BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENYELESAIAN DENDA PENUNDAAN PEMBAYARAN KPR PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) TBK. KANTOR CABANG SURABAYA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) PADA PT. BANK

maka dalam bab ini penulis akan menganalisis praktek denda pada pembiayaan

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN DENDA PADA PEMBIAYAAN BERMASALAH MENURUT FATWA DSN-MUI NO 17/DSN MUI/IX/2000 DI KJKS MADANI KOTA PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS EFEKTIVITAS PENANGANAN PEMBIAYAAN MACET DAN EKSEKUSI JAMINAN PRODUK KPR AKAD MURA>BAH}AH DI BNI

BAB 5 PENUTUP. 5.1 Simpulan. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada PT. BPR Syariah Karya Mugi

BAB I PENDAHULUAN. keuangan bukanlah sebuah pabrik atau produsen yang menghasilkan uang

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI TABUNGAN RENCANA MULTIGUNA DI PT. BANK SYARI AH BUKOPIN Tbk. CABANG SURABAYA

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA. Dari hasil wawancara langsung yang penulis lakukan pada pihak BNI

BAB III PEMBAHASAN. A. Prosedur Pengelolaan Pembiayaan Murabahah Bermasalah Di BPRS. 1. Penerapan Pembiayaan Murabahah

Lahirnya ini disebabkan munculnya perbedaan pendapat

karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) adalah orang yang kuat lagi dapat dipercaya. 3. Firman Allah SWT

BAB V PENUTUP. Yogyakarta secara umum telah memenuhi ketentuan hukum syariah baik. rukun-rukun maupun syarat-syarat dari pembiayaan murabahah dan

Murabahah adalah salah satu bentuk jual beli yang bersifat amanah.

MURA<BAH{AH BERMASALAH DI BPRS BAKTI MAKMUR

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI SANKSI ATAS NASABAH MAMPU YANG MENUNDA PEMBAYARAN DI BMT FAJAR MULIA UNGARAN

BAB V PEMBAHASAN. kegiatan operasional yang berlangsung di kantor Koperasi Simpan Pinjam

FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL Nomor: 55/DSN-MUI/V/2007 Tentang PEMBIAYAAN REKENING KORAN SYARIAH MUSYARAKAH

BAB IV DI BANK BNI SYARIAH KANTOR CABANG SURABAYA. A. Analisis tentang Prosedur-Prosedur Pemberian Pembiayaan Mura>bah}ah di

BAB IV ANALISIS PENETAPAN MARGIN PADA PEMBIAYAAN MURA>BAH{AH DI BSM LUMAJANG DALAM TINJAUAN FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL-MUI

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI AKAD MURABAHAH DALAM PEMBIAYAAN KENDARAAN DI KOPERASI SIMPAN PINJAM (KOSPIN) JASA LAYANAN SYARIAH BULAKAMBA

Rizky Andrianto. Evony Silvino Violita. Program Studi Akuntansi. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Abstrak

MURA>BAH}AH DAN FATWA DSN-MUI

BAB IV. pembiayaan-pembiayaan pada nasabah. Prinsip-prinsip tersebut diperlukan

BAB III LUMAJANG. berbeda beda untuk jangka waktu cicilan yang berbeda. Penerapan keuntungan transaksi pembiayaan mura>bah{ah ditetapkan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. simpanan uang, meminjamkan uang, dan menerbitkan banknote dengan kegiatan

BAGIAN III AKAD JUAL BELI

BAB IV STRATEGI PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA PRODUK PEMBIAYAAN MODAL USAHA DI BMT SM NU CABANG BOJONG PEKALONGAN

BAB V PEMBAHASAN. Pembiayaan Syariah (KSPPS) Baitul Izza Sejahtera ini bertujuan untuk

ANALISIS PENERAPAN PSAK 102 ATAS MURABAHAH PADA PT. BANK BRI SYARIAH, TBK.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Mekanisme Pembiayaan Konsumtif di KOPSIM NU Batang

BAB I PENDAHULUAN. sekundernya, contohnya keinginan memiliki mobil, motor, HP dan lain-lain, hal pokok yang melekat pada setiap manusia.

