ANALISIS PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN FISIK DAN NON FISIK TERHADAP STRESS KERJA PADA PT. INDO BALI DI KECAMATAN NEGARA, KABUPATEN JIMBARAN, BALI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. promkes, pembantu umum yang berjumlah 40 Orang. menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu dalam menjawab permasalahan

BAB 3 METODE PENELITIAN. dengan menyajikan data, menganalisis dan menginterpretasikannya. Dalam. pengaruh kepemimpinan dan motivasi kerja terhadap

. BAB III METODE PENELITIAN. negeri favorit yang berada di kota Samarinda. Semua Guru yang mengajar di SMA Negeri 3 Samarinda.

PENGARUH BUDAYA PERUSAHAAN DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PT BANK JABAR BANTEN CABANG SERANG

PENGARUH KESELAMATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA CV. SRIWIJAYA UTAMA DI BANDAR LAMPUNG. Oleh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengaruh atau hubungan kedua variabel tersebut. berakhir bulan Mei 2015, dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

BAB III METODE PENELITIAN. dengan alamat di Jl. Merdeka Selatan No. 5 Kota Malang.

BAB I PENDAHULUAN. manusia merupakan salah satu bidang fungsional strategi dalam organisasi.

ANALISIS DISIPLIN KERJA DAN SEMANGAT KERJA KARYAWAN DI BAGIAN PRODUKSI PADA PT. SEI BELAYAN RIMBA JAYA TIMBER INDUSTRIES DI GRESIK

BAB I PENDAHULUAN. tertentu dengan jalan menggunakan sumber-sumber yang telah tersedia

BAB II LANDASAN TEORI

HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA DENGAN MOTIVASI KERJA PEGAWAI BAGIAN SEKRETARIAT DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. organisasi, karena sumber daya manusia merencanakan, melaksanakan, dan. dalam bidang bisnis farmasi adalah Kimia Farma.

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

BAB III METODE PENELITIAN. A. Kerangka Pemikiran B. Definisi Operasional C. Hipotesis D. Metode Penelitian...

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan tahun dan dunia bisnis sekarang dituntut menciptakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Raya Kembangan No.2 Jakarta Barat Blok B Lt.13.

Volume I No.02, Februari 2016 ISSN :

PENGARUH KESELAMATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA CV. SRIWIJAYA UTAMA BANDAR LAMPUNG

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dan verifikatif. Penelitian

BAB V ANALISA DAN HASIL

BAB I PENDAHULUAN. di pengaruhi oleh kualitas sumber daya manusia dalam menjalankan fungsi-fungsi

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya tekanan-tekanan yang harus dihadapi individu dalam lingkungan

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Seluruh Karyawan pada PT. Aditama Graha Lestari. hubungan yang bersifat sebab akibat dimana variabel independen

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA TERHADAP STRES KERJA PERAWAT Studi Pada Rumah Sakit Muhammadiyah Jombang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki berbagai sasaran yang akan diraih guna mencapai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pengelompokan Responden Berdasarkan Usia. Salam Sari dapat dilihat pada tabel 3.1 adalah sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH SEMANGAT KERJA, LINGKUNGAN KERJA DAN LOCUS OF CONTROL TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI PT. ASTRA INTERNATIONAL DAIHATSU CABANG TEGAL

BAB I PENDAHULUAN. utama yang tidak dapat digantikan oleh unsur apapun.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah asosiatif, menurut Sugiyono (2012:11),

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan bagian dari. manajemen keorganisasian yang memfokuskan diri pada unsur sumber

ANALISIS PENGARUH MOTIVASI DAN PENEMPATAN KARYAWAN TERHADAP SEMANGAT KERJA KARYAWAN PADA CV. ORGANIK AGRO SISTEM (OASIS) DI BANDAR LAMPUNG.

