BAB IV KONSEP DASAR PERANCANGAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANAGAN

Bab V. PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN MARKAS PUSAT DINAS KEBAKARAN SEMARANG. No Kelompok Kegiatan Luas

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Tabel 5.1. Kapasitas Kelompok Kegiatan Utama. Standar Sumber Luas Total Perpustakaan m 2 /org, DA dan AS 50 m 2

BAB IV: KONSEP Pendekatan Aspek Kinerja Sistem Pencahayaan Sistem Penghawaan Sistem Jaringan Air Bersih

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SMAN 54 JAKARTA

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RELOKASI PASAR IKAN HIGIENIS REJOMULYO SEMARANG

PUSAT MODIFIKASI MOBIL BAB V KONSEP PERANCANGAN KONSEP METAFORA PADA BANGUNAN Beban angin pada ban lebih dinamis.

BAB 5 PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS II PONDOK PESANTREN MODERN FUTUHIYYAH DI MRANGGEN

BAB V KONSEP DASAR DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

SISTEM STRUKTUR PADA BANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pelatihan

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TEMPAT ISTIRAHAT KM 166 DI JALAN TOL CIKOPO-PALIMANAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

REDESAIN RUMAH SAKIT ISLAM MADINAH TULUNGAGUNG TA-115

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN INTERMODA DI TANGERANG

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V. Tabel 5.1. Besaran Kebutuhan Ruang Kelompok Kegiatan Belajar-Mengajar (Sumber: Analisa Pribadi, 2016)

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

Tabel 6.1. Program Kelompok Ruang ibadah

BAB IV: KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN

BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan 510 m 2 untuk

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REST AREA TOL SEMARANG BATANG. Tabel 5.1. Besaran Program Ruang

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PENGEMBANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN MUSEUM BATIK INDONESIA

Sistem Utilitas Bangunan Gedung Bertingkat

Terminal Antarmoda Monorel Busway di Jakarta PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL ANTARMODA

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. Tabel 5.1 Program Ruang Kegiatan Pelayanan Umum. Jenis Ruang

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN AGROBISNIS, KABUPATEN SEMARANG

BAB V PROGRAM PERANCANGAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. Tabel 5.1 Program Ruang Kegiatan Pelayanan Umum. Jenis Ruang

AKADEMI SEPAKBOLA INDONESIA KONSEP EKSTERIOR

BAB V KONSEP. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

LP3A REDESAIN TERMINAL BUS BAHUREKSO KENDAL TIPE B BAB V KONSEP DAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL BUS BAHUREKSO KENDAL

BAB V PROGRAM PERENCANAAN & PERANCANGAN KOLAM RENANG INDOOR UNDIP

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

b. Kebutuhan ruang Rumah Pengrajin Alat Tenun

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PROYEK

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TRANS STUDIO SEMARANG. Keg. Penerima Gate / Main Entrance Disesuaikan Parkir Pengunjung 16.

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI KELURAHAN KALIGAWE

Fire Extinguisher. Samisse Hydrant Hydrant

BAB V. KONSEP PERANCANGAN

BAB VI KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN STUDENT APARTMENT STUDENT APARTMENT DI KABUPATEN SLEMAN, DIY Fungsi Bangunan

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP. Secara umum, arahan yang diberikan dalam rangka perencanaan Apartemen Di

BAB V PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN MUSEUM PALEONTOLOGI PATIAYAM

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL TIPE B DI KAWASAN STASIUN DEPOK BARU

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya. aktivitas sehari-hari. mengurangi kerusakan lingkungan.

BAB V KONSEP. dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. mempertahankan identitas Binus University sebagai kampus Teknologi.

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BUDGET HOTEL

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN PINTAR DI KOTA SOLO DENGAN METAFORA ARSITEKTUR

Bab V Konsep Perancangan

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GOR KUDUS

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tata Ruang Luar Gambar 5.1 Skema Site Plan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VII PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GEDUNG KULIAH SISTEM KOMPUTER UNIVERSITAS DIPONEGORO


BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. rancangan terdapat penambahan terkait dengan penerapan tema Arsitektur

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dalam perancangan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Tata Boga.