BAB IV ANALISIS TERHADAP FAKTOR-FAKTOR PEMBIAYAAN BERMASALAH PRODUK KPR AKAD DAN PENYELESAIANNYA

FATWA DSN MUI. Fatwa DSN 01/DSN-MUI/IV/2000: Giro. 1. Giro yang tidak dibenarkan secara syari'ah, yaitu giro yang berdasarkan perhitungan bunga.

4. Firman Allah SWT QS. al-baqarah (2):278 45)& %*('! Hai orang yang beriman! Bertaqwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba jika kamu orang yang b

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Kebijakan BMT Citra Keuangan Syariah Cabang Pekalongan Dalam. Upaya Menyelesaikan Pembiayaan Bermasalah.

BAB II REGULASI PERBANKAN SYARI AH DAN CARA PENYELESAIANNYA. kerangka dual-banking system atau sistem perbankan ganda dalam kerangka

Setelah penulis mengumpulkan data dari lapangan melalui wawancara. dan dokumentasi di lapangan, yaitu di Bank BNI Syariah Kantor Cabang

BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS. A. Karakteristik Pembiayaan Produk Flexi ib Hasanah BNI Syariah Kantor

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS. Ny.Indah yang beralamat di JL. Beruang Raya No. 102 Kecamatan. Gayamsari Semarang Timur ingin membeli sepeda motor Supra X 125 yang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Ismail, Perbankan Syariah, Prenadamedia Group, Jakarta, 2011, hlm 29-30

FATWA DEWAN SYARI AH NASIONAL

diinginkan nasabah kepada pihak lainnya seperti kepada supplier yang Baitul māl wa tamwīl (BMT) Amanah Ummah cabang Sukoharjo

Konversi Akad Murabahah

SKRIPSI PENERAPAN PRINSIP KEKELUARGAAN DALAM PENYELESAIAN PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA BMT AL-AMIN MAKASSAR KALYISAH BAHARUDDIN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA. A. Persyaratan dalam Mengadakan Akad Murabahah di BMT-UMY

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/18/PBI/2004 TENTANG GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB II DASAR TEORI. mengandalkan pada bunga. Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang

4. Firman Allah SWT tentang perintah untuk saling tolong menolong dalam perbuatan positif, antara lain QS. al- Ma idah [5]: 2:./0*+(,-./ #%/.12,- 34 D

1. Apa latara belakang didirikannya Bank Sumut Syariah? 3. Apakah perbedaan sistem bank syariah dengan bank konvensional?

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Mekanisme Akad Mudharabah dalam Pembiayaan Modal Kerja di KJKS Mitra

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Analisis penyebab dan penanganan pembiayaan murabahah bermasalah. Analisis pemberian pembiayaan yang dilakukan oleh setiap

Rahn - Lanjutan. Landasan Hukum Al Qur an. Al Hadits

4. Firman Allah SWT QS. al-baqarah (2): dan Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba Firman Allah SWT QS. al-baqarah (2):27

RESCHEDULING NASABAH DEFAULT PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar. Sektor sektor ekonomi yang menopang perekonomian di Indonesia

BAB IV ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN MURABAHAH BERMASALAH DI BMT NU SEJAHTERA CABANG KENDAL

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Syarat dan Ketentuan Umum Fasilitas Commonwealth KTA PT Bank Commonwealth

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP DENDA YANG TIDAK UMMAT SIDOARJO. Keuangan Syariah dalam melakukan aktifitasnya yaitu, muraba>hah, ija>rah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI TERHADAP PEMBIAYAAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH ib PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA SYARIAH CABANG SURABAYA

4. Firman Allah SWT QS. al-baqarah [2]: 275: &$!%#*#$ 234 +#,-.,(/01 '() )5'(2%6.789:;<= & #AB7CDE3" Orang yang makan (mengambil) riba ti

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Faktor-Faktor Pembiayaan Murabahah Bermasalah. Pembiayaan dalam Pasal 1 butir 12 UU No. 10 Tahun 1998 jo. UU No.

