BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kepolisian Republik Indonesia merupakan salah satu institusi yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA DENGAN STRES KERJA PADA ANGGOTA POLISIDI POLRESTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kemanusiaan dan menjadi contoh masyarakat. Seperti yang tercantum dalam

BAB I PENGANTAR. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL REKAN KERJA DENGAN STRES KERJA PADA ANGGOTA POLISI DI POLRESTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Pekerjaan dan keluarga adalah dua unsur yang paling penting dalam

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP BEBAN KERJA DENGAN STRES KERJA PRAMUNIAGA MATAHARI DEPARTMENT STORE SOLO SQUARE NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) yang terdiri dari angkatan darat, angkatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Semua pekerjaan memiliki resiko dan potensi bahaya yang berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. Polisi merupakan sebuah institusi hukum yang cukup tua, setua usia

HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DENGAN STRES KERJA PADA ANGGOTA POLISI DI POLRESTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

Peningkatan Keamanan dan Ketertiban serta Penanggulangan Kriminalitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keadaan ekonomi yang kurang baik membuat setiap keluarga di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. hukum adalah Negara Republik Indonesia. Negara Indonesia adalah negara

BAB 1 PENDAHULUAN. yang melingkupinya yaitu masyarakat. Dari berbagai publikasi yang

BAB I PENDAHULUAN. membantu apa pun pengaduan dari masyarakat, seperti pencurian, pembunuhan, dan perampokan. Sebagaimana semboyan Tribrata

HARKATPUAN PATROLI TERPADU JAJARAN BAHARKAM POLRI DAN KEWILAYAHAN JAKARTA, 3 S.D. 4 OKTOBER 2017

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. sangatlah berpengaruh terhadap perkembangan suatu organisasi. Ketika sumber

PERATURAN KEPALA BADAN PEMELIHARA KEAMANAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG

HUBUNGAN ANTARA SENSE OF HUMOR DENGAN STRES KERJA PADA KARYAWAN. Skripsi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang menarik dibanyak negara, termasuk negara-negara berkembang seperti

BAB I PENDAHULUAN. informasi dan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Di era industrialisasi seperti sekarang ini, Rumah Sakit menjadi institusi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kepolisian Negara Republik Indonesia, adalah salah satu institusi

BAB I PENDAHULUAN. Cita-cita Negara Indonesia yang telah dirumuskan para pendiri negara yaitu

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh sekelompok atau suatu rumpun masyarakat. Kata tawuran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di era globalisasi seperti sekarang ini, masyarakat dengan sangat mudah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam suatu organisasi hakekatnya memiliki sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penegak hukum, tetapi lebih memberikan rasa aman kepada masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejak berpisahnya Polri dari tubuh organisasi Angkatan Bersenjata Republik

BAB 4 PENINGKATAN KEAMANAN, KETERTIBAN,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berpengaruh terhadap kemajuan perusahaan adalah karyawan yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. bersosial. Karena polisi memiliki kewenangan terhadap hukum yang telah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman dan ilmu pengetahuan dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Kepolisian Negara Republik Indonesia. Negara Republik Indonesia disebutkan bahwa Kepolisian bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia (POLRI) sangatlah penting. Kehadiran POLRI dirasakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan tindak pidana dalam kehidupan masyarakat di

TINJAUAN PUSTAKA. tengah-tengah masyarakat telah memberikan dampak negatif bagi

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah sebuah negara berkembang yang terbebas dari

BAB I PENDAHULUAN. kualitas dan kinerja karyawan dalam suatu organisasi adalah stress kerja karyawan

HUBUNGAN ANTARA KONFLIK PERAN GANDA DENGAN STRES KERJA PADA GURU WANITA SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN KEBONARUM KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyalahgunaan narkoba di Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2002 TENTANG KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. berupa stressor kerja seperti beban kerja yang berlebihan, rendahnya gaji,

HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PERILAKU AGRESIF PADA REMAJA

I. PENDAHULUAN. Fenomena penyalahgunaan dan peredaran narkotika merupakan persoalan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. aspek fisik maupun emosional. Keluhan tersebut akan menimbulkan upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. perbuatan menyimpang yang ada dalam kehidupan masyarakat. maraknya peredaran narkotika di Indonesia.

: PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini rasanya cukup relevan untuk membicarakan masalah polisi

KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA PENYANDANG KANKER PAYUDARA

BAB I PENDAHULUAN. dari Sabang hingga ke Merauke. Masyarakat majemuk adalah masyarakat yang

BAB Ι PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Perkembangan pelayanan kesehatan di Indonesia tidak terlepas dari sejarah

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG SISTEM OPERASIONAL KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. kemungkinan terjadinya kesenjangan sosial di masyarakat yang dapat. mengenai pembegalan yang meresahkan masyarakat Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Sejak bergulirnya era reformasi di Indonesia yang dimulai pada tahun 1998,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian.

BAB 1 : PENDAHULUAN. memperhatikan manusia sebagai human center dari berbagai aspek. Kemajuan

V. KESIMPULAN DAN SARAN. terhadap anak yang berhadapan dengan hukum, adalah : dengan prosedur penyidikan dan ketentuan perundang-undangan yang

PROFESIONALISME KERJA DITINJAU DARI KECERDASAN EMOSIONAL PADA ANGGOTA SAMAPTA POLRI SKRIPSI. Diajukan oleh : EVA TRI AGUSTINA F.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia berdasarkan atas hukum ( rechtstaat) tidak berdasarkan atas kekuasaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pelayanan kesehatan masyarakat memiliki peran besar dalam pelayanan kesehatan

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP DISIPLIN DALAM BERLALU LINTAS DENGAN KINERJA

BAB 1 : PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.pembangunan kesehatan harus mencakup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kualitas dari sebuah organisasi harus benar-benar diperhatikan. Hal

BAB III PERANAN PIHAK POLDA SUMATERA UTARA DALAM MENAGGULANGI PENCURIAN KENDARAAN NERMOTOR YANG DILAKUKAN SECARA TERORGANISIR

Sikap Dan Tindakan Kepolisian Terhadap Tindak Pidana Kekerasan Premanisme Yang Terjadi Di Masyarakat. Oleh : Suzanalisa

BAB I PENDAHULUAN. Krisis multidimensional dalam bidang ekonomi, politik, dan budaya yang

BAB I PENDAHULUAN. positif dari pembangunan tersebut antara lain semakin majunya tingkat

PERATURAN KEPALA BADAN PEMELIHARA KEAMANAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Bhayangkara Jakarta Raya. Hubungan Persepsi..., Adnan, Fakultas Psikologi 2016

BAB I PENDAHULUAN. Bandung. Rumah sakit X merupakan rumah sakit swasta yang cukup terkenal di

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG TEKNIS PENANGANAN KONFLIK SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEBIJAKAN KEPALA POLISI DAERAH LAMPUNG DALAM UPAYA MEMBERIKAN PERLINDUNGAN KEPADA MASYARAKAT LAMPUNG. (Jurnal Ilmiah) Oleh SEPTIAN ALAM

I. PENDAHULUAN. hukum sebagai sarana dalam mencari kebenaran, keadilan dan kepastian hukum. Kesalahan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI) adalah Kepolisian

BAB I PENDAHULUAN. perlindungan dari kekerasan dan diskriminatif. Sebaliknya, mereka bukanlah. manusiawi dari pihak siapapun atau pihak manapun.

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN AGRESIVITAS PADA POLISI YANG MENDAPATKAN INVENTARIS SENJATA API

BAB I PENDAHULUAN. Presiden, kepolisian negara Republik Indonesia diharapkan memegang teguh nilai-nilai

BAB I PENDAHULUAN. positif terbentuk di mata masyarakat luas melalui kegiatan kegiatan yang

BAB I PENDAHULUAN. dan pelanjut masa depan bangsa. Secara real, situasi anak Indonesia masih dan terus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Profesi sebagai polisi mempunyai nilai penting dalam menentukan tegaknya

Moral Akhir Hidup Manusia

BAB I PENDAHULUAN. pidana menjadi sorotan tajam dalam perkembangan dunia hukum.

