INOVASI PENDIDIKAN MENUJU 100 TAHUN

dokumen-dokumen yang mirip
Pangkat, Jab, Golo: Pembina TK I /Lektor Kepala/ IVb

Menurut UU Guru dan Dosen No. 14 tahun 2005 di Indonesi, kompetensi yang harus dimiliki guru untuk dapat menjadi tenaga profesional adalah sebagai

Orasi Muslimah TEGAKKAN AL ISLAM DALAM DAULAH KHILAFAH ISLAMIYYAH. Nunuy Nurjanah, UPI

PENDIDIKAN BERKEPRIBADIAN

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) DR. Hj. Nunuy Nurjanah, M.Pd.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

MEKARKEUN PANGAJARAN KAPARIGELAN NGAGUNAKEUN BASA NUNUY NURJANAH

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan pendidikan yang terus-menerus dan bersifat fleksibel, yaitu pendidikan harus

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan yang berkaitan dengan pembinaan dan pengembangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. besar dan kecil mempunyai berbagai keragaman. Keragaman itu menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) Negeri Wirosari memiliki visi menjadikan SD

2014 FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN YANG MEMENGARUHI PEMBENTUKAN JIWA WIRAUSAHA SISWA SMK

BAB 1 PENDAHULUAN. Sekolah adalah salah satu institusi yang berperan dalam menyiapkan

02/PP/DITDIKTENDIK/2014 PEDOMAN UMUM PEMILIHAN KETUA PROGRAM STUDI BERPRESTASI

BAB I PENDAHULUAN. mewarnai berbagai aspek kehidupan masyarakat secara menyeluruh. Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Kursus dan Pelatihan merupakan dua satuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KEGIATAN KEMAHASISWAAN

DAFTAR ISI. II. PEMBELAJARAN PENGAYAAN A. Pembelajaran Menurut SNP... B. Hakikat Pembelajaran Pengayaan... C. Jenis Pembelajaran Pengayaan...

PENGEMBANGAN PROFESIONALISME GURU

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum mempunyai kedudukan sentral dalam seluruh proses pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tri Wulan Sari, 2014 Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Stad Terhadap Kemampuan Analisis Siswa

BAB VI PENUTUP Praktek Kurikulum 2013 untuk mata pelajaran pendidikan agama Islam di SMA Negeri 1 Matauli Pandan mampu membangun interaksi komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Indikator paling nyata

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dengan pesat. Salah satu bentuk perkembangan ilmu pendidikan

PENJELASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. bidang perekonomiannya. Pembangunan ekonomi negara Indonesia di. ide baru, berani berkreasi dengan produk yang dibuat, dan mampu

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, berkeluarga, bermasyarakat maupun berkarya. Sebaliknya orang

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ahmad Faiq Mu tasim Billah, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENDIDIKAN PROFESI GURU ( PPG ) SEBUAH CATATAN PENINGKATAN KUALITAS GURU

BAB 1 PENDAHULUAN. semua negara dalam menghadapi arus globalisai, sebab daya saing. pergeseran era akan daya saing yang tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Melalui pendidikan kita akan mecetak manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Syahriandi Akbari Siregar, 2015

Draft 2010 PANDUAN PELAKSANAAN SKS SMA NEGERI 78 JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Suryadi (2011: 2) warga negara berhak memperoleh pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. diprioritaskan adalah sektor pendidikan. Menyadari betapa pentingnya. tentang pendidikan harus selalu ditingkatkan.

IMPLEMENTASI SERTIFIKASI PENDIDIK DALAM PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

Program Mahasiswa Wirausaha Bagi Kopertis dan Perguruan Tinggi Swasta

TERWUJUDNYA LAYANAN PENDIDIKAN YANG PRIMA, UNTUK MEMBENTUK INSAN LAMANDAU CERDAS KOMPREHENSIF, MANDIRI, BERIMANDAN BERTAQWA SERTA BERBUDAYA

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi professional para guru dan pengelola sekolah. pendidikan adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang menentukan. keberhasilan pembangunan Indonesia. Penyelenggaraan pendidikan

PEDOMAN UMUM. KA PRODI IT IDOL APTIKOMFest KE-1 JAWA BARAT

I PENDAHULUAN. dimana perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat dan

