HUBUNGAN ASUPAN ASAM LEMAK JENUH DAN TAK JENUH DENGAN KADAR KOLESTEROL HDL PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RSUD DR. MOEWARDI NASKAH PUBLIKASI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang

HUBUNGAN ASUPAN ASAM LEMAK JENUH, TAK JENUH DAN KEBIASAAN MEROKOK DENGAN KADAR KOLESTEROL HDL PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RSUD DR

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. darah merupakan penyebab utama kematian di rumah sakit dan menempati

Hubungan Asupan Lemak dan Asupan Kolesterol dengan Kadar Kolesterol Total pada Penderita Jantung Koroner Rawat Jalan di RSUD Tugurejo Semarang

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular yang diakibatkan karena penyempitan pembuluh darah

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh PTM terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90% dari kematian sebelum

BAB I PENDAHULUAN. penyempitan pembuluh darah, penyumbatan atau kelainan pembuluh

HUBUNGAN RASIO LINGKAR PINGGANG PINGGUL DENGAN PROFIL LIPID PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)

BAB I PENDAHULUAN. utama kematian di negara dengan pendapatan rendah dan menengah

PREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner. Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bagian tenggara. RSUD Dr. Moewardi memiliki beberapa program

BAB I PENDAHULUAN. dampak dari pembangunan di negara-negara sedang berkembang. sebagaimana juga hal ini terjadi di Indonesia, terutama di daerah Jawa

NASKAH PUBLIKASI. Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Ilmu Gizi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. merupakan salah satu faktor resiko mayor penyakit jantung koroner (PJK). (1) Saat ini PJK

BAB I PENDAHULUAN. jantung dimana otot jantung kekurangan suplai darah yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit jantung koroner (PJK) penyebab kematian nomor satu di dunia.

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang utama. Hipertensi

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan darah dan oksigen sesuai kebutuhan. 1 PJK masih menjadi

FREDYANA SETYA ATMAJA J.

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR RISIKO PENDERITA PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2009

AYU CANDRA RAHMAWATI J

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Dewasa ini perilaku pengendalian PJK belum dapat dilakukan secara

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) adalah gangguan fungsi jantung dimana otot

BAB I PENDAHULUAN orang dari 1 juta penduduk menderita PJK. 2 Hal ini diperkuat oleh hasil

BAB I PENDAHULUAN. yang mendadak dapat mengakibatkan kematian, kecacatan fisik dan mental

dan rendah serat yang menyebabkan pola makan yang tidak seimbang.

BAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat agraris menjadi masyarakat industri. Indonesia saat ini juga

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya berbagai perubahan dalam kehidupan. Salah satu hal yang

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian berasal dari PTM dengan perbandingan satu dari dua orang. dewasa mempunyai satu jenis PTM, sedangkan di Indonesia PTM

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Peningkatan asupan lemak sebagian besar berasal dari tingginya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju, yaitu adanya

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang terus mengalami perubahan, terutama di bidang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Jl.Arjuna Utara No. 9, Kebon Jeruk Jakarta Barat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Rumah Sakit RSUD dr. Moewardi. 1. Rumah Sakit Umum Daerah dr. Moewardi

Kata kunci : Pola konsumsi ikan, oily fish, non oily fish, kadar kolesterol

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Penyakit degeneratif biasanya disebut dengan penyakit yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. negara maju dan negara sedang berkembang. Penyakit Jantung Koroner (PJK)

BAB I PENDAHULUAN. angka kematian penyakit tidak menular (PTM). Hal ini sesuai dengan data World

BAB I PENDAHULUAN. metabolisme energi yang dikendalikan oleh beberapa faktor biologik. adiposa sehingga dapat mengganggu kesehatan (Sugondo, 2009).

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP

HUBUNGAN OLAHRAGA TERHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. gejala, yang akan berkelanjutan pada organ target, seperti stroke (untuk otak),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka fertilitas. mengakibatkan populasi penduduk lanjut usia meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. kemasan merupakan hal yang penting dan diperlukan oleh konsumen, terutama bagi konsumen dengan kondisi medis tertentu yang

NASKAH PUBLIKASI. HUBUNGAN ASUPAN SERAT TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH PASIEN RAWAT JALAN DIABETES MELLITUS TIPE II DI RSUD Dr.

