Tri Rahayu, I Made Siaka, dan Ida Ayu Gede Widihati. Jurusan Kimia FMIPA Universitas Udayana, Bukit Jimbaran, Bali

dokumen-dokumen yang mirip
KANDUNGAN LOGAM Cu DAN Zn DALAM TANAH DAN PUPUK SERTA BIOAVAILABILITASNYA DALAM TANAH PERTANIAN DI DAERAH BEDUGUL

BIOAVAILABILITAS DAN SPESIASI LOGAM BERAT Pb DAN Cd PADA TANAH PERTANIAN BASAH DAN KERING DI DAERAH DENPASAR

TOTAL LOGAM Pb DAN Cr DALAM TANAH PERTANIAN DAN AIR DANAU BERATAN SERTA BIOAVAILABILITASNYA DALAM TANAH PERTANIAN DI DAERAH BEDUGU

BIOAVAILABILITAS DAN SPESIASI LOGAM BERAT Pb DAN Cd PADA TANAH PERTANIAN BASAH DAN KERING DI DAERAH DENPASAR SKRIPSI

SPESIASI DAN BIOAVAILABILITS LOGAM BERAT Pb DAN Cu PADA SEDIMEN LAUT DI KAWASAN PANTAI CELUKAN BAWANG KABUPATEN BULELENG-BALI

KANDUNGAN LOGAM Pb DAN Cu DALAM BUAH STROBERI SERTA SPESIASI DAN BIOAVAILABILITASNYA DALAM TANAH TEMPAT TUMBUH STROBERI DI DAERAH BEDUGUL SKRIPSI

FRAKSINASI DAN BIOAVAILABILITAS LOGAM Pb DAN Cr DALAM SEDIMEN DI PELABUHAN BENOA. Ni Luh Eka Lusiana Dewi, Emmy Sahara, dan A. A. I. A. M.

KANDUNGAN LOGAM Pb DAN Cu DALAM BUAH STROBERI SERTA SPESIASI DAN BIOAVAILABILITASNYA DALAM TANAH TEMPAT TUMBUH STROBERI DI DAERAH BEDUGUL

FRAKSINASI DAN BIOAVAILABILITAS LOGAM BERAT Fe DAN Mn PADA SEDIMEN DI PELABUHAN BENOA. Emmy Sahara, Ida Ayu Gede Widihati, dan I Gede Darma Putra

SPESIASI DAN BIOAVAILABILITAS LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) DAN TEMBAGA (Cu) DALAM SEDIMEN SUNGAI TUKAD BADUNG

Yulius Leo Adeputra, Emmy Sahara, dan A. A. I. A. M. Laksmiwati

DISTRIBUSI Pb DAN Cu PADA BERBAGAI UKURAN PARTIKEL SEDIMEN DI PELABUHAN BENOA. E. Sahara

KANDUNGAN LOGAM Pb DAN Hg DALAM SEDIMEN DI MUARA SUNGAI MATIKABUPATEN BADUNG BALI

SPESIASI DAN BIOAVAILABILITAS LOGAM Pb DALAM SEDIMEN DI KAWASAN PESISIR SANUR

KANDUNGAN LOGAM TOTAL Pb DAN Cu PADA SAYURAN DARI SENTRA HORTIKULTURA DAERAH BEDUGUL

DISTRIBUSI LOGAM BERAT Pb DAN Cu PADA AIR LAUT, SEDIMEN, DAN RUMPUT LAUT DI PERAIRAN PANTAI PANDAWA

DISTRIBUSI TIMBAL (Pb) DAN KADMIUM (Cd) PADA BUAH TANAMAN MANGROVE Rhizophora mucronata DI MUARA SUNGAI MATI KABUPATEN BADUNG

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel dan Tempat Penenlitian. Sampel yang diambil berupa tanaman MHR dan lokasi pengambilan

III MATERI DAN METODE PENELITIAN. 1. Feses sapi potong segar sebanyak 5 gram/sampel. 2. Sludge biogas sebanyak 5 gram/sampel.

PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM Pb DAN Cr PADA AIR DAN SEDIMEN DI SUNGAI AO DESA SAM SAM KABUPATEN TABANAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2011,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2015 di Laboratorium

III. METODOLOGI PENELITIAN di Laboratorium Kimia Analitik dan Kimia Anorganik Jurusan Kimia

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan September

SPESIASI DAN BIOAVAILABILITAS LOGAM Cu DAN Zn DALAM PERAIRAN DAN SEDIMEN MUARA SUNGAI BADUNG PADA JALUR TAMAN HUTAN RAYA NGURAH RAI DENPASAR BALI

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober

III. BAHAN DAN METODA 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di laboratorium Kimia Analitik Fakultas matematika dan Ilmu

BAB III METODE PENELITIAN

PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A

3 Percobaan. Untuk menentukan berat jenis zeolit digunakan larutan benzena (C 6 H 6 ).

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014 di

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang-

Preparasi Sampel. Disampaikan pada Kuliah Analisis Senyawa Kimia Pertemuan Ke 3.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Juni 2015 di Balai Besar

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014

MAKALAH PENDAMPING : PARALEL A. PEMANFAATAN SERBUK GERGAJI KAYU SENGON SEBAGAI ADSORBEN ION LOGAM Pb 2+

III. METODOLOGI PENELITIAN. di laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

3 Metodologi Penelitian

Bab III Metodologi Penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan bulan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Maret Juni 2012 bertempat di Bendungan Batu

ECOTROPHIC 4 (2) : ISSN: DISTRIBUSI CEMARAN LOGAM BERAT KROMIUM (Cr) DI SEKITAR INDUSTRI PELAPISAN LOGAM DESA SUSUT, BANGLI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. furnace, desikator, timbangan analitik, oven, spektronik UV, cawan, alat

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015

BAB III METODE PENELITIAN. terdiri atas 5 perlakuan dengan 3 ulangan yang terdiri dari:

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

METODE PENELITIAN. pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas

BAB III METODE PENELITIAN

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilakukan pada bulan November Februari 2014.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

AKUMULASI LOGAM KROMIUM (Cr) DALAM SEDIMEN, AKAR DAN DAUN MANGROVE Avicennia marina DI MUARA SUNGAI BADUNG

BAB III METODE PENELITIAN. menjadi 5-Hydroxymethylfurfural dilaksanakan di Laboratorium Riset Kimia

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN

bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN

PENENTUAN KONSENTRASI LOGAM BERAT Pb, Cu, Zn DAN KONDUKTIVITAS LISTRIK LIMBAH CAIR INDUSTRI PABRIK KARET PEKANBARU

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen

METODOLOGI PENELITIAN

BAHAN DAN METODE Waktu dan Lokasi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Laboratorium Biokimia Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas

III. METODE PENELITIAN

identifikasi masalah sampling ekstraksi AAS analisis data

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Laboratorium Kimia Analitik Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.

BAB III METODE PENELITIAN

Udara ambien Bagian 4: Cara uji kadar timbal (Pb) dengan metoda dekstruksi basah menggunakan spektrofotometer serapan atom

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

METODOLOGI PENELITIAN. sampel dilakukan di satu blok (25 ha) dari lahan pe rkebunan kelapa sawit usia

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2011

ISSN Penetapan Kadar Pencemaran Logam Pb dan Cr Pada Ikan Nila (Oreochromis Niloticus) di Muara Sungai Badung

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Labolatorium Ilmu Tanah Jurusan Agroteknologi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Mei 2015 sampai bulan Oktober 2015

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1

Kata kunci : zink, matriks semen, solidifikasi, TCLP, ekstraksi bertahap, kuat tekan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksploratif, untuk mengetahui tingkat pencemaran

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2010 sampai dengan bulan

ANALISIS KANDUNGAN LOGAM Fe, Sn DAN Pb DALAM IKAN SARDEN KEMASAN KALENG T. Gunawan 1, S. Anita 2, Itnawita 2

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif bertujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah cincau hijau. Lokasi penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 2. Prosedur Analisis Logam Dalam Sedimen dengan metode USEPA 3050B (APHA, 1992)

Transkripsi:

