BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan bergulirnya era reformasi, maka tuntutan akan. membutuhkan adanya kepastian dalam menerima pelayanan, sehingga

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pembagian daerah di Indonesia pada dasarnya diatur dalam undangundang

BAB I PENDAHULUAN. orang-orang dalam bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang telah

BAB I PENDAHULUAN. hidup, sebab organisasi adalah himpunan manusia untuk dapat memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan tempat atau alat dilaksanakannya berbagai kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Mengelola Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi hal yang teramat penting pada

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA KARYAWAN DI PERUSDA PERCETAKAN KLATEN

Sehingga dalam kaitan dengan kinerja pegawai, mahsun (2013:25), menjelaskan kinerja (performance) merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian

BAB I PENDAHULUAN. dalam segala bidang kehidupan, termasuk perubahan di dalam sistem

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan suatu rangkaian sistem yang terdiri dari beberapa

BAB I PENDAHULUAN. peluang baru bagi proses pembangunan daerah di Indonesia. Di dalam melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Kedudukannya jauh dari sekedar alat produksi dan penggerak aktivitas

I. PENDAHULUAN yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Bengkalis. Adanya

BAB I PENDAHULUAN. pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,

BAB I PENDAHULUAN. Dunia telah memasuki era perubahan dan transformasi yang sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi jabatan dalam penyelenggaraan negara dan pembangunan. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. bidang pemerintahan sekarang ini telah terjadi perubahan yang sangat besar. Salah

BAB I PENDAHULUAN. Tata kelola kepemerintahan yang baik (Good Governance) merupakan issue

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, dan pembangunan. Pegawai Negeri Sipil unsur yang

BAB I PENDAHULUAN. dengan yang sudah ditentukan. Saat ini good governance sangat ramai. yang dipimpin oleh seorang atasan terhadap pegawai-pegawainya.

I. PENDAHULUAN. Ada kecenderungan bahwa beberapa indikator aparatur didalam sebuah

BAB I PENDAHULUAN. tujuan bersama yang diinginkan serta terlibat dengan peraturan-peraturan yang

BAB I PENDAHULUAN. penghargaan kepada karyawan, jika mereka melakukan pekerjaan sesuai dengan target-target

BAB I PENDAHULUAN. memasuki era pemerintahan yang kompetitif tersebut. Kemampuan ini sangat

BAB I PENDAHULUAN. dimana orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional, sistematis,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan pesatnya perkembangan zaman dan semakin kompleksnya

bidang akan tergantung pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan

I. PENDAHULUAN. sebagai dampak globalisasi memaksa organisasi pemerintah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Wujud otonomi daerah yang diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor

BAB 1 PENDAHULUAN. penerapan sistem pertanggung jawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan organisasi tidak terlepas dari unsur-unsur yang

PENGARUH MOTIVASI, POLA KEPEMIMPINAN, DAN PENGEMBANGAN KARIR TERHADAP KINERJA KARYAWAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Instansi Pemerintah adalah organisasi yang merupakan kumpulan orangorang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia merupakan salah satu penggerak utama atas

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan pertumbuhan dan perkembangan perusahaan disisi lain

BAB I PENDAHULUAN. sekelompok manusia sangat diperlukan untuk dapat bersosialisasi dan bekerja

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perusahaan. Orang (manusia) merupakan elemen yang selalu

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan paling lama 6 (enam) bulan setelah kepala daerah dilantik. Bandung mempunyai tugas pokok membantu kepala daerah dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi birokrasi pada hakikatnya merupakan upaya untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan tersebut terdapat suatu tujuan yang sama yakni mengharapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas yang dihasilkan dari suatu sistem informasi. Informasi yang

I. PENDAHULUAN. mengembangkan sistem pemerintahan yang baik (Good Governance), yaitu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sedarmayanti (2007:53 Yuniarsih dan Suwatno (2011 :1)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka meningkatkan citra, kerja dan kinerja instansi pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan khususnya bagi masyarakat petani. mereka mampu memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia secara efektif

MANAJEMEN KINERJA (PENGUKURAN, TITIK KRUSIAL, TINDAKAN STRATEGIS, DAN GAMBARAN RESIKO BESERTA PELUANG MANAJEMEN KINERJA.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. adanya ketaatan atas aturan dan juga kebijakan-kebijakan perusahaan, maka diharapkan