BAB I PENDAHULUAN. Angka kematian akibat penyakit tidak menular (PTM) di dunia masih

BAB I PENDAHULUAN. infeksi dan kekurangan gizi telah menurun, tetapi sebaliknya penyakit degeneratif

B A B I P E N D A H U L U A N

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. risiko PJK kelompok usia 45 tahun di RS Panti Wilasa Citarum

BAB 1 PENDAHULUAN. kerusakan bila teroksidasi oleh udara dan suhu tinggi, demikian pula beta. dengan minyak jelantah rasa yang dihasilkan lebih gurih.

HUBUNGAN FAKTOR KONSUMSI MAKANAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LANSIA DI PUSKESMAS PATTINGALLOANG

BAB IV METODE PENELITIAN. Bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Penyakit Dalam. Semarang Jawa Tengah. Data diambil dari hasil rekam medik dan waktu

HUBUNGAN POLA MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. maupun organ) karena suatu organisme harus menukarkan materi dan energi

PUBLIKASI KARYA ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. tekanan darah lebih dari sama dengan 140mmHg untuk sistolik dan lebih dari

BAB I PENDAHULUAN. menurun sedikit pada kelompok umur 75 tahun (Riskesdas, 2013). Menurut

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. dan mempertahankan kesehatan dan daya tahan jantung, paru-paru, otot dan sendi.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ini, penyakit ini banyak berhubungan dengan penyakit-penyakit kronis di dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit arteri koroner (CAD = coronary arteridesease) masih merupakan

BAB I PENDAHULUAN. mmhg. Penyakit ini dikategorikan sebagai the silent disease karena penderita. penyebab utama gagal ginjal kronik (Purnomo, 2009).

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab nomor satu kematian di

BAB I PENDAHULUAN. (Armilawati, 2007). Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif

BAB 1 : PENDAHULUAN. mengancam hidup seperti penyakit kardiovaskuler.

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan saat ini sudah bergeser dari penyakit infeksi ke


HEMAKANEN NAIR A/L VASU FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014

HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RSUD Dr. MOEWARDI

Mitos dan Fakta Kolesterol

BAB I PENDAHULUAN. untuk membersihkan arteri, dan kolesterol LDL (low density lipoprotein) atau. membran sel dan sintesis metabolit (Mary, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang


BAB I PENDAHULUAN. insulin yang tidak efektif. Hal ini ditandai dengan tingginya kadar gula dalam

BAB 5 PEMBAHASAN. IMT arteri karotis interna adalah 0,86 +0,27 mm. IMT abnormal terdapat pada 25

ASUPAN ENERGI, ASAM LEMAK TAK JENUH GANDA, KOLESTEROL DAN IMT DENGAN KADAR KOLESTEROL DARAH PADA PASIEN JANTUNG KORONER RAWAT JALAN

BAB I PENDAHULUAN. terjadi peningkatan secara cepat pada abad ke-21 ini, yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN.

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut Global Report On Diabetes yang dikeluarkan WHO pada tahun

AKTIVITAS FISIK DAN RASIO KOLESTEROL (HDL) PADA PENDERITA PENYAKIT JANTUNG KORONER DI POLIKLINIK JANTUNG RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA

HUBUNGAN TINGKAT KECUKUPAN ENERGI, PROTEIN, LEMAK DAN KARBOHIDRAT DENGAN KADAR GULA DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE II RAWAT JALAN DI RSUD

I. PENDAHULUAN. Obesitas adalah kondisi kelebihan berat tubuh akibat tertimbunnya lemak,

Transkripsi:

HUBUNGAN ASUPAN ASAM LEMAK JENUH DAN TAK JENUH DENGAN KADAR KOLESTEROL HDL PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RSUD DR. MOEWARDI NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : RISKA NOVIANTI SOBARI J 310 100 090 PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014 1

HALAMAN PERSETUJUAN ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Judul Penelitian Nama Mahasiswa : Hubungan Asupan Asam Lemak Jenuh dan Tak Jenuh dengan Kadar Kolesterol HDL pada Pasien Penyakit Jantung Koroner di RSUD Dr. Moewardi : Riska Novianti Sobari Nomor Induk Mahasiswa : J 310 100 090 Telah Disetujui oleh Pembimbing Skripsi Program Studi Ilmu Gizi Jenjang S1 Fakuktas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta pada tanggal 18 Desember 2014 dan layak untuk dipublikasikan Menyetujui Surakarta, 18 Desember 2014 Pembimbing I Pembimbing II Ririn Yuliati, S.Si.T., M.Si Siti Zulaekah, A., M.Si NIP. 196706261991032001 NIK/ NIDN : 751/06-0612-7501 Mengetahui Ketua Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta Setyaningrum Rahmawaty, A., M.Kes, PhD NIK/ NIDN : 744/06-2312-7301 2

PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH Bismillahirrohmanirrohim Yang bertanda tangan di bawah ini, saya: Nama : RISKA NOVIANTI SOBARI NIM : J310 100 090 Fakultas/ Jurusan Jenis Judul : FIK/ S-1 ILMU GIZI : SKRIPSI : HUBUNGAN ASUPAN ASAM LEMAK JENUH DAN TAK JENUH DENGAN KADAR KOLESTEROL HDL PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RSUD DR. MOEWARDI Dengan ini menyatakan bahwa saya menyetujui untuk: 1. Memberikan hak bebas royalti kepada Perpustakaan UMS atas penulisan karya ilmiah saya, demi pengembangan ilmu pengetahuan. 2. Memberikan hak penyimpanan, mengalih mediakan/ mengalih formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikannya, serta menampilkan dalam bentuk softcopy untuk kepentingan akademis kepada Perpustakaan UMS, tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. 3. Bersedia dan menjamin untuk menanggung secara pribadi tanpa melibatkan pihak Perpustakaan UMS, dari semua bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran hak cipta dalam karya ilmiah ini. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan semoga dapat digunakan sebagaimana mestinya. Surakarta, 18 Desember 2014 Yang menyatakan, RISKA NOVIANTI SOBARI 3

HUBUNGAN ASUPAN ASAM LEMAK JENUH DAN TAK JENUH DENGAN KADAR KOLESTEROL HDL PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RSUD DR. MOEWARDI Riska Novianti Sobari, Ririn Yuliati dan Siti Zulaekah *Program studi Ilmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammmadiyah Surakarta; Email : riska.novianti48@yahoo.com ABSTRACT Introduction: Coronary Heart Disease (CHD) is impaired heart function resulting from blockage of blood vessels. One of the factors of CHD are dietary factors (saturated fatty acids and unsaturated). Objective: Knowing the relationship between intake of saturated fatty acids and unsaturated with HDL cholesterol levels of patients CHD in Dr. Moewardi provincial hospital. Research method: The type of research used in this study was observational research with Cross Sectional approach with 44 samples. Data collected include food intake obtained by recall food consumption and HDL cholesterol levels are obtained from the patient's medical record. Data were analyzed used Pearson Product Moment. Results: Patient CHD have by the intake of saturated fatty acids inadequate as much as 81.81%. Intake of unsaturated fatty acids adequate as much as 75%. Relationship was found between intake of saturated fatty acids with HDL cholesterol levels in patients CHD (p=0.001<0.05) and relationship was not found between intake of unsaturated fatty acids with HDL cholesterol levels in patients CHD (p=0,236>0.05). Conclusion: Significant relationship was found between the intake of saturated fatty acids with HDL cholesterol levels in patients CHD and relationship was not found between the intake of unsaturated fatty acids with HDL cholesterol levels in patients CHD. Key words: Saturated fatty acids, Unsaturated, HDL cholesterol levels Bibliography : 42, 2001-2014 PENDAHULUAN Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang jantung. Organ tersebut memiliki fungsi memompa darah ke seluruh tubuh. Kelainan pada organ tersebut dapat yang menyebabkan penyempitan pembuluh darah arteri yang mengalirkan darah ke otot jantung, sehingga mengakibatkan berkurangnya suplai oksigen dan nutrisi untuk menggerakkan jantung secara optimal. Penyempitan pembuluh darah tersebut disebabkan oleh pengendapan kalsium dan endapan lemak berwarna kuning yang dikenal dengan aterosklerosis (Soeharto, 2001). Menurut World Health Organization (WHO), penyakit kardiovaskular merupakan penyebab kematian dan kecacatan di seluruh dunia. Setiap tahun diperkirakan 17,3 juta orang meninggal akibat penyakit kardiovaskular. Sebanyak 7,3 juta diantaranya terjadi akibat penyakt jantung dan 6,2 juta akibat stroke (WHO, 2013). Di Indonesia pada tahun 2012 PJK menduduki peringkat pertama yang menyumbang angka kematian. Angka kematian akibat kejadian penyakit kardiovaskular 4