BAB II LANDASAN TEORI TEORI PEMBIAYAAN MURABAHAH DAN PENYELESAIAN PEMBIAYAAN BERMASALAH

BAB I PENDAHULUAN. beragama Islam, bank juga telah mengeluarkan sejumlah produk yang

RESCHEDULING PEMBIAYAAN MURA<BAHAH MUSIMAN

BAB IV ANALISIS PROSEDUR MEKANISME PENYELESAIAN SENGKETA JAMINAN PADA GADAI EMAS DI BANK SYARIAH MANDIRI (BSM) CABANG PEKALONGAN

MUSYARAKAH MUTANAQISAH SEBAGAI ALTERNATIF PADA PEMBIAYAAN KPRS DI BANK SYARIAH. Kajian LiSEnSi, Selasa, 23 Maret 2010

BAB IV. A. Analisis Aplikasi Akad Mura>bah}ah di BMT Mandiri Sejahtera Jl. Raya Sekapuk Kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten Gresik.

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Pelaksanaan Jaminan Fidusia di Bank Syariah Mandiri KCP Solok. menanyakan langsung kepada pihak warung mikro itu sendiri.

BAB IV. ANALISIS PENYELAMATAN PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA PRODUK GRIYA ib HASANAH DI PT BANK BNI SYARIAH KANTOR CABANG SURABAYA

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan semakin bertambahnya kebutuhan hidup, terutama kebutuhan

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. A. Analisis Implementasi Produk Jasa Letter of Credit (L/C) di Bank Syariah

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

$!%#&#$ /0.#'()'*+, *4% :;< 63*?%: #E Orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya

BAB III DENDA KETERLAMBATAN (LATE CHARGE) PADA KARTU KREDIT SYARI AH DALAM FATWA DSN MUI NO: 54/DSN-MUI/X/2006 TENTANG SYARI AH CARD

Rahn /Gadai Akad penyerahan barang / harta (marhun) dari nasabah (rahin) kepada bank (murtahin) sebagai jaminan sebagian atau seluruh hutang

Pembandingan PSAK No. 102 Dengan Fatwa MUI No. 04/DSN-MUI/IV/2000 1

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. mudharabah di PT BPRS Puduarta Insani maka dapat diambil kesimpulan

BAB IV ANALISIS PEMBIAYAAN MURABAHAH BIL WAKALAH DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS DAN KESEJAHTERAAN NASABAH DI UJKS JABAL RAHMA

Bab 10 AKUNTANSI TRANSAKSI SALAM DAN SALAM PARALEL

AKAD PEMBIAYAAN JUAL-BELI PPUM Investasi DAN PENGAKUAN HUTANG Nomor : AKAD/005/7104/PPUM-INV/03-17/03-20

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Kredit

BAB 11 LANDASAN TEORI

AKAD PENGALIHAN HUTANG (HAWALAH) Nomor : B. XXX/ KCPS-737/ HWLH/ 10/ 06

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN. IV. 1 Penerapan dan Perhitungan Akad Sewa-Menyewa Ijarah Pada Bank DKI

DAFTAR RIWAYAT HIDUP. Randublatung-Blora, Jawa Tengah.

CONTOH SURAT PERJANJIAN UTANG PIUTANG DENGAN KUASA HIPOTEK

BAB IV. Seperti di perbankan syari ah Internasional, transaksi mura>bah}ah merupakan

WAWANCARA. pertanyaan kepada dua orang narasumber, yaitu: : Dicky Frandhika Gutama. pada PT. Bank Sumut Cabang Koordinator Medan

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI PERUBAHAN PENGHITUNGAN DARI SISTEM "FLAT" KE "EFEKTIF" PADA

SANKSI ATAS NASABAH (MURABAHAH) MAMPU YANG MENUNDA- NUNDA PEMBAYARAN HUTANG (Studi Fatwa DSN) Oleh: Suci Hayati

