8 III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah kinerja petugas kesehatan hewan selaku pelaksana dan penyedia jasa di Kelurahan Cipageran dan tingkat kepercayaan peternak sapi perah, sedangkan subjek penelitian adalah peternak sapi perah yang pernah menggunakan jasa petugas kesehatan hewan di Kelurahan Cipageran.. Metode Penelitian Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah survei. Survei adalah suatu penelitian dengan cara menghimpun informasi dari sampel yang diperoleh dari suatu populasi, dengan tujuan untuk melakukan generalisasi sejauh populasi dari mana sampel itu diambil (Paturochman, 0)... Teknik Pengumpulan Data Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari responden. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dengan berpedoman pada kuesioner mengenai instrumen masing-masing variabel. Penelitian disusun untuk menggali informasi lebih lanjut dari setiap variabel. Kuesioner yang dibuat mengacu pada Peraturan Menteri Pertanian (Kementerian Pertanian Direktorat Jenderal Peternakan Direktorat Kesehatan Hewan, 0) dan Bimbingan Teknis investigasi penyakit
9 hewan (Australia Indonesia Partnership for Emerging Infectious Diseases (AIP- EID) Animal Health Program) yang berkaitan dengan jabatan fungsional medik veteriner dan paramedik veteriner. Penggunaan kuesioner dimaksudkan agar pernyataan dapat diarahkan dan mengefisiensikan waktu serta pendokumentasian catatan atau laporan dari peternak dapat menjadi data penunjang. Selain itu data juga didapatkan dari data sekunder yaitu dengan melakukan studi perpustakaan melalui literatur, surat kabar, jurnal, serta situs internet yang dapat memberikan informasi yang sesuai dengan masalah penelitian... Penentuan Lokasi Penelitian Lokasi penelitian secara purposive (disengaja) di Kelurahan Cipageran, Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi. Penentuan daerah penelitian didasarkan atas pertimbangan bahwa daerah tersebut merupakan salah satu daerah sentra peternakan sapi perah rakyat yang terdiri dari kelompok. Daerah penelitian merupakan bagian dari cakupan wilayah kerja CV Barokah, KUD Sarwa Mukti Cisarua, dan Dinas Kesehatan Hewan Kota Cimahi yang masingmasing menyediakan petugas kesehatan hewan diantaranya dokter hewan (medik veteriner) dan mantri hewan (paramedik veteriner) dimana peternak memiliki kebebasan untuk memilih untuk menggunakan jasa dari petugas kesehatan hewan yang ada... Penentuan Responden Teknik penentuan responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara Proportional Random Sampling. Pengambilan sampel secara proporsi
0 dilakukan dengan mengambil subyek dari setiap strata atau setiap wilayah seimbang dengan banyaknya subyek dalam masing-masing strata atau wilayah (Arikunto, 006). Responden yang dipilih dari penelitian ini yaitu peternak di Kelurahan Cipageran, Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi yang pernah menggunakan jasa petugas kesehatan hewan (mantri hewan dan dokter hewan). Jumlah responden berjumlah 0 peternak dengan asumsi data tersebut telah mencapai distribusi normal (Sugiyono, 007). Terdapat tiga kelompok sapi perah yaitu kelompok Mekar Mandiri memiliki jumlah anggota orang, kelompok Mitra Berkah memiliki jumlah anggota 0 orang dan kelompok Berkah Darunni mah memiliki jumlah anggota 6 orang. Total peternak seluruhnya berjumlah 59 orang. Pengambilan sampel sebanyak 0 orang yang mewakili tiga kelompok, didapat dari hasil perhitungan dengan rumus: n = X N N Keterangan: n N : Jumlah sampel yang diinginkan setiap strata : Jumlah seluruh populasi peternak yang pernah menggunakan jasa petugas kesehatan hewan (mantri dan dokter hewan) di Kelurahan Cipageran. X N : Jumlah populasi pada setiap strata : Sampel Penetuan sampel untuk masing-masing kelompok berdasarkan rumus diatas adalah sebagai berikut :
n = 59 x 0 = orang sampel peternak kelompok Mekar Mandiri n = 0 59 n = 6 59 x 0 = 0 orang sampel peternak kelompok Mitra Berkah x 0 = 8 orang sampel peternak kelompok Berkah Darunni mah Tabel. Penentuan Sampel No Kelompok Populasi (Orang) Sampel (Orang) Mekar Mandiri Mitra Berkah 0 0 Berkah 6 8 Darunni mah Jumlah 59 0. Operasional Variabel Operasionalisasi variabel merupakan penguraian variabel penelitian ke dalam sub variabel, dimensi, indikator sub variabel, dan pengukuran. Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 008). Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu, variabel bebas (independent) mengenai kinerja petugas kesehatan hewan dan variabel terikat (dependent) mengenai tingkat kepercayaan peternak sapi perah. Variabel kinerja petugas kesehatan sebagai variabel (X) dan tingkat kepercayaan peternak sapi perah sebagai variabel (Y).