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan sesama mahasiswa. tinggal sementara yang aman dan nyaman. keberlanjutan sumber daya alam.

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Konsep dasar rancangan yang mempunyai beberapa fungsi antara lain: 1.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental,

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN E-NET AND GAMEDEV CORE DI YOGYAKARTA

PERMUKIMAN SEHAT, NYAMAN FARID BAKNUR, S.T. Pecha Kucha Cipta Karya #9 Tahun 2014 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GOR BASKET DI KAMPUS UNDIP TEMBALANG. sirkulasi/flow, sirkulasi dibuat berdasarkan tingkat kenyamanan sbb :

BAB V KONSEP. a. Memberikan ruang terbuka hijau yang cukup besar untuk dijadikan area publik.

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

REDESAIN RUMAH SAKIT ISLAM MADINAH TULUNGAGUNG TA-115

BAB V KONSEP DESAIN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT PENGOMPOSAN SAMPAH

BAB VI LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

Transkripsi:

BAB IV KONSEP DASAR PERANCANGAN 1.1. PENDEKATAN ARSITEKTURAL Pendekatan aspek arsitektural dalam perancangan Kantor Dinas Sosial Jawa Tengah didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan berikut ini: 1. Bentuk bangunan Bangunan Kantor Dinas Sosial Jawa Tengah berfungsi sebagai fasilitas perkantoran bagi berlangsungnya aktivitas pengaturan dan pelayanan di bidang sosial yang mempunyai visi mewujudkan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial di Jawa Tengah yang semakin mandiri dan sejahtera. Dengan kebutuhan masyarakat lokal dan global, karena itu perlu dipertimbangan adanya unsur modern di dalam bangunan. 2. Kesesuaian dengan lingkungan Bangunan kantor setelah redesain diharapkan dapat mengekspresikan tampilan yang berciri khas sesuai potensi-potensi yang ada di lingkungannya. Bangunan di sekitar tapak di Jalan Pemuda terdiri dari kantor-kantor pemerintah maupun swasta yang sebagian besar memiliki tampilan modern. Karena itu dalam perancangan arsitektural bangunan Kantor Dinas Sosial diharapkan mampu menampilkan citra sebagai sebuah gedung perkantoran modern. Selain itu lokasi yang berada di iklim tropis juga perlu diperhatikan untuk memberikan kenyamanan dan penghematan energi di dalam bangunan. 3. Tata ruang yang efektif dan efisien, Baik tata ruang dalam maupun ruang luar agar dapat menampung semua aktivitas yang ada di dalam Dinas Sosial mengingat bentuk dan ukuran tapak yang relatif sempit dan banyaknya kegiatan yang harus diwadahi di dalam bangunan. Dengan Pertimbangan-pertimbangan di atas maka desain bangunan Kantor Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah ini nantinya akan didesain dengan konsep Arsitektur Modern. 1.1.1. Penekanan Desain Arsitektural Green design adalah konsep arsitektur yang menselarakan desain dengan alam, tidak merusak alam, dan mempunyai perencanaan jangka panjang yang terintegrasi dengan alam. Green design akan membuat perancangan Kantor Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah ini menjadi kantor yang ramah lingkungan. Desain arsitektural Kantor Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah ini nantinya diharapkan menjadi bangunan kantor dengan bentuk yang moden dan juga ramah lingkungan, sehingga konsep desain Kantor Dinas Sosial Ini adalah Bangunan Modern Dengan Konsep Green. 45