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KONFLIK INTERPERSONAL DAN STRES KERJA DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berkembangnya arus modernisasi serta cepatnya perkembangan

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Kondisi perekonomian saat ini menunjukkan bahwa perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. daerah (Pemda) adalah menjamin kepastian hukum, menciptakan, serta memelihara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. paling penting dalam pembangunan nasional, yaitu sebagai upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap masyarakat dengan karakteristiknya masing-masing, mungkin

BAB I PENDAHULUAN. yang telah tercakup dalam undang-undang maupun yang belum tercantum dalam

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepolisian Republik Indonesia merupakan salah satu institusi yang menggunakan sumber daya manusia. Peran sumber daya manusia sangat dibutuhkan di dalam proses berkembangnya suatu lembaga. Karena lembaga kepolisian ini bergerak di bidang militer, maka sumber daya manusia yang dibutuhkan cukup banyak. Di institusi kepolisian Indonesia memiliki jumlah personil Polri sebanyak 387.470 orang dan pada tahun 2014 Kepolisian Republik Indonesia akan menambah 20.000 personil lagi. Untuk itu, peran sumber daya manusia sangat penting dalam institusi kepolisian ini. (http://www.gatra.com) Keamanan suatu negara tidak terlepas dari tanggung jawab lembaga kepolisian. Kepolisian memiliki peranan penting dalam pembangunan suatu negara. Menurut Undang-undang Kepolisian Nomor 2 tahun 2002 pasal 1 ayat 5, Keamanan dan ketertiban masyarakat adalah suatu kondisi dinamis masyarakat sebagai salah satu prasyarat terselenggaranya proses pembangunan nasional dalam rangka tercapainya tujuan nasional yang ditandai oleh terjaminnya keamanan, ketertiban, dan tegaknya hukum, serta terbinanya ketenteraman, yang mengandung kemampuan membina serta mengembangkan potensi dan kekuatan masyarakat dalam menangkal, mencegah, dan menanggulangi segala bentuk pelanggaran hukum dan bentuk-bentuk gangguan lainnya yang dapat meresahkan masyarakat. Adapun fungsi kepolisian menurut undang-undang kepolisian nomor 2 tahun 2002 pasal 2 adalah salah satu fungsi pemerintahan negara di bidang 1

2 pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum, perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat. Sesuai dengan penjelasan diatas, pekerjaan polisi berkaitan langsung dengan masyarakat dalam hal pelayanan. Pekerjaan polisi sangat erat kaitannya dengan resiko bahaya yang tinggi salah satunya adalah kasus kriminalitas. Dimana polisi sebagai penyelidik kasus, penangkap pelaku kejahatan, dan memberikan perlindungan kepada korban kejahatan. Untuk itu, polisi dituntut untuk cepat, tepat, dan akurat dalam cara kerjanya. Selain itu, polisi juga mengemban tugas yang berat demi tercapainya tujuan nasional yaitu terjaminnya keamanan, ketertiban, dan tegaknya hukum. Sesuai dengan Undang-undang kepolisian Nomor 2 tahun 2002 pasal 13 tugas pokok Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah: (a) memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat; (b) menegakkan hukum; dan (c) memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat. Seorang polisi diharapkan memiliki kesiapan akan tantangan dalam pekerjaan serta tahan terhadap tekanan baik dari lingkungan pekerjaannya maupun di luar pekerjaannya. Hal ini sesuai dengan pendapat Waters dan Ussery (2007) bahwa pada waktu yang bersamaan mereka harus menjaga keamanan masyarakat dan menginvestigasi kejahatan, selain itu para polisi juga harus tetap berhati hati akan kemungkinan yang mengancam keselamatan diri mereka sendiri sehingga mereka juga harus tetap mengontrol emosi mereka sekalipun pada kondisi di bawah tekanan.