.. Variabel Bebas (X) Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah kinerja petugas kesehatan hewan yaitu hasil yang telah dicapai sesuai dengan dimensi yang. Operasional variabel diukur berdasarkan kinerja petugas kesehatan hewan. Sub Variabel kinerja petugas kesehatan hewan, yaitu:. Kualitas adalah hasil kerja petugas kesehatan hewan selama memberikan pelayanan dengan indikator yaitu: Ketepatan anamnase dan pemeriksaan fisik penunjang Ketelitian dalam memberikan diagnosa dan terapi Sarana dan prasarana yang dimiliki petugas kesehatan memadai.. Kuantitas merupakan waktu yang digunakan petugas kesehatan dalam memberikan pelayanan selama satu bulan dengan indikator yaitu: Respon terhadap laporan dari peternak Frekuensi penggunaan jasa oleh peternak. Pelaksanaan tugas merupakan keterampilan petugas kesehatan dalam melaksanakan aktivitasnya dengan indikator yaitu: Jenis kasus yang ditangani Pemahaman wewenang tugas tentang tupoksi masing-masing Keahlian dalam menjalankan tugas sesuai dengan tupoksi dan wewenang 4. Tanggung Jawab petugas kesehatan merupakan kesadaran akan kewajiban dari petugas kesehatan dalam pelaksanaan tugasnya, dengan indikator yaitu: Melakukan visit / kunjungan selama masa pengobatan atau terapi Memiliki rekam medis dari ternak yang akan ditangani
Tabel. Matriks Operasional Variabel Bebas (Kinerja Petugas Kesehatan) Sub Variabel Kualitas kerja Kuantitas Kerja Indikator Kriteria Skor Ketepatan anamnase dan pemeriksaan fisik penunjang Ketelitian dalam memberikan diagnosa dan terapi Sarana dan prasarana yang dimiliki petugas memadai Respon petugas terhadap laporan peternak Frekuensi penggunaan jasa oleh peternak dalam satu bulan a. Memenuhi > 70% dari b. Memenuhi 50-70% dari c. Memenuhi < 50% dari a. Memenuhi > 70% dari b. Memenuhi 50-70% dari c. Memenuhi < 50% dari a. Memenuhi > 70% dari b. Memenuhi 50-70% dari c. Memenuhi < 50% dari a. Memenuhi > 50% dari b. Memenuhi 0-50% dari c. Memenuhi < 0% dari a. Peternak selalu menggunakan jasa petugas kesehatan
4 Pelaksanaan Tugas Tanggung Jawab Jenis kasus yang ditangani Pemahaman wewenang Keahlian dalam menjalankan tugas Petugas kesehatan melakukan kunjungan/visit selama proses terapi Persediaan obat-obatan b. Peternak menggunakan jasa dari petugas kesehatan > kali dalam sebulan c. Peternak menggunakan jasa dari peugas kesehatan < kali dalam sebulan a. Memenuhi > 50% dari kriteria yang b. Memenuhi 0 50 % dari c. Memenuhi < 0% dari a. Memenuhi semua kriteria yang telah b. Memenuhi dari kriteria yang telah c. Memenuhi salah satu atau tidak sama sekali a. Memenuhi > 50% dari b. Memenuhi 0 50 % dari salah satu kriteria diatas c. Memenuhi < 0% dari a. Memenuhi semua kriteria yang telah b. Memenuhi salah satu dari c. Tidak memenuhi kriteria sama sekali a. Memenuhi > 50% dari