PENILAIAN KINERJA PEGAWAI DI KANTOR KECAMATAN TENGGILIS MEJOYO KOTA SURABAYA SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. Perubahan yang terjadi dengan cepat dalam segala aspek kehidupan. sebagai dampak globalisasi memaksa organisasi pemerintah untuk

BAB I PENDAHULUAN. sangat luas. Pelayanan Publik adalah segala kegiatan dalam rangka pemenuhan

BAB I PENDAHULUAN. organisasi perusahaan. Sumber daya manusia merupakan asset utama bagi


BAB I PENDAHULUAN. informasi dan mengambil keputusan dengan cepat dan akurat. Kemampuan tersebut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pemerintah daerah sekarang ini dihadapkan oleh banyaknya tuntutan baik dari

BAB I PENDAHULUAN. masalah, kendala, dan keterbatasan yang menyebabkan gagal, kurang berhasil atau

BAB I PENDAHULUAN. di berbagai bidang memerlukan tenaga yang berkualitas, yaitu manusia yang dapat. kualitas sumber daya manusia yang tinggi pula..

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kondisi global yang semakin maju membawa dampak

BAB I PENDAHULUAN. pegawai-pegawai yang mampu berprestasi dan fleksibel untuk suatu instansi dalam

BAB I PENDAHULUAN. professional. Semua ini bertujuan agar organisasi memiliki sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitasnya secara terus menerus dan berkelanjutan (continuous

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam menghadapi persaingan di era globalisasi perusahaan dituntut untuk

Kebijakan Bidang Pendayagunaan Aparatur Negara a. Umum

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kepemerintahan yang baik (good governance). Good governance adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Kinerja birokrasi pada era reformasi dan otonomi daerah menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggara setiap organisasi dalam melakukan kegiatan kerjasama

Kajian Tentang Kinerja Tenaga Kerja Kontrak Daerah (TKD2) Pada Dinas Pendidikan Kabupaten Kutai Timur

BAB I PENDAHULUAN. Alexandros dkk (2005) dalam penelitiannya mengenai implementasi metodologi

PENGARUH KEPEMIMPINAN, MOTIVASI, DAN KOMUNIKASI TERHADAP PRODUKTIFITAS KERJA PEGAWAI PADA KANTOR CAMAT GATAK KABUPATEN SUKOHARJO TESIS

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB 1 PENDAHULUAN. tempat atau wadah dimana semua orang berkumpul, berkerjasama secara rasional

perseorangan dengan kinerja organisasi. Dengan kata lain bila kinerja

BAB I PENDAHULUAN. Searah dengan perkembangan zaman, khususnya Negara Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN. Pemahaman mengenai good governance mulai dikemukakan di Indonesia

BAB I` PENDAHULUAN. Senada dengan Tjutju Yuniarsih dan Suwatno (2008: 1) mengemukakan. bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. suatu organisasi memiliki prosedur kerja yang baik, struktur organisasi yang

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki budaya yang merupakan ciri khas organisasi

BAB I PENDAHULUAN. penting untuk pencapaian tujuan perusahaan agar lebih terarah. Untuk

BAB IV VISI DAN MISI DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan suatu aset sehingga perlu dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan sistem manajemen pemerintahan dan pembangunan antara lain

I. PENDAHULUAN. Reformasi keuangan di Indonesia ditandai dengan lahirnya tiga paket undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. organisasi, dan juga memiliki teknologi, tetatpi di dalam organisasi tersebut tidak

BAB I PENDAHULUAN. adalah rendahnya tingkat kinerja pegawai struktural di Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan Kabupaten Bandung Barat.

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA BAGIAN HUKUM SETDA KOTA SALATIGA TAHUN 2017

Bab I PENDAHULUAN. berkeadilan sosial dalam menjalankan aspek-aspek fungsional dari

BAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. serta bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN). Upaya pengembangan tersebut sejalan dengan Undang-undang Nomor 28

BAB I PENDAHULUAN. adalah salah satu lembaga teknis di lingkungan Pemerintah Kota Bandung. Awal

BAB I PENDAHULUAN. lainnya sehingga harus benar-benar dapat digunakan secara efektif dan efisien

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian kinerja atau performance merupakan gambaran mengenai