ISSN 1907-9850 SPESIASI DAN BIOAVAILABILITAS LOGAM BERAT Cu DAN Zn DALAM TANAH PERTANIAN ORGANIK DI DAERAH BEDUGUL Tri Rahayu, I Made Siaka, dan Ida Ayu Gede Widihati Jurusan Kimia FMIPA Universitas Udayana, Bukit Jimbaran, Bali Email : trirahayu137@gmail.com ABSTRAK Penelitian tentang spesiasi dan bioavailabilitas logam berat Cu dan Zn dalam tanah pertanian organik di Daerah bedugul telah dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan logam total serta spesiasi dan bioavailabilitas logam Cu dan Zn dalam tanah pertanian organik yang berusia 5 dan 4 tahun di daerah Bedugul. Kandungan logam total dilakukan secara digesti dengan campuran HNO 3 dan HCl (3:1) dalam ultrasonic bath dan pemanasan dengan hotplate. Spesiasi dan bioavailabilitas Cu dan Zn dilakukan dengan metode SET ( Sequential Extraction Technique). Kandungan logam Cu dan Zn total dalam sampel dianalisis dengan menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom (AAS) dengan metode kurva kalibrasi. Konsentrasi logam total pada lahan berusia 5 dan 4 tahun yaitu 41,8808-49,1060 mg/kg dan 22,8544-41,6616 mg/kg untuk Cu dan 62,9273-73,3729 mg/kg dan 58,0970-73,9987 mg/kg untuk Zn. Spesiasi logam Cu dalam tanah pertanian organik berusia 5 dan 4 tahun adalah sebagai berikut fraksi bioavailabel (EFLE) berkisar antara 6-17% dan 3-14%, fraksi Fe/Mn oksida dan organik (berpotensi bioavailabel) berkisar antara 9-37% dan 6-24%, dan fraksi resistant berkisar antara 21-53% dan 41-69%. Spesiasi logam Zn dalam tanah pertanian organik berusia 5 dan 4 tahun yaitu fraksi bioavailabel (EFLE) berkisar antara 6-9% dan 7-10%, fraksi Fe/Mn oksida dan organik (berpotensi bioavailabel) berkisar antara 15-22% dan 11-25%, dan fraksi silikat (non bioavailabel) berkisar antara 46-58% dan 40-53%. Kata kunci : Spesiasi, bioavailabilitas, Cu, Zn, tanah organic ABSTRACT A research on heavy metal speciation and bioavailability of Cu and Zn in soil of organic agriculture in Bedugul area has been carried out. This study aimed to determine the total metal content, speciation, and bioavailability of Cu and Zn in the soil of organic agriculture aged 5 and 4 years in Bedugul area. The total metal content was performed by the used of a digestion method with a mixture of HNO 3 and HCl (3:1) in the ultrasonic bath and followed by heating on the hotplate. Speciation and bioavailability of Cu and Zn was conducted using SET (Sequential Extraction Technique). The content of Cu and Zn in the total sample was analyzed using the Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS) with a calibration curve method. The total metal concentrations of Cu in the organic agricultural land of aged 5 and 4 years and were 41.8808-49.1060 mg/kg and 22.8544-41.6616 mg/kg whereas the concentrations of Zn in the organic agricultural land of aged 5 and 4 years were 62.9273-73.3729 mg/kg and 58.0970-73.9987 mg/kg respectively. The speciation of Cu obtained in in the organic agricultural land of aged 5 and 4 years was ranged from 6-17% and 3-14% in the EFLE fraction, from 9 to 37% and 6 to 24% in the Fe/Mn oxides fraction, and ranged from 27 to 53% and 41 to 69% in the resistant fraction (non bioavailable). The Zn speciation found in the organic agricultural land of aged 5 and 4 years was ranged from 6 to 9% and 7 to 10% the EFLE fraction (bioavailable), from 15 to 22% and 11 to 25% in the Fe/Mn oxides and organic (potentially bioavailable) fractions and ranged from 46 to58% and 40 to 53% in the silicate fraction (non bioavailable). Keywords : speciation, bioavailability, Cu, Zn, organic soil 183