5 b. Memenuhi 0 50 % dari salah satu kriteria diatas c. Memenuhi < 0% dari Dalam operasionalisasi variabel ini semua variabel diukur oleh instrumen pengukur dalam bentuk kuesioner. Pengukuran yang diberikan terhadap variabel X atau variabel bebas (Kinerja petugas kesehatan hewan) dengan skala ordinal. Setiap jawaban dari pertanyaan yang diberikan oleh responden yang berkaitan dengan indikator dalam variabel bebas diberi nilai,, dan, yang masingmasing menunjukkan nilai kualitatif tinggi, sedang, dan rendah. Perhitungan untuk variabel X terdiri dari 0 pertanyaan. Pembagian ketiga kelas kategori dilakukan dengan menggunakan rumus kelas interval. Notoatmodjo (005) menyatakan bahwa untuk membuat kelas interval harus terlebih dahulu batas atas dan batas bawah. Batas atas adalah skor tertinggi sedangkan batas bawah adalah skor terendah, untuk menambah ketelitian data yang diperoleh maka skor tertinggi ditambah 0,5 dan skor terendah dikurangi 0,5 dimana 0,5 merupakan nilai koreksi. Nilai atas dan bawah yang diperoleh, digunakan untuk menentukan rentang yaitu skor tertinggi (batas atas) dan skor terendah (batas bawah), untuk lebih jelasnya dituangkan dalam perhitungan dibawah ini: Rentang = Batas Atas Batas Bawah Batas atas kelas = (Jumlah Pertanyaan ) + 0,5 = (0 ) + 0,5 = 0,50
6 Batas bawah kelas = (Jumlah Pertanyaan ) 0,5 Panjang interval = = (0 ) 0,5 = 9,5 Rentang Banyak Interval Kelas = (0,5 9,5) = 7,00 Dengan demikian, kelas untuk variabel X atau varibel bebas (kinerja petugas kesehatan) di kelurahan cipageran dengan jumlah pertanyaan yang digunakan sebanyak 0 buah pertanyaan adalah : a. 9,50 6,50 = Kinerja petugas kesehatan pada Kelurahan Cipageran rendah. b. 6,5,5 = Kinerja petugas kesehatan pada Kelurahan Cipageran sedang. c.,5 0,5 = Kinerja petugas kesehatan pada Kelurahan Cipageran tinggi... Variabel Terikat (Y) Variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah tingkat kepercayaan peternak. Tingkat kepercayaan merupakan komponen penting yang membantu mengembangkan suatu lingkungan kerja yang kondusif. Variabel terikat diukur melalui kuesioner atau angket menggunakan skala likert. terdapat tiga kedekatan yang merupakan kunci kepercayaan, kedekatan tersebut dijadikan sebagai indikator yang diukur oleh peneliti. Operasional variabel diukur berdasarkan sub variabel dari tingkat kepercayaan, yaitu:
7. Kedekatan Fisik adalah komunikasi antara petugas kesehatan hewan dengan para konsumennya dalam hal ini peternak. Komunikasi yang dimaksud yaitu komunikasi arah, dengan indikator yaitu: Tindakan dari peternak Cara petugas kesehatan membangun komunikasi. Kedekatan Intelektual adalah keinginan untuk saling mengerti. Kedekatan intelektual bisa dikembangkan melalui pengalaman peternak selama menggunakan jasa dari petugas kesehatan hewan, dengan indikator yaitu: Kepuasan dari peternak Timbal balik dari peternak kepada petugas kesehatan hewan. Kedekatan Emosional adalah rasa yang muncul antara pelanggan (peternak) yang loyal dengan petugas kesehatan hewan, dengan indikator yaitu: Rasa saling percaya Ketulusan untuk saling menghargai Tabel. Matriks Operasional Variabel Terikat (Tingkat Kepercayaan Peternak) Sub Variabel Kedekatan Fisik Indikator Kriteria Skor Tindakan dari peternak Cara petugas kesehatan membangun komunikasi a. Memenuhi > 70% dari b. Memenuhi 50 70 % dari c. Memenuhi < 50% dari a. Memenuhi > 50% dari b. Memenuhi 0 50 % dari