semakin meningkat sebesar 37% penduduk (WHO-NCD Country Profil, 2014). Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, menjelaskan bahwa prevalensi penyakit kardiovaskular (PJK, gagal jantung dan stroke) semakin meningkat seiring peningkatan umur. Prevalensi PJK secara keseluruhan sebesar 2%. Provinsi Jawa Tengah menduduki peringkat ke empat secara keseluruhan sebesar 1,4%. Faktor risiko penyakit jantung adalah umur, jenis kelamin, keturunan atau genetik, kebiasaan merokok, akivitas fisik yang kurang, obesitas, diabetes melitus, stres dan diet (kebiasaan atau pola makan). Faktor diet seperti asupan asam lemak tidak jenuh tunggal, serat larut air, karbohidrat komplek dan diet vegetarian akan berpengaruh positif terhadap peningkatan kadar kolesterol HDL (Almatsier, 2004). Faktor-faktor tersebut diduga dapat memberikan pengaruh terhadap kolesterol dalam darah (Soeharto, 2004). Konsumsi lemak yang berlebih akan menyebabkan peningkatan kadar kolesterol darah (Arisman, 2004). Berdasarkan penelitian Tuminah (2009), menyebutkan bahwa pola makan seperti konsumsi makanan yang tinggi lemak total atau lemak jenuh, kolesterol, serta kurangnya konsumsi karbohidrat merupakan faktor yang mempengaruhi kadar HDL dan merupakan faktor risiko PJK. Menurut Yusuf dkk (2013), menyatakan bahwa konsumsi lemak terutama asam lemak jenuh, akan berpengaruh terhadap kadar Low Density Lipoprotein (LDL) yang menyebabkan darah mudah menggumpal, selain itu asam lemak jenuh mampu merusak dinding pembuluh darah arteri sehingga menyebabkan penyempitan. Studi epidemiologi yang dilakukan Hardinsyah (2011), membuktikan bahwa terdapat hubungan positif yang bermakna antara konsumsi lemak, asam lemak jenuh menyebabkan hiperkolesterol yang merupakan faktor risiko dari PJK. Berdasarkan pengambilan data survei pendahuluan jumlah pasien PJK yang menjalani rawat inap di RSUD Dr. Moewardi setiap tahun semakin meningkat. Tahun 2013 pasien PJK sebanyak 497 pasien rawat inap (1%) berdasarkan jenis kelamin laki-laki sebesar 56%, dan perempuan 44%. Tahun 2014 dari bulan Januari sampai April tercatat pasien PJK yang menjalani perawatan rawat inap sebesar 159 (1%) berdasarkan jenis kelamin laki-laki sebesar 64,15% dan perempuan sebesar 35,84% (Rekam medis). Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti akan meneliti tentang hubungan asupan asam lemak jenuh dan tak jenuh dengan kadar kolesterol HDL pada pasien penyakit jantung koroner di RSUD Dr. Moewardi. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan studi observasional dengan rancangan penelitian cross sectional, dilaksanakan di Ruang Rawat Inap Aster di RSUD Dr. Moewardi. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2014. Populasi dalam penelitian adalah seluruh pasien PJK yang menjalani perawatan di ruang rawat inap Aster, berusia >20 tahun, memiliki pemeriksaan kadar kolesterol HDL, dengan atau tanpa komplikasi, 5