BAB IV ANALISIS PEMBIAYAAN BERMASALAH DAN PENANGANANNYA DI KOSPIN JASA LAYANAN SYARIAH PEMALANG

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENYELESAIAN DENDA PENUNDAAN PEMBAYARAN KPR PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) TBK. KANTOR CABANG SURABAYA A. Analisa Hukum Islam Terhadap Sanksi Denda Pada Nasabah Mampu Yang Lalai Dalam Pembiayaan KPR Pada Bank BTN Syari ah Surabaya. Dalam fatwa DSN no. 17/DSN-MUI/IX-2000 tentang sanksi atas nasabah mampu yang menunda-nunda pembayaran adalah sanksi yang berdasarkan pada prinsip ta zir yakni bertujuan agar nasabah lebih disiplin dalam melaksanakan kewajibannya. Sanksi dapat berupa denda sejumlah uang yang besarannya ditentukan atas dasar kesepakatan dan dibuat saat akad ditandatangani. Denda tersebut ditujukan guna mendisiplinkan nasabah dan bertanggung jawab atas janji yang telah dibuatnya kepada bank BTN Syari ah Surabaya diawal kontrak. Seorang nasabah yang mampu, tidak dibenarkan menunda-nunda penyelesaian hutangnya. Karena bila seorang nasabah menunda-nunda dalam penyelesaian hutang tersebut, bank memberikan sanksi denda sebagai bentuk mekanisme perbankan untuk mewaspadai kerugian pada pihak perbankan. Karena hal ini dapat mengurangi perhitungan keuntungan bagi lembaga keuangan Syari ah. Oleh karenanya, tepat sekali jika lembaga keuangan Syari ah memberikan sanksi bagi nasabah mampu yang menunda-nunda pembayaran, karena dapat memberikan mud}a>rat bagi semua pihak. Bank dapat mengambil tindakan melalui prosedur hukum untuk mendapatkan 57

58 kembali hutangnya, atau dengan cara mengklaim kerugian financial yang terjadi akibat penundaan pembayaran hutangnya. Sebagaimana dalil-dalil yang digunakan oleh Dewan Syari ah Nasional dalam menetapkan fatwa tentang sanksi atas nasanah mampu yang menunda-nunda pembayaran, dalam surat Al-Maidah ayat 1: Hai orang-orang yang beriman! Penuhilah akad-akad itu Dijelaskan juga dalam Hadits Nabi riwayat jama ah (Bukhari, Muslim, Ahmad, Nasa i, Abu Daud, Tirmizi, Malik, al-darimi dari abu Hurairah, Ibn Majah dan Abu Hurairah dan Ibnu Umar). Menunda-nunda (pembayaran) dilakukan oleh orang mampu adalah suatu kezaliman Dan Hadits Nabi riwayat Nasa i, Abu Daud, Ibnu Majah dan Ahmad dari Syraid bin Suwaid: Menunda-nunda (pembayaran) yang dilakukan oleh orang mampu menghalalkan harga diri dan pemberian sanksi kepadanya. Juga dalam Hadits Nabi riwayat Ibn Majah dari Ubaidah bin Samit, riwayat Ahmad dari Ibn Abbas, dan Malik dari Yahya: Tidak boleh membahayakan diri sendiri dan tidak boleh membahayakan orang lain. Nasabah yang tidak/belum mampu membayar disebabkan force major maka bank BTN Syari ah Surabaya tidak boleh memberikan sanksi. Namun selama ini bila nasabah lalai dalam melakukan pembayaran angsuran KPR, bank BTN Syari ah Surabaya memberikan sanksi denda berupa sejumlah uang pada nasabah mampu maupun tidak mampu. Yang mana hal ini telah menyimpang dari fatwa DSN no. 17/DSN-MUI/IX/2000 yang sudah ada.

59 Dalam menangani kasus yang berkaitan dengan keterlambatan pembayaran dari nasabah. Bank BTN Syari ah menetapkan tata cara pembayaran denda, yaitu denda keterlambatan dapat dibayarkan pada akhir masa pembiayaan, sebelum nasabah melunasi pembiayaannya nasabah harus melunasi pembayaran dendanya. Dilihat dari tekhnik pengumpulan denda KPR, bank melakukan penagihan saat jatuh tempo tiba, kemudian denda dapat dibayar melalui debet rekening. Perbankan tidak dapat menghindari pembiayaan bermasalah. Suatu pembiayaan dikatakan bermasalah ditandai dengan adanya tanda-tanda dari nasabah yang dibiayai mengalami kesulitan financial atau karena nasabah yang sengaja lalai dengan menunda-nunda tanggungan pembayarannya kepada bank. 1. Penyelesaian pembiayaan denda mura>bah}ah KPR Pembiayaan yang diberikan oleh perbankan Syari ah tidak selamanya berjalan dengan lancar. Jika terjadi kegagalan atau permasalahan dalam pengembalian dana masyarakat ke pihak bank, maka bank harus menyelamatkan dana tersebut, karena dana itu merupakan amanat yang dititipkan masyarakat kepada bank. Maka kewajiban bank untuk menjaga amanah tersebut. Bank wajib mengambil tindakan-tindakan tertentu dalam menyelesaikan pembiayaan bermasalah dan tentunya harus tetap berpegang pada prinsip Syari ah. Berikut dijelaskan cara atau upaya yang