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang diharapkan. Karena hal itu merupakan cerminan dari kemampuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab terhadap pembentukan sumber daya manusia yang unggul. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. sangat ketat dalam segala aspek kehidupan. Menurut Zuhal (Triwiyanto,

2015 STUDI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT MAHASISWA DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO DALAM MENGIKUTI PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN. Kepala sekolah selaku pemimpin secara langsung merupakan contoh nyata

Latihan: UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH 2012

I. PENDAHULUAN. rencana tentang pendidikan yang dikemas dalam bentuk kurikulum. Dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat Ilmu

BAB I PENDAHULUAN. inovasi yang berdampak pada meningkatnya kinerja sekolah. seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai Undang-Undang No. 20 tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 menyatakan. bahwa:

PEMBELAJARAN DI TK AL AZHAR SOLO BARU DITINJAU DARI SUDUT PANDANG MULTIPLE INTELLIGENCES SKRIPSI

Program Kreativitas Mahasiswa

BAB I PENDAHULUAN. umumnya dan anak pada khususnya. Sebenarnya pendidikan telah dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. Tatanan kehidupan masyarakat yang semrawut merupakan akibat dari sistem

NILAI-NILAI KEJUANGAN DAN KEPEMIMPINAN DALAM LINTAS BUDAYA

BAB II PROGRAM STUDI VOKASI PARIWISATA UNIVERSITAS INDONESIA

Pendidikan Vokasi Bercirikan Keunggulan Lokal Oleh: Istanto W. Djatmiko Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan Undang Undang Dasar Pendidikan Nasional harus tanggap. terhadap tuntutan perubahan zaman. Untuk mewujudkan cita-cita ini,

BAB I. terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tingkat persaingan hidup semakin hari semakin ketat dan sulit. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan semua

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Negeri Gorontalo (UNG) adalah salah satu perguruan tinggi

BAB I PENDAHULUAN. utama dalam pembangunan pendidikan, khususnya yang diselenggarakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyak masyarakat yang kesulitan dalam mendapatkan penghasilan untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA. perkembangan peserta didik sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan.

BAB I PENDAHULUAN. Tantangan kepemimpinan saat ini adalah menghadapi perubahan lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah pilar utama dalam pembentukan mental/karakter seorang

BAB III GAMBARAN UMUM SMPN 04 SUNGAI LILIN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, bangsa dan Negara (UUSPN No.20 tahun 2003).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan

2 pengaruhnya. Pola baru ini melahirkan penyelenggaraan perguruan tinggi yang mengandalkan pengambilan keputusan berbasis kebijakan strategis, standar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Muhammad Khoerudin, 2016

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, peningkatan mutu, serta relevansi dan efisiensi untuk

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan suatu bangsa tidak terlepas dari kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. SD merupakan titik berat dari pembangunan masa kini dan masa mendatang.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan Indonesia dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan

PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN BERBASIS POTENSI LOKAL MELALUI KEBIJAKAN LEADER CLASS DI DAERAH CILACAP. Oleh : Ma rifani Fitri Arisa

PEDOMAN PELAKSANAAN APRESIASI GURU DAN PENGAWAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SEKOLAH TAHUN 2013

PEDOMAN PENERIMA TANDA KEHORMATAN SATYALENCANA PENDIDIKAN BAGI KEPALA SEKOLAH TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi

DINAMIKA KEMAHASISWAAN DAN ARAH KEBIJAKAN UNY DALAM PEMBINAAN KEMAHASISWAAN. Oleh Herminarto Sofyan

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum SMA Negeri di Kota Bandarlampung

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

JURNAL PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai Gelar S-1 Program Studi Pendidkan Guru Sekolah Dasar.

