BAB I. Pendahuluan. Teknologi di Indonesia kini semakin maju, serta kondisi perekonomiannya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I. Pendahuluan. Pada jaman yang semakin maju ini, globalisasi dan persaingan yang semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Pertemuan ke- 11 kepemimpinan. Pengertian Kepemimpinan Gaya gaya Kepemimpinan

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi era globalisasi saat ini, banyak tantangan yang harus dihadapi oleh

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perusahaan. Orang (manusia) merupakan elemen yang selalu

BAB II LANDASAN TEORI. dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa lalu atau yang

BAB I PENDAHULUAN. yang bersangkutan. Kondisi organisasi yang sedang dipimpin akan

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam segala aktivitas perusahaan karena manusia adalah faktor yang dapat Latar belakang penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang begitu pesat dalam dunia bisnis membuat

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan/organisasi menjadi lebih kompleks. Perusahaan/organisasi harus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu organisasi atau perusahaan, karena sumber daya manusia itu sendiri

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Balakang Penelitian Robbins (2001:39) Pemimpin Wahid (1997:3) Pemimpin

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang meningkat tajam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini globalisasi sedang terjadi di berbagai bidang, hal ini sudah pasti

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini, aktivitas perekonomian dan teknologi secara terus menerus

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BALAI KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Sutarto dalam buku Usman (2009:146) dalam buku Manajemen : Teori,

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan Tinggi X (PT X) memiliki visi yaitu menjadi. Salah satu cara untuk mewujudkan visi tersebut adalah menyelenggarakan

BAB I PENDAHULUAN. Disamping sumber daya alam dan sumber daya modal, sumber daya manusia juga memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia masih terus menerus melaksanakan program pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan sangat penting apabila berbicara tentang kualitas

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dengan seefektif mungkin. suatu tujuan perusahaan. Pengertian kepemimpinan adalah kemampuan yang

BAB I PENDAHULUAN. segala sumber daya yang ada. Manusia yang bekerja dalam sebuah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk mencari karyawan yang baik dan mampu untuk menerima

Kepemimpinan PRESENTED BY: M ANANG FIRMANSYAH

PROFESSIONAL IMAGE. Budaya Kerja Humas yang Efektif. Syerli Haryati, S.S. M.Ikom. Modul ke: Fakultas FIKOM. Program Studi Public Relations

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. organisasi. Menurut Hartati (dalam Afifah, 2011) Sumber daya manusia dalam

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan yang jelas untuk dijadikan sebagai landasan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia telekomunikasi saat ini berkembang semakin pesat,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Suatu perusahaan memiliki tujuan untuk mencapai keunggulan, baik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. dan paling dominan dalam sebuah organisasi. Manajemen sumber daya

PERTEMUAN 13 dan 14: KEPEMIMPINAN. DIKTAT KULIAH: TEORI ORGANISASI UMUM 1 Dosen: Ati Harmoni 1

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting berhasil tidaknya suatu organisasi dalam mencapai tujuan,

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari tingkat pusat hingga tingkat daerah. memberikan sumbangan yang optimal bagi perusahaan. Dan salah satu faktor

ABSTRAK. Salah satu hal yang paling mempengaruhi keberhasilan dan peningkatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara berkembang yang terus melakukan berbagai. upaya untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur.

: MOH. RIFQI KHAIRUL UMAM B

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi, isu yang paling banyak dikembangkan adalah isu

BAB I PENDAHULUAN. agar sumber daya manusia menjadi kunci utama dalam pengembangan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. muka bumi, manusia juga merupakan makhluk yang penuh dengan rencana,

BAB I PENDAHULUAN. semaksimal mungkin sehingga dapat menjaga kelangsungan hidup nya, untuk itu ada

BAB 1 PENDAHULUAN. yang ada. Salah satu unsur yang terpenting dalam organisasi adalah pengaruh dari

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENGARUH KEPEMIMPINAN, MOTIVASI, PELATIHAN DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PERUSAHAAN TEKSTIL PT. KOSOEMA NANDA PUTRA KLATEN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Efektivitas Kinerja. sesuatu yang tepat ( Stoner, 1996). Menurut Yukl (1994) efektivitas diartikan

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia yang tangguh diperlukan untuk menghadapi

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. hasil analisis yang telah dilakukan, simpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini

acuan dalam menentukan standar kerja tersebut seperti tingkat pendidikan, usia, pengalaman kerja atau bahkan status dari calon karyawan tersebut.