JURNAL KIMIA 9 (2), JULI 2015: 183-188 PENDAHULUAN Daerah Bedugul merupakan daerah pertanian sentral holtikultural yang salah satunya menghasilkan sayur dan buah-buahan organik yang dijual ke pasar-pasar tradisional dan supermarket. Pertanian organik merupakan sistem pertanaman yang menggunakan teknologi tradisioanal yaitu memanfaatkan daur ulang secara hayati dengan bantuan mikroorganisme tanah. Pertanian organik memanfaatkan limbah peternakan, limbah pertanaman, dan limbahlimbah organik lainnya untuk dijadikan sebagai pupuk. Pemberian pupuk organik yang berasal dari kotoran hewan ternak secara berlebihan dan tidak terkontrol dapat menyebabkan tingginya residu pupuk dalam tanah, selain itu juga meningkatkan kandungan logam essensial yang terdapat dalam tanah seperti logam Cu dan Zn. Seiring dengan meningkatnya kandungan logam berat yang terdapat dalam tanah, maka bioavailabilitas logam berat yang terdapat dalam tanah tersebut juga akan meningkat. Meningkatnya bioavailabilitas logam berat dalam tanah dapat menyebabkan makhluk hidup disekitarnya terutama tanaman akan tercemar logam berat tersebut (Widaningrum, et al, 2007). Dalam tanah logam berat memiliki berbagai bentuk, yaitu logam yang bersifat labil sehingga,udah lepas ke lingkungan dan diserap oleh organisme serta logam yang berikatan dengan karbonat. Logamyang mudah lepas ke lingkungan disebut juga logam yang bersifat bioavailabel (logam berat yang langsung tersedia untuk hayati). Logam berat dalam tanah juga dapat berikatan dengan Fe/Mn oksida dalam bentuk tereduksi (reducible), logam yang berikatan dengan bahan organik dan sulfida di lingkungan perairan menghasilkan bentuk yang mudah teroksidasi (oxidisable), logam yang berikatan kuat dengan struktur kristal pada tanah merupakan bentuk residual atau resistant. Spesies merupakan keterikatan senyawa logam dengan komponen geokimia tanah, sedangkan spesiasi merupakan proses identifikasi serta kuantifikasi berbagai spesies, fase, dan bentuk yang berada di suatu media (Yu et al, 2010). Berdasarkan penelitian dari Parmiko, 2014 menyatakan bahwa pada lahan pertanian di Daerah Bedugul terdapat kandungan logam berat Cu dan Zn dalam tanah sawah pada lapisan 0-20 cm berada dalam pencemaran sedang yaitu berkisar antara 39-49 mg/kg untuk logam Cu dan 123-137 mg/kg untuk logam Zn. Pencemaran tanah pertanian organik perlu diteliti lebih lanjut supaya dapat diketahui tanaman yang terdapat dalam tanah tersebut sudah tercemar logam berat atau belum. Begitu juga, logam berat yang terdapat dalam tanah tersebut dapat tersedia untuk tanaman (bioavailabel) atau tetap terikat kuat dalam komponen tanah sebagai spesies non bioavailabel. Oleh karena itu, diperlukan penelitian terhadap tanah yang sudah dikatagorikan sebagai tanah pertanian organik yang dimanfaatkan untuk menanam tanaman umur pendek seperti sayursayuran, seperti tanah pertanian organik yang ada di daerah Bedugul. MATERI DAN METODE Bahan Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah sampel tanah dari lahan pertanian organik di daerah Bedugul, HNO 3 (p.a), ZnSO 4.7H 2 O, CuSO 4.5H 2 O, HCl (p.a), CH 3 COOH (p.a), NH 2 OH.HCl, H 2 O 2, CH 3 COONH 4, dan aquades. Peralatan Alat-alat yang digunakan padapenelitian ini adalah labu ukur, pipet volume, pipet tetes, gelas ukur, gelas beaker, Erlenmeyer, botol semprot, shaker, kertas saring, oven, kaca arloji, ayakan 63 µm, sendok plastic, kantong plastik, penangas air, pemanas air ( hotplate), neraca analitik, ultrasonic bath, dan Atomic Absorption Spektrofotometer (AAS). Cara Kerja Pengambilan sampel Sampel tanah diambil secara acak pada 3 petak lahan pertanian organik di daerah Bedugul yaitu lahan yang berusia 5 dan 4 tahun. Sampel tanah diambil kira-kira sebanyak 500 g pada permukaan dengan kedalaman 0-20 cm dengan menggunakan sendok plastik. Sampel tanah kemudian dimasukkan ke dalam kantong plastik 184