BAB I PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan dalam lapangan kerja menuntut lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Asstia Rachmawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas pendidikan. daya manusia dan merupakan tanggung-jawab semua pihak, baik

Transkripsi:

INOVASI PENDIDIKAN MENUJU 100 TAHUN Makalah Disampaikan pada Orasi Ilmiah di STKIP Al-Azhar Majalaya pada tanggal 5 Maret 2008 Oleh Dr. Hj. Nunuy Nurjanah, M.Pd. Lektor Kepala FPBS UPI

DAFTAR ISI Halaman A. Pendahuluan 1 B. Pengertian Inovasi Pendidikan 2 C. Alasan Perlunya Inovasi Pendidikan 3 D. Konsep Inovasi Pendidikan 4 E. Ruang Lingkup Inovasi Pendidikan 5 F. Permasalahan dalam Inovasi Pendidikan 7 G. Penutup 12 H. Sumber Bacaan 13 Riwayat Hidup Penulis 14

ABSTRAK Inovasi pendidikan adalah inovasi dalam bidang pendidikan untuk mencapai tujuan tertentu atau untuk memecahkan masalah pendidikan. Inovasi adalah suatu hasil kerja. Tanpa bekerja, tanpa berbuat, tidak terjadi inovasi. Inovasi menuntut suatu keberanian untuk bertindak yang didukung oleh suatu pemikiran konseptual yang berencana dan tentunya dengan suatu harapan bahwa kegiatan kita akan menghasilkan sesuatu. Agar berhasil, inovasi harus berdiri atas kekuatan sendiri. Artinya, inovator adalah seorang yang mempunyai keyakinan yang teguh atas apa yang diperbuatnya dan apa yang diharapkan dari tindakannya itu. Seorang inovator haruslah mempunyai kepribadian yang kuat; tidak mudah putus asa, tetapi terus-menerus berusaha dan yakin akan keberhasilan kegiatannya. Hasil-hasil inovasi pendidikan akan lebih efektif apabila direncanakan bersama, dibicarakan bersama, dan hasilnya disebarluaskan. Sarana-sarana penyebarluasan inovasi tersebut dapat dilakukan oleh kelompok-kelompok kerja guru atau melalui organisasi profesi yang memang bertugas untuk meningkatkan mutu profesional guru. Banyak inovasi di dunia yang dimulai dengan inovasi tingkat mikro, tetapi kemudian digalakkan secara besar-besaran di dalam rangka untuk mencapai suatu tujuan yang lebih besar. Misalnya, inovasi yang dilakukan Thomas Edison di dalam mengembangkan penemuan lampu pijar yang kemudian didukung oleh suatu inovasi besar-besaran. Inovasi Thomas Edison ternyata telah memberikan manfaat dan peningkatan kualitas hidup seluruh umat manusia. Kata kunci: inovasi, invensi, diskoveri, pendidikan INOVASI PENDIDIKAN MENUJU 100 TAHUN

Oleh Nunuy Nurjanah A. Pendahuluan Globalisasi yang semakin meluas dalam berbagai bidang, membuat kehidupan semakin kompetitif. Secara positif dampak dari perkembangan ini akan mendorong individu untuk terus berpikir meningkatkan kemampuan dan keterampilannya guna mencapai kehidupan yang lebih baik. Untuk memenuhi harapan ini maka penguasaan ilmu dan teknologi tidak lagi menjadi angan-angan, tetapi sudah diwujudkan dalam kehidupan, malah menjadi kebutuhan bagi setiap manusia. Meningkatnya ilmu telah membuka jalan ke arah berbagai penemuan yang memberikan faedah bagi kehidupan manusia. Di samping itu, ilmu dapat pula dimanfaatkan untuk menemukan diri sebagai makhluk Allah Yang Mahaesa; menemukan kepada siapa kita harus bertaqwa. Untuk menghasilkan manusia yang taqwa, terampil, dan berpengetahuan, maka pendidikan merupakan alat utama dan strategis. Pendidikan merupakan cara terbaik untuk membimbing perkembangan manusia; mengantisipasi masa depan yang lebih baik. Ada empat potensi dari signifikansi pendidikan terhadap masa depan, yaitu sebagai berikut. 1. Pendidikan adalah satu cara yang mapan untuk memperkenalkan para pelajar pada keputusan sosial yang timbul. 2. Pendidikan dapat dipakai untuk menanggulangi masalah sosial tertentu. 3. Pendidikan telah memperlihatkan kemampuan yang meningkat untuk menerima dan mengimplementasikan alternatif-alternatif baru. 4. Pendidikan merupakan cara terbaik yang dapat ditempuh masyarakat untuk

