BAB III METODE PENELITIAN. penelitian bulan Desember 2011 hingga Februari 2012.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Biologi Dasar Departemen Biologi Fakultas Sains dan Teknologi (FST), Universitas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2011

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Februari sampai Juli 2012 di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan rancang bangun penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat,

BAB III METODE PENELITIAN. laboratoris murni yang dilakukan secara in vitro. Yogyakarta dan bahan uji berupa ekstrak daun pare (Momordica charantia)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April-Juni 2014 di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian terapan dengan menggunakan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

BAB III METODELOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. MIPA dan Laboratorium Universitas Setia Budi Surakarta. B.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Pada metode difusi, digunakan 5 perlakuan dengan masing-masing 3

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian eksperimental

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juni 2012

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. terdapat adanya perlakuan untuk memanipulasi objek penelitian dan diperlukan

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi ekstrak kulit buah dan

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga Surabaya dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. adalah dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 95%. Ekstrak yang

BAB III METODE PENELITIAN. Subyek pada penelitian ini adalah bakteri Enterococcus faecalis yang

II. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif laboratorium dengan metode

BAB III METODE PENELITIAN. laboratorium, mengenai uji potensi antibakteri ekstrak etilasetat dan n-heksan

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Departemen Biologi Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai September 2016.

III. MATERI DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. reaksi, piring kultur sel atau di luar tubuh makhluk hidup, syarat penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental yang bersifat analitik

BAB III METODE PENELITIAN. terdiri atas 5 perlakuan dengan 3 ulangan yang terdiri dari:

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April Juni 2014 di Laboraturium

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian tentang pemanfaatan kunyit putih (Curcuma mangga Val.) pada

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Asam Jawa (Tamarindus indica L) yang diujikan pada bakteri P. gingivalis.

BAB III METODE PENELITIAN. metode difusi dengan teknik sumuran.

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi dan Laboratorium Biokimia, Departemen Kimia Fakultas Sains dan

MATERI DAN METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN A. Materi, lokasi, dan waktu penelitian 1. Materi penelitian 1.1. Alat

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu 10%, 25%, 50%, 75% dan 100%. 2. Bakteri uji yang digunakan adalah bakteri Enterococcus faecalis dengan

BAB III METODE PENELITIAN. dari Lactobacillus plantarum yang diisolasi dari usus halus itik Mojosari (Anas

BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

BAB III METODE PENELITIAN

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama ± 2 bulan (Mei - Juni) bertempat di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Jenis penelitian adalah eksperimental laboratories dengan rancangan. penelitian The Post Test Only Control Group Design.

BAB III METODE PENELITIAN. dan tingkat kerusakan dinding sel pada jamur Candida albicans merupakan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional laboratorik.

Lampiran 2. Tumbuhan dan daun ketepeng. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN A.

Lampiran 1. Hasil identifikasi bunga lawang

BAB III METODE PENELITIAN. metode observasi dan wawancara semi terstruktur (semi-structured interview).

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dasar dengan metode

III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT C. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai Juli 2012 bertempat di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Rumah Sakit

LAMPIRAN. Sampel Daun Tumbuhan. dicuci dikeringanginkan dipotong-potong dihaluskan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dan eksplorasi. Penelitian ini

Lampiran 2. Morfologi Tanaman Jengkol (Pithecellobium lobatum Benth)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi, Departemen

BAB III METODE PENELITIAN. dan eksperimen dengan cara mengisolasi dan identifikasi mikroba endofit dari

BAB III METODE PENELITIAN. lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Hewan Coba Departemen Biologi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai penambahan starter ekstrak nanas dengan level berbeda

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan menggunakan Rancangan

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB III METODE PENELITIAN. Biologi, Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksplorasi yang dilakukan dengan cara

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan completely. rendomized posttest only control group design.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari hingga Maret 2015.

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Prosedur Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah RAL

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan Proteksi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian

Koloni bakteri endofit

BAB III METODE PENELITIAN. eksplorasi dengan cara menggunakan isolasi jamur endofit dari akar kentang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pangan dan Hortikultura Sidoarjo dan Laboratorium Mikrobiologi, Depertemen

Lampiran 1.Identifikasi tumbuhan

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi, Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya. Waktu penelitian bulan Desember 2011 hingga Februari 2012. 3.2. Bahan dan Alat Penelitian 3.2.1. Bahan Penelitian Bahan yang dipergunakan dalam penelitian ini antara lain isolat murni kultur koleksi Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Sains dan Teknologi UNAIR (Staphylococcus epidermidis), simplisia kulit buah dan biji manggis yang diambil dari perkebunan manggis (Garcinia mangostana) di Lumajang, media Nutrient Agar (NA), media Muller- Hinton Agar (MHA) dan Muller-Hinton Broth (MHB), ethanol, aquades, spirtus, Alkohol 70%. 3.2.2. Alat Penelitian Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain autoclave, laminar air flow, spektrofotometer, waterbath (Julaba), neraca analitik, colony counter, oven, inkubator, penangas, blender, vortex, cuvet glass, gelas ukur 10mL, pipet volum 10 ml, pipetor, mikro pipet 1000 µl, tip pipet, cawan petri, botol kultur (100 ml), spatula, labu enlemeyer (100 ml; dan 500 ml), beaker glass (100 ml; dan 500mL), jangka sorong (LC-0,05mm), kamera, kertas filter, corong, 27