BAB III METODE PENELITIAN. selanjutnya berkembang menjadi gagasan, teori dan konseptualisme. Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono,2013:2). Melalui penelitian,

PENGARUH STRESSOR LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN MELALUI JOB STRESS. ( Studi Pada PT. Sindopex Perotama Sidoarjo ) Ari Suharto

PENGARUH DISIPLIN KERJA, PENGAWASAN DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI PT.MMW DI SIDOARJO

BAB 1 PENDAHULUAN. dan memenuhi fungsi sosialnya. Tujuan tersebut dipengaruhi oleh motivasi dan

ANALISIS PENGARUH PENEMPATAN KARYAWAN TERHADAP KEPUASAN KERJA PADA CV. MITRA DENSO BANDAR LAMPUNG. Oleh Fahrizi Dosen Tetap Fakultas Ekonomi USBRJ

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH MOTIVASI, DISIPLIN KERJA, DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. PERTAMINA RU VI BALONGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan. Tanpa adanya pekerjaan yang akan dikerjakan maka tidak akan terjadi hubungan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Bekasi International Industrial Estate Blok C8 No.12-12A Desa Cibatu

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sangat cepat. Dengan adanya teknologi-teknologi yang canggih dapat

BAB I PENDAHULUAN. manajemen perusahaan yang memfokuskan diri pada unsur sumber daya. manusia. Tugas MSDM adalah mengelola unsur manusia secara baik

PENGARUH ROTASI JABATAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI DINAS PENDAPATAN KABUPATEN KUTAI TIMUR. Mohamad Jain

PENGARUH MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL (BKKBN) : Ellyana Utami NPM :

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Pabrik Gula Kebon Agung Malang, yang

PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT TEHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT DANLIRIS DI GROGOL SUKOHARJO

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kausal komporatif

ANALISIS PENGARUH STRESS KERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA PEGAWAI PT. ADIRA FINANCE SOLO NASKAH PUBLIKASI

BAB III METODE PENELITIAN. perumusan masalah yang teridentifikasi, pengumpulan dasar teori yang

BAB III METODE PENELITIAN

MOTIVASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PT. SIGMA UTAMA PALEMBANG. Reva Maria Valianti *) Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah mengenai rendahnya

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan aset yang paling penting bagi organisasi

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan adalah tipe penelitian penjelasan (explanatory

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN. suatu model penelitian yang mengharuskan akan adanya perhitungan

PENGARUH EFEKTIVITAS PENDIDIKAN DAN PELATIHAN FUNGSIONAL TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR KEMENTRIAN AGAMA KOTA KEDIRI

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH KOMPENSASI KARYAWAN DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Survei pada Karyawan UD. Dinikoe Keramik Malang)

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian ini merupakan penelitian eksplanatori yang bersifat eksplanatory

BAB I PENDAHULUAN. baik swasta maupun publik untuk meningkatkan kualitas produk atau jasa yang

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan pada dasarnya merupakan organisasi (badan usaha) yang. membutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang terampil dan kompeten.

BAB I PENDAHULUAN. Industri farmasi di Indonesia merupakan usaha yang memiliki potensi yang

BAB III METODE PENELITIAN. ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2016 Juni karakteristik masalah berupa hubungan sebab-akibat antara dua variabel

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Program Pelayanan Kesejahteran Karyawan. step. Artinya: Program adalah sebuah rencana yang mencakup serangkaian

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

PENGARUH PELATIHAN DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI PT. SWABINA GATRA GRESIK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer. Data

36 Kompensasi. Variabel kompensasi ini terdiri dari Gaji, Reward dan Insentif. 1. Gaji Menurut Hasibuan (2007) gaji adalah balas jasa yang dibayar sec

kelancaran operasional perusahaan. Untuk menganalisis dan mengetahui pengaruh tersebut digunakan angket yang berisi pertanyaan dengan jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN. terpenting di dalam suatu perusahaan. Tanpa peran manusia meskipun berbagai

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Sumber data dalam penelitian ini adalah: 1. Data Primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari

BAB II LANDASAN TEORITIS. karena lingkungan kerja dapat mempengaruhi keadaan pegawai secara langsung.