bersedia menjadi responden dan dapat berkomunikasi dengan jumlah sampel sebesar 44. Variabel yang diteliti adalah asupan asam lemak jenuh dan tak jenuh. Data yang dikumpulkan adalah asupan makan pasien denhan meliputi asupan asam lemak jenuh dan tak jenuh yang dikumpulkan dengan metode recall komsumsi makanan 3x24 jam berturut-turut. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat. Analisis univariat untuk mengetahui distribusi masing-masing variabel, sedangkan Analisis bivariat adalah analisis yang dilakukan untuk menguji hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat yaitu asupan asam lemak jenuh dan tak jenuh dengan kadar kolesterol HDL pada pasien PJK dilakukan dengan uji Person Product Moment. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Rumah sakit Dr. Moewardi memiliki 2 pelayanan kesehatan, yaitu pelayanan rawat jalan dan rawat inap. Pelayanan medis di RSUD Dr. Moewardi terdiri dari ICU, ICCU, PICU, penyakit dalam, kardiologi, bedah, anak, obstetri, ogynekologi, perinatologi, penyakit kulit dan kelamin, paru, jiwa, gigi, mulut, radioterapi, perinatologi dan telinga hidung tenggorokan (THT). Ruang Aster merupakan ruang khusus perawatan penyakit kardiologi, ruang aster 3 khusus melayani pasien rawat jalan sedangkan ruang Aster 5 merupakan ruang perawatan rawat inap yang tediri dari ruang perawatan VIP dan ruang perawatan kelas I, II dan III. B. Hasil Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah pasien PJK yang menjalani perawatan rawap inap di RSUD Dr. Moewardi berjumlah 44 subjek yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. 1. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Umur Umur subjek penelitian dikategorikan menjadi beberapa kategori yaitu: 19-29 tahun, 30-49 tahun, 50-64 tahun dan 65-80 tahun (AKG, 2013). Tabel 1. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Umur Jenis Kelamin n Persentase(%) 19-29tahun 1 2.3 30-49 tahun 9 20.5 50-64 tahun 25 56.8 65-80 tahun 9 20.5 Berdasarkan Tabel 1, menunjukkan bahwa umur subjek penelitian berkisar dari 25-80 tahun dengan frekuensi terbesar adalah umur 50-64 tahun (56.8%). Umur merupakan salah satu faktor risiko yang mempengaruhi kadar kolesterol darah. Peningkatan kolesterol total terjadi seiring dengan penambahan usia (Bintanah dan Muryati, 2008). 2. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan subjek penelitian dikategorikan menjadi beberapa kategori yaitu: SD, SMP, SMA dan perguruan tinggi (PT). Tabel 2. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tingkat Persentase n Pendidikan (%) SD 4 9.09 SMP 7 15.90 SMA 31 70.45 PT 2 4.54 Berdasarkan Tabel 2, menunjukkan bahwa sebagian besar pendidikan subjek penelitian (70.45%) adalah SMA dan paling sedikit berpendidikan SD (9.09%). 6

3. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Pekerjaan Tingkat pekerjaan subjek penelitian dikategorikan menjadi tidak bekerja, PNS, wiraswasta, pegawai swasta dan lain-lain. Tabel 3. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Pekerjaan Pekerjaan n Persentase (%) Tidak bekerja 10 22.72 PNS 1 2.27 Wiraswasta 6 13.63 Pegawai swasta 16 36.36 Lain-lain 11 25 Berdasarkan Tabel 3, menunjukkan bahwa sebagian besar subjek penelitian (36,36%) merupakan pegawai swasta. Faktor pekerjaan bukan faktor utama terjadinya PJK, tetapi sebagai faktor pendukung terjadinya PJK. 4. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis kelamin dikategorikan menjadi jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Tabel 4. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin n Persentase (%) Laki-laki 44 100 Perempuan 0 0 Berdasarkan Tabel 4, menunjukkan bahwa keseluruhan subjek penelitian berjenis kelamin lakilaki (100%). Laki-laki memiliki resiko PJK 2-3 kali lebih besar dibandingkan dengan perempuan (Anwar, 2004). 5. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Asupan Asam Lemak Jenuh Asupan asam lemak jenuh dikategorikan menjadi baik (asupan asam lemak jenuh 10% dari total kebutuhan energi sehari) dan tidak baik (>10% dari total kebutuhan energi sehari). Tabel 5. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Asupan Asam Lemak Jenuh Variabel Kategori n Persentase (%) Asupan asam lemak jenuh Baik 10% Tidak Baik >10% 8 18.18 36 81.81 Berdasarkan Tabel 5, menunjukan bahwa sebagian besar subjek penelitian memiliki asupan asam lemak jenuh termasuk dalam kategori tidak baik sebesar 81.81% dan asupan asam lemak jenuh baik sebesar 18.18%. 6. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Asupan Asam Lemak Tak Jenuh Asupan asam lemak tak jenuh dikategorikan menjadi baik (asupan asam lemak jenuh 10% dari total kebutuh Tabel 6. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Asupan Asam Lemak Tak Jenuh Variabel Kategori N Persentase (%) Asupan baik 33 75 asam lemak tak jenuh 10% Tidak baik <10% 11 25 7