28 jarum ose, tabung reaksi, rak tabung reaksi, bunsen, batang pengaduk, sendok stainless steel, kapas, alumunium foil, tissue. 3.3. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap. Kulit buah dan biji manggis (Garcinia mangostana) diekstrak dengan pelarut etanol. Ekstrak kulit buah dan biji dengan beberapa konsentrasi yang berbeda (0, 12,5, 25, 50, 100, 200, 500, dan 1.000 ppm,) yang dilakukan dengan tiga kali ulangan, kemudian diujikan pada Staphylococcus epidermidis untuk membandingkan efek antimikroba di antara keduanya. Efek antimikroba ekstrak kulit buah dan biji manggis (Garcinia mangostana) dapat diindikasikan dengan diameter daerah penghambatan pertumbuhan Staphylococcus epidermidis yang merupakan respon dari bahan aktif dalam ekstrak kulit buah dan biji manggis (difusi), serta dengan menetukan nilai kosentrasi ekstrak kulit buah dan biji manggis terkecil yang dapat menghambat Staphylococcus epidermidis (dilusi). 3.4. Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan variabel bebas, terikat, dan terkendali. 1. Variabel bebas : konsentrasi ekstrak kulit buah dan biji manggis (ppm).

29 2. Variabel terikat : diameter daerah penghambatan (mm), nilai MIC dan MBC (ppm). 3. Variabel terkendali : volume ekstrak (ml), diameter kertas cakram (mm), waktu inkubasi (24 jam untuk uji dilusi dan 48 jam untuk uji difusi), kepadatan mikroba uji (Optical Density) (10 8 CFU/mL). 3.5. Prosedur Penelitian 3.5.1. Penyiapan Bahan Penelitian Untuk membuat suatu ekstrak, terlebih dahulu dilakukan pengumpulan bahan berupa kulit dan biji buah manggis. Agar homogen, warna dan usia kulit buah manggis diusahakan seragam dari kulit buah manggis yang telah matang. Tingkat kematangan buah manggis berdasarkan Indek atau tahapan, yaitu warna kulit buah ungu kemerahan. Buah mulai masak dan siap dikonsumsi. Getah telah hilang dan isi buah mudah dilepaskan. Tahapan ekstraksi adalah sebagai berikut: (1) Mencuci kulit buah dan biji manggis hingga bersih, memotong menjadi potongan yang lebih kecil, kemudian mengering anginkan sampai kering. Untuk mempermudah saat penggerusan. Kemudian menggerus dengan alat penumbuk dan blender hingga halus dan ditimbang sebanyak 400 gram. (2) Merendam serbuk kulit buah manggis atau dimaserasi dengan pelarut ethanol sebanyak 800 ml dalam tabung kaca sampai hasil tumbukan terendam seluruhnya, diaduk-aduk.

30 (3) Filtrat yang didapatkan ditampung kemudian menambahkan lagi pelarut ethanol hingga didapatkan filtrat yang tidak berwarna. (4) Menyaring hasil rendaman dengan kertas saring, hingga diperoleh filtrat-filtrat lalu dimasukkan ke dalam rotary vacuum evaporator sampai solven ethanol habis menguap. Bahan kental serta pekat yang tertinggal disebut ekstrak. Kemudian masing-masing ditimbang. 3.5.2. Peremajaan isolat murni bakteri Kultur murni bakteri ditanam secara aseptik pada tabung reaksi yang berisi media NA (Nutrient Agar) padat miring dengan menggunakan jarum ose digoreskan (streak), kemudian diinkubasi pada inkubator selama 24 jam dengan suhu kamar. 3.5.3. Uji Aktivitas Antimikroba Untuk mengetahui aktivitas antimikroba dari masing-masing senyawa aktif ekstrak kulit buah dan biji manggis (Garcinia mangostana), digunakan metode cakram kertas dan metode pengenceran dalam tabung dengan cara sebagai berikut: 3.5.3.1. Metode Kertas Cakram (disc diffusion method) Metode kertas cakram dilakukan dengan menyiapkan media Mueller Hinton Broth (MHB) steril sebagai media pertumbuhan khusus untuk uji antimikroba. Suspensi mikroba uji dibuat dengan mengatur kekeruhan mikroba sampai didapat nilai rapat optis (Optical Density) setara dengan standar McFarland 0,5 (10 8 CFU/ml) Sebanyak 1 ml suspensi mikroba uji dimasukkan ke dalam cawan petri

