. Teknik Fondasi 1. Edisi Kedua. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Hardiyatmo, H. C. 2011. Teknik Fondasi 2. Edisi Kedua. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Irsyam, Mansyur. Rekayasa Pondasi. Bandung: ITB. Limanto, Sentosa. 2009. Analisa Produktivitas Pemancangan Tiang Pancang dengan Jack In Pile. Jurnal Teknik Sipil. Seminar Nasional. FT-UKM. Peckterzaghi, K. and Peck, Ralph B. 1987. Mekanika Tanah dan Praktik Rekayasaya. Edisi Keempat Jilid 1. Jakarta: Erlangga. Sembiring, Priquila. 2014. Analisa Kapasitas Daya Dukung Pondasi Tiang Tekan Hidrolis dengan Menggunakan Metode Analitis dan Elemen Hingga. Jurnal Teknik Sipil. Universitas Sumatera Utara : Medan. Sinaga, Mangasitua P. 2016. Perbandingan Daya Dukung Tiang Pancang Berdasarkan Perhitungan Analitis dan Metode Elemen Hingga pada Proyek Tol Medan- Kualanamu (Studi Kasus Jembatan Paluh Sebras), Jurnal Teknik Sipil. Universitas Sumatera Utara: Medan. Plaxis Version 8 Material Models Manual. Poulus, H. S. dan Davis, E. H. 1980. Pile Foundations Analysis and Design. America: John Wiley and Sons Publishers, Inc. Sosrodarsono, S., dan Nakazawa. 2000. Mekanika Tanah dan Teknik Pondasi. Jakarta: PT Pradnya Paramita. Tindaon, Tua, 2014. Analisa Daya Dukung dan Penurunan Elastis Tiang Pancang Beton jembatan asungai penara Jalan Akses Non Tol kualanamu. Jurnal Teknik Sipil. Universitas Sumatera Utara : Medan. Tomlinson, M. J. 1977. Pile Design and Construction Practice. First Edition. View Point Publishing. London. Wijaya Karya Beton. 2008. Presentasi Tiang Pancang. Jakarta: Wika Learning Center.