Berikut adalah Kriteria Green Design yang akan diterapkan dalam perancangan nantinya : 1. Efisiensi Air Efisiensi pemanfaatan air dan konseravsi Sumber Daya Air, tidak menggunakan air PAM untuk menyiram taman, pemanfaatan air hasil pengelolaan limbah untuk penyiraman taman. 2. Sumber daya dan Material Penggunaan material nontoxic, ramah lingkungan, yang berkelanjutan dalam setiap pembangunan, pengembangan dan renovasi. 3. Pengurangan Limbah Pemilahan jenis limbah yang dapat memberikan manfaat ekonomi, pemanfaatan air hasil limbah untuk penyiraman taman. Pengolahan air yang digunakan adalah pengolahan secara sederhana karena air limbah yang diolah nanti hanya digunakan untuk keperluan menyiram tanaman, bukan untuk keperluan konsumsi. Sehingga alat yang dibutuhkan untuk penyaringan airpun juga menggunakan alat yang cukup sederhana yaitu menggunakan 1 buah tandon air endapan (tandon air untuk memisahkan endapan berat seperti lumpur, pasir, dll), 1 buah tandon penyaringan (tandon air untuk penyaringan kotoran air limbah, agar air lebih jernih) dan 1 Tandon penampung air bersih (tandon air untuk menampung air bersih hasil penyulingan). Renewable Tank Water Pump Green roof Landscaping irrigation Lavatory Dapur Pipa biopori Grey water tank Water Pump Lapisan air tanah Gambar 4.1 Skema konservasi air Dalam Green design, ada beberapa penyelesain desain yang dapat diterapkan dalam kantor agar dapat mencapai tujuan ModernGreen Architecture : 46

4. Site Landscaping Adanya area lansekap berupa vegetasi (softscape) yang bebas dari bangunan taman (hardscape) yang terletak diatas permukaan tanah seluas minimal 40% luas total lahan. Luas area yang diperhitungkan adalah termasuk yang tersebut, taman diatas basement, roof garden, terrace garden, dan wall garden. 5. Inner Court Taman dalam bangunan kantor merupakan hal yang cukup penting dalam perancangan karena dengan adanya taman dalam bangunan kantor dapat memperbarui udara segar d dalam kantor dan menambah tambilan ruang dalam kantor. 6. Green roof Green roof dapat menambahkan lahan hijau yang terdapat pada lahan yang digunakan selain untuk bangunan. Sehingga nantinya bangunan juga dapat memberikan lahan hijau. Susunan atap hijau adalah sebagai berikut : 1. lapisan vegetasi, terdiri dari campuran tanah subur dengan pasir(meringankan bobot dan menambah keseimbangan antara udara dan air dalam tanah) dan kompos setebal 5-25 cm. 2. lapisan penyaring, terdiri dari serat ijuk setebal minimal 5 cm atau geotekstil yang menghindari bagian tanah halus merembes ke dalam lapisan penyaluran air. 3. Lapisan pengaliran air/drainase, terdiri dari lapisan kerikil gunung/kali (yang bundar batunya) tercuci, ukuran ǿ 8-16 mm, setebal 5-10 cm. 4. Lapisan waterproof. 5. Lapisan insulasi. 6. Lapisan struktural bangunan. Gambar 4.2 Konsep Green Roof 7. Ventilation Tidak mengkondisikan (tidak memberi AC) ruang WC, tangga, koridor, dan loby lift, serta tidak melengkapi ruang tersebut dengan system ventilasi. 47