ISSN 1907-9850 dan segera dibawa ke laboratorium untuk analisis lebih lanjut. Preparasi sampel Sampel tanah yang telah terkumpul, dikeringkan terlebih dahulu dalam oven pada suhu tidak lebih dari 60 0 C untuk mendapatkan berat konstan. sampel tanah selanjutnya diayak dengan ayakan 63 µm, selanjutnya disimpan dalam botol kering untuk analisis lebih lanjut. Penentuan konsentrasi logam Cu dan Zn total dalam sampel tanah Ditimbang sebanyak 1 gram sampel tanah, kemudian dimasukkan ke dalam gelas beaker dan ditambahkan 10 ml reverse aquaregia yaitu campuran HNO 3 : HCL (3:1). Kemudian campuran didigesti menggunakan ultrasonic bath pada suhu 60 o C selama 45 menit, dilanjutkan dengan pemanasan menggunakanhotplate pada suhu 140 o C selama 45 menit. Filtrat hasil penyaringan diencerkan kemudian diukur dengan Spektroskopi Serapan Atom (AAS) (Siaka,etal., 2006) Ekstraksi bertahap Ekstraksi Tahap I (Fraksi EFLE) Sampel tanah sebanyak 1 gram dimasukkan ke dalam tabung ekstraksi kemudian ditambahkan 40 ml CH 3 COOH 0,1 M. Campuran kemudian digojog selama 2 jam, dilanjutkan dengansentrifugasi dengan kecepatan 4000 rpm selama 10 menit. Fraksi cair diencerkan dengan aquades kemudian diukur dengan menggunakan AAS. Residu yang dihasilkan digunakan untuk ekstraksi tahap berikutnya. Ekstraksi Tahap II (Fraksi Mn/FeOksida) Residu fraksi I selanjutnya ditambah 40 ml NH 2 OH.HCl 0,1M dan untuk mengatur tingkat keasaman pada ph 2 ditambahkan HNO 3. Campuran kemudian digojog selama 2 jam, dilanjtkan dengan sentrifugasi dengan kecepatan 4000 rpm selama 10 menit. Fraksi cair diencerkan dengan aquades kemudian diukur dengan menggunakan AAS. Residu yang dihasilkan digunakan untuk ekstraksi tahap berikutnya. Ekstraksi Tahap III (Fraksi Organik dan Sulfida) Residu fraksi II ditambah 10 ml H 2 O 2 8,8 M, kemudian didiamkan selama 1 jam pada suhu ruang dan sesekali dikocok. Selanjutnya campuran dipanaskan dalam penangas air selama 1 jam pada suhu 85 o C. Kemudian ditambah 10 ml larutan H 2 O 2 dan dipanaskan kembali dalam penangas air selama 1 jam pada suhu 85 o C. Campuran kemudian didinginkan dan ditambah 20 ml CH 3 COONH 4 1 M. Campuran ditambahkan HNO 3 untuk mengatur tingkat keasaman pada ph 2. Kemudian digojog selama 2 jam dan disentrifugasi dengan kecepatan 4000 rpm selama 10 menit. Fraksi cair diencerkan dengan aquades kemudian diukur dengan menggunakan AAS. Residu yang dihasilkan digunakan untuk ekstraksi tahap berikutnya. Ekstraksi tahap IV (Fraksi Resistant) Residu fraksi III dicuci dengan 10 ml aquades dan ditambahkan 10 ml reverse aquaregia. Campuran sampel kemudian didigesti dengan ultrasonic bath pada suhu 60 o C selama 45 menit dan dipanaskan pada hotplate pada suhu 140 o C selama 45 menit. Selanjutnya campuran disentrifugasi dengan kecepatan 4000 rpm selama 10 menit. Fraksi cair diencerkan kemudian diukur dengan menggunakan AAS. HASIL DAN PEMBAHASAN Konsentrasi Logam Cu dan Zn Total dalam Sampel Tanah Pertanian Organik Penelitian tentang konsentrasi logam Cu dan Zn total pada tanah pertanian organik dengan tahun aplikasi 5 dan 4 tahun disajikan pada Gambar 1 dan 2. Pada gambar tersebut menunjukkan bahwa kandungan logam Cu dan Zn cukup bervariasi yaitu berkisar antara 41,8808-49,1060 mg/kg dan 62,9273-73,3729 mg/kg pada lahan berusia 5 tahun (TPO 5)dan 22,8544-41,6616 mg/kg dan 58,0970-73,9987 mg/kg pada lahan berusia 4 tahun (TPO 4). Berdasarkan hasil yang diperoleh, kandungan logam Cu dan Zn pada semua sampel tanah pertanian organik masih dikategorikan pada tingkat pencemaran sedang yaitu 25-27 mg/kg untuk logam Cu dan untuk logam Zn 50-250 mg/kg (Rosmarkam dan Yuwono, 2002). Tingginya kandungan logam Cu pada tanah pertanian organik berusia 5 tahun tersebut mungkin disebabkan karena pada satu tahun pertama pada lahan tersebut diaplikasikan kombinasi antara pupuk anorganik dan organik dengan proporsi lebih tinggi pupuk anorganiknya. Meningkatnya kandungan logam Cu dan Zn dalam tanah mungkin disebabkan karena pemberian 185