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukannya penelitian adalah di Kota Semarang.

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian berada di Perusahaan Konveksi Mella Desa Jungsemi

BAB III METODE PENELITIAN

C. Definisi dan Operasionalisasi Variabel BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN Metode dan Jenis Penelitian Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

PENGARUH PENDIDIKAN, PENGALAMAN KERJA DAN PRESTASI KERJA TERHADAP PENGEMBANGAN KARIR PEGAWAI DI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KUTAI TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. adalah sebagai wadah kegiatan dari orang-orang yang bekerja sama dalam usahanya

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN ALAM WISATA RESTO. Ahmad Mustakim

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. kata to move (bahasa Inggris) yang berarti mendorong dan menggerakkan. Wexley

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia global semakin kompleks, sehingga pemanfaatan

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA (Studi pada Karyawan Perum Perhutani Ngawi)

BAB III METODE PENELITIAN. jenis penelitian yang dilakukan ini untuk mendapatkan informasi yang lengkap dan mendalam

Transkripsi:

ANALISIS PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN FISIK DAN NON FISIK TERHADAP STRESS KERJA PADA PT. INDO BALI DI KECAMATAN NEGARA, KABUPATEN JIMBARAN, BALI Oleh Tri Susilo Teknik Industri FTI-UPN Veteran Jatim Abstraksi Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh lingkungan fisik dan non fisik secara simultan dan parsial terhadap stress kerja karyawan serta mengetahui di antara kedua variabel tersebut yaitu lingkungan fisik dan lingkungan non fisik yang memiliki pengaruh dominan terhadap stress kerja karyawan non produksi pada PT. Indo Bali di Bali. Data yang dianalisis dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh melalui penyebaran kuesioner. Sebelum dianalisis data uji validitas dan reliabilitasnya. Analisis dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linier berganda, korelasi dan determinasi, dilanjutkan pada uji asumsi klasik, uji F dan uji t. Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan, teridentifikasi bahwa lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja non fisik berpengaruh negatif dan signifikan terhadap stress kerja karyawan. Besarnya kontribusi atau pengaruh lingkungan fisik dan lingkungan non fisik secara simultan terhadap stress kerja karyawan non produksi PT. Indo Bali di Bali termasuk dalam kategori tinggi yaitu sebesar 65,7%, sedangkan sisanya sebesar 34,3% dipengaruh faktor-faktor lain. Lingkungan kerja fisik secara parsial berpengaruh negatif signifikan terhadap stress kerja pada karyawan non produksi PT. Indo Bali. Sumbangan efektif dari variabel lingkungan kerja fisik pada PT. Indo Bali terhadap tingkat stress karyawan adalah sebesar 13,84%. Secara parsial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap stres kerja. Sumbangan efektif dari variabel lingkungan kerja non fisik pada PT. Indo Bali terhadap tingkat stress karyawan adalah sebesar 10,30%. Kata Kunci : Lingkungan Kerja dan Stress Kerja PENDAHULUAN Kekayaan utama yang paling berharga bagi setiap bangsa adalah sumber daya manusia. Nuansa pembangunan di masa mendatang terletak pada pembangunan sumber daya manusia, dimana filosofi pembangunan bangsa sudah lama menempatkan manusia sebagai subyek pembangunan dan bukan obyek pembangunan. Berpangkal pada peran sumber daya manusia yang sangat penting bagi perkembangan perusahaan. Menjaga dan meningkatkan peran aktif karyawan dalam pengoperasian perusahaan sebagai team pelaksana, semuanya memang kembali pada keseriusan pihak manager dalam mengatisipasi maupun mencari solusi pemecahan atas berbagai permasalahan yang menimpa karyawan. Keberhasilan atau ketidak berhasilan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan tersebut memang semuanya kembali pada keseriusan dan kemauan karyawan dengan dipandu oleh manager yang bersangkutan untuk memunculkan berbagai kondisi yang mampu menetralisir keadaan yang tidak mendukung operasi perusahaan. Kejadian-kejadian yang dimaksud antara lain : (a) Turunnya/rendahmya produktivitas (b) Tingkatnya absensi yang naik/tinggi (c) Labour turnover (tingkat perputaran yang tinggi)