Kepemimpinan: Dampaknya Terhadap Organisasi Berkinerja Tinggi. Achmad Sobirin Universitas Islam Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya yang terpenting adalah sumber daya manusia. berjalan dengan baik adalah dipengaruhi oleh adanya hubungan yang

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kajian berbagai aspek, baik secara teoritis maupun empiris yang mendasari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH FUNGSI KEPEMIMPINAN DAN TINGKAT MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT PERKEBUNAN NUSANTARA XI (PERSERO)

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dinas pendidikan pemuda dan olahraga memiliki kebijakan mutu yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Di saat keadaan ekonomi tidak menentu khususnya di Indonesia

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. kepada keputusan-keputusan, peraturan-peraturan dan nilai-nilai tinggi dari

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Pengertian Organizational Citizenship Behavior (OCB) adalah perilaku individu yang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kondisi perekonomian saat ini, perusahaan harus dapat

MODUL KELIMA KEPEMIMPINAN. Di Susun Oleh: Erna Multahada, M.Si

BAB I PENDAHULUHAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

ANALISIS PENGARUH KEPEMIMPINAN KHARISMATIK TERHADAP MOTIVASI KERJA BAWAHAN DI PT TIGA SERANGKAI SOLO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Daftar Isi. ABSTRAK...i. KATA PENGANTAR...iii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR GAMBAR DAN TABEL...ix. 1.1 Latar Belakang Masalah... 1

Niken Kartikasari F

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen pada dasarnya dibutuhkan oleh semua perusahaan. atau organisasi, karena tanpa semua usaha ataupun kegiatan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya tidak dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. keberhasilan untuk mencapai tujuan organisasional sebagian besar ditentukan oleh

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN PADA PT TRADE SERVISTAMA INDONESIA-TANGERANG

BAB V. KESIMPULAN dan SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada era globalisasi saat ini, perusahaan-perusahaan di tuntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pada jaman yang semakin maju ini, globalisasi dan persaingan yang

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat, sumber daya manusia yang mampu dan berkualitas merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan pekerjaannya. Manusia sebagai tenaga kerja haruslah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rohyan Sosiadi, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya yang ada di setiap kegiatan organisasi. Organisasi atau perusahaan

2015 PENGARUH KOMPENSASI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (PUSDIKLAT) GEOLOGI BANDUNG

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel-variabel Penelitian. 2. Variabel bebas : Kepemimpinan transformasional

BAB I PENDAHULUAN. karyawan untuk mendapatkan kinerja terbaik. memikirkan bagaimana cara perusahaan beradaptasi dengan lingkungan yang

HP : Bisa diunduh di: teguhfp.wordpress.com

III. METODELOGI PENELITIAN. sumbernya. Dalam hal ini diperoleh dari responden yang menjawab pertanyaan

Bisma, Vol 1, No. 4, Agustus 2016 GAYA KEPEMIMPINAN PARTISIPATIF PADA HOTEL GARUDA DI PONTIANAK

Transkripsi:

BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Penelitian Teknologi di Indonesia kini semakin maju, serta kondisi perekonomiannya pun semakin membaik. Terbukti adanya data peningkatan perekonomian Indonesia tahun 2008 yang diperoleh dari taroenawan.multiply.com/reviews/item/16 26k yang menjelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia terus melaju dengan angka 6,3% / tahun dan kondisi bursa tenaga kerja terus mengalami peningkatan. Hal ini membuat perusahaan harus mampu bersaing dengan siapa saja dan dimana saja. Tanpa kemampuan bersaing, maka perusahaan tidak akan mampu bertahan lama. Perusahaan membutuhkan suatu pertahanan yang kokoh, berupa penggunaan strategi bersaing yang tepat serta unik dan hebat yang mampu dijalankan oleh orang-orang yang hebat pula yang dapat mempertahankan dan memajukan perusahannya. Strategi bersaing yang umum meliputi strategi biaya, strategi kualitas dan strategi kreatif. Kebanyakan perusahaan akan menghadapi masalah-masalah yang rumit, sehingga manajemen perusahaan harus mampu menggerakkan strategi bersaing tersebut dalam menghadapi kesulitan dalam menjalankan fungsi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan terhadap setiap kegiatan yang terjadi di dalam pencapaian tujuan perusahaan. 1