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan politik dan penyelenggaraan negara yang ditandai dengan bergulirnya era reformasi, maka tuntutan akan kebutuhan masyarakat dalam segala hal semakin meningkat bahkan juga membutuhkan adanya kepastian dalam menerima pelayanan, sehingga kebutuhan akan performance aparatur pemerintah semakin meningkat pula yang pada gilirannya diharapkan dapat mengantarkan pemerintahan yang oleh para masyarakat disebut Good Governance yang dicirikan dengan peningkatan kinerja pemerintah, dimana pada masa sebelumnya lebih berorientasi pada kekuasaan, kurang berorientasi pada pelayanan sehingga banyak hak-hak masyarakat terhadap pemerintah sering terabaikan. Semangat reformasi telah mewarnai pendayagunaan aparatur negara dengan tuntutan untuk mewujudkan administrasi negara yang mampu mendukung kelancaran dan keterpaduan pelaksanaan tugas dan fungsi penyelenggaraan pemerintah negara dan pembangunan. Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat utama untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan dan cita-cita bangsa dan negara. Dalam rangka itu, diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas dan nyata sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara 1

2 berdaya guna, bersih dan bertanggung jawab. Dimana setiap individu pada tiap jajaran aparatur bertanggung jawab atas setiap tugas yang dibebankan pada dirinya sesuai peraturan dan perundangan yang berlaku. Tuntutan kondisi seperti di atas memberikan isyarat untuk memposisikan masyarakat sebagai subyek dan sekaligus sebagai obyek yang harus dilayani oleh aparat pemerintah dalam hal pemenuhan kebutuhan. Dengan demikian maka aparat pemerintah adalah merupakan komponen utama dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Kecamatan Lengkong merupakan suatu organisasi pemerintahan yang secara langsung terlibat dengan pelayanan terhadap publik dan bertanggungjawab dalam meningkatkan pelayanan umum kepada masyarakat sesuai kewenangan daerah. Nuansa perubahan reformasi menjadi wahana baru pendayagunaan aparatur negara dengan tuntutan mewujudkan administrasi negara yang mampu mendukung kelancaran dalam pelaksanaan yang efektif dan efisien. Kepemerintahan yang baik (good governance) merupakan issue yang paling mengemuka dalam pengelolaan administrasi publik. Tuntutan gencar yang dilakukan oleh masyarakat kepada pemerintah untuk melaksanakan penyelenggaraan pemerintah yang baik adalah sejalan dengan meningkatnya pengetahuan masyarakat, disamping adanya pengaruh globalisasi. Penyelenggaraan pemerintahan dengan pola-pola yang lama sudah tidak sesuai lagi bagi masyarakat yang telah berubah. Oleh karena itu, tuntutan itu merupakan hal yang wajar dan sudah seharusnya di respon oleh pemerintah

3 dengan melakukan perubahan-perubahan yang terarah pada terwujudnya penyelenggaraan pemerintah yang baik. Kondisi seperti itu telah mendorong pemerintah untuk melakukan suatu pengembangan nilai-nilai dasar budaya kerja aparatur negara secara intensif pada jajaran aparatur penyelenggara pemerintah, sebagai upaya prepentif membangun perilaku dan sikap aparatur pemerintah daerah dalam melaksanakan pelayanan kepada masyarakat secara profesional dan produktif serta upaya menumbuhkan dan meningkatkan semangat kerja, disiplin dan tanggung jawab, agar dalam penyelenggaraan pemerintah sesuai dengan sasaran yang diinginkan oleh masyarakat. Budaya kerja aparatur negara adalah pola rasa, pikiran, pandangan, sikap perilaku dan sikap tindakan yang menjadi kebiasaan dalam bekerja sehari-hari bagi setiap individu atau kelompok kerja aparatur negara yang diyakini dan dipedomi, serta penyelenggaraan pemerintah, pembangunan dan pelayanan masyarakat. Untuk mengimbangi dan mengantisipasi tuntutan yang terjadi diperlukan sumber daya manusia yang terampil dan berkualitas serta profesional dalam bidangnya. Sumber daya manusia merupakan unsur penting dalam organisasi yang harus dikelola dengan baik agar maksud, tujuan dan misi Kecamatan Lengkong dapat dicapai. Sumber daya manusia perlu dikembangkan secara terus menerus agar diperoleh sumber daya yang bermutu dalam arti yang sebenarnya, yaitu pekerjaan yang dilaksanakannya akan menghasilkan sesuatu yang memang