(d) Penurunan kualitas produk (e) Kegelisahan karyawan (f) Tuntutan karyawan sering terjadi, dan (g) Pemogokan Ada berbagai penyebab yang memungkinkan karyawan menjadi stress sebagaimana dinyatakan oleh Nitisemito (1996) antara lain lingkungan kerja yang tidak sesuai dengan keinginan karyawan, adapun lingkungan kerja tersebut antara lain : lingkungan sesama tenaga kerja; merupakan susana yang tercipta karena interaksi dengan sesama perkerja, lingkungan kerja dengan atasan; merupakan suasana kerja yang tercipta karena interaksi antara karyawan dengan atasan, serta lingkungan mesin dan peralatan; lingkungan mesin dan peralatan yang dihadapi oleh karyawan yang memungkinkan karyawan tidak berkonsentrasi pada perkerjaan. Yang dimungkinkan sebgai sumbu terjadinya stress kerja antara lain adalah: (a). Lingkungan perkerjaan yang tidak nyaman, ketidaknyamanan tersebut dikarenakan berbagai hal antara lain : pencahayaan tersa kurang sehingga ruang terasa lembab dan lainnya. (b). Suara gaduh yang diakibatkan oleh deru suara mesin yang seharusnya sudah waktunya dilakukan perbaikan. (c). Pelengkapan operasi perusahaan yang kurang memadai seperti halnya pelengkapan untuk pengelasan. Lingkungan non fisik dalam hal ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor antara lain : (a). Hubungan yang tidak serasi antara karyawan yang bersangkutan dengan teman sejawat (sesama perkerja) maupun karyawan dengan atasan. (b). Keterjaminan kerja yang dirasakan kurang memadai bagi karyawan. (c). Perasaan khawatir atau takut yang dimungkinkan muncul terkait dengan kurang amannya penggunaan berbagai fasilitas operasi perusahaan. (d). Jenjang karir yang berkurang begitu jelas terkait dengan kelangsungan karyawan berkerja pada perusahaan yang bersangkutan. Lingkungan pekerjaan yang kurang nyaman dari berbagai sisi, baik sisi fisik maupun non fisik tersebut mempunyai akibat yang berantai antara lain : (a). Semangat berkerja karyawan semakin menurun. (b). Gairah kerja karyawan menurun. (c). Tingkat produktifitas karyawan juga semakin menurun. Menurut Budianto (1997), lingkungan mempunyai pengaruh yang tinggi terhadap perilaku seseorang. Sebagai gambaran yang menunjukkan bahwa lingkungan yang baik akan membawa dampak yang baik terhadap individu. Kondisi lingkungan yang baik akan membawa dampak yang baik terhadap individu, demikian juga bila kondisi lingkungan buruk maka akan buruk pula dampaknya terhadap individu. Maka individu yang berkerja di tempat yang lingkungannya keras akan berpengaruh kuat terhadap kesehatan fisik dan mental individu. Manajemen sumber daya manusia sebenarnya merupakan suatu pengakuan terhadap pentingnya unsur manusia sebagai mampu memberikan kontribusi yang maksimal bagi perusahaan dan pengembangan dirinya. Secara sederhana pengertian manajemen sumber daya manusia adalah pengelolaan sumber daya manusia. Banyak pengertian manajemen sumber daya manusia yang dikemukakan oleh para ahli, seperti halnya menurut Handoko (1995:4), Manajemen sumber daya manusia adalah penarikan, seleksi, pengembangan, pemeliharaan dan penggunaan sumber daya manusia untuk pencapaian tujuan-tujuan individu maupun organisasi. Tujuan utama dari manajemen sumber daya manusia adalah untuk mengelola sumber daya manusia (karyawan) dalam rangka meningkatkan kinerja perusahaan. Menurut Martono