8 Kedekatan intelektual Kedekatan emosional Kepuasan dari peternak Timbal balik dari peternak kepada petugas kesehatan Rasa saling percaya Ketulusan untuk saling menghargai c. Memenuhi < 0% kriteria yang telah a. Memenuhi semua kriteria yang. b. Memenuhi kriteria yang telah c. Memenuhi salah satu kriteria atau tidak sama sekali a. Memenuhi semua dari b. Memenuhi kriteria dari c. Memenuhi salah satu dari atau tidak sama sekali a. Memenuhi semua kriteria yang b. Memenuhi salah satu dari kriteria yang c. Tidak memenuhi kriteria sama sekali a. Memenuhi semua kriteria yang b. Memenuhi salah satu dari kriteria yang c. Tidak memenuhi kriteria sama sekali Dalam operasionalisasi variabel ini semua variabel diukur oleh instrumen pengukur dalam bentuk kuesioner. Pengukuran yang diberikan terhadap variabel Y atau variabel terikat (tingkat kepercayaa peternak) dengan skala ordinal. Setiap
9 jawaban dari pertanyaan yang diberikan oleh responden yang berkaitan dengan indikator dalam variabel bebas diberi nilai,, dan, yang masing-masing menunjukkan nilai kualitatif tinggi, sedang, dan rendah. Perhitungan untuk variabel Y terdiri dari 6 pertanyaan. Pembagian ketiga kelas kategori dilakukan dengan menggunakan rumus kelas interval. Notoatmodjo (005) menyatakan bahwa untuk membuat kelas interval harus terlebih dahulu batas atas dan batas bawah. Batas atas adalah skor tertinggi sedangkan batas bawah adalah skor terendah, untuk menambah ketelitian data yang diperoleh maka skor tertinggi ditambah 0,5 dan skor terendah dikurangi 0,5 dimana 0,5 merupakan nilai koreksi. Nilai atas dan bawah yang diperoleh, digunakan untuk menentukan rentang yaitu skor tertinggi (batas atas) dan skor terendah (batas bawah), untuk lebih jelasnya dituangkan dalam perhitungan dibawah ini: Rentang = Batas Atas Batas Bawah Batas atas kelas = (Jumlah Pertanyaan ) + 0,5 = (6 ) + 0,5 = 8,50 Batas bawah kelas = (Jumlah Pertanyaan ) 0,5 Panjang interval = = (6 ) 0,5 = 5,50 Rentang Banyak Interval Kelas = (8,5 5,5) = 4,
40 Dengan demikian, kelas untuk variabel Y atau varibel terikat (tingkat kepercayaan peternak) di kelurahan cipageran dengan jumlah pertanyaan yang digunakan sebanyak 6 buah pertanyaan adalah : a. 5,50 9,8 = Tingkat kepercayaan peternak terhadap petugas kesehatan di Kelurahan Cipageran rendah. b. 9,84 4,7 = Tingkat kepercayaan peternak terhadap petugas kesehatan di Kelurahan Cipageran sedang. c. 4,8 8,5 = Tingkat kepercayaan peternak terhadap petugas kesehatan di Kelurahan Cipageran tinggi..4 Metode Analisis Data Metode analisis dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mendeskripsikan dan menginterpretasikan data yang ada untuk menggambarkan fenomena yang terjadi. Pengukuran masing-masing indikator variabel dilakukan dengan skala ordinal. Skala orndinal merupakan skala pengukuran yang menunjukan persamaan serta menunjukan adanya urutan, ranking atau tingkatan. Data yang terkumpul di skoring dan dikategorikan dengan kelas-kelas interval. Pemberian skor pada jawaban responden untuk setiap item sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan yaitu menggunakan skala likert..4. Analisis Statistik Deskriptif Metode analisis statistik deskriptif adalah teknik yang digunakan untuk meringkas dan mendeskriptifkan data yang dikumpulkan lewat sampel yang diobservasikan. Metode deskriptif analisis yaitu model penelitian yang menitik