4 dikehendaki. Bermutu, bukan hanya berarti pandai saja tetapi memenuhi semua syarat kualitatif yang dituntut pekerjaan itu, sehingga dapat diselesaikan sesuai rencana. Syarat kualitatif itu mencakup kemampuan, kecakapan, keterampilan, kepribadian, sikap dan perilaku. Pada dasarnya pengelolaan sumber daya manusia dalam meningkatkan keahlian dan kemampuan agar menjadi sumber daya manusia yang efektif dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya lingkungan kerja yang mendukung bagi ketenangan dan kelancaran pelaksanaan tugas. Kinerja pegawai mempunyai hubungan yang erat dengan masalah produktivitas karena merupakan indikator dalam menentukan bagaimana usaha untuk mencapai tingkat produktivitas yang tinggi dalam suatu organisasi. Usaha untuk meningkatkan kinerja merupakan suatu keharusan bagi seorang pimpinan dalam menggerakan bawahannya agar mereka mau berkerja sesuai dengan apa yang menjadi tujuan organisasi. Setiap individu memiliki tingkat kinerja yang berbeda-beda sesuai dengan penilaian yang berlaku di dalam organisasi. Masalah peningkatan kinerja merupakan tujuan dan perhatian utama dari setiap organisasi. Kinerja pegawai yang tinggi sangat dibutuhkan oleh organisasi untuk dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Standar kinerja perlu dirumuskan guna dijadikan tolok ukur dalam mengadakan perbandingan antara apa yang telah dilakukan dengan apa yang diharapkan, kaitannya dengan pekerjaan atau jabatan yang telah dijadikan sebagi ukuran dalam mengadakan pertanggungjawaban terhadap apa yang

5 telah dilakukan. Untuk mendapatkan gambaran tentang kinerja seseorang, maka perlu pengkajian khusus tentang kemampuan dan motivasi. Seorang pegawai mungkin akan dihadapkan pada suatu situasi maupun kebiasaan-kebiasaan yang berbeda saat ia berada di lingkungan kerja yang lain. Usaha untuk menyesuaikan diri haruslah dilakukannya untuk bisa masuk dalam lingkungan baru tersebut. Kebiasaan-kebiasaan itu termasuk ke dalam ruang lingkup Budaya Organisasi. Budaya organisasi akn memberikan suatu gambaran yang mendasar tentang bagaimana pemahaman yang dimiliki oleh para pegawai terhadap suatu permasalahan yang harus diselesaikan, serta menunjukkan bagaimana cara para pegawai itu berperilaku. Budaya organisasi berhubungan dengan bagaimana para pegawai mempersepsikan karakteristik dari budaya suatu organisasi, tidak dengan apakah mereka menyukai budaya tersebut atau tidak. Dalam suatu budaya organisasi yang besar tentu akan memiliki suatu budaya yang dominan. Budaya dominan itu mengungkapkan nilai-nilai inti yang dianut bersama oleh mayoritas pegawai untuk mencerminkan masalah, situasi, atau pengalaman bersama yang dihadapi para pegawai. Budaya organisasi merupakan kerangka kerja yang menjadi pedoman tingkah laku sehari-hari dan membuat keputusan untuk karyawan dan mengarahkan tindakan mereka untuk mencapai tujuan organisasi. Budaya organisasi harus sejalan dengan tindakan organisasi pada bagian lain seperti

6 perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian agar diperoleh sumber daya manusia yang mempunyai kinerja yang memadai. Pembangunan kecamatan merupakan bagian integral dan tidak dapat terpisahkan dari pembangunan regional maupun nasional. Oleh karena itu kedudukan kecamatan sebagai perangkat daerah memiliki peranan yang cukup strategis dan cukup menentukan dalam pembangunan nasional, karena kecamatan merupakan ujung tombak dalam penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan serta garda terdepan dalam pemberian pelayanan kepada masyarakat. Kecamatan Lengkong merupakan perangkat daerah Kota Bandung yang mempunyai wilayah kerja tertentu, dipimpin oleh camat dan bertanggung jawab kepada Walikota Bandung melalui Sekretaris daerah Kota Bandung, menerima sebagian kewenangan yang diberikan oleh walikota bandung dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya, serta senantiasa harus memperhatikan aspirasi dan potensi yang berkembang diwilayah kerjanya dengan berprinsip kepada tata penyelenggaraan pemerintahan yang baik. Berdasarkan hasil penjajagan yang peneliti lakukan pada Kecamatan Lengkong Kota Bandung, masih terdapat masalah yang memperlihatkan rendahnya kinerja pegawai yang terlihat dari indikator-indikator kinerja sebagai berikut : 1. Kualitas kerja yang masih rendah. Contoh : Pegawai pada seksi pemerintahan Kecamatan Lengkong kurang teliti pada saat turun langsung ke lapangan dalam meninjau lokasi tanah yang akan di buat