(2003:13), tujuan manajemen sumber daya manusia dapat dijabarkan menjadi 4 (empat) tujuan, yaitu : a. Tujuan masyarakat Untuk bertanggung jawab secara sosial dengan tidak memberikan pengaruh negatif bagi masyarakat internal dan masyarakat umum. b. Tujuan perusahaan Untuk tercapainya efektivitas maksimal dari suatu perusahaan, dengan menggerakkan, memotivasi, mengarahkan dan mengefektifkan sumber daya manusia di dalamnya. c. Tujuan fungsi Untuk menjaga keseimbangan tujuan dari tiap-tiap unit perusahaan dengan tujuan perusahaan secara keseluruhan. d. Tujuan personel Untuk membantu sumber daya manusia (karyawan) dalam mencapai tujuan-tujuan pribadinya seiring dengan tujuan perusahaan. Fungsi manajemen sumber daya manusia menurut Flippo (1993:6) adalah sebagai berikut : 1. Perencanaan bagi manajer personalia. 2. Pengorganisasian. 3. Pengarahan. 4. Pengendalian. 5. Pengadaan tenaga kerja. 6. Pengembangan. 7. Kompensasi. 8. Integrasi. 9. Pemeliharaan. 10. Pemutusan hubungan kerja. Pengertian lingkungan kerja sebagaimana dikemukakan oleh Nitisemito (1996:109) adalah segala sesuatu yang berada di sekitar pekerja yang dapat mempengaruhi individu dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan. Lebih lanjut Nitisemito (1996), berpendapat bahwa yang keberadaannya dalam lingkungan kerja adalah : (a). Perwarnaan. (b). Kebersihaan. (c). Pertukaran udara. (d). Penerangan. (e). Musik. (f). Keamanan. (g). Kebisingan. Bangunan tempat melakukan aktivitas bagi karyawan dalam hal ini juga merupakan variabel yang mempunyai pengaruh terhadap kinerja karyawan. Bangunan tempat usaha dapat dikategorikan sebagai lingkungan kerja karyawan secara fisik dengan mengingat bahwa setiap hari kerja karyawan yang bersangkutan memang berada dalam lingkup bangunan tempat bekerja. Sedangkan lingkungan non fisik bardasar pada pendapat As ad (1997) merupakan suasana lingkungan kerja yang tercipta dari hubungan antara karyawan dengan lingkungan fisik pekerjaan yang dihadapi karyawan Lingkungan yang sehat merupakan lingkungan yang harus memenuhi beberapa unsur lingkungan sehat sebagaimana dikemukakan oleh Budiharjo (1998) antara lain : (a). Kebersihan. (b). Kerapian (c). Kesehatan (d). Keamanan Kebersihan merupakan salah satu unsur lingkungan yang sehat dengan alasan bahwa lingkungan yang bersih merupakan suatu lingkungan yang terbebas dari berbagai hal yang dapat menyebabkan terjangkitnya suatu penyakit. Kerapian merupakan salah satu unsur lingkungan yang sehat dengan alasan bahwa kerapian menyangkut kondisi yang dapat diindera dengan indera penglihatan, sedang indera penglihatan memang terkait erat dengan kerja otak sehingga secara otomatis juga mempunyai pengaruh yang berarti terhadap kejadian stress kerja karyawan. Demikian halnya dengan kesehatan, untuk mampu memberikan unsur-unsur kesehatan dalam suatu lingkungan yang dimaksud harus memperhatikan beberapa unsur yang mampu mencerminkan kesehatan itu sendiri. Keamanan juga