2 Untuk itu diperlukan penanganan manajemen yang baik didalam menjalankan kegiatan usahanya. Dibutuhkan banyak faktor sumber daya, diantaranya: 1. Man (manusia) 2. Money (uang) 3. Material (bahan baku) 4. Machine (mesin) 5. Method (metode) 6. Market (pasar) Diantara sumber daya tersebut, faktor yang memiliki peran mengendalikan perusahaan ke arah yang lebih maju adalah faktor manusia atau biasa disebut sumber daya manusia. Sumber daya manusia adalah termasuk intangible assets (kekayaan yang tidak terlhat) yang berfungsi sebagai penggerak faktor sumber daya yang lain, diantaranya adalah: uang, bahan baku, mesin, metode, dan pasar. Manusia dengan berbagai perilaku yang unik berfungsi sebagai sumber daya yang unik (sebagai subyek) untuk mengelola sumber daya lainnya (sebagai obyek), sehingga keberadaan manusia dalam suatu perusahaan mutlak diperlukan. Agar perusahaan yang didirikan, dapat beroperasi dengan lancar, dapat menangani permasalahan yang timbul di perusahaan, berkat kemampuan-kemampuan yang ada di dalam diri manusia. Mengingat pentingnya peranan sumber daya manusia, maka sumber daya manusia harus mendapat perhatian khusus agar perusahaan dapat mencapai

3 tujuannya. Adanya pendelegasian yang terstruktur di dalam perusahaan, kemampuan leadership di dalam mengarahkan karyawannya dengan baik serta kontribusi yang baik dari bawahan, akan membantu perusahaan dalam mencapai tujuan secara optimal. Seorang pemimpin harus mampu mengarahkan tujuan perusahaannya serta mampu mengerahkan tenaga kerjanya menjadi suatu tim yang hebat yang mampu membawa kehidupan perusahaan ke dalam kesuksesan. Seorang pemimpin perlu mengenal, memahami, serta mengetahui tentang kepemimpinan yang baik dan peranan kepemimpinan bagi bawahannya agar di dalam perusahaan terjalin suatu sinkronisasi kerja, baik dari atasan kepada bawahannya atau sebaliknya. Kemampuan untuk memimpin orang lain adalah sebuah kualitas fundamental yang dicari organisasi organisasi dalam memimpin karyawan dan perusahaan. Para pemimpin yang efektif mengandalkan daya tarik emosional serta kemampuannya mempengaruhi karyawan agar termotivasi di dalam menyampaikan pesan pesan perusahaan agar dapat dimengerti sepenuhnya oleh karyawan. Karyawan yang termotivasi adalah karyawan yang memiliki dorongan yang kuat hingga satu tingkat lebih tinggi dari dorongan yang sudah ada di dalam dirinya dimana perilaku yang dihasilkan mengarahkan kepada suatu komitmen yang kuat untuk mencapai tujuannya dengan hasil yang memuaskan. Pemimpin yang bersemangat, antusias dan efektif, lebih mungkin untuk memberi energi serta memotivasi para karyawan untuk bekerja lebih giat, efektif, berkompeten, serta optimis. Motivasi kerja karyawan sangat penting, karena karyawan juga ikut berperan di dalam menyukseskan hidup perusahaan.