7 surat akta tanah, hal ini menimbulkan adanya tumpang tindih dalam kepemilikan surat tanah. 2. Penyelesaian pekerjaan tidak tepat waktu. Contoh : Penyerahan surat akta tanah yang diberikan oleh seksi Pemerintahan Kecamatan Lengkong tidak tepat waktu sesuai dengan yang ditentukan. Surat akta tanah tersebut seharusnya diserahkan tanggal 18 juni 2008, tetapi mengalami keterlambatan selama 2 hari. Kinerja pegawai yang masih rendah pada Kecamatan Lengkong Kota Bandung seperti diuraikan diatas, diduga disebabkan belum melaksanakan karakteristik budaya organisasi yaitu sebagai berikut : 1. Kurangnya perhatian pegawai terhadap tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Contoh : Pegawai pada seksi pemerintahan Kecamatan Lengkong kurang memperhatikan ketelitian terhadap pembuatan surat akta tanah yang mengakibatkan adanya kepemilikan ganda dalam satu tanah. 2. Rendahnya orientasi tim dari karekteristik budaya organisasi Kecamatan Lengkong, Contoh: petugas seksi pemerintahan pada pembuatan surat akta tanah dimana kurangnya kerjasama dalam tim yang menyebabkan keterlambatan dalam pembuatan surat akta tanah. Melihat fenomena diatas, menarik untuk diteliti lebih lanjut tentang betapa pentingnya budaya organisasi yang berakibat pada peningkatan kinerja pegawai pada Kecamatan Lengkong Kota Bandung secara maksimal yang

8 harus dicapai. Peneliti bermaksud untuk mengadakan penelitian lebih lanjut yang dituangkan dalam bentuk skripsi dengan judul : HUBUNGAN BUDAYA ORGANISASI DENGAN KINERJA PEGAWAI PADA KECAMATAN LENGKONG KOTA BANDUNG. B. Perumusan Masalah Mengubah suatu budaya yang telah tertanam sejak lama memang merupakan pekerjaan yang melelahkan, namun tetap harus ditekuni dengan penuh kesabaran karena perubahan akan selalu membutuhkan waktu yang panjang. Usaha untuk melakukan perubahan merupakan suatu tantangan bagi organisasi tentang bagaimana strategi orang-orang terkait dalam menciptakan situasi baru yang lebih baik daripada sebelumnya sehingga dapat dipetik hasil yang memuaskan sebagi bekal untuk melangkah lebih jauh. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka peneliti mencoba mengidentifikasikan masalah mengenai Budaya Organisasi dan Kinerja, adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana hubungan antara Budaya Organisasi dengan Kinerja pegawai pada Kecamatan Lengkong Kota Bandung. 2. Faktor-faktor apa saja yang menjadi penghamabat dalam pelaksanaan Budaya Organisasi untuk meningkatkan Kinerja pegawai pada Kecamatan Lengkong Kota Bandung.

9 3. Usaha-usaha apa saja yang dilakukan untuk mengatasi hambatanhambatan dalam pelaksanaan Budaya Organisasi untuk meningkatakan kinerja pegawai pada Kecamatan Lengkong Kota Bandung. C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian a. Menemukan data dan informasi mengenai hubungan budaya organisasi dengan kinerja pegawai pada Kecamatan Lengkong Kota Bandung. b. Mengembangkan data dan informasi tentang hubungan budaya organisasi dengan kinerja pegawai. c. Sebagai studi perbandingan dalam menerapkan teori dan pengetahuan yang didapatkan peneliti selama kuliah dengan kenyataan di lapangan. 2. Kegunaan Penelitian a. Secara teoritis, memperluas wawasan dalam menerapkan teori-teori yang peneliti peroleh selama kuliah di jurusan Administrasi Negara, terutama mengenai Budaya Organisasi dan Kinerja. b. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan masukan untuk pertimbangan dan sumbangan pemikiran yang bermanfaat bagi Kecamatan Lengkong Kota Bandung. D. Kerangka Pemikiran Sebagai pedoman dalam penyusunan skripsi ini peneliti memerlukan suatu kerangka pemikiran yang dijadikan landasan berupa teori atau dalil yang