1.1.2. Pendekatan Teknis 1.1.2.1. Pendekatan Sistem struktur Pemilihan struktur bangunan Kantor Dinas Sosial mempertimbangkan beberapa faktor, diantaranya: 1. Pembebanan, berpengaruh terhadap kekuatan struktur dalam memikul beban mati yang ditentukan jenis bangunan dan beban hidup yang ditentukan jumlah penghuni bangunan. 2. Bentuk arsitektural, berpengaruh terhadap macam struktur yang dipilih untuk menampilkan arsitektur yang diinginkan. 3. Kondisi lingkungan, berpengaruh terhadap pemilihan bahan yang digunakan sebagai struktur bangunan. 4. Daya dukung tanah, berpengaruh terhadap penentuan macam pondasi yang digunakan. 5. Sistem struktur konvensional efektif digunakan untuk ruang-ruang umum yang tidak memiliki persyaratan bentang lebar, karena lebih hemat dan mudah dalam pengerjaannya. Sistem struktur advance efektif digunakan untuk ruangruang yang membutuhkan bentang lebar dengan perletakan kolom seminimal mungkin. Alternatif sistem struktur yang digunakan meliputi: 1. Sistem rangka kaku (rigid frame system) 2. Sistem struktur dinding geser (shear wall), 3. Tube system. Dari jenis struktur diatas, struktur yang dipilih untuk perancangan nantinya adalah paduan antara sistem rangka kaku (rigid frame system dengan share wall yang dikembangkan menjadi core. Menurut Francis Duffy (1976), lokasi perletakan core ditentukan oleh: 1. Jenis sarana penyelamatan dalam bangunan 2. Jenis bagian dan tingkat penyesuaian yang diperlukan, yaitu tingkat hubungan ruang dan tingkat privasi pada departemen/bagian tertentu 3. Lift akses yang diperlukan pada lantai dasar dan pola sirkulasi yang diperlukan pada setiap lantai. Sedangkan ukuran dan isi core dalam suatu kantor bergantung pada: 1. Luas area atau jumlah populasi yang dilayani oleh setiap lantai yang akan berpengaruh pada jumlah dan ukuran lift, tangga dan jumlah lavatory yang diperlukan. 2. Jumlah lantai yang akan berpengaruh pada jumlah lift 3. Elemen tambahan, misalnya mesin minuman atau conveyor mekanikal yang ditempatkan di dalam core 4. Ruang kebersihan dan maintenance gedung, persyaratan luas area kebersihan dan maintenance adalah 1% dari luas lantai bruto dari seluruh bangunan kantor. 48

Gambar 4.3. Pondasi bangunan tinggi 1.1.2.2. Pendekatan Modul Struktur 1. Modul vertikal Menurut Leonard Mannaseh bila digunakan sistem ventilasi alami, maka tinggi ideal untuk suatu ruang kantor berkisar 3 m 4,5 m, sedangkan jika menggunakan penghawaan buatan, maka tinggi ideal ruangan kantor adalah 2,70 m. Sedangkan menurut Peraturan Menteri PU No.45/PRT/M/2007 tentangpedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara ketinggian langit-langit untuk bangunan gedung kantor minimum adalah 2,8m. 2. Modul horizontal Modul horizontal yaitu jarak ideal elemen-elemen struktur horizontal (kolom ke kolom/ dinding geser) yang harus mempertimbangkan aspek kegiatan efektif dari tempat kerja administrasi, perlengkapan dan perabot, jalur sirkulasi, luas kantor minimal dalam struktur organisasi secara umum, sistem konstruksi yang dipergunakan, serta dimensi bahan standar yang berlaku di pasaran. 1.1.2.3. Pendekatan Kinerja Pendekatan kinerja meliputi sistem utilitas yang digunakan yang terdiri dari hal-hal berikut ini: 1. Jaringan Air Bersih Yang menjadi pertimbangan dalam penyediaan air bersih dalam bangunan adalah kemudahan dan efisiensi biaya maupun energi dalam operasional dan dapat memenuhi kebutuhan pengguna bangunan, baik untuk minum, kegiatan servis maupun untuk keperluan pemadaman kebakaran. Penyediaan air bersih dapat menggunakan sumber dari PDAM dan juga sumur artesis, alternatif sistem pendistribusiannya pada bangunan dibagi menjadi dua yaitu: Up Feed Distribution System Arah aliran air direncanakan dengan arah ke atas sehingga sumber / tampungan air harus berada lebih rendah daripada lubang distribusi. Pada bangunan bertingkat, biasanya sistem ini direncanakan dengan pengambilan langsung dari 49