mempunyai kaitan yang erat dengan lingkungan yang sehat dengan pemahaman bahwa lingkungan yang aman akan mampu menciptakan suatu kondisi yang tenang. Terjadinya stress kerja, merupakan salah satu hal yang banyak dikhawatirkan oleh perusahaan. Jika karyawan sering absen, sering terlambat maupun sering melanggar berbagai ketentuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan ada kemungkinan bahwa karyawan yang bersangkutan mengalami gangguan pikiran baik ringan maupun berat. Beberapa hal yang merupakan indikasi seseorang mengalami stress kerja dikemukakan oleh Nitisemito (1996), diantaranya : (a). Tidak disiplin. (b). Tidak bersemangat. (c). Raut muka (murung, gelisah, sedih, tidak mempunyai gairah hidup. (d). Produktifitas menurun. (e). Sering melamun. (f). Berperilaku aneh / diluar kebisaan. Beberapa gejala stress yang sekaligus dapat dikatakan sebagai tandatanda stress dikemukakan oleh Hardjana (1994) antara lain : (a). Gejala fiskal. (b). Gejala emosional. (c). Gelaja intelektual. (d). Gejala interpersonal. Menurut Nitisemito (1996), banyak hal yang menyebabkan stress kerja pada seorang karyawan, adapun berbagai hal seperti yang dimaksud antara lain : (a). Kejenuhan (kebosanan). (b). Ketidaksesuai antara keinginan atau harapan karyawan dengan realitas yang diterimanya. (c). Adanya perasaan terpaksa/terkekang dalam kerja. (d). Kekurangharmonisan hubungan dalam lingkup perkerjaan. Pendapat Nitisemito (1996), bahwa kejenuhan atau kebosanan dapat disebebkan oleh beberapa hal antara lain : (a). Tata letak mesin dan peralatan produksi yang tidak mengalami inovasi pengaturan. (b). Kurangnya rotasi atas pekerjaanyang ditangani. (c). Kurang inovasi dalam interior ruangan produksi. Kekurangharmonisan hubungan karyawan baik hubungan secara horizontal yaitu hubungan karyawan dengan sesama karyawan maupun hubungan vertikal yaitu karyawan dengan atasan sangat mendukung terjadinya stress kerja pada karyawan. Banyak hal yang dapat dianggap sebagai akibat dari stress kerja, Menurut Nitisemito (1996) ada beberapa hal yang merupakan dampak seseorang mengalami stress kerja antara lain : (a). Turunnya/rendahnya produktivitas. (b). Tingkat absensi yang naik/tinggi. (c). Labaur turnover (tingkat perpindahan buruh yang tinggi). (d). Tingkat kerusakan yang naik/tinggi. (e). Kegelisaan dimana-mana. (f). Pemogokan. Lingkungan yang sesuai dengan keinginan karyawan mempunyai pengaruh yang positif terhadap stress kerja dapat ditekan, sedangkan lingkungan kerja yang tidak sesuai dengan keinginan karyawan stress kerja. METODE PENELITIAN Berdasarkan pokok permasalahan yang telah dirumuskan dan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, maka variabel yang akan dianalisis dikelompokkan sebagai berikut : a. Variabel bebas : 1. Lingkungan fisik (X 1 ) 2. Lingkungan non fisik (X 2 ) b. Variabel terikat : stress kerja (Y) Dalam penelitian ini dipergunakan skor rata-rata yang tentu berupa angka pecahan, maka menurut Durianto, dkk (2001:34), untuk menentukan interval kelas rata-rata tersebut dipergunakan rumus :