Berdasarkan Tabel 6, menunjukkan asupan asam lemak tak jenuh subjek penelitian sebagian besar termasuk dalam kategori baik sebesar 75% dan asupan asam lemak tak jenuh yang termasuk dalam kategori tidak baik sebesar 25%. 7. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Kadar Kolesterol HDL Kadar kolesterol subjek penelitian dikategorikan menjadi tidak normal dan normal. Tabel 7. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Kadar Kolesterol HDL Variabel Kategori n Persentase (%) Kadar Tidak kolesterol Normal 40 90.90 HDL Normal 4 9.09 Berdasarkan Tabel 7, menunjukkan bahwa kadar kolesterol HDL subjek penelitian sebagian besar termasuk dalam kategori tidak normal 90.90% dan yang termasuk dalam kategori normal sebesar 9.09%. 8. Hubungan asupan asam lemak jenuh dengan kadar kolesterol HDL Asupan asam lemak jenuh didapatkan dari hasil recall konsumsi makanan selama 3 x 24jam dan dibandingkan dengan asupan dari rumah sakit atau standar menu dari RSUD Dr. Moewardi kemudian dikategorikan. Hasil uji korelasi antara asupan asam lemak jenuh dengan kadar kolesterol HDL dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Hubungan Antara Asupan Asam Lemak Jenuh dengan Kadar Kolesterol HDL Kadar Kolesterol HDL p Asupan asam Normal Tidak normal Total lemak jenuh n % n % n % Baik 10% 3 37.5 5 62.5 8 100 Tidak baik >10% 1 2.77 35 97.2 36 100 Berdasarkan Tabel 8, menunjukkan pada subjek penelitian dengan kadar kolesterol HDL normal terlihat bahwa asupan asam lemak jenuh baik lebih besar (37.5%), dibandingkan dengan asupan asam lemak jenuh tidak baik (2.77%). Tidak demikian pada subjek penelitian dengan kadar kolesterol HDL tidak normal terlihat bahwa asupan asam lemak jenuh tidak baik lebih besar (97.22%), dibandingkan asupan asam lemak jenuh baik (62.5%). Berdasarkan hasil uji bivariat dengan menggunakan Uji Pearson Product Moment antara asupan asam lemak jenuh dengan kadar kolesterol HDL diperoleh nilai p=0.001. Nilai p (<0.05) maka Ho ditolak dan dapat 0,001 disimpulkan bahwa ada hubungan antara asupan asam lemak jenuh dengan kadar kolesterol HDL pasien PJK. Kekuatan hubungan ditunjukkan dengan nilai r (correlation coefficient) sebesar 0.466. Hal ini membuktikan bahwa hubungan antar variabel sangat kuat (mendekati nilai 1) dan hubungan bersifat positif. Asupan asam lemak jenuh pasien PJK di RSUD Dr. Moewardi sebagian besar termasuk dalam kategori tidak baik (>10%) atau sebanyak 36 subjek penelitian sebesar 81.81%. Perbandingan asupan asam lemak jenuh dengan asam lemak tak jenuh, asupan asam lemak jenuh lebih mendominasi sebesar 63.63%, asupan asam lemak 8