membimbing perkembangan manusia. Adapun profesi pendidik dengan tugas dan fungsi kerasulan-kewahyuan adalah sebagai berikut. 1. Membimbing generasi muda untuk menemukan jati dirinya dalam peran sebagai khalifah di muka bumi. 2. Membimbing ke arah pencerahan dan jalan lurus. 3. Membangun peradaban manusia. B. Pengertian Inovasi Pendidikan Inovasi pendidikan adalah suatu ide, barang, metode yang dirasakan atau diamati sebagai hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat), baik berupa hasil invensi maupun diskoveri, yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan atau untuk memecahkan masalah pendidikan (Ibrahim, 1988:51). Inovasi pendidikan adalah inovasi dalam bidang pendidikan untuk mencapai tujuan tertentu atau untuk memecahkan masalah pendidikan. Invensi adalah suatu penemuan yang benar-benar baru hasil kreasi manusia. Contohnya, penemuan teori belajar, teori pendidikan, teknik pembuatan barang dari plastik, mode pakaian, dsb. Tentu saja munculnya ide atau kreativitas berdasarkan hasil pengamatan, pengalaman, dari hal-hal yang sudah ada, tetapi ujud yang ditemukannya benar-benar baru. Adapun diskoveri adalah suatu penemuan yang sebenarnya benda atau hal yang ditemukan itu sudah ada, hanya belum diketahui orang. Contohnya, penemuan benua Amerika. Sebenarnya, benua Amerika itu sudah lama ada, tetapi baru ditemukan oleh

Columbus pada tahun 1492. Maka dikatakan Columbus adalah orang Eropa pertama yang menjumpai benua Amerika. Contoh lain yaitu penemuan hukum gravitasi. Sebenarnya, kejadian bahwa bumi mempunyai gaya tarik sudah lama ada, tetapi baru diketahui oleh Newton yang kemudian dikenal dengan hukum gravitasi bumi. C. Alasan Perlunya Inovasi Pendidikan Masyarakat Indonesia terus berkembang sejalan dengan suksesnya pembangunan nasional. Namun demikian, perkembangan yang pesat, khususnya dalam bidang ekonomi belum sepenuhnya diiringi oleh pembangunan di dalam bidang pendidikan. Banyak inovasi pendidikan telah dicoba, namun berakhir secara tragis. Praktek pendidikan kita kembali kepada rutinisme dan prioritas. Pendidikan kita masih belum beranjak dari pemerataan. Namun demikian, dengan telah tercapainya WAJAR 6 tahun dan menginjak kepada pelaksanaan WAJAR 9 tahun, maka sudah pada waktunya apabila aspek kualitas pendidikan mendapatkan prioritas. Peningkatan kualitas pendidikan tidak dapat berjalan tanpa adanya inovasi pendidikan. Manusia yang berkualitas adalah manusia yang berdaya. Memberdayakan manusia adalah membuat manusia yang berkualitas. Kualitas tersebut sudah tentu semakin beragam dan semakin meningkat. Betapa pentingnya proses pendidikan dalam rangka memberdayakan makhluk manusia supaya dapat memilih dengan penuh tanggung jawab, bernalar, mengerti hak-haknya sebagai manusia tetapi juga kewajibannya sebagai manusia yang hidup bermasyarakat, baik sebagai masyarakat bangsa, maupun sebagai masyarakat dunia. Adapun ciri-ciri masyarakat yang berkualitas adalah sebagai berikut.

1. Manusia yang berkualitas: manusia unggul. 2. Manusia yang berpikir kreatif. 3. Karakteristik masyarakat masa depan: masyarakat kompetitif. 4. Masyarakan madani. D. Konsep Inovasi Pendidikan Ada beberapa konsep inovasi pendidikan yang harus diperhatikan. Inovasi adalah suatu hasil kerja. Tanpa bekerja, tanpa berbuat, tidak terjadi inovasi. Inovasi menuntut suatu keberanian untuk bertindak yang didukung oleh suatu pemikiran konseptual yang berencana dan tentunya dengan suatu harapan bahwa kegiatan kita akan menghasilkan sesuatu. Agar berhasil, inovasi harus berdiri atas kekuatan sendiri. Artinya, inovator adalah seorang yang mempunyai keyakinan yang teguh atas apa yang diperbuatnya dan apa yang diharapkan dari tindakannya itu. Seorang inovator haruslah mempunyai kepribadian yang kuat; tidak mudah putus asa, tetapi terus-menerus berusaha dan yakin akan keberhasilan kegiatannya. Ada beberapa hal konsep inovasi. 1. Inovasi adalah suatu efek di dalam ekonomi dan masyarakat. Artinya, inovasi tersebut harus dekat dengan pasar atau dengan kebutuhan pasar. 2. Inovasi memerlukan analisis berbagai kesempatan. Artinya, inovasi hanya dapat terjadi kalau kita mempunyai kemampuan analisis. 3. Inovasi sifatnya konseptual dan perseptual. Artinya, yang bermula dari suatu keinginan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan yang dapat diterima oleh