4 Gaya kepemimpinan sangat mempengaruhi tingkat motivasi kerja karyawan. Semakin tepat gaya kepemimpinan yang diterapkan, maka akan terlihat adanya tingkat motivasi kerja yang semakin tinggi pada karyawan. Karyawan akan termotivasi di dalam bekerja, apabila seorang pemimpinnya memiliki gaya kepemimpinan yang tidak kaku. Maksudnya adalah seseorang yang dikatakan sebagai pemimpin harus pandai di dalam menerapkan gaya kepemimpinannya terhadap para karyawan pada tiap situasi yang berbeda beda, sehingga dengan adanya penempatan gaya kepemimpinan yang tepat disetiap kondisi yang berbeda, akan memudahkan pemimpin di dalam mempengaruhi cara pandang dan interpretasi karyawannya, serta yang terutama adalah dapat memudahkan pemimpin memotivasi karyawannya mengenai suatu realitas. Ada beberapa macam gaya kepemimpinan kontemporer menurut Stephen P. Robbins (2008, 83-95) yaitu kepemimpinan karismatik, transaksional dan transformasional. Salah satu dari ketiga gaya kepemimpinan diatas, kepemimpinan kharismatik banyak diterapkan oleh beberapa orang terkemuka di dunia sehingga gaya kepemimpinan kharismatik seakan akan menjadi trend bagi perusahaan perusahaan di dunia. John F. Kennedy, Marthin Luther King, Jr., Ronald Reagan, Bill Clinton, Mary Kay Ash (pendiri Mary Kay Cosmetics), Steve Jobs (salah seorang pendiri Apple Computer) dan mantan walikota New York yaitu Rudy Giuliani merupakan orang orang yang seringkali disebut sebagai Pemimpin Kharismatik. Gaya kepemimpinan kharismatik diyakini memiliki daya daya istimewa yang mampu

5 memotivasi karyawan baik untuk perusahaan kecil, menengah, bahkan perusahaan besar. Dengan penjelasan tentang kepemimpinan dan motivasi di atas, penulis mengadakan penelitian yang berjudul Pengaruh Gaya Kepemimpinan Karismatik Terhadap Motivasi Kerja Karyawan Pada CV. X di Bandung. 1.2 Identifikasi Masalah Penulis melakukan identifikasi masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana gaya kepemimpinan karismatik yang diterapkan pada karyawan di CV. X. 2. Bagaimana motivasi kerja karyawan di CV.X. 3. Sejauhmana pengaruh gaya kepemimpinan karismatik terhadap motivasi kerja karyawan di CV.X. 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dan tujuan penulis melakukan penelitian adalah : 1. Untuk mengetahui gaya kepemimpinan karismatik yang diterapkan pada karyawan di CV. X. 2. Untuk mengetahui motivasi kerja karyawan di CV. X. 3. Untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan karismatik terhadap motivasi kerja karyawan di CV.X.

6 1.4 Kegunaan Penelitian Penelitian ini dapat digunakan untuk : 1. Bagi penulis Untuk menambah pengetahuan tentang pengaruh gaya kepemimpinan karismatik dengan motivasi kerja karyawan, sekaligus sebagai bahan pembanding antara teori yang dipelajari di bangku kuliah dan praktek yang terjadi di lapangan. Selain itu, penelitian ini diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh gelar sarjana ekonomi. 2. Bagi perusahaan Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan positif dan sumbangan pemikiran yang cukup berarti, khususnya mengenai pengaruh gaya kepemimpinan karismatik terhadap motivasi kerja karyawan di CV.X. 3. Bagi pembaca Dengan dilakukannya penelitian ini, diharapkan para pembaca dapat lebih memahami apa itu kepemimpinan, gaya kepemimpinan yang ada serta bagaimana pengaruhnya, dan pentingnya bagi sebuah perusahaan, sehingga tulisan ini dapat berguna bagi siapapun yang membacanya.