jenuh bersumber dari bahan makan seperti daging sapi dan daging ayam. Hasil penelitian asupan asam lemak jenuh dengan kadar kolesterol HDL terdapat hubungan dengan mekanisme asupan asam lemak jenuh mempengaruhi penurunan kadar kolesterol HDL dengan cara mengambat kerja enzim LCAT dari jaringa ndan menurunkan faktor pembentukan kolesterol HDL yaitu Apoliprotein A-1. Apoliprotein A-1 yang menurun akan mengakibatkan pembentukan kolesterol HDL menjadi terhambat. Hubungan didukung pula oleh faktor risiko yang lain seperti genetik, aktivitas fisik, penyakit penyerta, stres, kebiasaan merokok, obesitas dan asupan obat-obat. Pada penelitian ini diketahui bahwa faktor yang mempengaruhi kadar kolesterol pada saat penelitian berlangsung yaitu konsumsi obat jenis sinvastatin yang termasuk ke dalam obat penurun kolesterol yang memberikan efek penurunan kadar kolesterol dalam darah. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan Sulastri dkk (2005), menyebutkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan dan konsisten antara asupan asam lemak jenuh dengan kadar kolesterol plasma. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Dwiani (2004), menyatakan bahwa tidak ada pengaruh antara tingkat konsumsi asam lemak jenuh terhadap kadar lipid darah pasien PJK. Menurut Prasetyawati (2009), menyebutkan bahwa tidak ada hubungan antara asupan asam lemak jenuh dengan kejadian dislipidemia. 9. Hubungan Antara Asupan Asam Lemak Tak Jenuh dengan Kadar Kolesterol HDL Asupan asam lemak tak jenuh didapatkan dari hasil recall konsumsi makanan selama 3x24 jam dan dibandingkan dengan asupan dari rumah sakit atau standar menu dari RSUD Dr. Moewardi kemudian dikategorikan. Hasil uji korelasi antara asupan asam lemak tak jenuh dengan kadar kolesterol HDL dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Hubungan Antara Asupan Asam Lemak Tak Jenuh dengan Kadar Kolesterol HDL Asupan asam Kadar Kolesterol HDL p lemak tak Normal Tidak normal Total jenuh n % n % n % Baik 10% 2 6.06 31 93.93 33 100 Tidak baik 0,236 2 18.18 9 81.81 11 100 <10% Berdasarkan Tabel 9, asupan asam lemak tak jenuh baik menunjukkan bahwa pada subjek lebih besar (93.93%) dibandingkan penelitian dengan kadar kolesterol HDL normal terlihat bahwa asupan asupan asam lemak tak jenuh tidak baik (81.81%). Berdasarkan hasil uji asam lemak tak jenuh tidak baik lebih bivariat dengan menggunakan Uji besar (18.18%) dibandingkan dengan Pearson Product Moment antara asupan lemak tak jenuh baik (6.06%). asupan asam lemak tak jenuh dengan Tidak demikian dengan subjek kadar kolesterol HDL diperoleh nilai penelitian dengan kadar kolesterol HDL tidak normal terlihat bahwa p=0.236. Nilai p (>0.05) maka Ho diterima dan dapat disimpulkan bahwa 9

tidak ada hubungan antara asupan asam lemak tak jenuh dengan kadar kolesterol HDL pasien PJK. Kekuatan hubungan ditunjukan dengan nilai r (correlation coefficient) sebesar-0.183. Hal ini membuktikan bahwa hubungan antar variabel kuat (mendekati nilai -1) dan hubungan bersifat negatif atau berbanding terbalik. Asupan asam lemak tak jenuh pasien PJK di RSUD Dr.Moewardi sebagian besar termasuk ke dalam kategori baik ( 10%) atau sebanyak 33 subjek penelitian sebesar 75%. Asupan asam lemak tak jenuh lebih sedikit (58.81%),dibandingkan dengan asupan asam lemak jenuh. Asupan asam lemak tak jenuh bersumber dari bahan makan nabati seperti kacangkacangan, biji-bijian dan minyak kelapa sawit. Hasil penelitian asupan asam lemak tak jenuh dengan kadar kolesterol HDL tidak terdapat hubungan, Menurut teori Pepper (2008), menyatakan bahwa asupan asam lemak tak jenuh yang tinggi akan meningkatkan apolipoprotein A- 1, apolipoprotein A-1 merupakan komponen utama dari HDL. Menurunkan sintesis dari VLDL, menyebabkan produksi LDL berkurang kemudian asam lemak tidak membentuk trigliserida pada VLDL selanjutnya VLDL akan dioksidasi sebagai sumber energi, kolesterol HDL dapat mengangkut kembali kolesterol yang berlebih ke hati dan akibatnya kolesterol tidak akan menumpuk. Penurunan kadar kolesterol HDL dipengaruhi oleh faktor risiko yang lain seperti genetik, aktivitas fisik, penyakit penyerta, stres, kebiasaan merokok, obesitas dan asupan obat-obat. Pada penelitian ini diketahui bahwa faktor yang mempengaruhi kadar kolesterol HDL pada saat penelitian berlangsung yaitu konsumsi obat jenis sinvastatin yang termasuk ke dalam obat penurun kolesterol yang memberikan efek penurunan kadar kolesterol dalam darah, sehingga meskipun asupan asam lemak tak jenuh sudah dalam kategori baik tetap saja terjadi penurunan kadar kolesterol HDL dalam darah. Sejalan dengan penelitian Tuminah (2009), bahwa asupan asam lemak tak jenuh yang tinggi dapat menurunkan kadar kolesterol HDL darah. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Dwiani (2004), menyatakan bahwa terdapat pengaruh antara tingkat konsumsi lemak (lemak total, asam lemak jenuh, asam lemak tak jenuh dan kolesterol) terhadap kadar kolesterol total darah dan terdapat pengaruh antara tingkat konsumsi lemak (lemak total, asam lemak tak jenuh dan kolesterol) terhadap kadar lipida dalam darah pasien PJK. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan Sulastri dkk (2005), menyebutkan bahwa terdapat hubungan antara asupan asam lemak tak jenuh dengan kadar kolesterol HDL darah. KESIMPULAN Berdasarkan uraian sebelumnya dapat disimpulkan bahwa subjek penelitian berumur 50-64 tahun 56.8%, tingkat pendidikan subjek penelitian sebagian besar SMA 70.45%, bekerja sebagai pegawai swasta 36.36%, keseluruhan subjek penelitian berjenis kelamin laki-laki 100%. Asupan asam lemak jenuh tidak baik sebesar 81.81%, Asupan 10

asam lemak tak jenuh baik sebesar 75% dan kadar kolesterol HDL tidak normal sebesar 90.90%. Hubungan signifikan ditemukan antara asupan asam lemak jenuh dengan kadar kolesterol HDL pada pasien PJK di RSUD Dr. Moewardi. DAFTAR PUSTAKA Almatsier, S. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama : 63-70 Anwar, TB. 2004. Penyakit Jantung Koroner Dan Hipertensi. Ahli Penyakit Jantung Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Digitized by USU digital library Arisman. 2004. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta : EGC Bintanah, D dan Muryati. 2008. Hubungan Konsumsi Lemak Dengan Kejadian Hiperkolesterolemia Pada Pasien Rawat Jalan Di Poliklinik Jantung Rumah Sakit Umum Daerah Kraton Kabupaten Pekalongan. J Kesehat Masy Indonesia. Vol 6 no 1 Th 2010 Dwiani, R. 2004. Pengaruh Tingkat Konsumsi Lemak Terhadap Kadar Lipida Darah (Studi Pada Pasien Pjk Rawat Jalan Di RS Panti Wilasa Citarum 2004). Skripsi. Semarang : Universitas Diponegoro Hardinsyah. 2011. Analisis Konsumsi Lemak, Gula dan Garam Penduduk Indonesia. Gizi Indon 2011, 34(2):92-100 Pepper, G. 2008. Getting To The Heart Of The Matter. Diakses 12 september 2014. http:// www. Metabolism.com/ healtmatter Prasetyawati. 2009. Hubungan Antara Asupan Asam Lemak Jenuh Dan Lingkar Pinggang Dengan Dislipidemia Pada Pasien Rawat Jalan Di Poliklinik Penyakit Dalam RS. Al-Islam Bandung. Skripsi. Semarang : Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Riskesdas. 2013. Riset Kesehatan Dasar, Laporan Nasional Riskesdas 2012. Badan Penelitian Dan Pengembangan Republik Indonesia Soeharto, I. 2004. Serangan Jantung Dan Stroke Hubungannya Dengan Lemak dan kolesterol. Jakarta : PT SUN Sulastri, D., Rahayuningsih, S., Purwantyastuti. 2005. Pola Asupan Lemak, Serat, Dan Antioksidan, Serta Hubungannya Dengan Profil Lipid Pada Laki-Laki Etnik Minangkabau. Maj Kedokt Indo, Volum : 55 2 Tuminah, S. 2009. Efek Asam Lemak Jenuh Dan Asam Lemak Tak Jenuh Trans Terhadap Kesehatan. Media Penelitian Dan Pengembang Kesehatan volume XIX tahun 2009, suplemen II World Health Organization- NCD Country Profiles of Indonesia. 2014 World Health Organization. 2013. Cardiovascular Disease (CVDs). Diakses : 23 Mei 2014. http:// www. WHO. Int/ Media Centre/ Factsheet/ N 317. htm. 11

Yusuf, F., Sirajuddin, S., Najamuddin, U. 2013. Analisis Kadar Asam Lemak Jenuh Dalam Gorengan Dan Minyak Bekas Hasil Penggorengan Makanan Jajanan Di Lingkungan Workshop Universitas Hasanuddin. Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin 12