masyarakat. 4. Inovasi haruslah bersifat simpel dan terfokus; bersifat sederhana dan terarah. 5. Inovasi harus dimulai dengan yang kecil. 6. Inovasi diarahkan kepada kepemimpinan atau kepeloporan. Adapun yang tidak boleh diperbuat di dalam melaksanakan inovasi adalah sebagai berikut. 1. Kita janganlah bersikap seolah yang paling pintar. Artinya, inovasi tidak akan terjadi apabila kita menganggap diri kita yang paling pintar; yang paling berhak untuk mengadakan perubahan. 2. Jangan membuat inovasi terlalu banyak sekaligus. Mulailah dengan yang kecil dan sederhana, sebab yang kecil dan sederhana merupakan batu loncatan untuk inovasi yang lebih besar. 3. Dalam inovasi kita jangan mempunyai harapan yang muluk untuk mengubah masa depan. Mulailah dengan kondisi yang ada untuk diubah. D. Pelaksanaan Inovasi Pendidikan Inovasi pendidikan dapat dilaksanakan di tingkat mikro. Kegiatannya meliputi disiplin belajar, disiplin guru, berpikir kreatif, dst. 1. Disiplin belajar Kegiatan ini merupakan cara membelajarkan anak didik kita untuk belajar disiplin di dalam segala aspek kegiatan. 2. Disiplin guru Meningkatkan disiplin guru di dalam rangka meningkatkan dedikasinya terhadap

pendidikan. Disiplin guru ini tidak terlepas dari penghargaan terhadap profesi guru yang tampaknya sedang menurun. 3. Berpikir kreatif Para siswa dididik untuk menghasilkan hal-hal yang baru, baik dari kondisi yang ada maupun dari kondisi yang diproyeksikan akan terjadi. Selain itu, inovasi pendidikan dapat dilakukan dalam inovasi kurikulum. Inovasi kurikulum dilakukan untuk meningkatkan mutu proses belajar mengajar. Misalnya, dengan menerapkan kurikulum muatan lokal di samping kurikulum nasional. Sekarang telah diterapkan kurikulum tingkat satuan penidikan (KTSP). Dalam pendidikan, inovasi yang harus dilakukan itu meliputi tiga hal, yakni inovasi guru, inovasi siswa, dan inovasi bahan ajar. Gambarnya hádala sebagai berikut. APA YANG PERLU DIINOVASI? GURU SISWA BAHAN AJAR

E. Permasalahan yang Menghambat Inovasi Inovasi lahir dalam sebuah jejaring sosial dan sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai yang berkembang di masyarakat tersebut. Gagasan-gagasan inovatif biasanya dikembangkan dalam kondisi tertentu, yakni organisasi yang memberikan kebebasan dan keamanan secara psikologis kepada anggotanya, terdapat keberagaman input ke dalam organisasi, adanya upaya untuk mendefinisikan masalah dan komitmen internal untuk memecahkannya, dan sehatnya kompetisi di dalam organisasi tersebut. TIMSS: Figure. Performance on education 120 100 80 60 40 20 0-20 -40 Ja pa n K or ea A us tr ali H on g K on Th ail an d In do ne si a Below Level 1 at Level 1 at Level 2 at Level 3 at Level 4 at Level 5 Sayangnya tidak semua organisasi memiliki kondisi tersebut di atas. Organisasi sering dianggap sebagai alat bagi pemilik atau pemimpinnya, sehingga biasanya hanya ada satu sumber legitimasi. Kebanyakan organisasi lebih mengutamakan upaya-upaya organisasi dalam memprediksi (predictability), menumbuhkan kepercayaan (reliability), memenuhi tanggung jawab (accountability), dan melakukan pengawasan (control). Dalam dunia pendidikan, dengan sekolah sebagai organisasi terdepan dan guru