sumur/sumber air yang terletak pada bagian bawah (tanah) dengan menggunakan pompa. Dalam jangka panjang memerlukanasupan energi listrik yang relatifbesar untuk mengoperasionalkannya karena distribusi air ke atas tidakdapat berjalan dengan sendirinya tanpa bantuan tenaga pendorong daripompa. Down Feed Distribution System Pada bangunan bertingkat, biasanya sistem ini direncanakan denganpengambilan dari sumur/sumber air yang terletak pada bagian bawah(tanah) dengan menggunakan pompa, untuk bangunan tinggi pompa yangdigunakan biasanya adalah pompa sentrifugal. Dalam jangka panjang membutuhkan asupan energi listrik yang relatiflebih kecil dibandingkan dengan sistem pengaliran ke atas. Energi listrikdiperlukan hanya pada saat pengisian tangki air atas saja. Gambar 4.4.sistem penyaluran air secara up feed dan down feed 2. Sistem Pembuangan Air Kotor dan Sampah Jaringan air kotor dibedakan menjadi dua berdasar jenis limbah/buangan, yakni: 1. Limbah Cair Kotor dialirkan melalui pipa-pipa pembuangan air kotor. Pipa-pipa ini dihubungkan dengan pipa ventilasi untuk menghindari masuknya udara tidak sedap. 2. Air Hujan, yang perlu diperhatikan adalah perletakan talang, kemiringan atap, dan ukuran penampang saluran pipa pembuangan ke bak kontrol yang kemudian dibuang ke riol kawasan. Sampah pada bangunan bertingkat secara horizontal dapat dilakukan secara manual sedangkan pembuangan sampah secara vertikal dapat menggunakan shaft khusus sampah. Sampah kemudian ditampung dalam tempat pembuangan sampah sementara kemudian diangkut oleh petugas Dinas kebersihan. 50

3. Sistem Penghawaan dan Pengkondisian Udara Menurut Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara setiap bangunan gedung negara harus mempunyai sistem penghawaan/ ventilasi alami dan buatan yang cukup untuk menjamin sirkulasi udara yang segar di dalam ruang. Dalam hal tidak dimungkinkan menggunakan sistem penghawaan/ ventilasi alami, dapat menggunakan sistem penghawaan buatan atau pengkondisian udara dengan mempertimbangkan konservasi energi. Sistem penghawaan alami di dalam kantor dimungkinkan pada ruang- ruang yang memiliki kedalaman ruang yang kecil, sehingga dapat terjadi cross ventilation di dalam ruangan tersebut. Selain itu juga dapat diterapkan pada ruang-ruang servis yang tidak menuntut kenyamanan fisik yang tinggi, yang juga dapat dibantu dengan menggunakan exhaust fan. Sedangkan penghawaan buatan terdiri dari 2 jenis, yaitu: 1. Sistem tata udara langsung (Direct Cooling), terdiri dari AC window, AC split dan AC Package. Sistem tata udara ini tidak memerlukan perencanaan saluran udara dingin/ ducting. 2. Sistem tata udara tidak langsung (Indirect Cooling), dikenal sebagai sistem udara terpusat (Central Air Conditioning System). Terdiri dari komponenkomponen AHU, mesin pembuat es (chiller), kondensor dan menara pendingin (Cooling Tower). Sistem ini memerlukan perencanaan saluran udara dingin/ ducting. Biasanya pada bangunan perkantoran AHU dapat ditempatkan di setiap lantai, atau satu AHU menempati 2 atau beberapa lantai (tergantung dari kapasitas AHU yang digunakan). Gambar 4.5. sistem penghawaan AC 4. Sistem Penerangan 51