10 dikemukakan oleh para ahli yang dipergunakan sebagai pedoman penelitian sehingga peneliti menjadi terarah dalam melakukan penelitian. Seperti yang dikemukakan oleh Veithzal Riva i (2003:431) dalam bukunya yang berjudul Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi sebagai berikut : Kerangka kerja yang menjadi pedoman tingkah laku seharai-hari dan membuat keputusan untuk karyawan dan mengarahkan tindakan mereka untuk mencapai tujuan organisasi. Budaya organisasi akan memperlihatkan bagaimana organisasi belajar berhubungan dengan lingkungan yang merupakan penggabungan dari asumsi, perilaku, cerita, mitos, ide untuk menentukan apa arti bekerja dalam suatu organisasi. Adapun karakteristik dari Budaya Organisasi dikemukakan oleh Veithzal Riva i (2003:434) dalam bukunya Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi sebagai berikut : 1. Inovasi dan Pengambilan Resiko. 2. Perhatian. 3. Orientasi Hasil. 4. Orientasi Orang. 5. Orientasi Tim. 6. Keagresifan. 7. Kemantapan. Selanjutnya akan dikemukakan pengertian dari kinerja pegawai menurut A.A. Anwar Prabu Mangkunegara (2000:67) dalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia adalah sebagai berikut : Kinerja pegawai adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

11 Pengertian Kinerja pegawai menurut Bernaddin Russel yang dikutip oleh Faustino C. Gomes (1997:135) dalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia adalah sebagai berikut : Kinerja pegawai adalah catatan outcomes (hasil) yang dihasilkan dari fungsi suatu pekerjaan atau kegiatan selama suatu periode tertentu. Sedangkan menurut Agus Dharma dalam bukunya Manajemen Prestasi adalah sebagai berikut : Kinerja pegawai adalah sesuatu yang dicapai oleh pegawai, prestasi yang diperlihatkan oleh para pegawai dan kemampuan kerja yang berkaitan dengan penggunaan peralatan kantor. (1991:105) Mengamati beberapa pendapat para ahli diatas, dapatlah kiranya ditafsirkan bahwa kinerja pegawai erat kaitannya dengan hasil pekerjaan seseorang didalam suatu organisasi, hasil pekerjaan tersebut dapat menyangkut kualitas, kuantitas, dan ketepatan waktu. Kemudian untuk mengukur sejauh mana kinerja pegawai pada Kecamatan Lengkong Kota Bandung, Agus Dharma (2003:355) dalam bukunya Manajemen Supervisi menyatakan pengukuran kinerja pegawai dapat dilihat dari indikator sebagai berikut : 1. Kuantitas 2. Kualitas 3. Ketepatan Waktu E. Hipotesis Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut di atas, maka peneliti mengemukakan hipotesis sebagai berikut :

12 1. Hipotesis Penelitian : Ada hubungan Budaya Organisasi dengan Kinerja Pegawai pada Kecamatan Lengkong Kota Bandung. 2. Hipotesis Statistik : H o p s = 0, artinya ada perbedaan hubungan antara Budaya organisasi (X) dengan Kinerja pegawai (Y).H 1 p s 0, artinya tidak ada perbedaan hubungan Budaya organisasi (X) dengan Kinerja pegawai (Y) 3. Definisi Operasional Variabel : Berdasarkan hipotesis di atas, maka untuk mempermudah dalam pembahasan selanjutnya peneliti mengajukan definisi operasional variabel sebagai berikut : a. Hubungan adalah keadaan yang menunjukan adanya hubungan signifikan (bermakna) anatara budaya organisasi dengan kinerja pegawai pada Kecamatan Lengkong Kota Bandung. b. Budaya organisasi di Kecamatan Lengkong Kota Bandung merupakan suatu pedoman tingkah laku bagi seluruh pegawi Kecamatan Lengkong untuk menyamakan persepsi dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Budaya organisasi ini dapat dilihat dari karakteristikkarakteristik sebagai berikut : (1) Inovasi dan pengambilan resiko, (2) Perhatian, (3) Orientasi Hasil, (4) Orientasi Orang, (5) Orientasi Tim, (6) Keagresifan, (7) Kemantapan. c. Kinerja pegawai adalah hasil kerja yang dicapai oleh pegawai Kecamatan Lengkong Kota Bandung dalam melaksanakan tugasnya

13 sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Kinerja pegawai ini dapat dilihat dari karakteristik-karakteristik sebagai berikut : (1) Kuantitas, (2) Kualitas, (3) Ketepatan Waktu. F. Lokasi dan Lamanya Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Lengkong Kota Bandung, Jl. Talaga Bodas No.35 Bandung. 2. Lamanya Penelitian Penelitian dilakukan selama 8 hari terhitung dari tanggal 16 Juni sampai dengan tanggal 24 Juni 2008, sebagaimana terlihat pada jadwal penelitian yang disajikan pada gambar.

14