sebagai ujung tombaknya, gagasan inovatif pasti sangat sulit dikembangkan. Sekolah disibukkan dengan kegiatan organisasi seperti mempertahankan predictability, reliability, accountability, dan control, sementara para guru dihadapkan pada tugastugas mengajar dan administrasi yang penuh, minimal enam jam sehari, tujuh hari dalam seminggu. Tidak ada lagi waktu tersisa untuk memikirkan yang lainnya. Pantas saja kalau keadaan guru dan juga muridnya seperti berikut ini. Tabel 1 Salah Satu Bukti Guru Belum Layak dan Kompeten No Mata Uji Jumlah Standar Rerata Soal Deviasi Rendah Tinggi 1. Tes Umum Guru TK/SD 90 34.26 6.56 5 67 2. Tes Umum Guru Lainnya 90 40.15 7.29 6 67 3. Tes Bakat Skolastik 60 30.20 7.40 3 58 4. Guru Kelas TK 80 41.95 8.62 8 66 5. Guru Kelas SD 100 37.82 8.01 5 77 6. Penjaskes SD 40 21.88 5.56 8 36 7. PPKn 40 23.38 4.82 3 39 8. Sejarah 40 16.69 4.39 3 30 9. Bahasa Indonesia 40 20.56 5.18 2 36 10 Bahasa Inggris 40 23.37 7.13 1 39 11 Penjaskes SMP/SMA/SMK 40 13.90 5.86 2 29 12 Matematika 40 14.34 4.66 2 36 13 Fisika 40 13.24 5.86 1 38 14 Biologi 40 19.00 4.58 5 39 15 Kimia 40 22.33 4.91 8 38 16 Ekonomi 40 12.63 4.14 1 33 17 Sosiologi 40 19.09 4.93 1 30 18 Geografi 40 19.43 4.88 3 34 19 Pendidikan Seni 40 18.44 4.50 2 31 20 PLB 40 18.38 4.43 2 29 (Sumber Data: Direktorat Tenaga Kependidikan, 2004) Sebuah organisasi bisnis dapat mengandalkan divisi penelitian dan pengembangannya, tetapi organisasi sekolah sangat bergantung pada apa yang diteliti dan dikembangkan oleh pihak-pihak luar sekolah.

Sumber: UNESCO - OECD Sumber: UNESCO - OECD Years of schooling and GDP per capita in age group 15 64, 1960 2000 Years of schooling and GDP per capita in age group 15 64, 1960 2000

Sumber: UNESCO - OECD Years of schooling and GDP per capita in age group 15 64, 1960 2000 3.2 8 PT 83.18 3.9 3 3.12 0.3 5 SM A / M A 7.5 60.87 11.6 9 2.55 2.2 6 SLM P/ M T s 10.3 39.2 6.2 3 2 3.4 4 2.0 3 SD / M I 13.52 28.59 9.8 7 2 6.53 1.78 Tdk/ Blm tmt SD 14.9 8 22.56 12.2 2 2 8.6 7 1.4 9 0% 20% 40% 60% 80% 10 0 % Dibantu buruh tidak tetap Pekerja bebas Dibantu buruh tetap Pekerja keluarga Gambar 2 Makin Tinggi Pendidikan, Makin Rendah Kemandirian dan Semangat Kewirausahaannya