Bangunan Perkantoran merupakan bangunan yang memiliki aktivitas kerja sehingga diharuskan penerangan minimum 250 lux. Sistem penerangan menggunakan penerangan alami dan penerangan buatan. 1. Penerangan alami, memanfaatkan cahaya matahari dengan memperhatikan orientasi bangunan, sun shading, luas bidang bukaan dinding dan material bukaan dinding. 2. Penerangan buatan, digunakan pada saat kekuatan cahaya matahari lemah (faktor cuaca) dan untuk ruang yang tidak terjangkau oleh pencahayaan alami. 5. Sistem transportasi vertikal Sistem transportasi vertikal di dalam bangunan tinggi terdiri dari lift dan tangga. Ramp juga ditempatkan untuk alur sirkulasi kendaraan ataupun menghubungkan bagian luar dan bagian dalam bangunan. 6. Jaringan komunikasi Secara umum komunikasi di dalam bangunan dibedakan menjadi: 1. Komunikasi Internal, yaitu komunikasi di dalam perkantoran dari suatu tempat ke tempat lain dalam satu tapak. Interkom melayani komunikasi individual dua arah di dalam maupun antar bangunan dan extension line menghubungkan kelompok pengguna. WiFi (jaringan komunikasi tanpa kabel) dan LAN (Local Area Network) yaitu sistem komunikasi data, berupapertukaran informasi dan data antar komputer dalam satu bangunan untukkepentingan intern perkantoran. 2. Komunikasi Eksternal, yaitu komunikasi dari dan keluar tapak. Komunikasi eksternal dari dalam kantor menggunakan telepon dengan sistem PABX (Private Automatic Branch Exchange) untuk kemudahan pelayanan telekomunikasi dengan back up sistem manual dengan bantuan operator. Selain itu digunakan faximile, komunikasi secara tertulis yang dikirimkan melalui jaringan telepon dan Internet, komunikasi jarak jauh yang bersifat global melalui komputer yang salah satu fungsinya adalah untuk pengelolaan sistem Jardiknas ( Jaringan Sosial Nasional) di Jawa Tengah. 7. Jaringan listrik Pemakaian sistem elektrikal yang efektif dan efisien untuk menunjang sistem bangunan seoptimal mungkin dengan pemanfaatan listrik dari PLN serta penggunaan sistem generator sebagai sumber listrik penunjang dan cadangan untuk suplai kebutuhan listrik secara umum. Sistem pemantau dan distribusi power dilakukan dengan sistem Main Distribution yang mengontrol distribusi pada suatu massa bangunan dan sub distribution yang mengatur distribusi pada setiap lantai bangunan. Hal ini berlaku untuk tenaga dari PLN maupun dari genset. Seluruh jaringan listrik di tempatkan pada satu shaft khusus jaringan listrik. 8. Jaringan penangkal petir Menggunakan sistem penangkal yang mempunyai jangkauan bangunan yang luas, dengan tiang penangkal petir dan sistem pengebumiannya. Alternatif sistem penangkal petir adalah sistem Franklin yang efektif untuk bangunan dengan atap yang tidak lebar karena bekerja melindungi area kerucut dengan sudut 120 pada 52

puncaknya, dan sistem Faraday yang cocok diterapkan pada bangunan dengan atap lebar. 9. Sistem pemadam kebakaran Sistem pendeteksian bahaya kebakaran menggunakan alat berupa smoke detector dan heat detector. Dalam upaya untuk melawan bahaya kebakaran digunakan alat seperti fire extinguisher, sprinkler, hydrant box dan hydrant pilllar (untuk outdoor). Bangunan ini menggunakan dua macam sprinkler yaitu dengan air dan dry chemical khusus untuk ruang arsip dan ruang komputer/ elektronik. Sistem penyelamatan kebakaran antara lain dengan tangga darurat, exhaust fan, warning system dan tanda exit. Desain dari tangga darurat ini nantinya akan didesain dengan diletakkan di tepi terluar dari bangunan dengan partisi/kulit berupa kaca, sehingga dengan ini saat terjadi kebakaran dapat ditanggulangi dengan menggunakan tangga darurat ini dan pengguna dapat langsung menuju luar gedung. Dan Partisi berupa kaca berguna untuk pencahayaan alami pabila nantinya terjadi pemadaman listrik. 10. Sistem Keamanan Bangunan Kantor Dinas Sosial menerapkan teknologi sistem keamanan dengan menggunakan CCTV (Closed Circuit Tecnology) dan sumber daya manusia, yaitu dengan menggunakan petugas keamanan yang berpatroli setiap selang waktu tertentu. 53