7 1.5 Kerangka Penelitian dan Hipotesis Di dalam setiap perusahaan, seringkali ditemukan adanya karyawan yang mengalami penurunan kinerja. Banyak faktor yang dapat menyebabkan kinerja karyawan menurun, antara lain adalah suasana tempat kerja yang monoton, tidak adanya umpan balik positif yang diperoleh karyawan, rendahnya kemampuan pemimpin untuk menyampaikan maksud dan tujuan perusahaan, dan sebagainya. Di dalam mencapai tujuan perusahaan, peran karyawan sangat penting. Oleh karena itu, perlu dicari solusi agar karyawan dapat kembali memiliki semangat kerja yang tinggi. Sehingga diperlukan yang namanya motivasi dalam upaya untuk menumbuhkan kemauan bekerja dari karyawannya. Beberapa definisi motivasi yang dikemukakan oleh beberapa ahli: Menurut Edwin B. Filipo (2003,143) (mengemukakan): motivasi adalah suatu keahlian dalam mengarahkan pegawai dan organisasi agar mau bekerja secara berhasil, sehingga keinginan para pegawai dan tujuan organisasi sekaligus tercapai. Menurut Merle J. Moskowits (2003,144) (mengemukakan): Motivasi secara umum didefinisikan sebagai inisiasi dan pengarahan tingkah laku dan pelajaran motivasi sebenarnya merupakan pelajaran tingkah laku. Menurut Drs. H. Malayu S.P Hasibuan (2003,143): Motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka mau bekerjasama, bekerja efektif, dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan.

8 Untuk mendukung proses motivasi, selain harus dari dalam diri sendiri ( internal ), yang tidak kalah pentingnya adalah peran pemimpin sebagai pendukung luar ( eksternal ). Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mengerti kebutuhan karyawannya, termasuk kebutuhan karyawan akan motivasi dari pemimpinnya. Pemimpin di setiap perusahaan memiliki gaya kepemimpinan yang bermacam macam dan yang paling penting pemimpin harus mampu menerapkan gaya kepemimpinan yang tepat bagi para karyawannya agar karyawan mempunyai perilaku kerja yang lebih termotivasi. Ada beberapa gaya kepemimpinan yang dapat memberikan motivasi bagi karyawan menurut Stephen P. Robbins (2008, 83-95) yang merupakan pendekatan terbaru terhadap kepemimpinan, yaitu: 1. Kepemimpinan Karismatik yaitu para pengikut memandang sebagai sikap heroik atau kepemimpinan yang luar biasa saat mengamati perilaku tertentu. 2. Pemimpin Transaksional yaitu pemimpin yang memandu atau memotivasi pengikut mereka dalam arah tujuan yang ditegakkan dengan memperjelas peran dan tuntutan tugas. 3. Pemimpin Transformasional yaitu pemimpin yang memberikan pertimbangan dan rangsangan intelektual yang diindividualkan, dan yang memiliki kharisma. Diantara ketiga gaya kepemimpinan yang dikemukakan, kepemimpinan kharismatik ternyata mengandung kedua gaya kepemimpinan yang lain yaitu kepemimpinan transaksional dan kepemimpinan transformasional. Ketiga gaya kepemimpinan diatas, memiliki hubungan satu sama lain, serta cara-cara khusus

9 di dalam memotivasi para pengikutnya. Menurut Stephen P. Robbin (2008, 91) kepemimpinan transaksional dan transformasional hendaknya tidak dipandang sebagai pendekatan yang saling bertentangan. Kedua jenis kepemimpinan ini saling melengkapi, kepemimpinan transformasional lebih unggul daripada kepemimpinan transaksional dan menghasilkan tingkat upaya dan kinerja para pengikut yang melampaui apa yang bisa dicapai kalau hanya pendekatan transaksional saja yang diterapkan. Apabila seorang pemimpin memiliki sifat transaksional, maka pemimpin tersebut sudah memerankan kepemimpinannya menjadi pemimpin transaksional. Pemimpin transaksional memotivasi para pengikutnya dengan cara menjanjikan penghargaan untuk kinerja yang baik dan mengakui pencapaian yang diperoleh, dimana aspek ini juga merupakan aspek dari kepemimpinan transformasional. Sedangkan pemimpin transformasional memotivasi para pengikutnya dengan memberikan motivasi yang inspirasional yang artinya mengomunikasikan ekspektasi yang tinggi, menggunakan simbolsimbol untuk berfokus pada upaya, dan menyatakan tujuan-tujuan penting secara sederhana, serta adanya pemberian perhatian pribadi, memperlakukan masingmasing karyawan secara individual, serta melatih dan memberikan saran. Pemimpin yang paling baik memiliki sifat transaksional dan transformasional sekaligus. Kemudian diungkapkan menurut Stephen P. Robbin (2008, 94) bahwa kepemimpinan transformasional memiliki banyak kesamaan dengan kepemimpinan karismatik dimana peneliti yang memperkenalkan kepemimpinan kharismatik ke PO, Robert House, menganggap keduanya hampir sama, dengan perdebatan yang sangat kecil atau tak berarti. Studi menunjukkan bahwa dalam kenyataannya seorang pemimpin yang memiliki skor tinggi untuk kepemimpinan transformasional juga cenderung memiliki skor tinggi untuk karisma. Karena itu, dalam praktiknya, ukuran-ukuran kepemimpinan karismatik dan transformasional bisa dikatakan hampir sama. Sehingga dapat jelas dimengerti bahwa adanya hubungan yang selaras antara kepemimpinan transaksional, kepemimpinan transformasional dan kepemimpinan karismatik. Dimana jauh sebelum seseorang menjadi pemimpin karismatik yang baik, pemimpin tersebut telah menjalankan kepemimpinannya yang diawali sebagai pemimpin transaksional kemudian masuk