JURNAL KIMIA 9 (2), JULI 2015: 183-188 pupuk dan pertisida organik yang berlebihan dan tidak terkontrol, sehingga meningkatkan residu Cu dan Zn dalam tanah. Gambar 1. Konsentrasi Logam Cu Total kecuali pada lahan pertanian berusia 5 tahun pada petak 1 didominasi oleh fraksi organik. Persentase bioavailabilitas logam Cu (fraksi EFLE) pada lahan berusia 5 dan 4 tahun berkisar anatara 6-17% dan 3-14%. Logam Cu yang yang terikat pada fraksi EFLE menunjukkan bahwa logam dalam tanah tersebut mudah terionisasi dan akan mudah lepas dalam bentuk ion atau logam, dan mudah dipertukarkan, sehingga akan lebih mudah diserap oleh hayati dan dapat menyebabkan kerusakan pada tanaman. Fraksi Fe/Mn oksida atau hidroksida berkisar antara 9-18% pada lahan berusia 5 tahun dan 6-15% pada lahan berusia 4 tahun. Logam yang terikat pada fraksi ini akan mudah lepas ketika direduksi oleh asam pada keadaan tertentu. Fraksi organik berkisar antara 16-37% dan 19-24%. Logam pada fraksi ini banyak berikatan dengan materi organik atau sulfida yang terdapat dalam tanah, logam ini akan dilepaskan ke permukaan tanah dengan kondisi teroksidasi. Fraksi residu berkisar antara 27-53% dan 41-69%. Fraksi residu atau non bioavailabel merupakan fraksi yang terikat kuat pada komponen tanah (mineral silikat). Gambar 2. Konsentrasi Logam Zn Total Penentuan Spesiasi dan Bioavailabilitas Logam Cu dan Zn Dalam Tanah Metode ekstraksi bertahap digunakan dalam penentuan spesiasi dan bioavailabilitas logam Cu dan Zn dalam tanah pertanian organik. Dalam metode ini logam akan dipisahkan berdasarkan fraksinya yaitu fraksi I atau EFLE (bioavailabel), fraksi II atau Fe/Mn oksida atau hidroksida (tereduksi asam), fraksi III atau organik (fraksi yang dapat tereduksi), dan fraksi IV atau residu (resistant). Persentase logam Cu dalam tanah pertanian organik yang berusia 5 dan 4 tahun dapat dilihat pada Gambar 3 dan 4. Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa pada lahan yang berusia 5 dan 4 tahun didominasi oleh fraksi residu (silikat), Gambar 3. Persentase Logam Cu yang Terekstraksi pada Tanah yang Berusia 5 Tahun Persentase logam Zn dalam tanah pertanian organik berusia 5 dan 4 tahun ditunjukkan pada Gambar 5 dan 6. Pada gambar tersebut dapat dilihat bahwa lahan tersebut didominasi oleh fraksi residu. Fraksi residu pada lahan berusia 5 dan 4 tahun berkisar antara 46-58% dan 40-53%, kemudian fraksi Fe/Mn oksida atau hidroksida sebesar 18-22% dan 20-25%, selanjutnya fraksi organik berkisar antara 15-22% 186