31 steril, kemudian ditambahkan 15 ml media Mueller Hinton Agar (MHA) ke dalam cawan tersebut lalu dihomogenkan dengan cara menggerakkan cawan seperti angka delapan, setelah itu didiamkan sampai memadat. Selanjutnya sebanyak 3 lembar kertas cakram steril dengan diameter 6 mm dan ketebalan yang sama diletakkan di permukaan agar dengan jarak yang diupayakan sama satu sama lain membentuk segitiga. Sebelum diletakkan di permukaan agar, pada kertas tersebut diinjeksikan masing-masing sebanyak 15µl ekstrak kulit buah dan biji manggis dari masing-masing konsentrasi. Dimana ekstrak kulit buah dan biji manggis dilarutkan dalam pelarut aquadest. Injeksi ekstrak kulit dan biji buah manggis dilakukan pada beberapa cawan dengan konsentrasi yang berbeda, yaitu (0, 12,5, 25, 50, 100, 200, 500, dan 1.000 ppm,). Masing-masing mempunyai 3 ulangan. Kemudian diinkubasi pada suhu 37 o C selama 48 jam. Adanya aktivitas antimikroba ditunjukkan terbentuknya daerah penghambatan (halo) disekitar cakram uji (Bailey dan Scott, 2004). Diameter daerah hambatan diukur dengan menggunakan jangka sorong (LC-0,05mm). Jika menunjukkan hasil positif, dilakukan uji dengan metode pengenceran untuk mengetahui nilai MIC. Uji penghambatan dengan metode cakram kertas ditunjukkan pada gambar 3.1.

32 1 ml Cakram kertas Biakan Staphylococcus epidermidis Suspensi Staphylococcus epidermidis 15 ml Diteteskan pada kertas cakram steril 15 µl Hasil (-) Hasil (+) Media MHA Zona penghambatan Ekstrak Gambar 3.1. Uji Penghambatan dengan metode kertas cakram (difusi) 3.5.3.2. Metode Pengenceran dalam Tabung (tube dilution method) Metode pengenceran dalam tabung dibuat dengan membuat suspensi mikroba uji pada media Mueller-Hinton Broth (MHB) dengan mengatur kekeruhan mikroba sampai didapat nilai rapat optis (Optical Density) setara dengan standar McFarland 0,5 (10 8 CFU/ml). Masing-masing sebanyak 1 ml ekstrak kulit dan biji buah manggis dengan beberapa konsentrasi (12,5 ppm, 25 ppm, 50 ppm, 100 ppm, dan 200 ppm) dimasukkan dalam tabung reaksi yang sebelumnya telah diisi dengan 1 ml suspensi mikroba uji. Kultur dihomogenkan dan diinkubasi selama 24 jam. Apabila terdapat aktivitas antimikroba, maka tidak ada kekeruhan (larutan jernih) dalam kultur tersebut. Dari seluruh kultur diambil sebanyak 1 ml untuk ditumbuhkan pada media MHA dan diinkubasi selama 24 jam. Ketika terjadi pertumbuhan pada media MHA, maka pada konsentrasi tersebut merupakan nilai MIC ekstrak kulit buah dan biji manggis dan apabila

33 tidak terjadi pertumbuhan pada media MHA tersebut, maka pada konsentrasi tersebut didapatkan nilai MBC ekstrak kulit buah manggis dan nilai MBC ekstrak biji manggis (Bailey dan Scott, 2004). Uji penghambatan dengan metode dilusi lebih jelasnya ditunjukkan pada gambar 3.2. Suspensi Staphylococcus epidermidis 1 ml Suspensi Staphylococcus epidermidis 1 ml ekstrak kulit buah manggis (setiap kosentrasi 4000 ppm 2000 ppm 1000 ppm 200 ppm 100 ppm 50 ppm 25 ppm 0 ppm Inkubasi 1 hari (24 jam) 1 ml 500 ppm 100 ppm 50 ppm 25 ppm 12,5 ppm 1 hari MBC MIC Gambar 3.2. Uji penghambatan dengan metode dilusi.

34 3.6. Analisis Data Data yang diperoleh dari penelitian ini adalah diameter daerah penghambatan ekstrak buah dan biji manggis terhadap pertumbuhan Staphylococcus epidermidis, nilai MIC, nilai MBC dan jumlah sel bakteri (CFU/mL). Data TPC, data nilai MIC dan MBC ekstak kulit buah dan biji manggis terhadap pertumbuhan Staphylococcus epidermidis dianalisis secara deskriptif. Data diameter daerah penghambatan ekstrak kulit buah dan biji manggis terhadap pertumbuhan Staphylococcus epidermidis dianalisis secara statistik. Uji ANAVA dilakukan atas dasar asumsi bahwa data berdistribusi normal dan variansi data homogen. Jika p < 0,05 (ada beda nyata) pada uji ANAVA, maka analisis dilanjutkan uji Duncan. Jika p < 0,05 (tidak ada beda nyata) pada Homogencity of Variance variansi data tidak homogen, maka analisis dilanjutkan dengan uji non-parametrik K-Independent sampel yaitu Kruskal-Wallis. Jika p < 0,05 (ada beda nyata ) pada uji Kruskal-Walls maka analisis dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney.