ANALISIS KARAKTERISTIK LAPISAN TIPIS ASPAL PASIR (LATASIR) KELAS A YANG SELURUHNYA MEMPERGUNAKAN AGREGAT BEKAS TUGAS AKHIR Oleh : Putu Anggi Wedayanti (0719151037) JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA 2011
ABSTRAK. Agregat yang umum dipergunakan pada lapisan perkerasan jalan adalah agregat kasar berupa batu pecah atau krikil dan agregat halus berupa pasir halus, yaitu pasir hasil pecahan batu yang bersumber dari alam. Penggunaan material alam ini perlu digunakan seminimal mungkin guna melestarikan sumber daya alam yang sudah semakin terbatas keberadaannya di alam. Penggunaan material bekas merupakan salah satu alternatif sebagai agregat pada lapisan perkerasan jalan untuk mengurangi ketergantungan terhadap penggunaan material yang bersumber dari alam. Dalam penelitian ini digunakan material bekas sebagai alternatif agregat pada lapisan perkerasan jalan yaitu potongan batu cadas hitam sebagai pengganti seluruh agregat kasar, pecahan kaca sebagai pengganti seluruh agregat halus, dan abu batu bata sebagai pengganti bahan pengisi (filler) dalam campuran Latasir Kelas A. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis karakteristik agregat yang berasal dari material bekas jika digunakan pada campuran Latasir Kelas A, menentukan kadar aspal optimum pada campuran Latasir Kelas A yang mempergunakan agregat bekas, dan menganalisis karakteristik Latasir Kelas A yang mempergunakan agregat bekas. Pada penelitian ini, campuran Latasir Kelas A menggunakan aspal penetrasi 60/70, dan proses pencampuran agregat menggunakan cara proporsional. Komposisi agregat adalah berdasarkan spesifikasi gradasi campuran Latasir kelas A yaitu agregat kasar 37%, agregat halus 50%, dan filler 13%. Variasi kadar aspal yang digunakan adalah 7%, 7,5%, 8%, 8,5%, dan 9%. Pengujian campuran yang dilakukan adalah Pengujian Marshall 2x50 tumbukan, dan Pengujian PRD 2x400 tumbukan. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa agregat bekas yang digunakan memiliki bentuk relatif kubikal, dan permukaan bidang pecah yang relatif kasar, nilai penyerapan agregat kasar 2,729% (spec.<3%), nilai kadar lumpur/lempung 0,0488% (spec.< 0,25%), nilai keawetan 3,5% (spec.<12%), nilai kelekatan agregat terhadap aspal 97,5% (spec.>95%), nilai keausan 44% (spec.<40%), nilai berat jenis semu agregat kasar 1,905 (spec.>2,5), nilai penyerapan agregat halus 1,803% (spec.<3%), nilai kebersihan agregat 91,67% (spec.>50%), nilai berat jenis semu agregat halus 2,253 (spec.> 2,5), dan nilai berat jenis abu batu bata memenuhi persyaratan yaitu 2,537 (spec.> 2,5). Nilai keausan agregat kasar tidak memenuhi spesifikasi karena terdapat banyak rongga pada agregat, ini menunjukkan bahwa agregat tidak cukup kuat dan tahan untuk mengalami keausan atau kehancuran selama proses pencampuran, panghamparan, dan pemadatan. Dari hasil pengujian diperoleh kadar aspal optimum campuran Latasir Kelas A yang seluruhnya mempergunakan agregat bekas adalah 8,5%. Karakteristik campuran Latasir Kelas A yang seluruhnya mempergunakan agregat bekas yaitu nilai stabilitas 801,04 kg (spec.200-850 kg), nilai flow 2,93 (spec.2-3 mm), nilai Marshall Quotient 272,90 kg/mm (spec.>80 kg/mm), nilai VIM Marshall 4,179% (spec.3-6%), nilai VMA 18,038% (spec.>20%), dan nilai VFB 76,982% (spec.>75%). Dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan agregat bekas yang bersifat porus, kadar aspal optimum yang dihasilkan lebih tinggi, dan cocok digunakan untuk jalan dengan lalu lintas ringan. Kata kunci: Latasir Kelas A, agregat bekas, karakteristik campuran. i