60 dilakukan bank BTN dalam mrengatasi atau menyelesaikan pembiayaan KPR bermasalah. Di antaranya: a. Melakukan pendekatan kepada nasabah pembiayaan, hal ini dilakukan untuk mengetahui permasalahan yang terjadi pada nasabah pembiayaan. Pendekatan dilakukan dengan cara mendatangi nasabah yang mengalami penunggakan, kemudian membicarakan atau mendiskusikan masalah yang sedang dihadapi nasabah dan memberikan alternatif jalan keluar dalam menyelesaikan masalah mereka dengan bank. Dengan demikian, bank segera mengetahui apa yang menjadi penyebab pembiayaan bermasalah, sehingga bank bisa memutuskan atau mengambil tindakan yang tepat dalam menyelesaikannya. Namun dalam prakteknya tidak semua nasabah mau bekerjasama untuk menyelesaikan masalah secara baik-baik. Ada sebagian nasabah yang dengan sengaja menghindar untuk ditemui. b. Collection, yaitu penagihan secara intensif, dalam hal ini bank BTN melakukan dengan cara bertahap. Pertama, konfirmasi melalui telepon. Kedua mengirimkan surat pemberitahuan angsuran. Ketiga, peringatan atau teguran. Keempat, penagihan langsung yakni dengan mendatangi langsung kerumah nasabah pembiayaan KPR yang mengalami penunggakan. c. Rescheduling (penjadwalan kembali) adalah kebijakan bank BTN Syari ah memberikan keringanan terhadap nasabah menyangkut jadwal pembayaran atau jangka waktu termasuk penundaan masa

61 tenggang dan perubahan besarnya angsuran pembiayaan KPR. Misalkan dalam perpanjangan pembiayaan KPR dari lima tahun menjadi enam tahun dengan demikian jumlah angsuran akan menjadi lebih kecil seiring dengan penambahan jangka waktu angsuran. Rescheduling ini salah satu cara yang diberikan kepada nasabah yang mempunyai itikad baik dan karakter jujur. d. Pengurangan tunggakan pokok pembiayaan, ini merupakan salah satu cara yang dilakukan BTN Syari ah terhadap nasabah yang mengalami penunggakan dengan memberikan keringanan untuk membayar tunggakan pokok pembiayaan yang lebih kecil tunggakan pokok pembiayaan yang seharusnya dibayar. e. Eksekusi jaminan asset nasabah atau objek pembiayaan yang dijadikan jaminan dalam rangka pelunasan pembiayaan KPR. Hal ini dilakukan oleh BTN Syari ah apabila nasabah sudah benar-benar tidak mampu lagi untuk membayar hutangnya. Proses eksekusi oleh BTN Syari ah dapat dilakukan dengan menyerahkan sertifikat rumah sebagai jaminan dari nasabah yang bersangkutan atau bank sendiri yang akan melakukan penjualan atas barang jaminan. Hal ini tentunya dilakukan berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak, atau menyerahkan ke lembaga eksekutor yaitu BUPLN (Badan Urusan Piutang Dan Lelang Negara) f. Hapus buku yaitu langkah terakhir yang dilakukan BTN Syari ah untuk membebaskan nasabah dari beban hutangnya, dikarenakan