4 beratkan pada masalah atau peristiwa yang sedang berlangsung dengan memberikan gambaran yang lebih jelas tentang situasi dan kondisi yang ada. Metode analisis deskriptif dilakukan dengan distribusi frekuensi, kategorisasi data tentang hubungan antara kinerja petugas kesehatan hewan dengan tingkat kepercayaan peternak sapi perah pada Kelurahan Cipageran, Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi perhitungannya menggunakan aplikasi SPSS versi 6.0 for windows..4. Koefisien Korelasi Rank Spearman Pengukuran masing-masing indikator variabel dilakukan dengan skala ordinal. Data masing-masing variabel dijumlahkan skornya lalu dianalisis menggunakan teknik analisis non parametrik korelasi Rank-Spearman untuk mengetahui keeratan hubungan antara variabel bebas (kinerja petugas kesehatan) dengan variabel terikat (tingkat kepercayaan peternak) (Sugiyono, 04). Analisis data menggunakan aplikasi SPSS, dengan langkah sebagai berikut:. Buka program SPSS, klik Variabel View, selanjutnya pada variabel name tulis X dan Y. Pada Decimals ubah angka menjadi angka 0, pada bagian label tuliskan Kinerja Petugas Kesehatan dan Tingkat Kepercayaan Peternak.. Setelah itu klik Data View, lalu masukan data Kinerja Petugas Kesehatan dan Tingkat Kepercayaan Peternak.. Selanjutnya dari menu utama SPSS, klik Analyze, klik Corellate, klik Bivariate. 4. Muncul kotak dialog dengan nama Bivariate Correlation, masukan variabel Kinerja (X), dan Tingkat Kepercayaan (Y) pada kotak Variabels. Selanjutnya pada kolom Corellation Coefficients pilih Spearman. Lalu untuk kolom Test
4 of Significance, pilih Two-Tailed, kemudian pilih Flag Significant Correlations, lalu klik OK. 5. Setelah selesai, maka akan muncul output SPSS dan diinterprestasikan..4. Pengujian Hipotesis Penelitian Untuk menguji apakah ada korelasi antara variabel bebas dan variabel terikat, maka perlu dilakukan pengujian hipotesis. Untuk memperkuat validitas analisis penelitian ini dilakukan pula uji signifikansi hipotesis tersebut dengan uji t (Siegel,997). Pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah menerima hipotesis peneliti (H). Pengujian hipotesis dilakukan dengan menghitung p-v melalui interpolasi dengan dk = n untuk harga t dan t dengan mengambil taraf kepercayan = 0,05 dan = 0,0. Adapun kriteria pengujian hipotesisnya yaitu: Pv >, maka H0 diterima dan tolak H Pv <, maka H0 ditolak dan terima H Hipotesis yang diajukan yaitu: H0 : Tidak terdapat hubungan antara kinerja petugas kesehatan hewan dengan tingkat kepercayaan peternak pada Kelurahan Cipageran, Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi H : Terdapat hubungan antara kinerja petugas kesehatan hewan dengan tingkat kepercayaan peternak pada Kelurahan Cipageran, Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi.
4 Sebagai pedoman untuk memberikan interpretasi, peneliti menggunakan satuan angka-angka sebagai berikut: Tabel 4. Kriteria Koefisien Korelasi Menurut Guilford Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 0,9 Sangat rendah 0,0 0,9 Rendah 0,40 0,59 Sedang 0,60 0,79 Kuat 0,80,00 Sangat kuat