Nilai maksimun - Nilai minimun Jumlah kelas 5 1 0,80 5 sehingga diperoleh kriteria dari variabel sebagamana tercantum pada tabel berikut ini. Interval Rata-rata skor Lingkungan Fisik (X 1 ) 1,00 X < 1,80 Sangat tidak setuju 1,80 X < 2,60 Tidak setuju 2,60 X < 3,40 Biasa-biasa 3,40 X < 4,20 Setuju Sangat setuju 4,20 X < 5,00 Sumber : Durianto, dkk (2001:43) Digunakan untuk menjelaskan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terkait dengan membuat persamaan garis regresi linier berganda. Menurut Arcana (1996:113), rumus untuk persamaan regresi linier berganda yang memiliki dua variabel bebas adalah : Y = bo + b 1 X 1 + b 2 X 2 Keterangan : Y = stress kerja X 1 = lingkungan fisik = lingkungan kerja X 2 HASIL DAN PEMBAHASAN Analisa data lingkungan fisik,lingkungan non fisik,stress kerja dianalisis sesuai dengan teknik analisis yang dipakai mencari nilai konstanta,koef.regresi,koef.korelasi dan determinasi baik simultan maupun partial. Analisa regresi linier berganda untuk mencari pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen,didahului mencari pola hubungannya. Tabel 1 Kriteria Setiap Variabel Kriteria Lingkungan Non Fisik (X 2 ) Sangat tidak setuju Tidak setuju Biasa-biasa Setuju Sangat setuju Stress Kerja (Y) Sangat tidak setuju Tidak setuju Biasa-biasa Setuju Sangat setuju Dengan memasukkan harga konstantanya b 0,b 1, b 2 dalam persamaan regresi berganda didapat persamaan regresi : Y = 5,820 0,424 X1 0,352 X2, dimana: Y = stress kerja X1=lingkungan fisik X2=lingkungan non fisik. Nilai konstanta 5,820 menunjukkan bila karyawan menilai lingkungan fisik dan non fisik sangat rendah(skor 1),maka stress kerjasangat tinggi, 5,820-0,424x 1-0,352 x 1 =5 Nilai koef.regresi variabel lingkungan fisik dan non fisik yang negatif (-) dalam persamaan tersebut menunjukkan bila lingkungan fisik dan non fisik,berpengaruh negatif terhadap stress kerja,berarti setiap peningkatan kepuasan karyawan pada lingkungan tadi akan menyebabkan penurunan stress kerja dan sebaliknya. Nilai koef.regresi variabel lingkungan fisik (b1) sebesar -0,424 menunjukkan bila kepuasan pada lingkungan meningkat 1 satuan diikuti penurunan stress 0,424 dianggap variabel nonfisik tetap ( ceteris paribus). Nilai koef.variabel lingkungan non fisik ( b2) sebesar -0,352