3 Pekerjaan sebagai polisi sebagai erat kaitannya dengan kedisiplinan, sebagai abdi negara mereka dituntut harus memiliki kedisiplinan yang tinggi dalam setiap melaksanakan tugasnya. Akan tetapi, pada kenyataannya kedisiplinan yang tinggi membuat beberapa anggota polisi merasa terbebani dalam bekerja. Hal ini sesuai dengan hasil survey yang dilakukan oleh peneliti selama tiga hari yaitu tanggal 4 sampai 6 April 2014 pada anggota polisi di Polresta Surakarta sebanyak 40 orang bahwa 77,5% anggota polisi dituntut harus selalu mengutamakan kedisiplinan di setiap pekerjaannya. Selain itu, pekerjaan polisi penuh dengan resiko berbahaya. Bahaya tersebut tidak selalu dapat diantisipasi, tetapi dapat muncul tiba-tiba. Hal ini menyebabkan polisi harus senantiasa siap dan waspada dalam keadaan apapun sehingga hal tersebut dapat memberikan kontribusi timbulnya stres. Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan hasil bahwa 67,5% anggota polisi merasa khawatir terhadap keselamatannya dalam bekerja. Dari sinilah tuntutan kedisiplinan dan rasa khawatir dalam bekerja dapat menjadi tekanan bagi polisi dalam setiap bekerja. Berdasarkan kondisi tersebut tidak jarang membuat polisi harus melaksanakan tugas dengan target yang cukup berat. Namun meskipun sudah bekerja keras sulit sekali, di sisi lain gaji yang diterima cukup kecil dibandingkan dengan tingginya kebutuhan hidup terlebih untuk anggota polisi yang sudah berkeluarga. Pada akhirnya hal inilah yang dapat yang dapat menimbulkan angota polisi mudah mengalami stres. Menurut Gibson (dalam Suswanti, 2008) stres merupakan suatu tanggapan penyesuaian yang merupakan konsekuensi dari setiap

4 tindakan, situasi atau peristiwa di lingkungan luarnya yang menetapkan tuntutan berlebih pada seseorang. Stres dalam bekerja merupakan suatu hal yang biasa dialami oleh setiap pegawai. Seseorang yang sedang dalam keadaan tertekan baik sedang sakit maupun tidak apabila daya tahannya rendah dan lemah pada kondisi saat itu maka seseorang tersebut akan mudah terkena stres. Lingkungan yang paling potensial mengahadirkan stres adalah lingkungan kerja dimana beban tugas dari pekerjaan yang bersangkutan benar-benar dapat mengganggu karyawan atau pekerjaan yang bersangkutan. Stres yang berasal dan berkaitan dengan segala sesuatu dari lingkungan kerja biasanya disebut stres kerja (Karimah, 2011). Menurut Rahardjo (2005) menyebutkan stres kerja adalah suatu keadaan yang tidak menyenangkan dan mengganggu pelaksanaan tugas dan kinerja individu yang tercipta karena segala tuntutan, perubahan, dan beban yang ada dalam pekerjaan dan perusahaan. Anderson, dkk dalam an International Journal of Police Strategies & Management Vol. 25 No. 2002 mengatakan polisi sering terkena stres yang tinggi di bidang pekerjaannya. Setiap saat selama shift bekerja, petugas polisi banyak mendapat panggilan untuk merespon situasi dimana terdapat ancaman bagi kesejahteraan fisik mereka maupun masyarakat umum. Bahkan tidak jarang juga lembaga kepolisian memberikan tugas pada anggota polisi untuk bekerja lebih dari waktu yang ditentukan, mengamankan massa yang sedang mengamuk namun

5 dituntut untuk tidak membuat cidera pada massa yang sedang ditangani sehingga beban tugasnya sangat berat. Pekerjaan sebagai polisi mudah rentan terkena stres karena harus selalu siap untuk melayani dan mengayomi masyarakat serta seluruh hidupnya didedikasikan untuk menjaga keamanan negara. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Cooper (dalam Karimah, 2011) yang menunjukkan bahwa stres kerja banyak terjadi pada individu dengan latar belakang dibidang pelayanan, yaitu orang-orang yang bekerja pada bidang pelayanan kemanusiaan dan berkaitan erat dengan masyarakat, misalnya perawat, pekerja sosial, guru, konselor, dokter, dan polisi. Gul, dkk dalam jurnal Turkish Journal of Police Studies Vol.13 tahun 2011 juga berpendapat polisi dianggap salah satu pekerjaan yang memiliki resiko stres yang tinggi. Stres kerja mungkin tidak hanya memiliki efek yang buruk bagi dirinya sendiri namun pada sesama petugas yang lain bahkan keluarga. Tantangan dan tekanan yang dihadapi seorang polisi dalam melaksanakan tugas pekerjaannya dapat memicu timbulnya stres. Hal ini sesuai dengan pendapat Zakir dan Murat (2011) yang menyatakan bahwa menjadi seorang polisi dianggap sebagai pekerjaan dengan tingkat stres yang tinggi, hal ini dikarenakan jam kerja yang panjang, struktur kepemimpinan dan kekhawaritiran akan keselamatan. Hurrell, dkk. (dalam Munandar, 2008) menyebutkan salah satu faktor penyebab timbulnya stres kerja adalah tuntutan tugas pekerjaan yang berlebihan. Tuntutan-tuntutan yang harus dipenuhi oleh karyawan dapat menimbulkan rasa tertekan pada karyawan. Ketidakmampuan karyawan dalam menjawab tuntutan-