Tabel 2 Paradigma Penyelenggaraan Pendidikan untuk Membangun Insan Indonesia Kerkompeten dan Produktif Paradigma Lama Pendidikan hanya untuk Pendidikan Budaya mengejar gelar sebagai bentuk aktualisasi diri [ status Sosial] Pendidikan yang mengarah kepada pembentukan kompetensi keahlian sangat terbatas [ 65 % mengarah ke pendidikan umum/gelar] Jangkauan layanan pendidikan sangat terbatas karena perangkat birokrasi pendidikan kurang aspiratif terhadap inisiasi/partisipasi masyarakat Sekat birokrasi antar-jenis dan antar-jenjang sangat rigid, penyelenggaraan pendidikan menjadi tidak efisien Paradigma Baru Pendidikan dipandu oleh kebutuhan dunia kerja [ demand driven ] Budaya kompetensi dan budaya produktif menjadi arus utama 75% generasi muda diarahkan menempuh pendidikan jalur vokasi / keahlian dan profesional, 25 % menempuh jalur akademik Pemerintah dan sistem birokrasi berperan sebagai fasilitator dan menetapkan standar-standar serta mekanisme penjaminan mutu Penyelenggaraan pendidikan dengan sistem terbuka [fleksibel dan permeabel] akan menumbuhkan sinergi dan efisiensi penyelenggaraan Pendidikan di Indonesia menurut WS Rendra Seperti apa pendidikan yang kita selenggarakan selama ini? Tidak lain, adalah sebuah penjara bagi anak-anak kita yang bernama KELAS Kita tumpuki mereka dengan seonggok jagung, membusuklah mereka bersama jagung itu Lupa kita membawa mereka ke tanah ladang, mengamati bagaimana jagung itu tumbuh-berkecambah-berbunga- berbuah Beri mereka ruang dan kesempatan untuk tumbuh dan berkembang sesuai ke- UNIK-an nya Bantu mereka untuk menjadi dirinya, untuk bekal mengarungi kehidupannya.

Dengan demikian, inovasi pendidikan biasanya berasal dari luar sekolah. Sangat jarang terjadi inovasi di dalam sekolah dan dilakukan oleh orang dalam. Kondisi persekolahan inilah yang menempatkan sekolah dalam posisi yang pasif dan defensif, sehingga biasanya justru menghambat pengembangan dan promosi inovasi. Padahal diyakini bahwa inovasi itu sangat bergantung kepada jejaring sosial melalui kontakkontak yang bersifat pribadi secara langsung. Kontak inilah yang memberi ruang dan kesempatan mencoba sesuatu yang baru dan inovatif. Pendekatan yang bersifat institusi biasanya mengalami hambatan karena setiap institusi pendidikan memiliki struktur politiknya masing-masing yang sudah mapan. Struktur internal institusi yang kaku dan terpaku pada deskripsi tugas yang telah ditetapkan akan sangat menghambat terjadinya inovasi. F. Penutup Hasil-hasil inovasi pendidikan akan lebih efektif apabila direncanakan bersama, dibicarakan bersama, dan hasilnya disebarluaskan. Sarana-sarana penyebarluasan inovasi tersebut dapat dilakukan oleh kelompok-kelompok kerja guru atau melalui organisasi profesi yang memang bertugas untuk meningkatkan mutu profesional guru. Banyak inovasi di dunia yang dimulai dengan inovasi tingkat mikro, tetapi kemudian digalakkan secara besar-besaran di dalam rangka untuk mencapai suatu tujuan yang lebih besar. Misalnya, inovasi yang dilakukan Thomas Edison di dalam mengembangkan penemuan lampu pijar yang kemudian didukung oleh suatu inovasi besar-besaran. Inovasi Thomas Edison ternyata telah memberikan manfaat dan peningkatan kualitas hidup seluruh umat manusia.

G. Sumber Bacaan Ibrahim. 1988. Inovasi Pendidikan. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti P2LPTK. Rogers M. & Shoemaker F. Floyd. 1983. Diffusion of Innovasion. New York: The Free Press A Division of Macmillan Publishing Co. Inc. Tilaar, H.A.R. 1999. Beberapa Agenda Reformasi Pendidikan Nasional. Magelang: Tera Indonesia.

Riwayat Hidup Nama lengkap : Dr. Hj. Nunuy Nurjanah, M.Pd. Pangkat, Jab, Gol: Pembina TK I /Lektor Kepala/ IVb Jenis Kelamin: Perempuan Status Marital: Kawin Agama: Islam Tempat/tanggal lahir: Tasikmalaya, 10 Juli 1967 Alamat: Jl. Cidadap Girang No. 33, Bandung, 40143 Bandung Tlp. 2000198/081809907724 Jabatan: Dosen FPBS UPI Riwayat Pendidikan: S-3, 2005, Pengajaran Bahasa Indonesia, Universitas Pendidikan Indonesia S-2, 1999, Pengajaran Bahasa Indonesia, Universitas Pendidikan Indonesia S-1, 1990, Pendidikan Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia/Daerah, IKIP Bandung SPG, 1986, Tasikmalaya SMPN 2, 1983, Tasikmalaya SDN Mangkubumi 2, 1980, Tasikmalaya