10 ketingkat yang lebih aktif dan efektif, menjadi pemimpin transformasional. Menurut Stephen P. Robbin (2008, 83-85) Kepemimpinan karismatik menunjukkan adanya empat karakteristik, yaitu memiliki visi, bersedia mengambil resiko pribadi untuk mencapai visi tersebut, sensitive terhadap kebutuhan bawahan dan memiliki perilaku yang luar biasa. Pemimpin karismatik menggunakan empat tahapan, dalam memotivasi para pengikutnya. Dimulai dari pernyataan visi sang pemimpin. Visi (vision)adalah strategi jangka panjang untuk mencapai tujuan atau serangkaian tujuan. Visi memberikan nuansa kontinuitas bagi para pengikutnya dengan cara menghubungkan keadaan saat ini dengan masa depan yang lebih baik bagi organisasi. Setelah visi dan misi ditetapkan, pemimpin kemudian mengomunikasikan ekspektasi kerja yang tinggi dan meyakini bahwa para bawahan dapat mencapainya. Hal ini meningkatkan rasa percaya diri pada bawahan. Selanjutnya sang pemimpin melalui kata kata dan tindakan, seperangkat nilai yang baru dan melalui perilakunya, memberikan teladan untuk ditiru para pengikutnya. Pada akhirnya, pemimpin karismatik melibatkan dirinya secara emosional dan seringkali berperilaku yang tidak biasa untuk memotivasi pengikutnya dengan menunjukkan keberanian dan pendiriannya atas visi yang telah ditetapkan. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis membuat suatu hipotesis sebagai dugaan sementara yang masih akan diuji kebenarannya, yaitu: Gaya kepemimpinan karismatik berpengaruh positif terhadap motivasi kerja karyawan di CV. X Bandung 1.6. Metode Penelitian 1.6.1 Pengumpulan Data a. Penulis melakukan pengumpulan data melalui : 1. Library Research (Penelitian Kepustakaan)

11 Mempelajari teori teori dari berbagai buku referensi yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Baik dalam mengumpulkan data maupun menganalis 2. Kuesioner Menggunakan daftar pertanyaan yang digunakan untuk memperoleh jawaban yang terperinci mengenai hal-hal yang berhubungan dengan gaya kepemimpinan dan motivasi. 3. Interview (wawancara) Pengambilan data langsung dengan memberikan pertanyaan kepada pemimpin perusahaan. 4. Field Research (PenelitianLapangan) Penelitian yang dilakukan di lapangan (lokasi) dimana peristiwa peristiwa yang menjadi objek penelitian. 1.6.2 Pengolahan Data Penulis melakukan pengolahan data menggunakan metode dan rumus korelasi Spearman, sebagai berikut: - Jika terdapat angka kembar Jika tidak terdapat angka kembar Rs =

12 Untuk menguji regresi, maka kita menggunakan koefisien determinasi, dengan rumus sebagai berikut : Koefisien determinasi = Dimana : x = variabel gaya kepemimpinan Y = variabel motivasi kerja karyawan 1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di CV. X yang berlokasi di jalan Babakan Tarogong 208 Bandung, Jawa Barat.