menunjukkan bila kepuasan pada lingkungan itu meningkat 1 satuan diikuti penurunan stress kerja sebesar 0,352 dimana variabel lingkungan fisik tetap. Karena nilai b1 dan b2 tidak samadengan nol ( 0 ), berarti faktor lingkungan (variabel bebas) berpengaruh sekali terhadap stress kerja non produksi (Variabel terikat ). Hubungan antara variabel bebas dan terikat secara simultant ( bersama) dapat dilacak dari nilai koef.korelasi berganda ( R ),sedang koef.determinasi berganda ( R kwadrat ) dipakai untuk melihat proporsi yang dijelaskan variabel bebas disekitar nilai rata rata variabel Y yang sesudah data diolah didapatkan hasil: R = 0,810, berarti hubungan antar variabel bebas(fisik dan non fisik) secara simultant dengan variabel terikat (stress kerja) adalah kuat/tinggi(high association) karena nilainya pada interval 0,76-1,00 Sedangkan R(kwadrat) sebesar 0,657 atau 65,7 % artinya stress kerja yang dijelaskan oleh varibel lingkungan fisik dan non fisik sebesar 65,7 % dan sisanya 34,3 % dijelaskan oleh faktor faktor lain. Analisa korelasi jenjang nihil menunjukkan hubungan variabel bebas dengan variabel terikat tanpa melibatkan variabel bebas yang lain.terikat),nilai korelasi sebesar - 0,786, menunjukkan hubungan tak ada antara lingkungan fisik dengan kinerja artinya semakin baik lingkungan fisik,stress kerja akan menurun.dan sebaliknya Nilai koef.korelasi partial menunjukkan hubungan variabel bebas dan terikat dengan asumsi variabel bebas yang lain konstan.nilai korelasi partial lingkungan fisik sebesar 0,372 menunjukkan hubungan variabel lingkungan fisik terhadap stress kerja adalah moderat rendah juga pada lingkungan non fisiknya ( moderately low association).. Ditinjau dari nilai determinasi partial,maka variabel lingkungan fisik mempunyai kontribusi dominan terhadap stress kerja yaitu besarnya =0,l384,berarti naik turunyya stress kerja yang mampu dijelaskan oleh variabel lingkungan fisik adalah l3,84 % dengan asumsi variabel lingkungan fisik konstant,sedangkan distribusi lingkungan non fisik sebesar 0,l030 ( 10,3 %). Untuk membuktikan diatas,dilakukan uji hypotesis simultan : Ho:b1,b2=0,lingkungan fisik (X1) dan non fisik(x2) secara simultan tidak berpengaruh terhadap stress kerja. Ha:b1,b2 tidak samadengan 0,maka X1 dan X2 berpengaruh signifikan terhadap stress kerja ( Y). Pada level significant= 5 %,df = k = 2, df2 = n-k-1= 40-2-1=37, F tabel =3,26,hasil olah data didapat F hitung = 35,413,dari hasil pengujian untuk Ho diterima jika F hit lebih kecil samadengan F tabel dan Ho ditolak jika F hitung > F tabel. Hasil pengujian didapatkan F hit (35,4130)>F tabel ( 3,26 ),makaho ditolak dan Ho diterima, berarti variabel bebas X1 dan X2 secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat Y ( stress kerja). KESIMPULAN Lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja non fisik secara simultan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap stress kerja karyawan. Besarnya kontribusi pengaruh lingkungan fisik dan non fisik terhadap stress kerja termasuk dalam kategori

tinggi yaitu sebesar 65,7 %, sedangkan sisanya 34,3 % dipengaruhi oleh faktor faktor lain, seperti hasil angket yaitu masalah pribadi maupun masalah keluarga.. Lingkungan kerja fisik secara parsial berpengaruh negatif signifikan terhadap stress kerja pada karyawan non produksipt.indobaliyaitul3,84%demikian juga lingkungan non fisik secara parsial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap stress kerja dengan kontribusi sebesar 10,30 %. DAFTAR PUSTAKA As ad, Moh., 1997, Psikologi Industri, Yogyakarta: Liberty Budihardjo, 1998, Peranan Lingkungan Kerja, Jakarta: Ghalia Indonesia. Flippo, Edwin B., 1993, Manajemen Personalia, Edisi Keenam, Terjemahan. Jakarta:Erlangga. Martoyo, S., 2000, Manajemen Sunber Daya Manusia, Edisi Keempat, Yogyakarta:BPFE. Nitisemito, Alex S., 1996, Manajemen Personalia (Manajemen Sumber Daya Manusia), Jakarta: Ghalia Indonesia.

Item-38 0,488 0,000 Valid Item-39 0,792 0,000 Valid Item-40 0,623 0,000 Valid Item-41 0,589 0,000 Valid Item-42 0,740 0,000 Valid Item-43 0,538 0,000 Valid Item-44 0,758 0,000 Valid Item-45 0,650 0,000 Valid Item-46 0,791 0,000 Valid Item-47 0,690 0,000 Valid

Item-48 0,707 0,000 Valid Item-49 0,750 0,000 Valid Item-50 0,579 0,000 Valid Item-51 0,593 0,000 valid Sumber : diolah.