6 tuntutan yang diharapkan oleh perusahaan dapat menjadi pemicu timbulnya stres. Tuntutan tugas mencakup beban kerja, kerja malam dan penghayatan dari resiko dan bahaya. Barnes (dalam Sukarno, 2013) mengemukakan beban kerja merupakan kondisi ketidakmampuan individu dalam melaksanakan tugas-tugas pekerjaan. Selain itu, resiko yang berbahaya dan mengancam jiwa setiap saat membayangi anggota polisi yang sedang bertugas sehingga sebagian dari mereka merasa khawatir akan keselamatannya dalam bekerja. Meski demikian, beban tugas yang berat serta resiko ancaman yang tinggi, gaji yang diterima para anggota polisi tidak sebesar resiko dalam bekerja. Saifullah mengatakan jumlah anggota kepolisian yang bunuh diri pada tahun 2013 naik mencapai 300% lebih dibandingkan pada tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun 2011 hanya ada 1 polisi yang bunuh diri, tahun 2012 ada 2 anggota polisi, dan 2013 jumlahnya naik menjadi tujuh kasus. 5 polisi jajaran bawah dan 2 perwira polisi mengakhiri hidupnya sendiri pada tahun ini. Indonesia Police Watch (IPW) menilai maraknya kasus bunuh diri yang dilakukan oleh anggota Polri menjadi sebuah peristiwa yang memprihatinkan. Dari kasus bunuh diri yang dilakukan anggota Polri ini terlihat betapa beratnya beban psikologis seorang polisi jajaran bawah. Tekanan tugas di lapangan cukup berat, kadang harus 24 jam berada di lapangan. Hasil penelitian awal yang dilakukan oleh peneliti di Polresta Surakarta dengan cara membagikan kuosioner berupa pernyataan mengenai stresor pada anggota polisi mendapatkan hasil informasi bahwa, beban kerja pada anggota

7 polisi merupakan urutan pertama penyebab stres pada anggota polisi dengan prosentase 26,08%, kemudian penyebab stres kerja yang kedua konflik antar rekan kerja sebanyak 20,65%, dan penyebab stres kerja yang ketiga yaitu shift dalam bekerja dengan prosentase 18,47%. Berdasarkan uraian di atas maka dapat di buat rumusan masalah sebagai berikut : Apakah ada hubungan beban kerja dengan stres kerja pada anggota polisi di Polresta Surakarta?. Berdasarkan perumusan masalah tersebut penulis tertarik untuk mengkaji lebih lanjut dengan mengadakan penelitian berjudul: Hubungan Antara Beban Kerja Dengan Stres Kerja Pada Anggota Polisi. B. Tujuan Tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Hubungan antara beban kerja dengan stres kerja pada anggota polisi 2. Tingkat stres pada anggota polisi 3. Tingkat beban kerja pada anggota polisi 4. Seberapa besar pengaruh atau peranan beban kerja terhadap stres kerja C. Manfaat Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat : 1. Bagi anggota polisi, agar anggota polisi mampu mengelola stres yang dialami sehingga mereka dapat mengontrol diri serta mampu mengolah stres sebagai dorongan agar dapat membangkitkan semangat dalam bekerja dan lebih produktif.

8 2. Bagi Institusi Kepolisian, sebagai bahan pertimbangan dalam memanajemen serta membagi beban kerja pada anggota polisi dengan lebih efektif sehingga anggota polisi dapat bekerja secara lebih optimal dan mengantisipasi terjadinya stres pada anggotanya. 3. Bagi ilmuwan Psikologi, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi dan wacana pemikiran khususnya di bidang psikologi industri dan organisasi mengenai hubungan antara beban kerja dengan stres kerja pada anggota polisi.