ISSN 1907-9850 untuk lahan yang berusia 5 tahun dan 11-24% untuk lahan yang berusia 4 tahun, dan fraksi bioavailabel (EFLE) berkisar antara 6-9% dan 7-10%. Gambar 4. Konsentrasi Logam Zn Total Gambar 5. Persentase Logam Zn yang Terekstraksi pada Tanah Berusia 5 Tahun SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Sampel tanah pertanian organik di daerah Bedugul dengan tahun aplikasi 5 dan 4 tahun memiliki konsentrasi logam Cu total berkisar antara 41,8808-49,1060 mg/kg dan 22,8544-41,6616 mg/kg, sedangkan untuk logam Zn berkisar antara 62,9273-73,3729 mg/kg pada tanah usia 5 tahun dan 58,0970-73,9987 mg/kg pada tanah berusia 4 tahun. Spesiasi logam Cu dalam tanah pertanian organik berusia 5 dan 4 tahun adalah sebagai berikut fraksi bioavabel (EFLE) berkisar antara 6-17% dan 3-14%, fraksi Fe/Mn oksida dan organik (berpotensi bioavailabel) berkisar antara 9-37% dan 6-24%, dan fraksi resistant sebesar 27-53% dan 41-69%. Spesiasi logam Zn dalam tanah pertanian organik berusia 5 dan 4 tahun adalah sebagai fraksi biovailabel (EFLE) berkisar antara 6-9% dan 7-10%, fraksi Fe/Mn oksida dan organik (berpotensi biovailabel) berkisar antara 15-22% dan 11-25%, fraksi resistant sebesar 46-58% dan 40-53%. Saran Perlu dilakukan penelitian mengenai pengaruh bioavailabilitas logam berat Pb dan Cd pada tanah pertanian organik di Daerah Bedugul ke makhluk hidup sekitarnya seperti tanaman, selain itu juga perlu dilakukannya penelitian lebih lanjut mengenai perbandingan kandungan logam Cu dan Zn dalam tanah pertanian organik dan tanah pertanian anorganik di Daerah Bedugul. UCAPAN TERIMA KASIH Terimakasih penulis ucapkan kepada Bapak I Ketut Runca pemilik lahan pertanian organik di Daerah Bedugul yang telah bersedia memberikan tanahnya untuk dijadikan sampel dalam penelitian ini, Bapak dan Ibulaboran di Laboratorium Bahan Pangan Fakultas Teknologi Pertanian, dan Laboratoriu Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahan AlamUniversitas Udayana yang telah membantu penelitian sehingga tulisan ini dapat terselesaikan. Gambar 6. Persentase Logam Zn yang Terekstraksi pada Tanah Berusia 4 Tahun 187

JURNAL KIMIA 9 (2), JULI 2015: 183-188 DAFTAR PUSTAKA Davidson, Christine, M., Duncan, A.L., Littlejohn, M., Urea, A.L., and Garden, L.M., A Critical Evaluation of the Three-Stage BCR Sequential Extraction Procedure to Assess the Potential Mobility and Toxicity of Heavy Metals in Industrially- Contaminated Land, Elsevier Science B.V : 45-55 Meda Parmiko, I P., Siaka, I M., dan Suarya, P., 2014, Kandungan Logam Cu dan Zn Dalam Tanah dan Pupuk Serta Bioavailabilitasnya dalam Tanah Pertanian di Daerah Bedugul, Journal of Chemistry, 8 (1) : 91-98 Rosmarkam, A. dan Yuwono, N. W., 2002, Ilmu Kesuburan Tanah, Kanisius, Yogyakarta Siaka, M., Owens, C. M., and Birch, G. F., 2006, Evaluation of Some Digestion Methods for the Determination of Heavy Metals in Sediment Samples by Flame-AAS, http://193.146.160.29/gtb/sod/usu/$ubug /repositorio/10321028siaka.pdf, diakses pada 20 November 2013 Widaningrum, Miskiyah, dan Suismo, 2007, Bahaya Kontaminasi Logam Berat Dalam Sayuran dan alternatif Pencegahan Cemarannya, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pasca Panen Pertama, Buletin Teknologi Pertanian Pertama Yu, X., Yana, Y., and Wang, W., 2011, The Distribution and Speciation of Trace Metal in Surface Sediment from the Pearl River Estuary and the Daya Bay, Southern China, Marine Pollution Bulletin, 60 : 1364-1371 188