62 nasabah sudah tidak mampu lagi untuk membayar angsuran KPR dan begitu pula dengan barang jaminan. Pada perbankan Syari ah jika terdapat perbedaan atau perselisihan maka kedua belah pihak terus menyelesaikannya sesuai tata cara dan hukum materi Syari ah. Lembaga yang mengatur hukum materi dan berdasarkan prinsipprinsip Syari ah di Indonesia dikenal dengan nama Badan Arbitrase Syari ah Nasional (BASYARNAS). Selama hanya dengan pihak baik dengan nasabah, maka hendaknya merujuk atau menyelesaikan melalui BASYARNAS. 2. Strategi BTN Syari ah Surabaya dalam mengatasi pembiayaan KPR terhadap nasabah yang menunda-nunda pembayaran. a. Melakukan pendekatan kepada nasabah pembiayaan, hal ini dilakukan untuk mengetahui permasalahan yang terjadi pada nasabah pembiayaan. Pendekatan dilakukan dengan cara mendatangi nasabah yang mengalami penunggakan, kemudian membicarakan atau mendiskusikan masalah yang sedang dihadapi nasabah dan memberikan alternatif jalan keluar dalam menyelesaikan masalah mereka dengan bank. Dengan demikian, bank segera mengetahui apa yang menjadi penyebab pembiayaan bermasalah, sehingga bank bisa memutuskan atau mengambil tindakan yang tepat dalam menyelesaikannya. Namun dalam prakteknya tidak semua nasanbah mau bekerjasama untuk menyelesaikan masalah secara baik-baik. Ada sebagian nasabah yang dengan sengaja menghindar untuk ditemui.

63 b. Collection, yaitu penagihan secara intensif, dalam hal ini bank BTN melakukan dengan cara bertahap. Pertama, konfirmasi melalui telepon. Kedua mengirimkan surat pemberitahuan angsuran. Ketiga, peringatan atau teguran. Keempat, penagihan langsung yakni dengan mendatangi langsung kerumah nasabah pembiayaan KPR yang mengalami penunggakan. B. Analisis Hukum Islam Terhadap Pengalokasian Dana Denda Penundaan Pembayaran KPR Pada Bank BTN Syari ah Surabaya Pembiayaan KPR menggunakan akad mura>bah}ah yakni ikatan antara dua orang atau lebih untuk melakukan transaksi jual beli atas barang tersebut, dimana penjual menyebutkan harga pembelian kepada pembeli dengan keuntungan yang disepakati di awal akad. Jika nasabah tidak memenuhi akad yang telah disepakati maka nasabah tersebut melakukan kelalaian dalam perjanjian. Dalam bank Islam, jika nasabah tidak mampu membayar tanggungannya maka ia harus diberi waktu toleransi untuk melunasinya. Seorang nasabah yang mempunyai kemampuan ekonomis dilarang menunda penyelesaian utangnya dalam mura>bah}ah. Bila seorang nasabah menunda penyelesaian utang tersebut, pembeli dapat mengambil tindakan prosedur hukum untuk mendapatkan kembali utang itu dan mengklaim kerugian financial yang terjadi akibat penundaan. Telah disebutkan dalam fatwa DSN No. 17/DSN-MUI/IX/2000. Tentang sanksi atas nasabah mampu yang menunda-nunda pada poin ke 6

64 yang berbunyi: Dana yang berasal dari denda diperuntukkan sebagai dana sosial. Dalam hal ini telah dijelaskan bahwa dalam pembahasan skripsi yang saya teliti berkaitan erat dengan pengalokasian dana denda. Namun dalam BTN dana denda tersebut tidak di alokasikan sebagai dana sosial melainkan di jadikan kedalam dana pendapatan. Karena alasan bagi pihak bank pendapatan adalah salah satu keuntungan yang di dapatkan dari nasabah, ketika nasabah tersebut telah lalai menjalankan tanggungannya. Denda tersebut ditujukan guna mendisiplinkan nasabah dan bertanggungjawab atas janji yang dibuatnya kepada bank. Lalu dana yang berasal dari denda diperuntukkan sebagai dana sosial, karena sifatnya, denda yang dibayar nasabah tidak boleh dijadikan sebagaimana pendapatan, akan tetapi dimasukkan pada dana sosial yang akan disalurkan pada pembiayaan dengan akad qard} al-h}asan.