DAFTAR ISI ABSTRAK... i UCAPAN TERIMA KASIH... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR GAMBAR... vi DAFTAR TABEL... vii DAFTAR ISTILAH... viii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 4 1.3 Tujuan Penelitian... 4 1.4 Manfaat Penelitian... 5 1.5 Batasan Penelitian dan Lingkup Studi... 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perkerasaan Lentur (flexible pavement)... 7 2.2 Lapisan Tipis Aspal Pasir (Latasir)... 9 2.3 Syarat Gradasi Agregat Latasir... 9 2.4 Syarat Teknis Aspal Keras... 11 2.5 Bahan Campuran Perkerasan Jalan... 12 2.6 Agregat... 12 2.6.1 Klasifikasi Agregat Berdasarkan Proses Terjadinya... 13 2.6.2 Klasifikasi Agregat Berdasarkan Proses Pengolahannya... 14 2.6.3 Klasifikasi Agregat Berdasarkan Ukuran Butirannya... 15 2.6.4 Sifat Agregat... 16 2.6.5 Pencampuran Agregat (Blending)... 22 2.6.6 Bahan Agregat Bekas... 24 2.7 Aspal... 26 2.7.1 Jenis Aspal... 27 2.7.2 Sifat Aspal... 29 2.7.3 Pemeriksaan Aspal... 30 2.8 Perencanaan Campuran Aspal Panas... 31 2.8.1 Pengujian Material... 32 2.8.2 Penentuan Gradasi Agregat... 32 2.8.3 Estimasi Kadar Aspal Awal... 32 2.8.4 Penentuan Prosentase Material Terhadap Berat Total Campuran... 33 2.8.5 Perhitungan Jumlah Material yang Dibutuhkan... 33 2.8.6 Pemanasan Material dan Mould... 33 2.8.7 Jumlah Sample dan Pemanasan... 34 2.8.8 Pemadatan Sample... 34 2.8.9 Pengukuran Volumetrik Sample... 34 2.8.10 Test Stabilitas Marshall dan Kelelehan Plastis (Flow)... 39 2.8.11 Metode Pengujian Campuran dengan Kepadatan Mutlak... 39 2.8.12 Penentuan Kadar Aspal Optimum (KAO)... 41 iii
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian... 43 3.2 Bahan dan Alat... 43 3.2.1 Bahan... 43 3.2.2 Alat... 43 3.3 Bagan Alir Penelitian... 44 3.4 Pengujian Laboratorium... 47 3.4.1 Pengujian Agregat... 47 3.4.2 Pengujian Aspal... 57 3.5 Penyiapan Agregat dengan Metode Proporsional... 62 3.6 Pembuatan Benda Uji... 64 3.7 Pemeriksaan Benda Uji dengan Metode Marshall... 66 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pemeriksaan Agregat... 69 4.1.1 Berat Jenis dan Penyerapan Agregat... 69 4.1.2 Kebersihan Agregat... 70 4.1.3 Kadar Lumpur/Lempung... 70 4.1.4 Keawetan Agregat... 70 4.1.5 Keausan Agregat... 70 4.1.6 Pemeriksaan Kelekatan Agregat Kasar Terhadap Aspal... 71 4.1.7 Ringkasan Hasil Pengujian Agregat... 71 4.2 Analisis Pemeriksaan Aspal... 72 4.2.1 Pemeriksaan Penetrasi Aspal... 72 4.2.2 Pemeriksaan Titik Lembek... 72 4.2.3 Pemeriksaan Kehilangan Berat Aspal... 72 4.2.4 Pemeriksaan Daktilitas... 73 4.2.5 Pemeriksaan Berat Jenis Aspal... 73 4.2.6 Pemeriksaan Titik Nyala... 73 4.2.7 Ringkasan Hasil Pengujian Aspal... 73 4.3 Pencampuran Agregat... 74 4.4 Rancangan Campuran Benda Uji Marshall... 74 4.5 Karakteristik Campuran Latasir Kelas A... 74 4.6 Hubungan Karakteristik dengan Kadar Aspal... 75 4.6.1 Stabilitas... 76 4.6.2 Flow... 77 4.6.3 Marshall Quotient (MQ)... 78 4.6.4 Rongga Udara Dalam Campuran (VIM)... 78 4.6.5 Rongga Udara Antar Butir Agregat (VMA)... 80 4.6.1 Rongga Udara Terisi Aspal (VFB)... 80 4.7 Penentuan Kadar Aspal Optimum... 81 4.8 Karakteristik Campuran Latasir kelas A Pada Kadar Aspal Optimum 8,5%... 83 iv
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan... 84 5.2 Saran... 85 DAFTAR PUSTAKA... 86 LAMPIRAN A Hasil Pemeriksaan Agregat Dan Aspal... 87 LAMPIRAN B Pencampuran Agregat Dan Aspal Pembuatan Benda Uji Marshall Dan PRD... 97 LAMPIRAN C Perhitungan Volumetrik Campuran Latasir Kelas A... 100 LAMPIRAN D Dokumentasi... 106 v